CH-14

“Bagaimana? Apakah berhasil?” tanya seorang Wanita diseberang telpon genggam.

“berhasil Nyonya. Tapi..” jawab seorang lelaki

“Tapi apa!"

"Supir itu ditanggap oleh pihak polisi Nyonya”

“Dasar tidak becus, begitu saja tidak bisa dikerjakan dengan baik. Sekarang juga kamu amankan supir itu agar tidak membocorkan, katakan itu real kecelakaan karena dia mengantuk atau apalah alasannya, asal jangan membawa-bawa nama ku. kalian sudah aku bayar mahal-mahal.”

“Baik Nyonya.”

“Dan juga tugas kamu cari tubuh wanita itu sekarang juga. Dan jangan sampai ada yang curiga sama jejak kamu. Bawa dia segera ke markas kalian, nanti aku akan datang menyusul”

“Baik Nyonya. Siap laksanakan”

Panggilan berakhir.

“Huhftttttt,” wanita itu menghela nafas dengan kasar dan mendudukan tubuhnya di sebuah sofa yang amat empuk.

“Bertahun-tahun aku membesarkan Mu, tapi kau kabur dengan tidak tau dirinya. Aku hanya ingin salah satu ginjal Mu. bukan keduanya. Tapi kau memancing amarah ku. maka jangan salahkan aku akan mengambilnya dengan paksa. Hahaha” wanita itu berbicara dengan sangat keras dipenuhi dengan amarah dan benci dalam matanya, tawa nya yang keras sangatlah mengerikan.

Setelah mendapatkan donor darah, Dokter langsung menangani Kanaya yang masih kritis akibat pendarahan eksternal bagian kepalanya. Setelah berjuang beberapa jam. Akhirnya operasi itu berhasil. Kanaya yang mengalami cedera kepala yang cukup parah akhirnya bisa diselamatkan. Namun akibat pengaruh bius ia belum sadarkan diri. Kanaya dipindahkan dari ruang IGD ke ruang perawatan yang tepat berada didepan ruangan Kaisar. Hal itu atas dasar permintaan Maria supaya keluarganya bisa menjaga Kanaya dengan baik.

Kaisar beserta keluarganya sekarang berada didalam ruangan Kanaya. Kaisar bersikukuh untuk keluar dari kamar nya hanya untuk melihat kondisi Kanaya yang jauh lebih parah dari dia. Maria dan yang lainnya hanya bisa menuruti permintaan Kaisar.

“Rian, kira-kira sampai berapa jam Kanaya akan sadarkan diri” tanya Jakson pada Dokter Rian.

“Biasanya paling lama 6-7 Jam. Tapi kita tunggu saja, siapa tau Kanaya lebih cepat sadarnya Om” jawab Rian yang sudah mengenal Keluarga Kaisar dengan baik.

“Kai, sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Tidak baik kamu ada disini wajah Mu masih pucat.” Kata Dokter Rian memperingatkan temannya itu.

“Tidak Rian, aku akan menunggu Kanaya sampai sadarkan diri, ini karena aku dia mengalami semuanya ini.” Kata Kaisar lesu dengan wajah yang memang sangat pucat.

“Nak, kamu sudah cukup menyalahkan dirimu sendiri. Ini memang sudah takdir. Ini kecelakaan yang tidak diinginkan oleh siapapun. Jadi jangan salahkan dirimu terus nak.” Pinta Maria pada Putra kesayangannya itu, ia begitu sedih melihat keadaan Kaisar dan Kanaya saat ini.

“Kakak, sepertinya kakak terlihat sangat menyanyangi Kanaya yah.” Nuri mencebik kesal melihat kakaknya yang begitu peduli dengan Kanaya. “Apa kakak memiliki perasaan cinta pada Kanaya ?” tanya Nuri menatap kakaknya dengan sorot mata mengintrogasi.

Semua mata beralih menuju pada Kaisar yang dituduhkan, seakan menuntut jawaban dari pertanyaan Nuri. Kaisar yang mendapatkan tatapan itu mulai paham dan menjawab mereka semua dengan gugup. Seperti maling yang kedapatan sedang mencuri.

“Ti-tidak. Kamu jangan asal bicara ya dek, kakak gak punya perasaan apapun pada Kanaya. Kakak begini karena kakak sudah menganggap dia seperti adik kakak sendiri juga.” Jelas Kai tanpa menghindari tatapan-tatapan yang tertuju padanya. Maria dan Jakson menghela nafas lega. Mereka takut putra nya itu memiliki perasaan pada Kanaya yang notabene adalah sepupu kandungnya sendiri.

“Oh, jadi karena itu. Pantas saja kakak sudah tidak mau perdulikan aku lagi, ternyata karena kakak sudah memiliki adik baru yah.” Ucap Nuri dengan nada sinis menyindir. Kaisar yang mendengarkan sangatlah kesal. Ia tak menyangka sampai saat ini juga adiknya itu tidak sadar dengan kesalahannya sendiri.

“Ka…” Kaisar memengangi kepalanya yang terasa pusing karena terpancing emosi dengan omongan adiknya itu. “Ka-kamu i-itu harusnya intropeksi diri Nur (untuk pertama kalinya Kaisar menyebut nama adiknya itu, biasanya dia selalu memanggil dengan kata Adik), harusnya kamu udah tahu kenapa kakak diamin kamu, apa kamu tidak merasa bersalah karena sudah melakukan abor-sii” suara Kaisar melemah ia jatuh tak sadarkan diri.

Maria menegang mendengar kalimat terakhir dari Kaisar. “Apa!. Aborsi !“ katanya dalam hati. Sedangkan Jakson dan Dokter Rian memapah Kaisar untuk masuk kedalam kamar Perawatan Kaisar.

Maria menampar Putri kesayangannya. Untuk pertama kali Nuri mendapati perlakuan kasar dari Mammy nya itu. Ia memandang Mammy nya yang terlihat sangat marah, sorot matanya penuh dengan kekecewaan, Nuri menundukkan kepalanya, ia sangat malu. Ia menangis. Dia tidak menyangka ternyata selama ini kakaknya tau semua perbuatannya.

“Jadi ini alasan Kak Kai, diamin aku “ katanya dalam hati.

“Jelasin.” Kata Maria dengan suara sedikit keras, ia tidak mau menggangu Kanaya yang masih belum sadarkan diri.

“Je-jelasin apa Mam.” Tanya Nuri pura-pura bodoh.

“Kamu bodoh atau apa Nuri.”

“Mam…” panggl Nuri dengan suara seraknya, ia menangis bersimpuh didepan Mammy nya.

“Lepasin. Sekarang ceritain apa maksud perkataan Kakak kamu tadi.” Kata Maria sambil menarik kakinya yang dipegang Nuri, namun Nuri masih kukuh memegang kakinya.

“Ma-maaf-in Nuri Mam. “ isak Nuri

Maria menarik tangan Nuri sehingga Nuri berdiri dari posisi nya yang tadi bersimpuh dengan kasar dari kamar itu. Ia sangat marah dan kecewa. Dihempaskannya tangan Nuri setelah mereka berdua berada diluar kamar.

Nuri hanya bisa menundukkan kepalanya, tubuhnya beegetar sambil menangis, baru kali ini dia melihat Mammy nya itu sangat marah. Jakson keluar dari kamar Kaisar, ia membiarkan Dokter Rian memeriksa keadaan Kaisar. Maria ingin menampar Putrinya itu sekali lagi namun ditahan oleh Jakson.

“Mam, Jangan berbuat kasar dan tahan emosi kamu, ini rumah sakit dan kamu juga tidak begitu sehat. Sebaiknya Mammy istirahat dikamar Kaisar, tenangkan pikiran Mammy dulu, urusan Nuri biar Daddy saja. “ kata Jakson memperingati Maria

“Tapi Dad, Mammy harus menghajar anak ini. Mammy sangat kecewa padanya Dad.” Kata Maria mulai mengeluarkan air matanya yang sejak dari tadi ia tahan.

“Mam, sudah cukup. Apa Mammy mau membebani Daddy lagi. Sudah cukup 2 orang yang terbaring dirumah sakit ini. Apa Mammy mau ikutan juga jadi pasien disini. Apa Mammy tidak kasihan melihat Daddy yang akan mondar-mandir kesetiap ruangan.”ucap Jakson dengan tegas menegur istrinya yang masih terlihat emosi dan kecewa.

“Maafin Mammy Dad, Mammy bukan bermaksud begitu. Baiklah Mammy mau masuk dulu melihat Kai.” Ucap Maria sambil memasuki Kamar inap Kai. Meninggalkan tatapan tajam pada Nuri yang masih saja menundukan kepalanya.

“Bagaimana aku ingin mengadopsi anak. Kalau saja anak kandungku sendiri tidak bisa aku didik dengan baik, terlebih lagi anak yang akan aku adopsi adalah perempuan. Satu perempuan saja sudah gagal aku rawat.” Kata Maria dalam hati dengan wajah yang sangat lesu sambil memasuki kamar inap Kai. Terlihat dari raut wajahnya penuh kekecewaan.

Terpopuler

Comments

Sulastrie Herlina

Sulastrie Herlina

bingung jalan cerita nya gimna,,,

2022-08-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!