Bab Empat

Axel mematikan rokoknya. Dia lalu menghidupkan AC kembali. Berjalan mendekati Elena. Mendorong tubuh wanita itu hingga terlentang di atas ranjang. Lalu dia menaiki ranjang dan mengukung wanita itu di bawah kuasa tubuhnya.

"Sekali lagi aku ingatkan, Elena. Kamu yang telah memulai semua ini, jadi jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya!"

"Aku tak akan menyesal. Justru aku takut kamu yang menyesal karena melayani wanita seperti aku," ucap Elena.

Elena memeluk tubuh Axel, membuat mereka berdua tanpa ada jarak. Pria itu menarik napas berat.

Mata Axel menyipit, senyumnya miring. “Kau benar-benar nekat.” Ia melepaskan tangan Elena, lalu menunduk. Bibirnya menyentuh bibir wanita itu, awalnya lembut, tapi segera menuntut lebih.

Elena mende'sah kecil, tubuhnya menegang sesaat lalu melebur. Tangannya bergerak ke belakang leher Axel, menarik pria itu semakin dekat. Ciuman mereka semakin panas, lidah yang saling mencari, nafas yang kian berat.

“Mmhh … kamu terlalu mendominasi,” bisik Elena di sela ciuman.

Axel menyeringai, bibirnya masih menyentuh bibir Elena. “Kamu suka, kan?”

Elena terkekeh, napasnya tere'ngah. “Kalau aku nggak suka, aku udah dorong kamu dari tadi.”

Axel menunduk lagi, kali ini bibirnya berpindah ke leher Elena. Wanita itu memejamkan mata, kepalanya terangkat sedikit memberi jalan. Suara kecil lolos dari tenggorokannya, antara gugup dan kenik'matan.

“Jangan terlalu lembut. Aku nggak butuh kelembutan malam ini,” ucap Elena dengan nada bergetar tapi tegas.

Axel berhenti sebentar, lalu menatapnya dalam. “Kamu benar-benar keras kepala. Aku sudah berulang kali mengingatkan kamu, dan aku juga sudah katakan kalau aku bukan pria yang kau cari. Tapi, karena kau yang membawa aku ke permainan ini, aku akan layani!"

Elena tersenyum miring. “Kamu yang pilih ikut aku ke sini. Kamu juga yang mau ikut permainanku. Jadi, buktikan kalau kamu bukan modal tampang.”

Perlahan, Axel mendorong bahu Elena hingga ia kembali rebah di ranjang. Tubuh pria itu menindih, namun tetap menyisakan ruang cukup agar Elena bisa menatap wajahnya.

“Kamu sadar nggak, kamu lagi main api. Jangan salahkan aku jika nanti terbakar!” bisik Axel.

Elena meraih pipi pria itu, ibu jarinya mengusap rahang kokoh itu. “Aku udah terbakar sejak lama. Jadi biarin aku terbakar lebih panas malam ini.”

Suasana kamar dipenuhi desa'han, bisikan, dan suara gesekan kain. Alkohol dalam tubuh Elena membuatnya semakin berani, lidahnya lebih jujur daripada pikirannya.

“Kamu… lebih tampan dari suamiku,” gumam Elena di sela ciuman.

Axel mengangkat wajahnya sedikit, menatap Elena dengan tatapan menusuk. “Jangan sebut dia di hadapanku malam ini. Saat ini yang ada hanya aku dan kamu!"

Elena terkekeh pelan, meski ada air mata tipis di sudut matanya. “Takut kalah, ya? Buktikan kalau kamu lebih hebat dari suamiku!"

Axel membungkam bibir Elena lagi dengan ciuman, kali ini begitu dalam hingga Elena terpaksa menggenggam erat punggung pria itu.

“Aku bukan buat dibandingin. Aku di sini … karena kamu sendiri yang minta aku,” ucap Axel lirih ketika akhirnya menarik diri.

Elena mengangguk kecil, napasnya tersengal. “Iya ... aku yang minta. Jadi jangan berhenti sampai aku lupa semuanya, Axel.”

Malam itu bergulir panjang. Mereka saling bicara di sela keintiman, saling melempar godaan, saling membuka luka dengan cara yang aneh, lewat ciuman, sentuhan, dan desahan. Elena tertawa, menangis, lalu tertawa lagi. Axel hanya menatapnya dengan campuran kagum dan heran.

“Kenapa kamu lihat aku kayak gitu?” tanya Elena dengan suara parau ketika akhirnya mereka berbaring berdampingan, napas masih memburu.

Axel mengusap rambut wanita itu, jemarinya lembut menyisir helai-helainya. “Karena kamu bukan tipe orang yang seharusnya ada di tempat kayak tadi. Klub, hotel, mabuk … semua ini aku yakin bukan diri kamu.”

Elena menoleh, menatapnya sambil tersenyum samar. “Kamu nggak kenal aku. Jadi jangan sok tahu.”

Axel balas menatap, suaranya rendah. “Mungkin aku belum kenal kamu. Tapi aku tahu satu hal. Kamu bukan wanita yang bisa aku anggap main-main.”

Elena menggigit bibirnya, lalu tertawa pelan. “Sayang sekali, aku justru ngajak kamu main-main.”

Axel menghela napas berat, lalu menarik tubuh Elena lagi ke pelukannya. “Kamu pikir gampang keluar dari mainan yang kamu mulai?”

Elena tidak menjawab. Ia hanya menutup mata, membiarkan dirinya hanyut dalam kehangatan tubuh pria itu. Dia membenamkan kepalanya ke dada Axel. Malam berlanjut hingga keduanya terlelap.

Pagi hari datang dengan cahaya matahari yang menembus tirai. Elena menggeliat, kepalanya berat karena alkohol. Tangan kanannya bergerak mencari sesuatu di samping, dan terhenti ketika menyentuh kulit hangat.

Matanya terbuka. Axel masih di sana, terlelap dengan wajah damai. Elena menatapnya lama, dadanya terasa sesak.

“Ya Tuhan … apa yang udah aku lakuin?” tanya Elena pada dirinya sendiri.

Panik mulai merayap. Ia duduk perlahan, menatap sekeliling kamar. Seprai kusut, bajunya tergeletak di lantai, clutch kecilnya di meja. Semua bukti nyata malam yang tak bisa ia hapus begitu saja.

Tangannya gemetar saat ia meraih gaun, memakainya terburu-buru. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat. Ia melangkah ke meja, meraih dompet, lalu menarik beberapa lembar uang. Satu juta rupiah.

Elena menatap uang itu sejenak. Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. “Kalau aku anggap ini transaksi … mungkin aku bisa lebih tenang,” gumam Elena getir.

Ia meletakkan uang itu di atas meja, tepat di samping asbak kecil tempat Axel tadi merokok.

Menoleh sekali lagi, Elena memandang wajah pria itu. Ada sesuatu di dadanya yang berteriak untuk tetap tinggal, tapi ia menggeleng kuat-kuat.

"Dia hanya lelaki teman tidur satu malam, aku tak boleh terbawa suasana. Besok pasti semua telah dia lupakan. Dan tak mungkin juga dia ingat siapa wanita yang telah dia layani," ucap Elena bermonolog pada dirinya sendiri.

Dengan hati-hati, ia membuka pintu kamar, melangkah keluar ke lorong hotel yang sunyi.

Begitu pintu menutup di belakangnya, Elena berhenti sebentar. Air matanya jatuh lagi, ia buru-buru menghapusnya dengan telapak tangan.

"Aku tak boleh merasa bersalah begini. Bukankah Mas Aldi dan Lisa melakukan hal yang lebih dari yang aku lakukan. Entah apa yang telah mereka perbuat di belakangku," ucap Elena pada dirinya sendiri.

Lalu ia berjalan cepat, meninggalkan hotel, meninggalkan Axel, meninggalkan malam yang akan menghantuinya entah sampai kapan.

Terpopuler

Comments

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

dan kamu bakalan gak bisa jauh dari Axel...
benang takdir kalian sudah tersimpul erat...

2025-09-10

2

Salim ah

Salim ah

pasti nanti ellena bakal kecanduan SM berondong 🤗😃

2025-09-10

2

Dewi Anggya

Dewi Anggya

gmn reaksinya Axel pas bangun liat duit pembayaran untuk semalam 🤭

2025-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Promo Novel Baru
75 Bab Tujuh Puluh Empat
76 Bab Tujuh Puluh Lima
77 Bab Tujuh Puluh Enam
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Promo Novel Baru
75
Bab Tujuh Puluh Empat
76
Bab Tujuh Puluh Lima
77
Bab Tujuh Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!