CH-8

6 bulan sudah berlalu semenjak kepergian Kanaya dari kediaman keluarga William. Jakson sudah mengerahkan para anak buahnya untuk mencari Kanaya. Tapi tidak ada jejak sikit pun mengenai kerpegiannya.

Kanaya yang berada ditempat lain juga sudah mulai tenang dengan kehidupan barunya. Tidak ada yang menyakitinya dan hidup dengan baik dengan pekerjaan barunya.

Kanaya bekerja disebuah Perusahaan AxiongCorp, Kanaya menjadi Sekretaris Direktur. Setelah Kanaya tamat dari jenjang SMA, Kanaya kabur dari rumah saudara sepupunya yang di Negara AS ke Negara JP.

Dia melanjutkan pendidikan nya disana dengan mengambil jurusan Administrasi Perkantoran. Lulus kuliah dengan nilai yang amat baik, Kanaya sebenarnya diburu oleh para perusahaan di Negara JP, tapi tidak ada satupun diresponnya. Dia berniat kembali Ke Negara asalnya berniat untuk bisa hidup bersama Mama nya kembali. Tapi apalah daya, Kanaya kehilangan sosok itu, bahkan jauh sebelum bertemu.

Dringgggggggg.

Bunyi telepon kantor yang ada dimeja Kanaya. Menyadarkan Kanaya dari lamunan. Diangkatnya telepon genggam itu yang asal panggilannya dari dalam ruangan Bos Direktur.

“Hallo Pak” Ucap Kanaya

“Kanaya siapkan berkas untuk kerja sama dengan Perusahaan ArtanuCorp, 15 menit lagi kita akan berangkat” Perintah Direktur yang bernama Bapak Agung.

“Siap Pak” ucap Kanaya

Mendapatkan perintah dari Pak Agung, Kanaya langsung menyiapkan semua berkas yang ingin dibawakannya. ‘Selesai’ batinnya.

Tak berapa lama Pak Agung dan Kanaya berangkat ke Perusahaan ArtanuCorp untuk rapat membangun kerja sama dengan Perusahaan yang cukup bergengsi itu.

Pak Agung dan Kanaya sudah tiba didalam ruangan Direktur Perusahaan Artanucorp yang dipimpin oleh Pak Artono.

Setelah melakukan perbincangan antara sesamanya, kerjasama pun disepakati antara kedua Perusahaan itu. Ketika Pak Agung dan Kanaya hendak ingin pamit undur diri.

Seorang lelaki muda yang bernama Rangga memasuki ruangan kerja Pak Artono. Dia melihat ruangan Om nya itu kedatangan tamu seorang Pria paruh baya dan seorang wanita muda. Pandangannya pada wanita muda itu sangat intens. Pak Agung menyapa Rangga dan memberi senyuman, dan Rangga mengubah tatapannya pada Pak Agung. Sedangkan Kanaya masih larut dalam membereskan berkas ditangannya tanpa sadar dia berjalan kearah pria muda itu dan menabraknya

Brukkkkkkkk,

Berkas kerja sama tadi berceceran dilantai, Kanaya terkejud dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf. Kemudian berjongkok karena Kanaya memakai setelan jas kantor wanita dengan celana panjang membuat dia tidak kesulitan bergerak bebas. Pak Agung merasa tidak enak hati akibat cerobohnya Kanaya, ia memarahi Kanaya yang tidak hati-hati saat berjalan.

“Kamu itu bagaimana sih Kanaya, jalan kenapa tidak pakai mata.”gerutu Pak Agung yang memang dasarnya cerewet tapi sebenarnya baik hati.

Rangga merasa kasihan sekaligus tertarik pada wanita itu ikut menolong membereskan berkas dilantai itu, semakin membuat Kanaya tidak enak hati. Dia kembali meminta maaf pada Rangga tanpa melihat wajah Rangga. Rangga tersimpul senyum kecil, tangannya membantu membereskan berkas, namun matanya menatap wajah Kanaya yang jaraknya sangat dekat dengan wajahnya. Setelah berkas itu terkumpul Kanaya berdiri dan menundukkan kepalanya, ia berjalan mengikuti Pak Agung yang sedang menunggunya diujung pintu, Kanaya pun berlalu dengan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat sebelum menutup pintu ruangan kerja Pak Artono.

Pak Artono yang sedari tadi diam menyaksikan kejadian itu pun tersenyum kepada ponakannya yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri itu. Rangga bukanlah sosok lelaki yang mudah menolong orang, entah kenapa Pak Artono merasa ponakkannya itu tertarik pada sosok mungil Kanaya. Sehingga ia ingin menggoda ponakannya itu.

“Hai Om” sapa Rangga sambil duduk disofa didalam ruangan itu dengan raut wajah ceria.

“Ya, Ga tumben” goda Pak Artono sambil mendekati Rangga dengan melemparkan senyuman jahilnya.

“Maksud Om tumben apaan, bukannya tadi Rangga uda bilang mau singgah kemari” Tanya Rangga bingung dengan kejahilan Om nya

“Maksud Om bukan itu, tumben kamu mau perduli dengan hal-hal seperti tadi itu, biasanya kan kamu langsung nyerocos kalo ada orang ceroboh kayak begitu.” goda Pak Artono

“Aaaa, itu ya Om, habis dia manis Om, Rangga sukak liat wajah mungilnya Om, hehehe” ucap Rangga senyum-senyum malu, Rangga memang selalu terbuka dengan Om nya yang sudah dianggap seperti Papa sendiri, semenjak orang tua nya sudah tiada.

“Kalo sukak dikejar dong Ga,” Ucap Pak Artono masih dengan senyuman jahil nya.

“hahaha, Om ini ada-ada saja, Rangga itu biasanya yang dikejar-kejar Om, masa iya Rangga turunin harga diri demi wanita yang baru dikenal” ucap Rangga dengan geleng-geleng kepala.

“Ga, mau sampaikan, ingat umur kamu itu uda 29 tahun. Emang kamu gak niat punya istri yang bisa urusin kamu, emang gak capek Ga hidup sendirian. Nih Om kasih tahu kamu yah, kalo kamu punya istri dan anak, kamu kerja nya jauh lebih semangat. Rumah kamu tiap hari rame terus, hidup kamu jauh lebih berwarna Ga.” Ucap Jakson menasihati ponakannya yang sangat hoby melajang, sudah banyak wanita yang mengejarnya, ditolaknya mentah-mentah.

“Ya nanti kalo sudah waktunya Rangga pasti menikah Om, Udah ah Om kita lanjut pembahasan kita yang ditelepon tadi aja ya Om” seru Rangga cengengesan sambil mengalihkan pembicaraan dan Pak Artono hanya bisa geleng-geleng kepala.

Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terputus ditelepon tadi tentang perusahaan cabang Rangga yang sedang bermasalah di Negara JP.

Sesaat sudah menemukan solusi, Rangga pamit pulang. Sebelum ia pulang ia kembali bertanya sesuatu yang mengganjal dipikirannya.

“Om” katanya sebelum menutup ruangan Pak Artono

“Ya Ga, ada lagi yang kurang jelas?“ Tanya Pak Artono

“Emm, gak Om. Rangga cuman mau tanya, perempuan yang tadi itu dari Perusahaan mana Om ?” ucap Rangga malu-malu, wajahnya merah merona sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Membuat Pak Artono tak bisa menahan tawa.

“Om kok ketawa sih “ucap Rangga yang sudah sangat malu.

“habis kamu sih, tadi sok-sokan nolak,” ucap Pak Artono masih dengan tawanya.

“Om gak bakalan kasih tau kamu, kalo untuk urusan ini, kamu harus cari tahu sendiri, kalo kalian ketemu artinya dia takdir kamu.” Sambung Pak Artono menegaskan ponakannya untuk berusaha lebih lagi.

“Ah, Om gak asyik pelit amat sih Om, kasih informasi, tau gitu tadi Rangga gak usah tanya, yaudah Om aku balik dulu yah” ucap Rangga kecewa membuat Pak Artono tertawa geli melihat tingkah ponakannya itu.

Diperjalan pulang Rangga kembali mengingat wajah mungil Kanaya. Dia tersenyum malu-malu mengingat gadis manis itu. Hatinya terasa berbunga-bunga, ada getaran-getaran didalam hatinya.

Detak jantung itu terus berpacu dengan irama tak menentu. Belum pernah ia merasakan gejolak seperti ini ketika bertemu wanita lain. Ia kembali mengingat Pak Agung yang memarahinya, membuat dia sempat kesal namun kembali berseri lagi, karena tadi Pak Artono tak sengaja menyebut nama gadis itu KANAYA. Ia namanya Kanaya, katanya lagi dalam hati. Rangga terus-menerus menyebut nama Kanaya didalam hatinya, seraya mengingat nama itu.

*********************************************

"Sekasar apapun perilaku mu, ketika kamu bertemu dengan lawan jenis mu yang mampu memporak-porandakan hatimu,

maka kamu akan seperti kucing manis yang manut dengan tuannya."

Author

Terpopuler

Comments

Sandrie

Sandrie

sangat sangat keren Thor cerita nya🥰,,di tambah kata bijak dari author sangat berkesan yang baca👍👍

2022-08-24

0

Jodira

Jodira

keren thor. next up ditunggu thor

2020-10-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!