Riana dipanggil oleh seorang supervisor. Ia mendekati wanita yang juga memakai seragam biru itu. Vika.
"Kamu belanja alat dan perlengkapan kebersihan ya. Diantara kalian, siapa yang mau temenin Riana?" Tanya Vika, beberapa cleaning service yang mendengarnya terdiam dan saling menunjuk.
Tiba tiba seorang lelaki menunjuk tangan. "Saya Bu." Ucap Angkasa. Riana terkejut.
Bagi Angkasa ini adalah kesempatannya untuk menyelidiki tentang pengeluaran yang tidak masuk diakal itu.
"Baik, ini kunci motornya, kamu bisa pakai motor kan?" Tanya Vika sambil memberikan kunci motor pada Angkasa. "Maaf Bu, saya nggak bisa." Ucap Angkasa langsung ditertawai oleh Vika.
"Oke, Riana yang bawa motor kamu yang dibelakang. Ada ada aja kamu jaman millenium gini enggak bisa naik motor." Ujar Vika. "Baik Bu." Balas Angkasa.
"Riana nanti pulangnya jangan lupa mampir ke tempat biasa ya." Ucap Vika.
"Yes! diteraktir lagi ya Bu?" Tanya Riana.
"Iya khusus buat kamu ditraktir, yang lain bayar sendiri." Ucap Vika, beberapa Cleaning service yang baru terlihat senang langsung meng-yahkan ucapan Vika.
"Oke, yang lain mau nitip apa aja nih?" Tanya Riana. Beberapa cleaning service berkumpul sambil menyebutkan pesanannya pada Riana, sedangkan gadis itu langsung mencatat ke kertas.
Beberapa menit kemudian Riana sudah berada diatas tunggangannya bersama Angkasa. Ia ngebut tanpa basa basi dan meluncur cepat melintasi jalanan beraspal itu. Angkasa yang merasa sedikit ketakutan langsung memegang pinggang Riana. Gadis itu merasakan pinggangnya dipegang. Ia pun langsung menurunkan kecepatan motornya.
"Nama kamu siapa?" Tanya Angkasa.
"Riana! Panggil aja Rian!" Ucap Riana, Angkasa mengangguk.
"Kita mau kemana sekarang?" Tanya Angkasa.
"Ke Swalayan M-mart dulu." Jawab Riana
"Oh. Itu tempat paling murah?" Tanya Angkasa
"Sangat murah dibanding swalayan manapun. Namanya juga Murah-mart hehe sesuai nama."
"Oh."
"Tapi untuk membeli alat kebersihan biasanya beli di pasar. Biar murah."
"Oh gitu." Jawab Angkasa.
Mereka pun sampai di M-mart, banyak yang mereka beli seperti sabun, pembersih, pewangi, deterjen, tisu roll dan masih banyak lagi. Bahkan setelah berbelanja dari M-mart dan pasar pun Angkasa tidak kuat menahan berat barang bawaannya. Belanjaannya segunung. Setelah berbelanja mereka pun mampir ke tukang sosis bakar. Mampir ke sana memang sudah jadi rutinitas jika sehabis pergi berbelanja.
Sembari menunggu sosis bakarnya, Riana dan Angkasa duduk di kursi yang telah disediakan. "Disini sosis bakarnya enak banget, bumbu dan pedasnya super enak. Kamu mau beli nggak?"
Angkasa geleng geleng.
"Nyesel loh, karena belum gajian ya makanya nggak beli?" Tanya Riana sambil berseloroh, Angkasa diam saja dan malah mengalihkan wajahnya ke arah ibu yang sibuk membakar sosis.
Ini pertama kali dalam hidupnya ia diajak membeli sosis bakar atau apalah itu. Ia seumur umur belum pernah mencicipi makanan jalanan seperti ini. Wanginya terasa sedap tapi ia merasa enggan jika disuruh memakan makanan itu.
Saat sudah sampai, mereka meletakkan alat dan perlengkapan kebersihan itu ke dalam gudang. Waktu makan sudah hampir habis. Riana dan Angkasa pun bergegas menuju kantin untuk mengambil makanan.
Di kantin suasananya sudah sangat sepi, hanya ada beberapa orang saja termasuk penjaga kantin. Riana dan Angkasa mengambil makanannya bersama. Setelah itu Angkasa berkenan keluar dari kantin namun Riana memanggilnya. "Awan! Kamu mau kemana? Disini aja!"
Angkasa dicecar, ia yang merasa tidak ada pilihan lalu mengurungkan niatnya pergi. Ia hampiri Riana dan duduk disampingnya.
"Kamu pilih apa? Wah ayam, sama. Entah kenapa aku kalo disuruh memilih antara ikan atau ayam aku pilihnya ayam." Ucap Riana yang sedang mempermasalahkan makanan dihadapannya.
Angkasa jadi menonton Riana yang lahap memakan makanannya. Ia sangat ragu untuk membuka maskernya dan mempertontonkan wajahnya didepan gadis itu.
"Jangan bilang kamu mau makan pake masker?" Tanya Riana, Angkasa terdiam ragu.
Riana coba melepas masker namun Angkasa menolaknya. Mereka terus berebutan memegang masker sampai masker itu copot dan secara cepat menyingkapkan wajahnya yang sempurna.
Angkasa coba menutup nutupi wajahnya dengan tangan, Riana coba menyingkirkan tangannya.
"Kamu kenapa sih? Biasa aja napa, kamu malu sama aku iya? Atau takut dilihat sama semua orang yang ada disini? Emangnya wajah kamu tontonan apa? Kamu bukan badut!" Ucap Riana, Angkasa terkejut.
Perlahan ia langsung melepas maskernya meski dengan pandangan kesana kemari.
"Nah gitu dong, kamu nggak perlu takut. Di dunia ini ada yang lebih menakutkan dibanding wajah manusia." Ujar Riana, Angkasa memandang gadis itu lama lalu berakhir tersenyum.
Angkasa lalu mulai melahap makanannya bersamaan Riana. "Kamu mau sosis bakar nggak? Nih aku kasih kamu tiga." Ujar Riana seraya memberikan tiga sosis bakarnya ke tempat makan Angkasa. "Buat kamu aja." Ujar Angkasa.
"Mau disuapin?" Tanya Riana lalu mengambil sosis bakarnya dan mengarahkannya ke mulut Angkasa. "Aku nggak mau." Ucap Angkasa namun ia tak bisa mengelak suapan itu karena sudah menyentuh bibirnya.
Ia pun memakannya dan ia merasakan cinta rasa yang berbeda dari rasa sosis yang pernah ia makan. "Kok pedas ya?" Tanya Angkasa, Riana tertawa "Iya, pedas. Minum dulu nih." Riana menyodorkan gelas Angkasa.
"Gimana rasanya? Enak kan?" Tanya Riana.
"Iya enak." Jawab Angkasa langsung menghabiskan tiga sosis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Phoenix VR
cita rasa kak bukan cinta rasa,yg ad jg d antara mereka telah hadir rasa cinta 😅😅
2021-05-09
1
pinnacullata pinna
uhiuuy ada yang ehem ehem
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-02-09
2
ARSY ALFAZZA
jejak dukungan 😇
2021-02-06
2