Selesai makan malam bersama, Rangga memerintahkan Vino untuk menjelaskan tujuan pertemuan dengan Perusahaan AxiongCorp , Kanaya pun mendengarkan dengan cermat. Kemudian Kanaya menjelaskan pada Rangga apa saja keuntungan-keuntungan yang akan diterima pihak Rangga bila menjadi Investor ditempat dia bekerja. Rangga memperhatikan Kanaya yang begitu lugas dan sangat kompoten dalam menjelaskan membuat dirinya terkesima. Setelah dirasa cukup memuaskan, mereka pun mengakhiri pertemuan itu. Dan bergegas pulang.
Dirasa pertemuan itu yang sangat lama sampai menghabiskan waktu yang panjang. Membuat waktu sudah semakin larut malam. Vino bergegas keparkiran mengambil mobil mereka. Sedangkan Rangga melirik Kanaya yang ada disekitarnya hanya diam saja didepan hotel. Membuat niatan kesempatan pada Rangga, ia pun menawarkan diri pada Kanaya untuk diantarkan pulang. Berhubung sudah larut tidak baik perempuan pulang sendirian.
“Nona Kanaya, hari sudah larut malam, Nona membawa kendaraan ?” tanya Rangga yang melihat Kanaya sedang diam berdiri.
“Tidak Pak, saya sudah memesan taxi online,” ucap Kanaya sopan.
“Bagaimana kalau saya antar saja pulang. Tidak baik seorang wanita cantik menunggu di depan Hotel larut malam begini.” Ucap Rangga. Kanaya menatap Rangga dengan curiga. Dia tidak tau apakah ini niatan baik atau buruk. Yang jelas Kanaya merasa tidak nyaman.
Rangga yang menyadari tatapan itupun, angkat bicara.
“Nona tidak perlu takut, saya hanya berniat baik. Saya tidak akan macam-macam.” Ucap Rangga dengan tersenyum. Kanaya terkejud Rangga bisa menebak isi hatinya.
Vino datang menghampiri mereka. Vino membukakan pintu belakang untuk Bosnya itu. Sebelum masuk Rangga kembali bertanya pada Kanaya.
“Bagaimana Nona? Mari saya antar saja, ini sudah larut malam. Apakah Nona tidak takut menunggu disini, bagaimana kalau ada yang berniatan jahat pada anda, apalagi ini hotel Nona.” Ucap Rangga menakut-nakuti Kanaya, bagaimana pun ini kesempatan yang sangat baik menurutnya bisa mengantarkan wanita pujaan pulang. Kanaya yang mulai merasa takut, menerima tawaran Rangga dengan menganggukan kepala, membuat Rangga menarik sudut bibirnya merasa menang. Kanaya memilih duduk didepan. Disamping Vino. Sebenarnya didalam hati Rangga keberatan, tapi dia tidak mau membuat Kanaya merasa tidak nyaman. Berada didalam satu mobil dan bisa mengantar Kanaya pulang sudah menjadi kebahagian buat Rangga. Mobil pun melaju menuju Apartemen Kanaya.
Sesampainnya di Apartemen milik Kanaya, Ia pun mengucapkan terimakasih sudah diperbolehkan menumpang. Kemudian ia berlalu meninggalkan Rangga dan Vino yang masih diam didalam mobil menatap kepergian Kanaya. Lama Rangga menatap bangunan itu, seraya mengingat alamat Apartemen Kanaya. Membuat Vino yang menatapnya dari kaca spion memandang curiga pada Bosnya itu.
“Makan malam sudah, Alamat rumah sudah, tinggal nomor telepon yang belum” batin Rangga sambil tersenyum menatap keluar jendela mobilnya. Ia pun memerintahkan Vino untuk melajukan mobilnya pulang. Diperjalanan pulang, Rangga mulai memikirkan cara-cara kembali untuk bisa dekat dengan Kanaya.
Akhir pekan tiba. Kanaya menepati janjinya dengan keluarga William untuk makan bersama. Sepulang Kanaya bekerja, ia dijemput oleh Kaisar.
“Hai Dik, sudah lama pulangnya ?” tanya Kai, sambil keluar dari mobilnya.
“Ah gak kok Mas, baru aja.” Ucap Kanaya sambil tersenyum ramah. Semenjak pertemuan terakhir mereka. Kaisar sering sapa kabar pada Kanaya melalui via wa. Membuat jarak diantara mereka lebih akrab.
“Yaudah ayok masuk.” Ajak Kai sambil membukakan pintu mobil untuk Kanaya.
Mobil mereka pun melaju.
Ditepi jalan seseorang didalam sebuah mobil sedan sedang memperhatikan mereka. Dia adalah Rangga. Rangga memang selalu memantau kegiatan Kanaya, sepulang kerja dia sering mampir kekantor Kanaya ataupun Apartemen milik Kanaya.
“Siapa laki-laki itu? Apakah dia kekasihnya? Atau suaminya ? Ah tidak mungkin suami, status dibiodatanya saja masih lajang. Kakak ? Mereka tak mirip sama sekali. Masa sih Pacar… Sekalinya aku jatuh cinta malah kenak tilang begini. Ah tidak. tidak belum tentu itu Pacarnya. Aku harus ikuti mereka.” Batin Rangga dengan semangat.
Ia pun mengejar dengan kecepatan sedang, sehingga bisa mengikuti mobil Kaisar dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Rangga mengemudikan mobilnya sendiri, dia tak ingin ditemani oleh sekretarisnya itu, ia tak ingin orang lain menertawakan tingkah anehnya itu.
“Mas, kita berhenti ditoko bunga bentar yah.” Ucap Kanaya memecahkan keheningan. Kai menoleh kearah Kanaya
“Untuk apa kita ke toko bunga Dik.” tanya Kai menatap sekilas Kanaya kemudian memandang jalanan kembali.
“Untuk membeli bunga dong Mas, masa kita beli mobil kan lucu Mas.” Ucap Kanaya sambil tertawa kecil. Untuk pertama kali nya Kai melihat Kanaya tertawa seperti itu. Kai pun merutuki kebodohannya. Sambil tersenyum pada Kanaya.
“ihh kamu itu yah. Maksud Mas itu kamu beli bunga untuk siapa Dik?” tanya Kai sambil mengacak-acak rambut Kanaya.
“aduh Mas, jangan diacak-acak dong rambutnya. Kan jadi berantakan.” Gerutu Kanaya sambil mengerucutkan bibirnya. “Aku mau beli bunga untuk Bibi Mas. Masa aku diundang makan, tapi aku gak ada bawa apa-apa Mas, kebaikan kalian aja belum aku balas Mas. Aku malu bertamu dengan tangan kosong.” Ucap Kanaya.
“Emm yah deh.” Kata Kaisar sambil memainkan jemarinya di setir kemudi. Kaisar memacu mobilnya ke sebuah toko bunga. Kanaya dan Kai turun untuk memilih bunga yang disukai oleh Bibi Maria.
Rangga menghentikan mobilnya, melihat mobil Kai terhenti disebuah toko bunga.
“Untuk apa mereka berhenti ditoko bunga” ucap Rangga pada dirinya sendiri. Dia terus focus memperhatikan gerak-gerik Kai dan Kanaya.
Selesai mereka memilih bunga, Kai kembali melajukan mobilnya , begitu juga dengan Rangga dengan tetap mengikuti dari belakang.
Dipersimpangan empat lampu lalu lintas terlihat warna merah. Artinya para kendaraan harus stop sampai warnanya berganti hijau. Lampu merah sudah berganti, Kai kembali memacu mobilnya, tak sadar sebuah mobil Truk dari arah sebelah kiri dengan laju yang begitu cepat, sehingga mobil Kaisar terhempas kearah kanan dan…….
Bruakkkkkkkkkkkk.
Suara yang begitu kuat dan keras dari Mobil Kaisar yang terpental dan terjungkir akibat hentakan yang sangat kuat dari arah seberah kiri.
Rangga yang berada dibelakang mobil Kaisar menyaksikan kejadian itu, sangat terkejud, matanya terbelalak. Seketika ia mengerem mendadak pada mobilnya sehingga kepalanya terpantul pada setir kemudi namun tidak keras.
Dengan tubuh yang gemetar, Rangga turun dari mobilnya. Dihampirinya mobil Kaisar yang sudah dikerumuni oleh banyak orang. Rangga meneteskan air matanya, tak luput ia meremas rambutnya, menyaksikan kejadian yang begitu mengerikan terjadi pada wanita pujaanya.
Banyaknya orang yang ada disitu tidak ada yang berani mendekat. Berhubung berada dipersimpangan empat, ada pos Polisi. Polisi lalu lintas itu segera menahan supir truk yang ingin melarikan diri. Rangga berteriak histeris menyuruh siapa saja menghubungi ambulance.
"Tolong segera telepon Ambulanceee. siapa saja pun tolong segera hubungi" teriak Rangga ditengah kerumunan itu sambil menatap kearah mobil dimana Kanaya masih terjepit didalamnya.
Entah siapa yang menghubungi 5 menit kemudian ambulance datang, Para Polisi lalu lintas itu sudah membantu mengeluarkan Kaisar dan Kanaya yang terjebak dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments