“Terimakasih Aya, anak ku akan selamat setelah ini, dan kau terserah, jika tubuh Mu ini kuat, silahkan hidup, jika tidak. Maka pergilah mengikut Mama Mu yang tersayang itu.” ucap Riska dengan nada yang sangat kejam. Kemudian memerintahkan anak buahnya agar menyingkirkan Kanaya.
“Bawa dia dari sini, terserah kalian mau dibawa kemana, dibuang ke jurang juga boleh. Yang penting jangan ada yang meninggalkan jejak.” Ucap Riska memperingatin anak buahnya.
Riska pergi meninggalkan ruangan itu dan tinggalah kedua anak buah Riska dan tubuh Kanaya yang masih belum sadarkan diri. Kedua lelaki itu membopong tubuh Kanaya yang dipenuhi bekas lumuran darah, wajahnya sangat pucat, tubuhnya sangat dingin. Mereka meletakan tubuh Kanaya didalam mobil, dan kedua pria itu melajukan mobilnya kesuatu tempat ditepi jurang yang ada diperbatasan hutan larangan dikota itu.
Dalam perjalanan pulang salah satu dari mereka mendapat telepon.
“Halo, iyah ada apa dek” ucap pria yang usianya lebih muda dibandingkan satu lagi itu, ia bernama Dio.
……
“baiklah, abang akan segera kesana, jangan khawatir yah dek.” Ucap Dio kemudian mematikan panggilan itu.
“Bro, sepertinya gue harus pergi nih, anak adek gue masuk rumah sakit jadi gue harus buru-buru nih, loh bisakan urus nih perempuan” kata Dio pada temannya yang bernama Riko yang sedang mengemudi mobil.
“yaudah Bro, loh tenang aja urusan beginian mah kecil, gue bisa atasin sendirian kok” ucap Riko pada Dio dengan menepuk bahu nya dengan satu tangan.
Setelah perbincangan itu, Riko menurunkan Dio dipinggir jalan yang ada pangkalan ojeknya, setelah menurunkan Dio dari mobil, Riko melajukan mobilnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
“Dad, gimana ini Dad, bagaimana kalo terjadi sesuatu pada Kanaya?” ucap Maria sambil meneteskan air mata, ia begitu panik. Dia sangat takut Kanaya kenapa-kenapa lagi, tubuh gadis itu belum pulih sempurna. Jakson dan Kai juga terlihat sangat cemas, mereka sudah mengarahkan seluruh orang-orang suruhannya, namun nihil. Mereka memeriksa cctv rumah sakit, tapi tidak ketemu.
Flashback On
Jakson meninggalkan kamar Kanaya untuk membeli makanan, sekitar 15 menit Jakson menunggu membeli makanan di kantin rumah sakit itu. setelah mendapatkannya Jakson langsung berjalan menuju kamar Kanaya. Sesampainya Jakson dikamar Kanaya, dia terkejud melihat tempat tidur Kanaya sudah kosong, dengan selimut yang sudah jatuh dilantai. Jakson berpikiran Kanaya sedang dikamar mandi. Ia berjalan menuju kamar mandi, diketuknya berulang kali, namun nihil. Tidak ada suara dari dalam, dan pintu pun sedang tidak dikunci. Jakson panik, ia berteriak memanggil para suster dan dokter disitu menanyakan keberadaan Kanaya, siapa tahu ada yang melihat Kanaya berjalan keluar, dan tidak ada satupun juga yang melihat gadis itu.
“Dimana Kamu berada Nak,” ucap Jakson dalam batin. Ia lagi-lagi memarahi para suster dan dokter disitu karena tidak becus bekerja.
Mendengar suara riuh dari luar, Maria dan kedua anaknya terbangun. Berhubung kamar Kanaya dan Kai berhadapan jadi suara teriakan Jakson sangat jelas. Maria melihat jam dinding yang ada dikamar Kai. Ia mengernyitkan dahi nya.
“Ini sudah jam 23.15, mengapa begitu ribut diluar. Sepertinya itu suara Daddy,” gumam Maria, namun karena dia tertidur didekat Kaisar. Kai dapat mendengar gumaman Mammynya.
“Mam, ada apa ya, sepertinya itu suara Daddy, mengapa suara Daddy terdengar seperti marah yah Mam. Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Kanaya.” Ucap Kai menebak-nebak, namun membuat Maria langsung terbelalak. Mereka memang belum tahu kalau Kanaya sudah sadar. Maria bangkit dan ingin menemui suaminya, namun terhenti melihat Nuri berdiri dan Kai yang sedang melepas jarum inpusnya ingin mengikuti dirinya.. Nuri memang sudah terbangun namun dia diam saja, dia masih takut membuka suaranya.
“Kalian mau apa?” tanya Maria heran melihat anaknya. Dipandangnya kedua anaknya itu secara bergantian.
“Kami mau ikut Mam” ucap Kai yang sudah tidak memakai inpus lagi. Dan Nuri mengangguk setuju dengan ucapan Kakaknya.
“Tidak usah. kalian disini saja, kalian harus istirahat ini sudah larut malam” ucap Maria tegas
“Tidak Mam. Kita harus sama-sama tahu kondisi Kanaya,” ucap Kai membantah kemudian dia berjalan mendekati Mammynya dan merangkul lengan Mammynya sambil tersenyum kecil agar tak dilarang ikut persis seperti anak kecil yang manja, Maria melihat tingkah anaknya itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Sedangkan Nuri mengikuti mereka dari belakang. “Aku ingin sekali bergelayut manja seperti kakak sama Mammy” ucapnya dalam hati yang lagi-lagi cemburu.
Mereka bertiga keluar meninggalkan kamar Kai, dan menghampiri kamar Kanaya yang pintunya terbuka lebar dan sudah ramai. Mereka bertiga heran dengan situasi itu. Maria melepaskan genggaman tangan Kai, kemudian berjalan cepat mendekati suaminya yang sedang duduk diatas tempat tidur Kanaya, namun Kanaya tidak ada disitu.
“Dad, ada apa ini. Kenapa ramai sekali, dan dimana Kanaya Dad?” tanya Maria dengan nada menuntut jawaban pada suaminya.
Jakson menatap istrinya, bibirnya sangat kaku, ia ragu memberitahu, namun dia tak punya alasan untuk mengatakan keberadaan Kanaya.
“Ka-kanaya hilang Mam,” ucap Jakson sambil menggengam erat kedua tangan istrinya. Maria sangat syok dengan yang diucapkan oleh suaminya, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia terduduk lemas diatas tempat tidur Kanaya. Matanya berkaca-kaca, kemudian terdengar isakan tangis Maria keluar. Kaisar juga sama syok nya dengan Maria dia membelalakan matanya dan berjalan mendekati Daddynya, dan menarik bangku untuk duduk didekat Daddy nya.
“Ba-bagaimana bisa Kanaya menghilang Dad. Bu-bukannya Kanaya belum sadarkan diri Dad?” Tanya Kai terbata-bata, sepengetahuannya Kanaya memang belum sadarkan diri.
“Sebenarnya waktu Daddy keluar dari kamar kamu Kai, Kanaya sudah sadar. Daddy gak tau kapan dia sadarnya. Yang jelas Daddy masuk dia sudah terbangun, Daddy menyuruhnya kembali istirahat karena tubuhnya masih terlihat lemah, namun dia meminta Daddy untuk membeli makanan karena sangat lapar katanya, tapi setiba Daddy membeli makanan untuk Kanaya, dia sudah tidak ada, dia diculik oleh dua orang yang seluruh tubuhnya itu berpakain hitam. Wajahnya tidak jelas.” Ucap Jakson menjelaskan.
“Daddy tau darimana Kanaya diculik” tanya Kai.
“Daddy menyuruh mereka (menujuk para dokter dirumah sakit itu, tidak ada dokter Rian kaena sudah pulang) memeriksa cctv. Tapi tidak bisa juga dilacak karena wajahnya tertutup dan arah mereka membawa Kanaya juga tidak terlihat, sepertinya mereka udah tahu letak kamera cctv dirumah sakit ini.” Jawab Jakson
Flashback Off
Jakson menenangkan Istrinya yang masih menangis. Sudah entah berapa jam lamanya istrinya menangis. Kaisar juga sedang menerka-nerka kemana Kanaya dibawa dan siapa mereka yang ingin berniatan jahat dengan Kanaya. Nuri yang sedari tadi diam mendengarkan didekat pintu, berjalan mendekati Mammynya yang masih menangis, ia begitu tak tega. Hatinya lagi-lagi cemburu, merasa heran demi seorang Kanaya yang menurutnya baru dikenal oleh keluarga mereka, Mammynya sudah menangis seperti ini. Diusapnya dengan lembut punggung Mammynya.
“ Mam, sudah yah, Mammy bisa sakit loh, ini sudah pukul 03.00 pagi. Sudah hampir 3 jam Mammy menangis. Kalau Mammy jatuh sakit gimana Mam. Apa Mammy gak kasihan lihat aku, Kak Kai dan Daddy. Sebaiknya Mammy istirahat dulu yah disini, biar Daddy dan Kak Kai yang mencari cara menemukan Kanaya” Kata Nuri menenangkan Mammy nya dengan suara lembut. Maria yang sudah lelah mendengarkan ucapan Nuri, Ia menuruti Nuri yang mencoba membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur milik Kanaya.
Dan hari itu dipenuhi dengan malam yang panjang dan sangat mencengangkan….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Phiwin
Lanjut ✨
2020-12-12
1
Aan
semangat
2020-10-22
1