Dendam

Tiba tiba ponsel androidnya berdering. Ternyata dari ibunya, Riana langsung mengangkatnya. "Halo waalaikumsalam Bu, ada apa?" Tanya Riana

"Riana kamu punya uang nggak neng?" Tanya ibunya dari seberang

"Berapa bu?" Tanya Riana.

"Satu juta." Balas ibunya.

"Gimana ya, enggak ada bu." Ucap Riana.

"Kamu enggak bisa minjam ke temanmu gitu?" Tanya ibunya.

Riana melihat ke Angkasa, lelaki itu terlihat bingung dilihat oleh Riana. Ia tidak mungkin meminjam pada Angkasa. Ia merasa tidak enak, apalagi dia anak baru disana.

"Enggak ada Bu, mungkin dua hari lagi bisa tapi hanya ada lima ratus ribu. Itu juga upah uang transport." Ucap Riana. Tiba tiba teleponnya mati. Riana mendesah kasar, ini pasti tentang debt collector itu, ia merasa lelah. Kenapa masalahnya tidak kunjung usai.

"Kamu perlu uang?" Tanya Angkasa.

"Eh, enggak kok. Aku mungkin bisa kerja part time untuk mencari uang segitu."

Angkasa terdiam. Kerja part time? Bukankah kerja seharian sebagai cleaning service sudah cukup membuat kaki dan tanganmu mau copot? Kenapa dia bisa bisanya mau bilang kerja part time.

Apakah dia memerlukan banyak uang? Ah perduli amat dengan gadis ini. Kenapa ia harus repot repot memikirkan masalah ekonomi gadis ini.

Mitha mendekati mereka berdua.

"Ehem ehem, roman romannya ada yang lagi pedekate nih." Sindir Mitha. "Apaan sih Mitha. Orang Awan lagi makan." Ucap Riana.

"Orang orang.. orang orangan sawah." Ucap Mitha, Riana menatap datar dirinya.

Mitha langsung duduk disebelah kiri Angkasa. "Kayaknya tuh orang enggak masuk lagi deh." Ucap Mitha.

"Si Angkasa pura?" Tanya Riana. Angkasa langsung terbatuk dan cepat cepat meminum airnya.

"Ada ya direktur yang kerjanya males malesan kayak dia." Ucap Mitha tajam. Angkasa langsung mendehem. Ia merasa sangat kesal namun ditahan.

"Semenjak dia diangkat jadi direktur utama ngegantiin bapaknya kita sebagai karyawan suka ngerasa enggak dihargain sama dia. Main pecat orang seenaknya, suka nyari tumbal kalo lagi marah, ngasi peraturan yang ngeselin dan berat sebelah." Ucap Mitha.

"Peraturan apa yang ngeselin dan berat sebelah?" Tanya Angkasa tiba tiba. Mitha terkejut melihat Angkasa yang tiba tiba berselera ikut acara ghibahnya.

"Ya kayak buat yang terlambat masuk gajinya dipotong, buat yang enggak absen dianggap enggak masuk, buat yang enggak menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu enggak dapet jatah makan siang di kantin. Hari Sabtu tetap masuk. Yang enggak masuk lebih dari tiga hari dalam sebulan bakal dipecat. Pokoknya semenjak ada dia semua jadi ribet." Ucap Mitha.

Angkasa membara, seolah ada api disekitar tubuhnya saat itu.

"Bukannya itu hal yang wajar?" Tanya Angkasa coba membela.

"Eh?" Mitha bingung.

"Kalau tidak ada peraturan seperti itu bukankah orang jadi makin semena mena dalam melakukan pekerjaan?" Tanya Angkasa. Riana dan Mitha merasa ada yang aneh dengan anak ini.

"Y-ya.. iya sih." Ucap Mitha terdiam.

"Saya meskipun hanya seorang cleaning service rendahan, mendukung penuh apa yang direktur lakukan." Ucap Angkasa. Mitha menatapnya datar.

"Yah terserahlah, gue tetap aja enggak suka sama dia dan bukan hanya gue aja yang enggak suka sama dia, tapi banyak karyawan disini juga enggak suka sama dia." Ucap Mitha. Riana mencoba menenangkan Mitha agar tidak muncul keributan.

Angkasa dan Mitha saling bertatapan tajam. Riana bisa melihat tatapan seekor kucing garong dan seekor ular didalam diri mereka berdua.

###

Hari ini ada meeting di perusahaan. Angkasa hadir kembali sebagai dirinya yang asli disana, memimpin jalannya meeting. Rasanya sudah lama sekali ia tidak memakai jas kantoran dan bersikap semena mena terhadap karyawannya. Ia jadi rindu masa masa itu.

Ia kembali dengan tak lupa memakai topeng di wajahnya, berjalan kesana kemari memeriksa dengan tegas apakah ada sesuatu yang tidak beres ditemani oleh Shin. Selesai rapat lalu ia sedikit berbincang dengan asisten pribadinya itu. "Apakah menurutmu aku terlalu mengekang orang lain?" Tanya Angkasa.

"Eh? Maksud tuan?" Tanya Shin

"Ada banyak orang yang tidak suka dengan gayaku memimpin perusahaan. Apa kau tidak menyadarinya?" Tanya Angkasa.

"T-tuan mungkin terlalu berlebihan." Ucap Shin.

"Aku mendengarnya sendiri dari mulut seseorang, aku tidak mengada ngada tentang hal ini." Ucap Angkasa.

"Mungkin karena tuan tidak terlalu dekat dengan mereka, jadi mereka berpikiran seperti itu. Saya yakin jika tuan lebih bersikap terbuka dengan orang lain akan berbeda hasilnya." Ucap Shin

"Benarkah? Aku hanya tidak nyaman saja berkumpul dengan orang lain. Apalagi membicarakan hal tidak penting yang membuang waktu kerjaku." Ucap Angkasa.

"Mungkin tuan harus menyisipkan sesuatu yang lucu ketika mengobrol dengan mereka. Saya yakin tuan akan selangkah lebih maju dengan mereka." Balas Shin.

"Baiklah, akan kucoba nanti. Oh iya Shin." Ia mendadak teringat dengan Mitha, gadis yang membuat dirinya semakin lama menyamar jadi cleaning service.

"Iya tuan?"

"Pastikan kamu memotong gaji cleaning service bernama Mitha. Berikan pekerjaan berat juga pada gadis bernama Mitha dan Riana." Titah Angkasa. Shin terheran, ia membungkuk "Baik tuan."

Beberapa jam kemudian Mitha nampak tersontak mendengar gajinya akan dipotong oleh supervisor. "Tapi kenapa Bu? Emang saya ngelakuin hal apa kok bisa gaji saya dipotong?!" Tanya Mitha, Bu Vika juga terlihat sedih.

"Ibu juga enggak tahu, katanya itu perintah dari atasan langsung." Ucap Vika.

Riana coba menyabarkan Mitha dengan menepuk pundaknya.

"Ancur sudah kesempatan gue buat nabung beli iPhone 11. Huwaa Rian! Bahkan jatah makan gue mungkin hanya tahu tempe sama garem!" Tangis Mitha. Riana ikut bersedih.

"Oh iya, kalian disuruh membersihkan gudang tuh sama atasan." Ucap Vika. "Tunggu, bukannya itu pekerjaan pria bu?" Tanya Riana heran.

"Iya bu, membersihkan gudang kan tugas pria. Masa kita sih!" Keluh Mitha.

"Iya enggak tahu, ini juga perintah dari atasan."

"Huaa sedih banget sih gue Ri, udah gaji dipotong terus disuruh bersihin gudang pula." Pekik Mitha, Riana masih terus menyabarkan.

Di gudang, baru membuka pintu sudah berasa pengap sampai ke ubun ubun.

Riana dan Mitha sampai batuk batuk ketika memasuki gudang yang luas dan dipenuhi barang barang berceceran di lantai itu. Tugas mereka adalah membersihkan dan menata rapih barang barang berat yang berceceran itu ke tempatnya. Ini termasuk tugas pria karena banyak barang berat yang mesti dipindahkan kesana kemari.

Di tengah situasi seperti ini Mitha malah sempat sempatnya menyetel musik, dangdut lagi. Dia memang pecinta dangdut, bahkan ia tidak pernah absen menonton acara kontes menyanyi di televisi yang banyak season itu. Mimpinya sih ingin menjadi penyanyi dangdut, tapi sayang suaranya hancur jadi ya enggak kesampaian.

"Lagi galau begini emang enaknya dengerin dangdut Ri.. pikiran rungsing ilang dalam sekejap." Ucap Mitha. Riana geleng geleng melihatnya bergoyang sembari mengelap barang itu.

"Oh iya, tadi dia masuk ya?" Tanya Mitha.

"Angkasa? Iya, tumben ya." Ucap Riana.

"Coba lu liat gayanya pas lagi meeting tadi, ngomelin orang mulu kerjaannya." Ucap Mitha.

"Wajar sih mit, dia kan direktur di perusahaan ini." Ucap Riana.

"Gue bener bener enggak suka sama dia. Belagu banget jadi orang." Ucap Mitha.

"Kok aku jadi inget Awan ya. Mereka mirip ya? Suaranya..." Ucap Riana.

"Elo juga berpikiran kayak gitu? Gue kira gue doang yang mikir mereka mirip. Oh iya dia kemana ya, kok dari tadi enggak nongol nongol" Tanya Mitha. Riana mengedikkan pundak. "Enggak tahu. Enggak masuk kali ya?" Tanya Riana.

"Kenapa ya dia? Kesambet setan toilet kah?" Tanya Mitha, Riana menggeleng.

Tiba tiba Angkasa yang sudah bermasker dan berseragam cleaning service lewat. "Awan!" Teriak Mitha memanggilnya. Angkasa merasa sial, ia sangat menghindari pertemuan dengan mereka. Namun mirisnya ia malah berjalan mendekat ke arah mereka. "Iya?" Tanya Angkasa.

"Bisa tolong taruhin balok ini ke atas enggak? Kalo gue yang angkat bisa turun bero lagi hehe" Ucap Mitha. Angkasa merasa malas namun tetap ia lakukan. "Oh iya. Sini"

Angkasa langsung menaruh sekitar sepuluh balok kayu dan jejeran ke atas rak.

Ketika Angkasa sudah selesai menaruh ke atas rak, saat berbalik akan pergi balok kayu itu bergeser dan bersiap jatuh menimpa kepala Angkasa.

Riana yang melihat itu langsung mendorong Angkasa hingga Riana yang terkena lima balok kayu itu dan menimpa punggungnya.. Angkasa dan Mitha terkejut, Riana pingsan di tempat. "Rian!" Pekik Angkasa.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NAH, TU CS LO YG NOLONGIN LO, KLO NGGK, LO YG KTIMPA BALOK

2023-07-30

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TEGA SEKALI LO ANGKASA, LO GK KASIAN DGN GAJI MRK YG HNY UMR, MSH LO POTONG JUGA

2023-07-30

1

Nurul Chotimah

Nurul Chotimah

up thor

2021-02-27

3

lihat semua
Episodes
1 Angkasa
2 Awan
3 Bersamamu
4 Seperti Awan
5 Dendam
6 Part time
7 Kebaikan Angkasa
8 Pelaku sebenarnya
9 Diagnosa penyakit cinta
10 Salah paham
11 Gadis pengagum hujan
12 Pengakuan Awan
13 Tunangan Angkasa
14 Kehilangan
15 Pura pura calon istri
16 Bohong
17 Jadi lebih dekat
18 Kesempatan
19 Bahagianya Angkasa
20 Hari pertama
21 Sang induk
22 Kesedihan Riana
23 Dikejar deadline
24 Menunggumu, Awan
25 Masa lalu Angkasa
26 Masa lalu Angkasa 2
27 Pilihan
28 Makan siang
29 Keraguan
30 Badmood
31 Baikan
32 Lembur
33 Mendadak horror
34 Cantik itu relatif
35 Angkasa atau Awan?
36 Sepatu
37 Malam yang panas
38 Karena kau tampan
39 Malaikat
40 Bayangan di cermin
41 PENGUMUMAN
42 Ulang tahun perusahaan
43 Gadis itu...
44 Milikmu
45 Kamu mau bunga?
46 Sekertaris Angkasa
47 Pacar
48 Menyebalkan
49 Memelukmu
50 Kamu yang seperti Awan
51 Malam tahun baru
52 Malam tahun baru 2
53 Hujan di pagi hari
54 Mirip
55 Saya direktur
56 Kenapa liatin saya?
57 Saya tidak merasa ditinggalkan
58 Gadis licik
59 Perdebatan di siang hari
60 Penuduhan
61 Seorang anak petani
62 Boneka
63 Penyesalan
64 Maafkan saya
65 Puisi untukmu
66 Hal yang tak diketahui
67 Rencana
68 Jalan jalan sore
69 Kamu cantik
70 Ke rumah Angkasa
71 Saya rindu dengannya
72 Jangan sama dia tapi sama saya
73 Visual
74 Kamu berbeda
75 Calon suami
76 Teror
77 Keajaiban yang tak dimengerti
78 Jebakan
79 Rasa takut yang kembali muncul
80 Pertama kali
81 Menjenguk Riana
82 Calon mertua
83 Anak yang malang
84 Malam pertunangan
85 Berdansa denganmu
86 Kamu siapa?
87 Pencuri dompet
88 Prasangka
89 Kalian cocok
90 Seperti keluarga
91 Mimpi?
92 Kamu siap?
93 Menjadi sekertarismu lagi
94 Kesalahpahaman
95 Perjalanan
96 Kenapa cemberut?
97 Kita belum sah
98 Biarkan mereka tahu
99 Ibu
100 Kebenaran
101 Sampai
102 Saya anak seorang...
103 Senam jantung
104 Malam berbintang bersamamu
105 Sepanjang hidup
106 Berangkat pagi
107 PENGUMUMAN
108 Sering sering aja begini
109 Kamu beruntung
110 Tidak sabaran menikahi kamu
111 Restu
112 Kita aneh
113 Jangan kesana
114 Jika, suatu hari nanti
115 Kamu lupa, kamu calon istri saya.
116 Pangeran
117 Pernikahan terindah (End season 1)
118 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Angkasa
2
Awan
3
Bersamamu
4
Seperti Awan
5
Dendam
6
Part time
7
Kebaikan Angkasa
8
Pelaku sebenarnya
9
Diagnosa penyakit cinta
10
Salah paham
11
Gadis pengagum hujan
12
Pengakuan Awan
13
Tunangan Angkasa
14
Kehilangan
15
Pura pura calon istri
16
Bohong
17
Jadi lebih dekat
18
Kesempatan
19
Bahagianya Angkasa
20
Hari pertama
21
Sang induk
22
Kesedihan Riana
23
Dikejar deadline
24
Menunggumu, Awan
25
Masa lalu Angkasa
26
Masa lalu Angkasa 2
27
Pilihan
28
Makan siang
29
Keraguan
30
Badmood
31
Baikan
32
Lembur
33
Mendadak horror
34
Cantik itu relatif
35
Angkasa atau Awan?
36
Sepatu
37
Malam yang panas
38
Karena kau tampan
39
Malaikat
40
Bayangan di cermin
41
PENGUMUMAN
42
Ulang tahun perusahaan
43
Gadis itu...
44
Milikmu
45
Kamu mau bunga?
46
Sekertaris Angkasa
47
Pacar
48
Menyebalkan
49
Memelukmu
50
Kamu yang seperti Awan
51
Malam tahun baru
52
Malam tahun baru 2
53
Hujan di pagi hari
54
Mirip
55
Saya direktur
56
Kenapa liatin saya?
57
Saya tidak merasa ditinggalkan
58
Gadis licik
59
Perdebatan di siang hari
60
Penuduhan
61
Seorang anak petani
62
Boneka
63
Penyesalan
64
Maafkan saya
65
Puisi untukmu
66
Hal yang tak diketahui
67
Rencana
68
Jalan jalan sore
69
Kamu cantik
70
Ke rumah Angkasa
71
Saya rindu dengannya
72
Jangan sama dia tapi sama saya
73
Visual
74
Kamu berbeda
75
Calon suami
76
Teror
77
Keajaiban yang tak dimengerti
78
Jebakan
79
Rasa takut yang kembali muncul
80
Pertama kali
81
Menjenguk Riana
82
Calon mertua
83
Anak yang malang
84
Malam pertunangan
85
Berdansa denganmu
86
Kamu siapa?
87
Pencuri dompet
88
Prasangka
89
Kalian cocok
90
Seperti keluarga
91
Mimpi?
92
Kamu siap?
93
Menjadi sekertarismu lagi
94
Kesalahpahaman
95
Perjalanan
96
Kenapa cemberut?
97
Kita belum sah
98
Biarkan mereka tahu
99
Ibu
100
Kebenaran
101
Sampai
102
Saya anak seorang...
103
Senam jantung
104
Malam berbintang bersamamu
105
Sepanjang hidup
106
Berangkat pagi
107
PENGUMUMAN
108
Sering sering aja begini
109
Kamu beruntung
110
Tidak sabaran menikahi kamu
111
Restu
112
Kita aneh
113
Jangan kesana
114
Jika, suatu hari nanti
115
Kamu lupa, kamu calon istri saya.
116
Pangeran
117
Pernikahan terindah (End season 1)
118
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!