Berhasil meraih kerjasama dengan sebuah Perusahaan bergengsi dikota itu, Kanaya diperbolehkan pulang dengan cepat, walaupun sempat membuat Pak Agung sedikit kesal, tapi itu sudah menjadi kebiasaan Pak Agung untuk memberi apresiasi kepada Kanaya yang selalu memuaskannya dengan hasil kerjanya yang baik.
Kanaya tiba dirumah, ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasanya tubuhnya sangat lelah. Kanaya memejamkan matanya yang mulai mengantuk. Ia tenggelam dalam tidurnya, terhanyut dalam mimpi. Bertemu dengan Mamanya yang sangat cantik, memakai baju putih yang sedang berjalan kearahnya, dengan membawa kue tart keju yang diatasnya ada tulisan Selamat Ulang Tahun Putriku.
Kanaya meniup lilin yang ada diatas kue itu, ia tersenyum pada mamanya yang sambil berkata “Selamat Ulang Tahun Sayang Mama, Kamu harus Bahagia, dan Sehat Selalu yah Sayang, Mama selalu bersama kamu” ucap Mama Kanaya dengan tersenyum sangat cantik.
Untuk pertama kali Mamanya hadir dalam mimpinya setelah berpisah. Semenjak tahu Mamanya meninggal Kanaya belum pernah mengunjungi pemakaman Mamanya, karena tidak ada yang tahu lokasinya dimana. Kanaya ingin sekali memeluk sosok itu. semakin dia melangkah mendekati, sosok itu semakin menjauh.
Sosok itu hanya tersenyum dari sorot matanya terlihat sangat menahan rindu. Kanaya meneteskan air matanya, ia sungguh sangat rindu dengan Mamanya, ingin sekali rasanya meluapkan seluruh gejolak yang ada dihatinya itu. Ia sungguh tak tahan. Tidak ada tempat pengaduan lagi, tidak ada tempat berlindung, tidak ada tempat untuk bertukar pikiran. Ia sebatang kara.
Lama Kanaya menangis didalam mimpi, ia merasa lelah. Tiba-tiba terasa cacing dalam perutnya meronta-ronta kelaparan, ia pun terbangun dari tidurnya. Dijamahnya wajah mungilnya yang sudah lembab, ia kembali mengingat mimpi itu dan sungguh dia menjadi ingin merasakan kue tart seperti yang dibawakan oleh Mamanya.
Ia pun bergegas membersihkan diri, setelah selesai, Kanaya memilih makan malam diluar ia ingin merayakan hari Ulang tahunnya sendirian dengan sedikit mewah. Lama sudah dia tak memanjakan lidahnya dengan makanan enak.
Kanaya tiba disebuah toko kue, ia memilih kue tart keju yang mini, setelah membayar ke kasir, Kanaya berjalan kesebuah restoran yang ada didepan toko kue itu. Ia memesan makanan steak daging dan anggur. Sambil menunggu Kanaya mencicipi kue keju yang baru dibelinya.
Dari sudut restoran itu, ada sepasang mata yang memandang gadis yang ada didepannya yang hanya berjarak 3 meja. Lelaki muda itu menghampirinya.
“Hai adik kecil, lama tak bertemu, Kamu apa kabar dik ?”tanya lelaki itu sambil mendudukan tubuhnya dikursi berhadapan dengan kanaya. Lelaki itu adalah Kaisar.
Asyik dengan menikmati kue nya, Kanaya mendongakkan kepalanya, memandang serta menginggat sosok lelaki yang ada dihadapannya.
“Saya baik. Maaf, Kamu siapa ? Apa kita pernah bertemu?” tanya Kanaya dengan sopan, Ia seperti pernah bertemu tetapi lupa dimana. Daripada salah sangka, ia lebih memilih bertanya. Membuat Kaisar tertawa kecil.
“Apa adik lupa dengan Mas ?” tanya Kai, dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Kanaya.
“Kalau adik lupa, biar Mas ingatkan, sekitar 6 bulan yang lalu kurang lebih, Orang tua Mas pernah menemukan adik pingsan dijalanan, dan membawanya kerumah, Mas anak mereka sekaligus dokter yang merawat kamu waktu itu.” ucap Kai.
Kanaya pun mulai mengingat-ingat kejadian sekitar 6 bulan yang lalu, itu adalah waktu dia kabur dari kakak sepupunya untuk menemui Mamanya yang sudah tiada. Putus asa dengan kabar Mamanya yang sudah tiada Kanaya pernah tak sadarkan diri dan ditolong oleh keluarga yang baik. Kanaya mengingat waktu itu.
“Oh ini Mas Kai ya, anaknya bibi Maria dan Paman Jakson” ucap Kanaya
“Yups” ucap Kai sambil melirik pesanan Kanaya yang sudah datang. Melihat pesanan itu Kai pun bertanya kembali.
“Apa adik disini sendirian ?” tanya Kai
“Iya Mas” singkat Kanaya
“Terus siapa yang ulang tahun? Sepertinya itu kue Ulang tahun” tanya Kai mengerutkan keningnya bingung. Mana mungkin kanaya merayakan ulang tahunnya sendirian, pikirnya.
“Aku Mas,” ucap Kanaya dengan polos sambil menunjuk dirinya dengan jari telunjuk.
“Emm, Selamat Ulang Tahun yah dik,” ucap Kai sambil menggulurkan tangganya pada Kanaya.
“Makasih Mas,”ucap Kanaya menerima uluran tanggan itu dengan singkat, ia belum terbiasa bersentuhan dengan lawan jenis apalagi yang baru dikenal.
Kai memandangi Kanaya yang hanyut dengan makanannya sendiri dengan sangat lahap, Kai larut dalam pemikirannya, ia merasa kasihan dengan Kanaya, ‘Apa dia tidak memiliki orang tua, kekasih atau bahkan sahabat?’ sungguh malang nasib gadis kecil ini’. Pikir Kai.
Merasa dipandangi oleh sosok yang dihadapannya membuat Kanaya tak nyaman.
“Ada apa Mas? Kenapa menatap ku begitu ? Apa mas belum memesan makanan ? mau aku pesanin atau gimana Mas?” tanya Kanaya dengan polos, bagaimanapun lelaki itu pernah menolongnya.
“Ah tidak, Mas sudah selesai makan, cuman Mas lucu aja liat kamu makannya, seperti ada orang yang ingin menculik makanan kamu.” Ucap Kai dengan tawa kecil
Kanaya merasa malu, ia menundukkan kepalanya, Kai semakin tertawa melihat sikap malu Kanaya.
Mereka mengobrol dengan sangat akrab, seperti orang lama yang baru saja bertemu.
Kanaya memang susah berteman dengan lawan jenisnya, tapi berhubung lelaki itu pernah menolongnya Kanaya merasa sedikit nyaman bertukar cerita. Begitu juga dengan Kai, lelaki itu merasa nyaman bercerita dengan Kanaya yang ia rasa sangatlah polos. Sampai mereka pun bertukar nomor ponsel untuk menjalin pertemenan baru itu.
Ditempat berbeda ada sosok yang sedang Kasmaran tapi diradang oleh dilema kebingungan. Dia adalah Rangga.
“Aku Belum pernah merasakan Jatuh Cinta segila ini, setiap detik wajah manis dan mungil Mu itu menari-nari di pikiran Ku. HatiKu seperti dicoret-coret oleh Mu, kau lukis dengan indah nama Mu dihatiku. Kau Menghapus semua nama wanita yang pernah mampir walau tak bertahan lama dihati dan pikiranKu. Hingga saat ini hanya tersisa ada namaMu KANAYA.” Batin Rangga.
“Kanayaaaaa, kau membuat ku gilaaa, padahal kita baru bertemu…” rintih Rangga meremas rambutnya, tubuhnya berguling-guling kekanan dan kiri diatas kasur.
“Sepertinya aku harus mengarahkan anak buahku mencari tentang dia. Tapi bagaimana caranya yah? Aku tak ada fotonya, nama lengkapnya juga aku tidak tahu. Ahhh ini sungguh meresahkan” ucap Rangga berbicara pada dirinya sendiri, Ia menendangkan kakinya kearah langit.
“Apa aku melacak semua perusahaan yang bekerja sama dengan Om saja yah ? kemudian mencari tahu seluruh nama-nama sekretaris yang bernama Kanaya, iya,iya benar sepertinya itu harus.” Ucap Rangga tersenyum bangga dengan pemikirannya.
Sambil mengambil HP nya yang ada diatas meja samping kasur tidurnya, ia pun menghubungi sekretarisnya untuk melakukan ide gilanya tadi. Selesai menghubungi sekretarisnya ia pun berbicara lagi sendiri.
“Tapi kalo ketahuan sama Om, bagaimana yah, ini sungguh memalukan, bisa-bisa aku diejekin terus, arghhhh KANAYA aku kecanduan dengan wajah manismu” ucap Rangga kembali mengacak-acak rambutnya, dan menarik selimutnya menutupi wajahnya yang tampan yang sudah mulai mengantuk.
(Sepertinya jatuh cinta membuat orang gila yah, hehehe) Salam dari Author Manis. 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Umi Yan
lanjut thor..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Maaf, ijin promo yah thor "Cinta Sang Desainer" terimakasih😊🙏
Semangat dan sukses selalu untuk authornya😊👍💪🙏
2020-10-16
3