Mentari sudah disambut oleh fajar pagi hari. Hari Minggu itu sangat cerah. Namun tidak secerah hati bagi beberapa orang terkhususnya keluarga William. Sudah pukul 06.00 pagi, kabar keberadaan Kanaya belum juga dapat diketahui. Jakson dan Kaisar sudah sangat gelisah dan gusar mereka tetap tak menemukan keberadaan Kanaya. Entah pikiran-pikiran apa yang sudah ada dikepala mereka, yang memikirkan nasib Kanaya.
“Mam, sarapan dulu yah, nanti badan Mammy semakin lemas.” Ucap Nuri yang sangat kasihan melihat Mammy nya yang masih saja terisak diatas kasur. Maria menolak makanan yang disodorkan Nuri. Kaisar yang tidak tega pun jadi ikut turun tangan.
“Dek, sini biar Kakak aja yang suapin Mammy.” Ucap Kai, sambil mengambil makanan yang ditangan Nuri,
“Mammy, aku suapin yah, kalau Mammy sehat Kai janji akan bawa Kanaya secepat mungkin kembali, Mammy kan tahu kalau Kai itu selalu tepat janji.” Bujuk Kai pada Mammy nya agar mau makan. Dan ternyata Maria begitu luluh dia seperti terhipnotis setiap kali Kai berbicara padanya. Nuri pun semakin cemburu pada Kakaknya. Nuri berjalan mendekati Daddy nya yang duduk disofa ruangan itu.
“Daddy juga sarapan yah,” ucap Nuri memberikan makanan pada Daddynya. Jakson menerimanya, bagaimana pun dia harus memiliki tenaga untuk mencari Kanaya. Melihat Daddy nya mau makan, Nuri sangat senang.
“Daddy.” Panggil Nuri yang masih saja menatap wajah Daddy nya,
“Iya sayang.” Ucap Jakson
“Bolehkah Nuri bertanya sesuatu sama Daddy ?” tanya Nuri dengan wajah yang sangat serius.
“Mau tanya apa Nak,” jawab Jakson yang masih saja memakan sarapannya.
“Se-sebenarnya, ada hubungan apa Kanaya dengan keluarga kita mengapa Kalian semua terlihat begitu mencemaskannya, seperti orang tua yang kehilangan anak kandungnya sendiri.” Ucap Nuri hati-hati, yang membuat Jakson dan Maria tersedak secara bersamaan.
Nuri dan Kai beradu tatap. Nuri ketakutan, takut karena sudah berbicara sembarangan dan takut kakaknya aka memarahi dia lagi. Sedangkan Kai berbeda, sejujurnya pertanyaan Nuri itu memang muncul dibenaknya, tapi dia tidak terlalu mempertanyakan. Yang ada dipikirannya Kaisar, saat ini adalah Nuri sedang cemburu pada kehadiran sosok Kanaya.
Setelah tenang karena tersedak makan, Maria dan Jakson saling menatap. Wajah Jakson menunjukkan seperti mengatakan harus jujur dengan anggukan kepala, sedangkan Maria menggelengkan kepala. Jakson tidak menuruti Maria, dia harus jujur. Melihat suaminya sangat serius Maria diam membisu.
“Emm, Baiklah, Daddy akan kasih tahu sebuah rahasia pada kalian. Kai dan Nuri. Sebenarnya Mammy kalian ini mempunyai kembaran. Dan Adik kembar Mammy kalian itu namanya Martha. Tante Martha kalian itu memiliki seorang anak perempuan dan dia itu Kanaya. Kanaya sekarang sebatang kara. Tante kalian sudah meninggal itu sebabnya, Daddy dan Mammy berniat akan mengadopsi Kanaya. Karena bagaimana pun, hanya Mammy kalian yang dimilikinya sebagai keluarga sekarang. Sedangkan Papanya…. Daddy tidak akan membahasnya, dia itu bukan manusia.” Jakson berhenti sekilatan amarah muncul diwajahnya setiap kali membahas Papa Kanaya. Kemudian kembali berkata “ Namun sebelum Daddy dan Mammy melaksanakan niat kami, musibah terjadi pada Kai dan Kanaya. Sehingga kami memilih menunda di waktu yang tepat. Dan sekarang Kanaya juga menghilang.” Ucap Jakson menundukkan wajahnya yang sedih.
“Benarkah Kanaya sepupu kami Mam,” ucap Kai meminta kebenaran pada Mammynya. Dan Maria menganggukan kepalanya.
“Lalu dari mana Daddy dan Mammy tahu kalau dia sepupu kami. Apa dia sendiri yang mengatakannya Dad?” tanya Nuri dengan curiga. Jakson menyadari kecurigaan anaknya itu.
“Tidak Nak. Bukan dia yang mengatakan, melainkan Daddy dan Mammy yang mencari tahu sendiri.” Ucap Jakson sambil mengusap kepala putrinya. Kemudian berkata lagi. “ Kai dan Nuri, kalian itu anak kesayangan Daddy dan Mammy. Kalau Kanaya nanti sudah kembali, apakah kalian bisa memperlakukannya seperti saudara kandung kalian sendiri? Heem?” tanya Jakson pada kedua anaknya. Kai menatap Nuri, dan memberi kode ‘iya’ dengan anggukan kepala.
“Iya Dad. Nuri akan memperlakukan Kanaya layak nya seorang Kakak Perempuan Nuri sendiri Dad.” Ucap Nuri sambil memeluk Daddynya, jujur dia ragu dengan jawabannya sendiri, dia ragu karena otomatis kasih sayang Mammy dan Daddy nya akan terbagi.
“dan Kamu Nak.” Tanya Jakson menatap Kai.
“Tentu Kai akan menyanyangi Kanaya Dad. Tanpa Daddy dan Mammy minta juga dia udah aku anggap adik kecil ku sejak pertama.” Jawab Kai sembari tersenyum dan memeluk Mammynya.
“Terimakasi Nak, “ ucap Jakson dan Maria bersama sambil membalas pelukan anak-anak mereka. Maria mengusap-usap punggung Kai, sedangkan Jakson berulang kali mencium pucuk kepala Nuri.
Tok.Tok.Tok.Tok
Semua mata menatap kearah pintu yang terbuka sedang diketuk oleh seseorang.
“Nak Rangga” ucap Jakson, yang melihat Rangga sudah berdiri didepan pintu melemparkan senyuman kecil.
“bolehkah saya masuk.” Ucap Rangga sungkan karena melihat adegan keluarga yang sangat manis itu. kemudian matanya seperti mencari-cari sosok yang dirindukannya, namun tidak ada. Jakson yang mengerti dengan pandangan Rangga, mulai berjalan mendekati Rangga. Dan mengajaknya untuk berbicara keluar.
“Emm, Nak Rangga mari ikut Om sebentar” ajak Jakson. Dan Rangga mengikuti langkah Jakson dari belakang. Dan Kai yang sedikit kepo mengikuti kedua lelaki itu dari belakang untuk bergabung.
Jakson duduk dibangku tunggu disudut lorong itu, Rangga dan Kai yang berada dibelakangnya duduk mengikuti.
“Apakah Nak Rangga ingin menjengguk Kananya?” tanya Jakson dengan raut wajah yang sedih. Rangga menatap Jakson dengan bingung, jawaban yang sudah jelas mengapa dipertanyakan kembali. Pikir Rangga.
“Iya Pak.” Jawab Rangga sopan.
“Sepertinya sia-sia kamu datang.” Ucap Kai menatap Rangga dalam-dalam.
“Maksudnya gimana yah? Ahh, iyah aku Rangga” tanya Rangga bingung, namun sambil memperkenalkan dirinya pada Kaisar, karena ini pertama kali mereka berbicara.
“Aku Kaisar, bisa dipanggil Kai.” Jawab Kai menerima uluran tangan Rangga.
“Kanaya menghilang Nak” ucap Jakson membuat Rangga sontak berbalik yang tadinya sedang menatap Kai, sekarang menatap Jakson dengan serius. Ia begitu terkejud mendengar Kanaya menghilang.
“Maksud Om gimana? Kok bisa menghilang?” tanya Rangga Panik, membuat Kai menatap bingung Rangga, yang menurutnya tidak memiliki hubungan dengan Kanaya.
“Iya, dia diculik tadi malam, dan sampai sekarang kami belum menemukan jejaknya.” Jawab Jakson yang sedang menatap lurus kedepan.
Rangga tercengang. “Apa! Diculik! Siapa pelakunya” ucap Rangga dengan suara sedikit meninggi.
Jakson dan Kai pun menceritakan kejadian dari awal mula Kanaya diculik, bagaimana orang yang menculiknya. Sungguh membuat sisi kejam Rangga geram, rahangnya mengeras, dia begitu kesal mendengar Kanaya yang sedang menghilang. Ditambah lagi dia tidak dikabari atas hilangnya Kanaya. Membuat dia semakin kesal, padahal dia sudah meninggalkan kontak hp nya pada pihak rumah sakit, bilamana terjadi sesuatu pada Kanaya. Dirogohnya HP genggam yang ada di saku celananya dengan kasar, dan mulai menghubungi orang-orang kepercayaannya satu persatu kemudian memerintahkan seluruhnya mencari sosok Kanaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
bythetwinny
haii, like ku mendarat buatmu thor!
jangan lupa untuk kunjungi karyaku juga ya : When I Meet You
terima kasih😊
2021-06-15
0
bythetwinny
haii, like ku mendarat buatmu thor!
jangan lupa untuk kunjungi karyaku juga ya : When I Meet You
terima kasih😊
2021-06-15
0
Siti Masithoh
lanjut
2020-11-22
1