Bab Tiga

Pintu lift menutup perlahan, meninggalkan dentuman musik yang kian meredup. Kini hanya ada keheningan yang sesekali pecah oleh bunyi mekanis lift yang bergerak naik. Lampu di dalam ruangan kecil itu redup, menyinari wajah Elena yang masih bersemu merah akibat alkohol.

"Dia cantik, dan seperti wanita baik. Kenapa bisa sampai ada di sini?" tanya Axel dalam hatinya.

Ia berdiri dekat sekali dengan Axel, masih menggenggam tangan pria itu erat-erat. Nafasnya berembus cepat, bercampur antara gugup, mabuk, dan rasa putus asa yang mendorongnya malam itu.

Axel menunduk, menatap Elena yang menempel di lengannya. Tatapannya tajam, tapi bukan tajam penuh amarah, lebih seperti tatapan seseorang yang sedang menahan banyak kata.

“Elena …,” suara Axel terdengar dalam, berat, hingga membuat Elena menoleh.

Ia menatap balik, matanya sayu tapi masih menyisakan senyum samar. “Hm? Ada apa, ganteng?" tanya Elena dengan suara manja.

Axel mendekatkan wajahnya, menahan tubuh Elena yang hampir kehilangan keseimbangan. “Kau yang memulai semua ini. Tapi jangan pernah berpikir bisa mengakhirinya … tanpa persetujuan dariku.”

Elena sempat terdiam. Kata-kata itu membuat kepalanya yang mabuk sedikit jernih. Jantungnya berdegup lebih keras, bukan hanya karena alkohol, tapi juga karena nada suara Axel yang penuh kuasa.

Ia menelan ludah. “Maksudmu …?” tanya Elena dengan suara yang bergetar.

Axel menatap dalam-dalam, seolah menembus lapisan senyum pura-pura yang tadi Elena pasang. “Aku tahu kau sedang mencoba lari dari sesuatu. Tapi aku bukanlah sebagai sarana pelarian. Jadi kalau kau tarik aku ke sini, Elena, bersiaplah menanggung konsekuensinya. Aku tak akan melepaskan seseorang jika aku menyukainya!" seru Axel dengan penuh penekanan.

"Aku juga tak akan melepaskan kamu jika kamu bisa memuaskan aku," ucap Elena dengan suara manja.

Sepertinya Elena tak paham dengan apa yang dia ucapkan. Axel melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu sambil tersenyum miring.

Lift berdenting. Pintu terbuka, menyingkap lorong hotel dengan cahaya lampu yang lebih tenang dibanding hiruk pikuk klub di bawah. Elena terdiam, matanya berkaca-kaca, namun ia masih menggenggam tangan Axel.

Ada bagian dari dirinya yang ingin melepas, lari, mundur. Tapi genggamannya justru semakin erat.

"Ayo masuk, apa kamu ragu? Kamu takut aku tak mampu membayar mu?" tanya Elena.

Axel menatap itu lama, lalu menghela napas berat. “Baik. Aku akan ikut … tapi ingat perkataanku tadi.”

Elena mengangguk pelan, meski dalam hatinya masih bergemuruh. Ia tidak tahu apakah malam itu akan jadi awal dari sesuatu atau justru jurang baru yang akan ia masuki.

Lorong hotel itu terasa terlalu panjang bagi Elena. Setiap langkah seakan menambah berat kepalanya, bukan hanya karena alkohol, tapi juga karena tatapan Axel yang terus menempel di punggungnya.

"Kamu sangat tampan? Aku wanita keberapa yang kamu layani?" tanya Elena. Axel tak menjawab, hanya tersenyum saja menanggapi ucapan wanita itu. Elena pikir, pria itu malu-malu.

Setibanya di depan salah satu pintu, Elena berhenti. Tangannya sempat bergetar saat merogoh kartu kamar yang ia pesan terburu-buru tadi di resepsionis bar bawah. Ia membuka pintu, dan aroma khas hotel, wangi sabun bercampur pendingin ruangan langsung menyeruak.

Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi cukup mewah. Tempat tidur king size dengan seprai putih bersih, lampu kuning temaram di kedua sisi ranjang, dan tirai tebal yang menutup rapat jendela.

Elena melangkah masuk, meletakkan clutch-nya di meja kecil, lalu berbalik. Axel masih berdiri di ambang pintu, tidak masuk, tidak juga pergi. Ia hanya bersandar, kedua tangannya terlipat di dada, menatap Elena dengan mata yang sulit dibaca.

“Kenapa berhenti di sana?” tanya Elena pelan, suaranya parau.

Axel menatap tajam. “Aku cuma ingin tahu … kau benar-benar yakin dengan ini?”

Elena tertawa kecil, pahit. Ia berjalan mendekat, meski langkahnya goyah. “Yakin? Aku bahkan nggak pernah yakin dengan hidupku sendiri, Axel.” Ia menatap mata pria itu, tersenyum samar. “Tapi malam ini … aku cuma nggak mau sendirian. Aku mau menghabiskan malam ini denganmu!"

Axel mendengus, lalu melangkah masuk dan menutup pintu dengan bunyi klik yang terdengar jelas. “Kalau itu alasanmu, kau seharusnya cari teman curhat, bukan tarik orang asing ke kamar hotel.”

Elena mengangkat bahu, lalu duduk di tepi ranjang. “Mungkin aku terlalu takut buat curhat. Takut dihakimi. Takut dibilang bodoh.” Ia menunduk, memainkan jemarinya. “Tapi kamu … kamu bahkan nggak aku kenal. Itu justru enak. Aku nggak perlu peduli kamu mikir apa tentangku."

Axel mendekat perlahan, berhenti tepat di depannya. Ia menunduk, memandang Elena dari atas. “Kau sadar nggak, ucapanmu itu berbahaya?”

Elena mendongak, matanya berkilat karena sisa air mata yang ditahan. “Bahaya? Aku udah hidup dengan bahaya sejak lama, Axel. Apa menurutmu satu malam ini akan lebih buruk dari semua yang udah aku alami?”

Keheningan menggantung. Axel masih terus menatap wajah Elena tanpa kedip.

Axel menunduk lebih dekat, hingga wajah mereka hanya terpisah beberapa inci. “Elena … aku sudah bilang. Kau yang memulai semua ini. Tapi jangan pernah berpikir kau bisa mengakhirinya tanpa aku izinkan. Mengerti?”

Elena menggertakkan gigi pelan, antara takut dan tertantang. Ia mengangguk kecil. “Mengerti ….”

Axel menghela napas, lalu menjauh sedikit. Ia duduk di kursi seberang ranjang, menyalakan rokok elektrik dari saku kemejanya. Asap putih perlahan memenuhi udara, kontras dengan kesunyian ruangan. Kamar hotel di sini memang membolehkan pengunjungnya merokok, karena memang berada satu gedung dengan klub.

Elena menatapnya, setengah bingung. “Kamu … nggak mendekat? Apa kamu merasa aku kurang cantik? Apa kamu takut aku tak bisa mengimbangi permainan kamu?"

Axel menyeringai tipis. “Belum. Aku ingin tahu dulu … sebenarnya apa yang ingin kau lupakan malam ini. Apa yang kau inginkan dariku?"

Elena terdiam. Dadanya naik-turun cepat, jantungnya berdebar lebih keras dari dentuman musik klub tadi.

"Aku ingin kau melayaniku hingga aku bisa melupakan semua pengkhianat suamiku dan sahabatku. Aku ingin dia juga tahu kalau aku juga bisa melakukan hal yang sama. Apa kamu bisa membuat aku melupakan semuanya?" tanya Elena dengan mata yang nakal.

Axel mematikan rokoknya. Dia lalu menghidupkan AC kembali. Berjalan mendekati Elena. Mendorong tubuh wanita itu hingga terlentang di atas ranjang. Lalu dia menaiki ranjang dan mengukung wanita itu di bawah kuasa tubuhnya.

"Sekali lagi aku ingatkan, Elena. Kamu yang telah memulai semua ini, jadi jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya!"

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

ga bisa komen apa2 tentang peselingkuhan ngeri2 sedap

2025-09-10

6

ken darsihk

ken darsihk

Seperti nya Exel tak terbantahkan rada rada serem ...

2025-09-11

1

Ruwi Yah

Ruwi Yah

kali ini aq mendukung perselingkuhan gas keun elena

2025-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Promo Novel Baru
75 Bab Tujuh Puluh Empat
76 Bab Tujuh Puluh Lima
77 Bab Tujuh Puluh Enam
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Promo Novel Baru
75
Bab Tujuh Puluh Empat
76
Bab Tujuh Puluh Lima
77
Bab Tujuh Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!