Melihat suaminya begitu serius membuat Maria semakin gugup dan penasaran, telapak tangan dan kakinya sampai berkeringat dingin.
“Ayo dong Dad, ada apa sih, jangan buat mammy penasaran, iya-iya mammy janji akan baik-baik saja. Kan ada Daddy disini temannya Mammy.” Ucap Maria tak sabar mendengarkan kabar yang dibawakan oleh suaminya.
Flashback
Perusahaan WILLCORP
Jakson sampai diperusahaannya, ia disambut hormat oleh karyawannya. Ia masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 30 tempat kantornya berada. Bangunan Perusahaan WILLCORP terdiri dari 40 lantai dan bangunan itu terlihat sangat megah dan asri, biarpun didalam kantor tapi banyak sekali tanaman yang menghiasi pinggir lorong tiap ruangan disitu sehingga setiap orang yang bekerja disitu akan merasa sangat nyaman.
Ting.
Pintu lift terbuka.
Jakson berjalan memasuki ruangannya disudut lantai itu. ruangannya yang terlihat seperti rumah, bukan kantor tempat bekerja biasa, karena itu disengaja didesain olehnya agar dia nyaman berlama-lama didalamnya. Mendekati pintu ruangannya, sekretaris Jakson menaruh hormat dengan menundukkan kepalanya dan kedua tangannya dilipat diatas perutnya.
“Selamat Pagi Pak, “ sapa Rina Sekretaris Jakson.
Jakson hanya menjawab lewat anggukan kepalanya dan sembari tersenyum kecil. Ia memasuki ruangannya dan duduk diatas kursi kebanggaannya. Diletakkannya tas kerjanya disamping kanan mejanya, dan diraihnya handphone miliknya yang berada disaku celananya. Dicarinya nomor telepon seseorang dan tak berapa lama, ketemu.
“Halo” sapa seseorang disana
“Iya, bisakah aku meminta bantuan mu teman”
“Bantuan? Bantuan apa? Wahhh lama tak bertemu bukannya merindukan aku, kau malah meminta bantuan. Ada apa, apakah Maria baik-baik saja”
“Iya dia baik-baik saja. Aku serius, aku ingin meminta bantuan mu”
“Ya,ya, katakanlah kau mau apa”
“Kemarin aku menemukan seorang gadis, “ belum sempat Jakson berbicara seseorang disana langsung memotong pembicaraannya.
“Apaaaa seorang gadis, wahhh teman ternyata kamu berbahaya juga yah, istri lagi sakit, bisa-bisanya kamu memikirkan seorang gadis, bukankah lebih baik kau perkenalkan dia dengan anak sulung mu Kaisar, hahaha” tawa seseorang disana tak percaya apa yang dikatakan oleh temannya itu.
“Aishhhhh kau ini, aku belum selesai bicara, bisa tidak kau tutup mulut mu itu dulu” geram Jakson
“Oke oke maafkan aku teman, lanjutkan ceritamu”
“Jadi kemarin itu, aku dan istriku menemukan seorang gadis, tubuhnya kecil tapi kalo dilihat dari wajahnya seperti sudah berusia 25 tahunan begitulah, dan kau tau teman sewaktu aku dan istriku membawanya kerumah kami, aku memperhatikan wajahnya, dia seperti mirip dengan Martha.”
“Apaaaa, Martha? Martha Saramitha, gadis cantik yang dulu jadi kekasih mu itu ?” Tanyanya tak percaya.
“Iya, tapi aku tidak tahu pasti, soalnya kondisi gadis kecil itu seperti sedang syok berat, aku tak tega menanyakannya pada dia, lagipun kau tahu kan, kalo aku mengungkit tentang Martha maka kondisi Maria akan buruk, aku tak mau mengatakan sesuatu yang tidak pasti padanya. Bagaimanapun ini sudah terlalu lama untuk tidak diselesaikan, aku ingin menebus kesalahan kami pada Martha, bisakah kau carikan informasi tentang dia, dan keluarganya, dimana mereka tinggal, pokoknya semua tentang informasi dia,”
“Aduhhh bagaimana ini yah, ini sudah terlalu lama teman aku tak yakin anak buahku bisa mencari informasi tentang Martha, apalagi kau tahu kan Martha bukan orang yang mudah bersosialisasi, akan sulit menemukannya.”
“Iya aku tahu teman, tapi aku butuh batuanmu, hanya kau yang bisa membantu aku”
“Baiklah, akan aku coba, sekarang apa kau masih menyimpan foto tentang Martha? Atau apa kau ada foto tentang gadis itu?”
“Foto Martha aku masih ada, kalau foto gadis itu, aku bisa meminta pelayan ku untuk mengambilnya.”
“Baiklah teman, segeralah kirimkan foto-foto mereka, akan aku coba usahakan mencarinya. Tapi ingat teman, tip nya harus lebih tebal dong yahh, hahaha”
“Dasar kau ini, kalau masalah tip tidak pernah ketinggalan, baiklah, tidak usah takut, kalau hasil kerjamu memuaskan aku akan berikan 2 x lipat dari biasanya”
“Wow,wow, menarik sekali teman, okelah kalo begitu teman, segera kirimkan foto-fotonya.”
Seseorang yang ada disana langsung memutuskan teleponnya membuat Jakson menggerutu tak jelas.
Dengan segera ia pun memerintahkan pelayannya yang ada dirumah untuk mengambil foto Kanaya secara diam-diam, supaya istrinya tidak curiga. Tidak menunggu berapa lama, foto Kanaya pun didapatkannya dan langsung mengirimkannya kepada temannya beserta foto Martha mamanya Kanaya yang selalu diselipkannya disudut dompetnya, sehingga istrinya tidak bisa menemukan foto itu, setelah mengirimkan kedua foto itu.
Jakson menatap foto Martha, diusapnya wajah Martha pada foto itu yang sudah terlihat mulai kusam namun masih terlihat jelas. “Martha, aku merindukanmu, bagaimana kabarmu, kamu wanita terbaik yang aku temukan, maaf untuk kesalahan yang sudah kuperbuat untuk mu, sampai kapan pun, namamu selalu terukir disudut hatiku” batin Jakson sambil memejamkan matanya, tidak terasa air matanya menetes membasuh wajahnya yang sudah mulai terlihat garis-garis keriputya. Ia kembali mengingat kenangan-kenangannya bersama Martha. Rasanya hari ini dia tak ingin melakukan apapun. Diambilnya telepon diatas mejanya, dan dialihkannya ke telepon dimeja sekretarisnya.
“Halo rina, tolong chancel semua jadwal saya hari ini, saya lagi tidak enak badan.” Ucap Jakson
“Baik Pak.” Saut Rina
Jakson bangkit berdiri, dia memasuki ruang kamar pribadi yang ada didalam ruangan kerjanya. Dibaringkannya tubuhnya, dipejamkan matanya sambil memeluk foto Martha dan Kanaya yang ada diponselnya. Ia pun larut dalam tidurnya.
Ia bermimpi sedang duduk ditaman dekat desa yang sangat sejuk, dipandangi nya seluruh sudut taman itu.
Tap.
Pandangannya jatuh kepada sepansang suami istri dengan anak gadis kecil sekitar usia 10 tahun. Suami istri itu sedang bertengkar didekat tepi danau yang ada di taman itu. laki-laki itu memukul istrinya, menendang bokong istrinya. Dan anak gadis kecil itu ditamparnya berulang kali, sehingga anak itu menangis sekencang-kencangnya, ibu dan anak itu saling berpelukan, taman itu saat itu sedang sepi, tidak ada orang disana kecuali Jakson yang sedang duduk dibangku taman. Diamatinya keluarga yang sedang bertengkar itu, ingin dia membantu ibu dan anak itu tapi dia tak ingin mencampuri masalah keluarga lain karena itu bukan urusan dia. Dipandanginya terus punggung ibu anak itu, dia merasa tidak asing dengan punggung itu, ketika wanita itu menoleh kebelakang meraih tasnya yang tercecer akibat kelakuan suaminya dan,
DEG.
‘Dia adalah MARTHAKU, Dia WANITAKU. Ba-bagaimana bisa dia diperlakukan laki-laki kurang ajar itu seperti binatang. Siapa laki-laki itu siapa anak itu. Apakah Martha sudah menikah, apakah itu suami dan anaknya. Aku tidak bisa diam, aku harus menolongnya.’ Jakson bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan dengan cepat menghampiri ibu dan anak itu, belum sempat ia sampai suaminya sudah menarik tangan mereka dengan paksa dan memasukkannya kedalam mobil dengan kasar, Jakson tak memiliki kesempatan untuk menolongnnya, ia pun berteriak sekeras mungkin memanggil nama Martha, berharap wanita itu menoleh kearahnya, tapi tidak sesuai harapannya, wanita itu tidak mendengarnya. Mobil itu sudah membawa wanitanya. Ia mengejar mobil itu sambil memanggil-manggil nama wanitanya.
”Marthaaaaaaaaaaa, Marthaaaaaaa, tungguuuuuuuu, jangan pergiiiiiiiii”Jakson terus merancau berteriak. Suara Jakson memenuhi ruangan pribadinya. Tidak ada satu orangpun yang mendengarnya dari luar karena ruangan itu kedap suara.
Derttt. Derttttt. Derttttttt
Tak berapa lama suara bunyi HP yang berulang kali bunyi membangunkannya dari tidurnya, ia tersadar dia hanya mimpi, seluruh tubuhnya berkeringat dingin, tenggorokannya terasa kering, mungkin karena berteriak dari tadi, diraihnya botol minum yang selalu disediakannya diruangan pribadinya.
Glek, glek, glek.
Lega rasanya, dirogohnya saku celananya, melihat siapa yang menghubunginya sampai berulang kali. Dan ternyata itu adalah teman yang dihubunginya tadi yang bernama Roy. Ditelponnya kembali nomor itu, berhubung panggilan tadi sudah berakhir.
“Halo Roy, bagaimana? Apa ada sesuatu informasi yang kamu ketahui.”
“Te-teman, se-sebenarnya,,,” ucap Roy dengan ragu-ragu dan nada yang mengandung kesedihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
_OFF_
semangat up thor
2020-11-24
2