“Diam.. Kau terlalu berisik.” Ucap dari salah satu diantara para pria itu pada Kanaya yang selalu meronta-ronta minta dilepaskan. Mereka pun membius Kanaya, hingga tak sadarkan diri.
Mereka membawa Kanaya melalui pintu belakang rumah sakit itu, dan memasukkan kedalam mobil kemudian melajukan dengan sangat cepat kesebuah tempat. Tempat itu begitu sepi, gelap, hanya ada sebuah rumah tua seperti bekas klinik yang sudah tidak terpakai. Mereka meletakan tubuh Kanaya diatas tempat tidur yang tidak terlalu bersih.
“Akhirnya kita bertemu lagi Aya,” ucap seorang wanita yang sekitaran berusia 38 tahun. Dia adalah sepupu Kanaya dari Papanya. Namanya Riska Dwi.
Dia adalah orang yang membeli Kanaya. Dia membeli Kanaya karena Papa Kanaya dulu pernah mengatakan, Riska bisa mengambil salah satu ginjal dari Kanaya untuk diberikan ke anak Riska yang cacat dari bayi hanya mempunyai satu ginjal, itupun tidak berfungsi dengan baik. Riska tidak bisa mengambil salah satu ginjal dari Kanaya karena dia masih muda, Dokter mengatakan Kanaya harus minimal berusia 19 tahun, baru boleh melakukan tranplantasi ginjal.
Namun, saat setelah Kanaya berusia 19 tahun dia mengetahui, bahwa ginjalnya akan diambil lalu didonorkan ke anaknya Riska. Dia tidak mau, sebagai anak yang baru berusia 19 tahun Kanaya tidak mengerti apa itu transplantasi ginjal, yang ada dipikirannya bahwa dia akan mati, setelah ginjalnya diambil. Oleh sebab itu, Kanaya berencana diam-diam kabur dari rumah Riska yang sudah seperti neraka itu. Berhubung Kanaya sudah lulus dari jenjang SMA.
Kanaya tidak diperbolehkan keluar rumah selain melayani Riska dan keluarganya, Selama Kanaya tinggal dirumah Riska, dia memang disekolahkan, tapi setelah itu dia akan dijadikan babu didalam rumah itu.Terkadang dia akan izin tidak masuk sekolah karena badannya sakit dihajar habis-habisan oleh Riska.
Berulang kali Kanaya mencoba kabur tapi selalu ketahuan, dan setelah ketahuan Kanaya akan dikurung digudang, tanpa diberi makanan selama 3 hari. setelah itu dia akan dihukum mengerjakan pekerjaan rumah itu sendirian tanpa boleh makan sebelum tugasnya selesai. Kehidupan Kanaya benar-benar sulit selama tinggal dirumah Riska, dia lebih sering diperlakukan seperti binatang, bahkan binatang terkadang lebih berharga dibandingkan Kanaya bagi keluarga Riska.
Ketika Riska dan sekeluarganya panik, sedang terburu-buru melarikan anak Riska yang tiba-tiba merasakan sakit dibagian perut bawahnya, mereka tak menyadari keberadaan Kanaya. Kanaya kabur meninggalkan rumah itu dan segera mendatangi rumah Akila. Dia memiliki sahabat bernama Akila semasa di Negara AS. Akila dan Orang tuanya sudah tahu kisah Kanaya. Namun mereka diminta Kanaya untuk tidak memperdulikan karena takut mereka akan terkena bahaya. Namun kali itu Kanaya sangat membutuhkan bantuan dari Orang tua Akila untuk mengirimnya ke Negara JP karena disana keluarga Riska tidak memiliki kerabat, sesampai disana Kanaya diberi modal sedikit untuk hidup oleh keluarga Akila, namun Kanaya tidak ingin selalu bergantung dengan uang itu, ia memilih bekerja paruh waktu selama setahun, setelah mengumpulkan modal untuk hidup. Dia melanjut kuliah, modal yang dikasih orang tua Akila ia gunakan untuk urusan kuliah, sedangkan hasil kerja paruh waktunya untuk kehidupan seharinya. Hari-harinya dihabiskan untuk kuliah dan bekerja. Hingga Kanaya lulus kuliah dengan hasil yang memuaskan, banyak Perusahaan yang menginginkan Kanaya untuk bekerja, namun dia memilih pulang ke Negara kelahirannya demi Mamanya. Namun nasib berkata buruk Mamanya sudah tiada.
Kanaya terbangun dari pengaruh obat bius tadi, ia mengerjapkan matanya. Diperhatikannya seluruh ruangan yang tak layak itu. Ditatapnya satu per satu orang yang ada disitu, ada 2 orang lelaki paruh baya berbadan kekar pakaian hitam dan wajahnya ditutupi masker, ada 2orang laki-laki memakai pakaian dokter dan wajahnya juga ditutupi, dan seorang wanita yang memakai pakaian seperti suster dan wajah ditutupi, hingga matanya tertuju pada sosok yang sangat menakutkan bagi Kanaya. RISKA
Seketika tubuh Kanaya gemetar ketakutan, tubuhnya berkeringat, dan Kanaya seperti bisa menebak seperti apa yang akan terjadi..
Riska yang sudah melihat Kanaya sadar mulai menyapa dan berkata sinis.
“Hai Aya. Kita bertemu lagi” ucap Riska sambil melambaikan tangganya dan melemparkan senyuman yang sangat mengerikan.
Kanaya diam terpaku, dia takut, sungguh dia tidak bisa berpikir lagi. Tubuhnya membeku, ingin dia berteriak meminta tolong, namun sepertinya itu percuma, dan badannya juga terlalu lemah untuk melawan orang-orang yang ada disitu. Dia baru saja sadar dari kondisi kritis dan belum ada makanan yang masuk kedalam tubunya. Ia begitu lemah, sesaat dia ingin sekali ikhlas untuk mati. Sudah tidak harapan untuk hidup lagi. Pikirnya. Namun dia ingin membalas dendamnya. Ditatapnya mata Riska dengan aura penuh benci. Iya, Kanaya begitu membenci sosok Riska yang terlihat seperti monster itu.
“Jangan menatapku seperti itu Aya, aku sangat tidak menyukainya” ucap Riska tersenyum sinis dan berjalan mendekati Kanaya. Ditangkupnya wajah Kanaya dengan sangat kasar dan kuat. Kanaya meringis kesakitan, dipalingkannya wajahnya menunjukkan wajah tak suka saat Riska mendekati Kanaya. Riska yang terlihat begitu kesal langsung melepaskan tangganya dengan sangat jijik. Dan berkata kepada orang-orang yang ada disitu yang sepertinya sudah mengetahui tujuan Riska.
“Lakukan!” perintah Riska, membalikkan tubuhnya namun terhenti mendengar suara Aya (panggil kecil Kanaya).
“Lakukan apa maksudmu Mbak.” Ucap Kanaya gentir.
Riska tersenyum kecut.
“Menurut Mu Apa? Bukankah tujuan ku memelihara kau hanya semata untuk mengambil salah satu ginjal Mu itu. Dulu aku meminta dengan cara baik (menurut Riska) tapi kau malah kabur entah kemana.” Ucap Riska tersenyum sinis.
Memang semenjak Kanaya kabur, mereka tidak tau kemana Kanaya. Mereka hanya berpikir seorang Kanaya akan pulang ke kampung halamannya. Namun nihil. Setiap tahun mereka memeriksa tempat kelahiran Kanaya hingga ketika Kanaya sedang berbelanja di Mall waktu itu (sebelum bertemu dengan Rangga) Riska melihat sosok Kanaya, namun dia memilih mengikuti Kanaya. Hingga timbul satu kesempatan untuk melumpuhkan kondisi Kanaya.
Kanaya terdiam, dia menangis memohon pada Riska, namun Riska sudah melangkah pergi. Para dokter gadungan itu mulai melakukan aksinya. Mereka sempat kewalahan karena Kanaya selalu memberontak, hingga salah satu dari mereka membius Kanaya. Kanaya tak sadarkan diri.
Mereka melakukan aksinya beberapa jam, mereka mengambil salah satu ginjal Kanaya, dengan peralatan yang seadanya, sangat jauh dari prosedur melakukan transplantasi ginjal yang semestinya. Darah Kanaya sudah bercucuran dilantai, para dokter gadungan itu melakukannya dengan sangat kasar. Siapapun yang melihatnya akan sangat mual.
Setelah berhasil mengambil salah satu ginjal Kanaya, mereka menjahit luka dibagian bawah perut Kanaya yang mereka potong tadi, sangat tidak rapi jahitan itu. Ginjal yang sudah diangkat diletakkan diatas wadah dan disimpan ke dalam tabung yang berisikan es, guna untuk menjaga ginjal itu agar suhunya tetap bagus. Setelah para dokter itu selesai dengan tugasnya, mereka keluar dari ruangan itu, dan Riska pun masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Umi Yan
Semangat dan sukses selalu untuk karyanya kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏
2020-10-21
2
Jodira
ditunggu up nya thor...
2020-10-21
2