Bab 4 DOKTER LEGENDARIS BERMATA EMAS

Javier juga mulai mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menyembuhkan kanker hati Zaki kecuali dirinya. Wajah Javier tampak begitu serius dan ucapannya juga terdengar tidak sedang bermain-main.

"Tidak ada salahnya aku mencobanya bukan," ujar Javier.

"Baiklah, coba lakukan saja," Zaki juga setuju untuk membiarkan Javier mencoba mengobatinya.

Javier juga meminta Zaki untuk berbaring di atas ranjang menghadap ke atas dan membuka bajunya. Javier memegang pergelangan tangan Zaki dan memeriksa urat nadinya.

Sekilas cahaya keemasan terlihat di kedua matanya. Javier seketika dapat mengetahui bahwa Zaki benar-benar menderita kanker hati stadium akhir.

Dengan kondisi seperti ini, Zaki tidak akan bisa bertahan lama dan sewaktu-waktu bisa saja meninggal. Javier mulai mengambil beberapa buah jarum yang ada di sana.

"Kamu mau melakukan apa dengan jarum-jarum itu? Tanya Zaki.

"Aku akan melakukan akupuntur," jawab Javier.

"Akupuntur..." Zaki terkejut mendengarnya.

"Di zaman modern seperti sekarang sudah sangat jarang metode pengobatan dengan akupuntur, pengobatan modern jauh lebih di minati semua orang," ujar Zaki.

"Aku sudah menghargai niat baikmu untuk mengobati ku, lebih baik hentikan saja," sambung Zaki.

Kilauan cahaya emas terlintas di kedua mata Danar. Seketika Javier tiba-tiba langsung menusukkan beberapa jarum di bagian dada Zaki.

"Teknik akupuntur tujuh bintang," nama teknik yang Javier gunakan.

Beberapa jarum yang tertusuk membentuk sebuah simbol bintang di dada Zaki. Zaki mulai merasakan ada energi yang masuk ke dalam tubuhnya.

Javier mengalirkan energi spiritual ke dalam tubuh Zaki melalui setiap jarum yang tertancap di dadanya. Energi spiritual langsung menghancurkan seluruh sel kanker hati yang ada dalam tubuh Zaki.

Beberapa menit kemudian, Zaki merasakan sesuatu dalam perutnya yang bergejolak. Perutnya mulai terasa panas sehingga membuatnya menjadi mual.

"Uwek..." Zaki memuntahkan seteguk darah ke lantai.

Darah itu berwarna hitam pekat dengan bau yang tidak sedap. Sel-sel kanker juga keluar bercampur dengan darah tersebut. Javier juga mulai mencabut seluruh jarum dari tubuh Zaki.

"Paman, anda sudah sembuh sekarang," ujar Javier.

"Apa..." tentu saja Zaki langsung kaget mendengarnya.

"Anda bisa memeriksakannya jika ragu," sambung Javier.

Zaki memang merasakan tubuhnya sekarang begitu segar dan sangat ringan. Rasa sakit yang sebelumnya dia rasakan, juga telah menghilang sepenuhnya.

Karena penasaran, Zaki juga segera pergi untuk memeriksakan kondisinya. Dokter terbaik di rumah sakit juga langsung melayani Zaki.

Dokter Jonas mulai memeriksa Zaki secara menyeluruh dengan menggunakan alat medis canggih.

Setengah jam kemudian, dokter Jonas juga telah memegang selembar kertas yang merupakan hasil dari pemeriksaan kesehatan Zaki. Begitu terkejutnya dokter Jonas melihat bahwa Zaki saat ini begitu sangat sehat tanpa ada penyakit apapun di tubuhnya.

"Tuan Zaki, ini sulit di percaya, kanker hati anda benar-benar telah hilang," ujar dokter Jonas.

"Ini adalah mukjizat, anda benar-benar sudah sembuh," sambung dokter Jonas.

Zaki juga terkejut dengan hasil pemeriksaannya ini. Ternyata pemuda yang bernama Javier itu benar-benar telah menyembuhkannya.

Zaki juga sangat senang sekali saat ini. Dirinya sudah di vonis tidak akan hidup lama, tapi kini telah sembuh sepenuhnya.

"Tuan Zaki, sebenarnya apa yang terjadi kepada anda?" tanya dokter Jonas.

"Bagaimana cara kanker dengan stadium akhir bisa di sembuhkan," sambung dokter Jonas.

Selama menjadi dokter, Jonas baru pertama kali ini melihat seseorang bisa sembuh dari kanker hati dengan stadium akhir.

Zaki mulai menjelaskan bahwa sebelumnya seorang pemuda telah melakukan akupuntur terhadap dirinya.

"Akupuntur...?" dokter Jonas tampak kaget.

"Jika tidak salah, aku mendengarnya mengatakan bahwa teknik akupuntur ini bernama akupuntur tujuh bintang," jelas Zaki.

Dokter juga langsung merasa pernah mendengar teknik akupuntur tujuh bintang. Dia berusaha keras untuk mengingatnya, namun tetap tidak bisa mengingatnya.

Kemudian seorang perawat muncul dan mengingatkan dokter bahwa dirinya sebentar lagi akan melakukan jadwal operasi.

Zaki juga tidak mau mengganggu pekerjaan dokter, sehingga dirinya segera pamit dari sana.

Zaki dengan sangat bersemangat pergi menuju ke ruangan tempat Javier. Sampai di sana, Zaki langsung mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

"Adik, berkat kamu sekarang aku sudah sembuh sepenuhnya," ujar Zaki.

Sangking besar rasa terima kasihnya terhadap Javier, Zaki juga langsung berlutut di hadapannya. Javier juga terkejut dengan tindakan Zaki ini dan langsung membantunya untuk berdiri kembali.

"Adik kamu telah menyelamatkan ku, aku berhutang nyawa kepadamu," ujar Zaki.

"Kedepannya kita adalah saudara, jika kamu membutuhkan bantuan ku, jangan sungkan untuk menghubungi ku," sambung Zaki.

Zaki juga memberikan nomor ponselnya kepada Javier. Javier sedikit terkejut karena nomor ponsel Zaki begitu cantik. Enam angka di ujung nomor ponselnya, semuanya adalah angka 1. Nomor yang tidak bisa di miliki oleh sembarangan orang.

Kemudian Zaki juga meminta nomor rekening Javier untuk memberikannya sedikit hadiah atas bantuannya. Javier sempat menolak, tapi Zaki memaksanya.

Setelah mentransferkan uang untuk Javier, Zaki segera pamit untuk pulang ke ibukota. Dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya yang pasti sangat khawatir dengan dirinya.

Tidak lama kemudian, Javier menerima pesan dari bank bahwa rekeningnya telah menerima uang dalam jumlah yang sangat besar. Karena Jumlah uang yang besar itu, jika Javier tidak melakukan konfirmasi maka rekening akan terblokir dengan otomatis.

"Berapa sebenarnya uang yang di kirimnya?" pikir Javier.

"Bahkan rekening ku akan terblokir otomatis jika tidak melakukan konfirmasi," sambil Javier.

Javier sudah pulih ingatan sepenuhnya. Dirinya sadar bahwa dirinya merupakan seorang dokter legendaris. Namun semua itu juga telah berlalu.

Javier kini hanya ingin menjadi orang biasa saja, menjalani hidup sebagai manusia pada umumnya dan menjalani kehidupan yang baru.

Dirinya akan tetap membantu mengobati orang-orang, jika hanya memang berjodoh bertemu dengannya saja atau karena keinginannya.

Javier tidak ingin ada yang mengetahui tentang identitasnya, karena menjadi terkenal itu akan merepotkan.

Terlebih lagi, tidak pernah di sangka bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Clara istrinya. Walaupun Clara tidak punya perasaan terhadapnya dan sering berkata kasar terhadapnya, namun hatinya sebenarnya baik.

Terkadang Clara bahkan memberikannya sebuah selimut baru ketika tahu selimut miliknya sudah robek dan cuaca juga memasuki musim dingin. Juga masih ada banyak kebaikan Clara yang membuat Javier semakin jatuh hati kepadanya.

Clara begitu sangat cantik dan mempesona, selam ini Javier belum pernah bertemu dengan wanita secantik ini. Javier yakin mungkin saja kelak Clara juga bisa suka kepadanya.

Javier juga telah berhutang nyawa kepada nenek Suryani Wibowo. Utang budi itu juga yang membuatnya harus bertahan untuk membalasnya. Terlebih lagi, dirinya pernah berjanji untuk menjaga Clara di saat nenek Suryani sedang sakit parah.

Javier kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi layanan pelanggan bank 24 jam.

"Halo tuan, ada yang bisa kami bantu," ujar pelayan bank dengan suara manis dan ramah.

"Tolong cek saldo di rekening saya atas nama Javier dengan nomor rekening sekian ya!" balas Javier sambil menyebutkan nomor rekeningnya.

"Baik, kalau begitu tuan Javier tunggu sebentar!" ujar pelayan bank dengan sopan.

Selama menjadi dokter legendaris, dalam mengobati orang, Javier sama sekali tidak pernah menerima bayaran. Hal itu juga yang membuat isi rekeningnya hanya ada beberapa ratus juta saja.

Namun kartu dan rekening itu hilang ketika dirinya menjalani insiden. Clara istrinya membuatkan rekening baru untuknya guna mengirimkan uang untuk belanja sayur setiap harinya.

"Tuan Javier..." terdengar nada suara pelayan bank kaget dan terdengar grogi.

"Saldo ada mendapatkan kiriman dana banyak sekali, karena jenis kartu bank anda adalah kartu dengan kelas biasa, saya tidak ada wewenang untuk mengeceknya, saya akan mengajukannya segera, boleh saya telepon kembali anda nanti?" sambungnya.

"Iya tentu," balas Javier.

Panggilan telepon itu juga berakhir.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***