CH-11

“Tentu saja Daddy setuju Mam.” Ucap Jakson menyembunyikan rasa bahagia nya. Setidaknya dia bisa membalas, sekaligus mengganti kebahagiaan yang harusnya diterima Martha dan sekarang beralih kepada Putrinya Kanaya.

“Terimakasih Dad.” Ucap Maria dengan bahagia sesaat namun berubah menjadi bingung kembali. “Dad, kalau Kanaya Bertanya Alasan kita mengadopsinya, gimana Dad?” tanya Maria.

“Kalau untuk itu biar jadi urusan Daddy Mam” ucap Jakson sambil tersenyum pada isitrinya.

Maria dan Jakson pun meminta Kaisar untuk menghubungi Kanaya. Mengajaknya makan malam bersama. Semenjak pertemuan terakhir Kai dan Kanaya, Mereka memang sempat bertukar nomor telepon. Kaisar sempat bingung dengan permintaan Orang tuanya itu. Namun dia tak bertanya, karena dia juga sejujurnya agak tertarik dengan Kanaya.

Kaisar menuruti permintaan orang tuanya itu. Dan mengirim pesan lewat Wa pada Kanaya untuk bertemu diakhir pekan. Tak menunggu lama Kanaya membalas pesan itu dan menyetujui permintaan Kai.

Hari sudah menjelang sore, saatnya para Karyawan pulang kerja dari kantor. Kanaya membereskan semua pekerjaannya, bersiap ingin pulang. Pak Agung keluar dari ruangannya datang menghampiri Kanaya yang sedang bersiap-siap.

“Kanaya, apa kamu sudah ingin pulang ?” tanya Pak Agung.

“Iya Pak. Apa ada pekerjaan yang ingin saya lakukan lagi Pak?” tanya Kanaya sopan menatap Bosnya itu.

“Ah tidak. Bukan pekerjaan. Cuman saya ingin minta tolong sama kamu, menggantikan saya besok malam menemui calon Investor baru kita. Besok saya tidak bisa karena saya harus menemani anak saya yang sedang sakit.” Pinta Pak Agung pada Kanaya. itu memang benar anak Pak Agung sedang menjalani operasi usus buntu.

“Baiklah Pak. Dimana saya akan bertemu dengan Klien kita Pak?

“Tempat nya diHotel Y, disana ada Ruangan VVIP untuk para Pengusaha sering melakukan pertemuan pribadi. Besok sebelum kamu berangkat. Saya akan kirimkan no ruangannya.” Ucap Pak Agung. Kanaya mengangguk paham. Sesaat sebelum Pak Agung meninggalkan Kanaya, dia kembali berkata. “Oh iya Kanaya, besok kamu tidak usah masuk kekantor, siapkan diri kamu dan pastikan kamu harus berpenampilan yang cantik dan keluar segala skill kamu untuk menarik Investor terbaru kita ini, karena ini sangat menguntungkan bagi Perusahaan kita. Kalau kamu berhasil menarik perhatianya, saya akam kasih kamu bonus 2 x lipat dari gaji kamu “ ucap Pak Agung dan pergi meninggalkan Kanaya.

Kanaya meraih tasnya yang dimeja. Dia berjalan melangkah pulang. Sambil berjalan dia mengingat pesan terakhir Pak Agung. Sambil memainkan jari-jemarinya seraya berhitung dia mengucapkan 3 poin terpenting dalam hatinya ‘Harus Cantik’ ‘Keluarkan Skill’ ‘bonus 2 x lipat’ berulang kali dia mengulangi hal yang sama. Apalagi poin yang terakhir. Sangat menggiurkan menurut Kanaya.

Kanaya tiba di Apartemen miliknya. Semenjak bekerja dan memiliki gaji yang cukup ia tidak lagi tinggal di kos-kosan. Dia membongkar lemari pakaiannya memilih pakaian terbaiknya untuk bertemu calon Investor. Tidak ada baju yang cocok pikirnya. Semua rata-rata stelan jas wanita untuk dipakai kekantor, dia hanya memiliki beberapa dress itu pun terlihat sangat biasa saja.

‘Sepertinya aku harus belanja baju besok’ batin Kanaya. Ia pun mengembalikan semua pakaian yang sudah diacak-acaknya dari lemari. Setelah selesai, ia bergegas mandi dan makan malam yang sudah disiapkan oleh pembantunya. Kemudian ia membaringkan tubuhnya untuk berisitirahat agar esok hari tubuhnya lebih segar.

Disebuah kamar ada sosok seorang Pria yang sedang tersenyum-senyum yang membayang-bayangkan makan malam romantic dengan wanita pujaannya. Mengguling-gulingkan tubuhnya diatas kasur. ‘Aku tak sabar melihat wajah manis itu’ batinnya.

Keesokan harinya. Kanaya sedang bersiap-siap. Kanaya terlihat sangat cantik, tubuh mungil namun masih memperlihatkan lekukan tubuhnya membuat pria mana saja akan jatuh hati padanya.

Diperjalanan menuju Hotel Y, Kanaya sudah menerima pesan dari Pak Agung. Pesan yang menunjukkan no ruangan tempat Kanaya bertemu dengan calon Investor.

Sudah 20 menit berlalu Kanaya sudah sampai di Hotel Y, dia melangkahkan kakinya menuju resepsionis untuk menunjukkan ruangan sesuai isi pesan Pak Agung. Setelah menemukannya, Kanaya berdiam sedikit lama didepan pintu, dia gugup, hingga telapak tangannya berkeringat. Dibukanya pintu itu setelah rasa gugupnya sedikit normal.

Klekkkkkkkkkk.

Pintu terbuka, mata Kanaya tertuju pada dua sosok lelaki muda yang duduk sedang menatap kearahnya. Kanaya merasa tak nyaman dan gugup ditatap oleh lelaki seperti itu, dia merasa risih. Ingin rasanya dia lari dari tempat itu, kalau tak mengingat ini calon Investor, bisa-bisa dia kenak marah Pak Agung kalau dia mengecewakan kliennya ini.

Sedangkan dua lelaki muda itu sedang menatap takjub pada Kanaya, sosok itu sangat cantik, lama mereka menatap Kanaya yang masih berdiri di dekat pintu. Hingga suara dehem Kanaya memecahkan keheningan itu. Membuat para lelaki itu kikuk menahan malu.

Salah satu dari mereka berdiri mempersilahkan Kanaya untuk duduk bergabung. Dia adalah Vino sekretaris Rangga.

Sebelum Kanaya duduk, Vino menyadarkan Rangga yang sedari tadi masih diam mematung. Vino berbisik pada Rangga. “Pak.” Mendengar bisikan dari Vino, Rangga tersadar dan berdiri. Dia mengulurkan tangganya pada Kanaya.

“Perkenalkan saya Rangga” ucap Rangga sambil tersenyum gugup dan salah tingkah.

Kanaya menerima uluran tangan Rangga dengan cepat. Rangga yang bisa menyentuh tangan Kanaya sekilas sudah membuat jantungnya berpacu tak karuan. Dia sampai keringat dingin berhadapan dengan sosok wanita cantik didepannya.

“Kanaya Pak” saut kanaya.

“ Dan ini Vino sekretaris saya.” Ucap Rangga mengenalkan Vino. Vino mengangguk dan menerima uluran tangan Kanaya walau hanya sekilas. Kanaya masih risih bersentuhan dengan orang asing apalagi yang lawan jenis dengannya.

Setelah berkenalan, mereka duduk kembali. Sebelum lanjut membahas niatan Perusahaan Rangga ingin menjadi Investor Perusahaan AxiongCorp tempat Kanaya bekerja. Rangga memanggil pelayan untuk menyediakan makanan dan mereka pun makan bersama dalam diam.

Sesekali Rangga melirik Kanaya, mencuri-curi pandang, menfaatkan keadaan untuk menatap wajah wanita pujaanya lebih lama, Vino yang menyadari tingkah aneh dari bosnya dari tadi. Mulai berasumsi bahwa Bosnya itu tertarik dengan wanita itu. Sedangkan Kanaya yang merasa dipandangi mempercepat makannya, karena sudah mulai tak nyaman.

Flashback On

Dihari sebelumnya Sesuai janji Vino, permintaan Rangga mengenai nama-nama perusahaan yang bekerja sama dengan Om nya, dan menyelidiki nama sekretaris setiap perusahaan itu dengan nama Kanaya. Keberuntungan menghampiri Rangga. Hanya ada satu perusahaan yang memiliki sekretaris bernama Kanaya.

Rangga pun mulai menjalankan misinya. Ia memerintahkan sekretaris Vino untuk menghubungi Direktur Perusahaan AxiongCorp menawarkan kerja sama dengan Perusahaan yang dipimpin oleh Pak Agung serta menjadi Investor no.2 terbesar pada Perusahaan Pak Agung dengan syarat, sekretaris Pak Agung yang harus mewakili pertemuan kerja sama ini dan tidak memberitahukan siapa calon investor baru yang akan ditemui. Pak Agung sempat bingung dengan permintaan itu, tetapi mengingat siapa calon investornya dia sangat setuju dan menerima syarat itu, bagaimanapun Perusahaan Rangga hampir sama pengaruhnya dengan Perusahaan Artono. Para Pengusaha akan sangat bahagia bila bisa bekerja sama dengan Perusahaan yang dipimpin oleh Artono dan Rangga.

Flashback Off

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!