Seperti Awan

Esok paginya semua karyawan cleaning service sudah berbaris didepan Vika. "Hari ini saya akan membagikan tugas. Untuk Awan, Riana, Mitha, Alvi seluruh ruangan lantai 1 termasuk toilet. Diana, Friska, Angga, Hani lantai dua--" Ucap Vika terus menyebut satu persatu nama dan kelompoknya.

Alvi selaku senior dari kelompok 1 mengumpulkan teman satu kelompoknya. "Yang di toilet anak laki laki ya." Ucap Alvi, Angkasa melihat sekeliling, anak lelaki hanya dirinya saja disana. Ia merasa sangat sial.

"Anak perempuan ikut gue." Ucap Alvi, semua perempuan di kelompoknya mengikuti Alvi. Riana terus melihat ke arah Angkasa yang hendak ke toilet.

Sepanjang membersihkan bersama rekannya, Riana merasa khawatir dengan Angkasa, lelaki itu pasti sangat kelelahan membersihkan toilet yang katanya paling bau diantara seluruh lantai.

Apalagi dia masih baru. Ia pun izin kepada Alvi untuk ke toilet membantu Angkasa. Mitha merasa aneh dengan ini, apakah mungkin temannya itu ada perasaan dengan Angkasa?

Riana masuk kedalam toilet, ia terkejut saat melihat Angkasa tergeletak pingsan setengah terduduk. "Awan! Awan! Bangun Awan! Kamu kenapa?!" Tanya Riana panik. Tidak ada pilihan, ia langsung melepas kaos kakinya dan mendekatkan kaos kaki itu ke hidung yang tertutup masker.

"Awan bangun!" Angkasa sempat tersadar namun ketika mencium bau kaos kaki itu ia langsung pingsan lagi. "Awan! Kok pingsan lagi sih! Bangun Awan!" Ucap Riana. Seseorang tiba tiba masuk ke dalam toilet, ternyata itu adalah Mitha. "Loh Awan kenapa?!" Tanya Mitha cemas.

Riana menjelaskan "Aku enggak tahu dia kenapa. Kayaknya dia mabok karena bau toilet ini deh." Ujar Riana. "Kalo kebauan harusnya disadarinnya sama yang bau juga." Ujar Mitha. "Aku udah pake kaos kaki." Ujar Riana. "Cara ini udah belum, nih." Mitha membuka masker Angkasa lalu ia usap usap tangannya ke ketiaknya. Ia dekati tangan dengan aroma ketek semerbak itu ke hidung Angkasa.

Angkasa langsung batuk batuk dan muntah. Ia tersadar cepat. "Kalian." Ujar Angkasa.

"Kamu enggak apa apa kan? Ah, syukurlah." Ujar Riana.

"Tuh kan manjur." Ucap Mitha.

Mereka pun akhirnya membersihkan toilet itu bersama sama. Riana mengajari Angkasa bagaimana menyedot WC menggunakan alat penyedot WC. Ia juga mengajari cara membersihkan WC, ia terlihat mabok saat itu. Riana juga mengajarinya menyikat keramiknya dengan WPC, mengisi ulang tisu, mengganti pengharum ruangan yang sudah habis dan lain sebagainya.

Mitha mencolek sabun ke pipi Angkasa dan Riana. Baru akan dibalas oleh mereka Mitha sudah menyemprot mereka dengan selang. Mereka berdua jadi kebasahan, Mitha tertawa puas. Mereka asyik bercanda colek sabun dan semprotan sampai tawa mereka terdengar hingga keluar.

Riana menghindari Mitha dan berlindung dibalik Angkasa. Namun jadinya ia malah terpeleset, Angkasa memegang pinggangnya. Mereka berdua jadi saling bertukar pandang dan berdebar. Mitha mendehem dan menyadarkan mereka dari lamunan yang lama.

"Maaf.." Ucap Riana.

Mitha segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. "Kalian tahu enggak kenapa membersihkan toilet adalah hal paling enak?" Tanya Mitha. Riana menjawab. "Bukannya sebaliknya ya?" Tanya Riana. Mitha langsung menutup pintu utama toilet.

Ia buka aplikasi pemutar musik dan putar lagu lagi syantik, Siti Badriah. "Tarik bang." Pekik Mitha langsung bergoyang menepuk pantatnya seiring lagu itu terputar dengan merdu.

Mitha ikut bernyanyi bersamaan lagu itu dan berjoget ria mengajak Angkasa yang kelihatan polos dan tidak ikut ikutan. Riana memberinya saweran saat Mitha asyik bergoyang bak Dewi persik.

Mitha coba menggoda Angkasa, mengajaknya bergoyang bahkan sempat mengerlingkan mata ke arahnya. Angkasa mendadak panas dingin.

"Enggak usah kaku gitu Wan, nikmati aja semuanya." Ucap Mitha yang melihat Angkasa terus berkutat dengan alat pel.

Tiba tiba alat pel yang dipegangnya direbut oleh Mitha dan dipakai untuk bernyanyi. Riana memahami betul suara Mitha yang cempreng seperti kaleng rombeng. Ia langsung menyumpal headset ke telinga Angkasa. Itu dilakukan karena Angkasa bahkan sampai sesak nafas mendengar suara Mitha bernyanyi.

"Dia kadang memang suka enggak waras." Ucap Riana.

"Kalian berdua sama saja." Batin Angkasa.

Tiba tiba ada yang membuka pintu utama toilet. Ternyata dia adalah seorang karyawan perempuan. Mitha yang sedang bernyanyi sambil memegang alat pel, dilihat oleh karyawan itu dan langsung malu.

Angkasa menahan tawa termasuk Riana. Mitha langsung menghentikan nyanyiannya dan kembali mengepel seolah tak ada apa apa. "Konsernya udahan bu." Sindir Riana pada Mitha seraya ikut mengepel.

Sekitar jam dua belas siang acara membersihkan toiletnya selesai. Angkasa bergegas pergi menuju kantin, namun ia terkejut saat mendengar seorang karyawan pria mengobrol.

"Selama mereka enggak tahu, pengeluaran sektor kebersihan aman pak." Ucap pria itu dan langsung masuk ke dalam toilet. Pria yang diajak bicara dengannya juga masuk ke toilet yang berbeda. Angkasa menerka apakah mungkin ini tentang pengeluaran kebersihan yang membengkak itu?

Ia pun menunggu hingga kedua pria itu keluar. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus segera mencari tahu siapa mereka sebenarnya dan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Tiba tiba Mitha muncul. "Udah kerjanya hey. Waktunya istirahat ini" Tegur Mitha, Angkasa hanya terdiam. Ia masih menunggu kedua orang itu keluar.

"Ayo kita ke kantin." Ucap Mitha langsung mengait lengan Angkasa. Lelaki itu menolak.

"Ayo buruan. Lo rajin amat sih jam segini masih mendekam di toilet. Lo mau kelaperan, bahaya nahan laper! Gue nggak punya promag." Ucap Mitha sambil menarik narik lengan Angkasa. "Buruan nggak! Ayo cepetan!"

Mitha terus menarik tangannya hingga dengan sangat terpaksa Angkasa menuruti kemauannya untuk pergi dari toilet.

Saat sudah menjauh dari toilet, Mitha memanggil Riana. "Rian!" Panggil Mitha lalu melambai tangan padanya. Saat melambai dan tangannya tak lagi menyeret Angkasa, lelaki itu mengambil kesempatan untuk kabur. Ia pergi meninggalkan Mitha "Yeh tuh anak, woy Awan!" Teriak Mitha.

Angkasa masuk kembali ke dalam toilet, namun seribu sayang. Kedua pintu toilet terbuka lebar dan tak ada orang. Kedua pria tadi sudah pergi dari toilet.

"Sialan!" Pekik Angkasa.

Beberapa menit kemudian Angkasa melihat sekitar lalu mulai membuka maskernya. Ia sedang makan di taman belakang kantin sekarang. Ia benar benar menghindari wajahnya dilihat oleh banyak orang, bahkan selama bekerja dan bertegur sapa dengan orang pun sejak tadi ia selalu memakai masker. Ia tidak perduli orang mau mengatakan apa, ia hanya tidak siap wajahnya dilihat oleh banyak orang.

Ia mulai memakannya dengan lahap.

Makanan di kantin benar benar hambar, cita rasanya sangat berbeda dengan restoran yang biasa ia makan. Menyebalkan sekali ia harus berurusan dengan pekerjaan yang dipenuhi kotoran ini, ayahnya benar benar berlebihan hingga sampai menjebak anaknya sendiri untuk menyamar menjadi cleaning service.

"Kok enggak makan di dalem?" Tanya seorang gadis yang tiba tiba muncul di sampingnya. Riana.

Angkasa langsung menutup maskernya sembari mengunyah. Angkasa hanya terdiam.

"Enak juga sih makan di luar, dikelilingi pepohonan, bisa liat langit, angin yang sejuk dan enggak banyak orang." Ucap Riana. Angkasa memalingkan wajahnya dan membuka maskernya lalu menyuap makanannya kemudian ditutup lagi.

Mereka berdua duduk bersebelahan. Riana terus menatap ke arah langit dan awan yang membumbung seperti roti di angkasa. "Lain kali aku juga mau ah makan disini bareng kamu." Ucap Riana tersenyum.

Angkasa memalingkan wajah dan membuka maskernya lalu kembali menyuap nasi.

"Kenapa awan selalu ada di langit meskipun dia sering pergi?" Tanya Riana sembari memandang awan. Angkasa terdiam dan terus mengunyah. Mereka saling terdiam dan hening, tak ada suara selain knalpot motor dari luar jalanan. "Kenapa Wan?" Tanya Riana sekali lagi.

"Karena sudah tugasnya." Ucap Angkasa asal.

"Hmm... kamu diberi nama Awan jangan sampai seperti awan di langit juga ya? Selalu datang dan pergi seperti orang asing yang tidak memiliki tempat pulang." Ucap Riana.

"Tempat pulang?" Tanya Angkasa heran.

"Lihat deh awannya bagus." Ucap Riana seraya menunjuk ke atas, Angkasa ikut memperhatikannya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ADA BAGUSNYA PAPANYA NYURUH ANGKASA JDI OB, BIAR TAU SSHNYA KERJA CARI UANG DI DILEVEL KARYAWAN PALING BAWAH, KRN AKU JUGA PERNAH KERJA SERABUTAN JDI TUKANG PARKIR, PELAYAN KANTIN, PELAYAN TOKO CINA, TUKANG ANTAR KORAN,, BURUH PELABUHAN, CLEANING SERVIS DAN OB SERTA SERTA PREMAN, PENGAWAL BOS2 SEMUANYA PERNAH KU JALANI,,

2023-07-30

0

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

kalimatnya bagus 🙏

btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏

2021-02-09

3

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap 👍🏻

2021-02-06

3

lihat semua
Episodes
1 Angkasa
2 Awan
3 Bersamamu
4 Seperti Awan
5 Dendam
6 Part time
7 Kebaikan Angkasa
8 Pelaku sebenarnya
9 Diagnosa penyakit cinta
10 Salah paham
11 Gadis pengagum hujan
12 Pengakuan Awan
13 Tunangan Angkasa
14 Kehilangan
15 Pura pura calon istri
16 Bohong
17 Jadi lebih dekat
18 Kesempatan
19 Bahagianya Angkasa
20 Hari pertama
21 Sang induk
22 Kesedihan Riana
23 Dikejar deadline
24 Menunggumu, Awan
25 Masa lalu Angkasa
26 Masa lalu Angkasa 2
27 Pilihan
28 Makan siang
29 Keraguan
30 Badmood
31 Baikan
32 Lembur
33 Mendadak horror
34 Cantik itu relatif
35 Angkasa atau Awan?
36 Sepatu
37 Malam yang panas
38 Karena kau tampan
39 Malaikat
40 Bayangan di cermin
41 PENGUMUMAN
42 Ulang tahun perusahaan
43 Gadis itu...
44 Milikmu
45 Kamu mau bunga?
46 Sekertaris Angkasa
47 Pacar
48 Menyebalkan
49 Memelukmu
50 Kamu yang seperti Awan
51 Malam tahun baru
52 Malam tahun baru 2
53 Hujan di pagi hari
54 Mirip
55 Saya direktur
56 Kenapa liatin saya?
57 Saya tidak merasa ditinggalkan
58 Gadis licik
59 Perdebatan di siang hari
60 Penuduhan
61 Seorang anak petani
62 Boneka
63 Penyesalan
64 Maafkan saya
65 Puisi untukmu
66 Hal yang tak diketahui
67 Rencana
68 Jalan jalan sore
69 Kamu cantik
70 Ke rumah Angkasa
71 Saya rindu dengannya
72 Jangan sama dia tapi sama saya
73 Visual
74 Kamu berbeda
75 Calon suami
76 Teror
77 Keajaiban yang tak dimengerti
78 Jebakan
79 Rasa takut yang kembali muncul
80 Pertama kali
81 Menjenguk Riana
82 Calon mertua
83 Anak yang malang
84 Malam pertunangan
85 Berdansa denganmu
86 Kamu siapa?
87 Pencuri dompet
88 Prasangka
89 Kalian cocok
90 Seperti keluarga
91 Mimpi?
92 Kamu siap?
93 Menjadi sekertarismu lagi
94 Kesalahpahaman
95 Perjalanan
96 Kenapa cemberut?
97 Kita belum sah
98 Biarkan mereka tahu
99 Ibu
100 Kebenaran
101 Sampai
102 Saya anak seorang...
103 Senam jantung
104 Malam berbintang bersamamu
105 Sepanjang hidup
106 Berangkat pagi
107 PENGUMUMAN
108 Sering sering aja begini
109 Kamu beruntung
110 Tidak sabaran menikahi kamu
111 Restu
112 Kita aneh
113 Jangan kesana
114 Jika, suatu hari nanti
115 Kamu lupa, kamu calon istri saya.
116 Pangeran
117 Pernikahan terindah (End season 1)
118 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Angkasa
2
Awan
3
Bersamamu
4
Seperti Awan
5
Dendam
6
Part time
7
Kebaikan Angkasa
8
Pelaku sebenarnya
9
Diagnosa penyakit cinta
10
Salah paham
11
Gadis pengagum hujan
12
Pengakuan Awan
13
Tunangan Angkasa
14
Kehilangan
15
Pura pura calon istri
16
Bohong
17
Jadi lebih dekat
18
Kesempatan
19
Bahagianya Angkasa
20
Hari pertama
21
Sang induk
22
Kesedihan Riana
23
Dikejar deadline
24
Menunggumu, Awan
25
Masa lalu Angkasa
26
Masa lalu Angkasa 2
27
Pilihan
28
Makan siang
29
Keraguan
30
Badmood
31
Baikan
32
Lembur
33
Mendadak horror
34
Cantik itu relatif
35
Angkasa atau Awan?
36
Sepatu
37
Malam yang panas
38
Karena kau tampan
39
Malaikat
40
Bayangan di cermin
41
PENGUMUMAN
42
Ulang tahun perusahaan
43
Gadis itu...
44
Milikmu
45
Kamu mau bunga?
46
Sekertaris Angkasa
47
Pacar
48
Menyebalkan
49
Memelukmu
50
Kamu yang seperti Awan
51
Malam tahun baru
52
Malam tahun baru 2
53
Hujan di pagi hari
54
Mirip
55
Saya direktur
56
Kenapa liatin saya?
57
Saya tidak merasa ditinggalkan
58
Gadis licik
59
Perdebatan di siang hari
60
Penuduhan
61
Seorang anak petani
62
Boneka
63
Penyesalan
64
Maafkan saya
65
Puisi untukmu
66
Hal yang tak diketahui
67
Rencana
68
Jalan jalan sore
69
Kamu cantik
70
Ke rumah Angkasa
71
Saya rindu dengannya
72
Jangan sama dia tapi sama saya
73
Visual
74
Kamu berbeda
75
Calon suami
76
Teror
77
Keajaiban yang tak dimengerti
78
Jebakan
79
Rasa takut yang kembali muncul
80
Pertama kali
81
Menjenguk Riana
82
Calon mertua
83
Anak yang malang
84
Malam pertunangan
85
Berdansa denganmu
86
Kamu siapa?
87
Pencuri dompet
88
Prasangka
89
Kalian cocok
90
Seperti keluarga
91
Mimpi?
92
Kamu siap?
93
Menjadi sekertarismu lagi
94
Kesalahpahaman
95
Perjalanan
96
Kenapa cemberut?
97
Kita belum sah
98
Biarkan mereka tahu
99
Ibu
100
Kebenaran
101
Sampai
102
Saya anak seorang...
103
Senam jantung
104
Malam berbintang bersamamu
105
Sepanjang hidup
106
Berangkat pagi
107
PENGUMUMAN
108
Sering sering aja begini
109
Kamu beruntung
110
Tidak sabaran menikahi kamu
111
Restu
112
Kita aneh
113
Jangan kesana
114
Jika, suatu hari nanti
115
Kamu lupa, kamu calon istri saya.
116
Pangeran
117
Pernikahan terindah (End season 1)
118
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!