CH-2

“Tidak apa-apa Kai, ini hanyalah salah paham” ucap Maria

"Nak, berdirilah kembalilah ketempat tidur mu, saya akan menyuruh pelayan membawakan makan malam mu, sepertinya kamu kehabisan banyak tenaga tidak usah takut nak, kami ini bukan orang jahat dan kami juga tidak menghukum mu Nak”

“Tidak Nyonya, saya mohon maafkan saya karena sudah lancang kepada Tuan dan Nyonya” ucap Kanaya

“Apa maksudnya gadis ini Dad, kenapa dia meminta maaf, apa yang sudah terjadi ? ucap Kaisar

“Tidak ada, tadi gadis kecil ini mengira kita ada berniat jahat dengannya jadi Daddy langsung emosi dan membentaknya, dia menjadi ketakutan seperti ini Kai” ucap Jakson

“Ohh begitu, adik tidak usah takut yah, kami ini bukan orang jahat” ucap Kaisar sambil tersenyum dengan sangat manis.

Kanaya melihat senyum laki-laki itu sempat terpesona, tetapi itu langsung ditepisnya bagaimana pun dia merasa tak pantas untuk mengagumi ketampanan laki-laki itu. Membahas laki-laki saja dia enggan. Kenangan masa lalu membuatnya parno. Tapi demi menjaga sopan santun dia berpura-pura untuk tidak menjauhi kedua laki-laki yang saat ini bersamanya. Bagaimanapun mereka sudah menolong dirinya. Kanaya yang sudah mulai tenang pun langsung menurut dan dia memakan makan malamnya dan meminum obatnya. Inpus yang sudah dicabut tadi juga sudah dipangsangkan kembali oleh Kaisar. Ingin menjauh sebenarnya ketika tangannya menyentuh lengan Kanaya, lagi dan lagi Kanaya tak berdaya dia memang lemah dia tak sanggup untuk menolak perlakuan dari umat yang ada dirumah itu. Setelah selesai memansang inpus mmereka meninggalkan Kanaya dikamarnya untuk beristirahat karena hari sudah semakin larut malam, Maria dan suaminya beserta anak sulung mereka juga pamit untuk beristirahat.

Pukul 07.00 Kanaya bangun dari tidurnya, badannya juga sudah mulai pulih, hanya saja masih sedikit lemah.

Tok. Tok. Tok

Ceklek

Maria datang membawa sarapan untuk Kanaya, dia melihat Kanaya yang sudah bangun pun langsung tersenyum dan menyapa Kanaya. Entah kenapa wanita paruh baya itu sangat simpatik dengan Kanaya.

“Selamat pagi Nak, bagaimana keadaanmu Nak, apakah sudah mulai membaik Nak”

“Sudah Nyonya, saya sudah baikan hanya saja masih sedikit lemah Nyonya”

“Baguslah dan ini makanlah Nak, supaya kamu tidak merasa lemah lagi dan jangan lupa untuk meminum obatnya Nak”

“Terima kasih Nyonya, dan maaf sudah merepotkan ada Nyonya” ucap Kanaya sambil tersenyum

“Sama-sama Nak”

Maria yang melihat Kanaya tersenyum merasa sangat senang melihatnya.

Jakson dan anak sulungnya datang menghampiri istrinya dan kanaya.

“Bagaimana keadaan mu gadis kecil ?” Tanya Jakson sambil tersenyum

“Sudah membaik Tuan” ucap kanaya Sembalas dengan senyuman yang sangat tipis.

“Baguslah adik, oh iyah kita belum berkenalan, Saya Kaisar Adiano William dan kamu” ucap Kaisar yang berada disamping Jakson

“Nama saya Kanaya Herazille,” jawab Kanaya

“Nama kamu sangat cantik Nak, sama seperti wajah kamu yang sangat cantik” puji Maria

Jakson dan Kaisar yang mendengar pujian dari maria hanya tersenyum, bagaimanapun itu memang kenyataannya Kanaya memang sangat cantik, tubuhnya mungil, kulitnya putih bersih, rambutnya panjang lurus dan hitam, hidung mancung, dan mata yang indah.

“Kanaya, boleh kami tahu apa yang terjadi padamu Nak ? Kenapa kamu bisa pingsan ditepi jalan seperti itu, itu sangatlah berbahaya Nak, bagaimana jika yang menemukanmu bukanlah orang baik” ucap Jakson

Kanaya yang teringat kejadian itupun tiba-tiba menitikkan air mata. Jakson yang melihat itupun merasa bersalah.

“Nak, jika kamu tidak mau memberitahu kami juga tidak apa-apa, nanti saja jika kamu sudah siap Nak” ucap Jakson khawatir kondisi kanaya memburuk

“Terimakasih Tuan atas pengertiannya” ucap Kanaya sambil tersenyum kecil.

"Jangan panggil kami Tuan dan Nyonya Nak, panggil saja kami Bibi dan Paman." ucap Jakson. Kanaya mengangguk paham.

Jakson dan keluarganya tidak memaksa Kanaya untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Karena melihat psikis Kanaya yang belum stabil membuat mereka menunggu. Dia takut jika dipaksa bisa-bisa dia merancau tidak jelas yang ada nanti mereka juga yang repot (pikir Jakson).

Jakson dan Kaisar meninggalkan ruangan itu, mereka pergi ke meja makan dan memulai sarapan, setelah selesai sarapan mereka langsung melaju ketempat kerja mereka masing-masing. Sebelum berangkat mereka sempat permisi kepada Maria dan Kanaya yang masih tinggal dikamar tamu. Kaisar berangkat ke rumah sakit dan Daddy Jakson berangkat ke perusahaannya.

Melihat Kanaya sudah selesai dengan sarapannya, Maria menyuruhnya kembali beristirahat agar stamina tubuhnya kembali bugar. Kanaya mengikuti semua perintah Maria. Tak lama Kanaya langsung memejamkan matanya, sungguh benar-benar lelah rasanya. Bukan tubuhnya yang lelah tapi jiwanya. Iya, jiwanya sangat lelah, terlalu banyak hal yang sangat ingin dia lepaskan, supaya beban itu benar-benar hilang.

30 menit berlalu, Kanaya hanyut dalam mimpinya. Seluruh tubuhnya berkeringat, air matanya tak henti-henti menitikkan air mata, Kanaya merancau dengar sangat kuat, ia berteriak-teriak seperti orang yang sudah kehilangan akal.

"Tidakkkkkkkkk,,,tolonggggg jangannnnnn, hiksssss, ampunnnnnnn, jangannnnnn, tolonggggggggggggggg, ja-ja-jangannnnn aku tak mauuuuu....hikssss, hiksssss mamaaaaaaaa tolongggg akuuuuuu,,,, huaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,,," teriak Kanaya sambil memejamkan matanya, menggelengkan kepalanya, tubuhnya bergetar, pelipisnya berkeringat.

Maria yang berada diruang keluarga sungguh kaget mendengar teriakan Kanaya, ia berlari ke kamar tamu untuk melihat kondisi Kanaya, diikuti para pelayan yang ada dirumah itu.

"Kanaya,,, Nakkk, Hei Nak, bangunlah, jangan takut ada bibi disini Nak," ucap Maria sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kanaya agar sadar dari tidurnya. Maria memeriksa tubuh Kanaya, tubuhnya berkeringat dan sangat panas, demamnya kembali naik. Entah apa yang terjadi padanya Maria sungguh bingung. Maria memerintahkan kepada pelayanannya untuk mengambil air hangat dan kain, agar ia bisa mengompres Kanaya, semoga saja demamnya bisa turun.

Merasa kepalanya seperti basah Kanaya tersadar dari tidurnya, ditatapnya wanita paruh baya itu, matanya menatap secara dalam, Kanaya berhalusinasi wajah Maria terlihat jelas seperti wajah mamanya, dipeluknya tubuh wanita itu erat-erat, seakan tak ingin melepaskannya. Kanaya menangis tersedu-sedu.

"Mamaaa, jangan tinggalin aku, aku cuman punya Mama, tidak ada yang mencintai ku dengan tulus selain mama, mama tolong jangan pergi lagi, jangan tinggalkan aku ma, aku sungguh tersiksa dengan kehidupan ini, bila mama ingin pergi jauh tolong bawa aku ma, aku tak sanggup menghadapi ini semua dengan sendirian, mamaaa, hiksss, mamaaa, hiksssss, mama aku mencintaimu mama,,,aku menyayangimu, jangan pergiiii, jangan tinggalkan aku, hiksssss, huaaaaaaaaa,,,," tangis sendu Kanaya ditubuh Maria.

Maria yang mendengarkan Isak tangisan itu pun ikut berkaca-kaca dicermatinya kata demi kata yang dilontarkan oleh Kanaya membuat hatinya sakit, hatinya bergetar melihat Kanaya yang menangis menahan rindu, tanpa sadar Maria meraih wajah Kanaya, dikecupnya kening gadis itu, kedua matanya dan pipinya. Maria tidak tau kenapa hatinya tergerak ingin selalu memeluk gadis itu.

Kanaya yang tersadar dengan sentuhan tiap kecupan kasih sayang itu mulai membuka mata, ditatapnya wajah wanita paruh baya itu. Dia terdiam seribu bahasa. Bukan, ini bukan Mama, kenapa aku sangat nyaman sekali dipeluknya, kenapa rasa rindu ku kepada Mama, terlampiaskan dalam pelukan wanita ini, ada apa ini," batin Kanaya, sambil menatap dalam mata Maria.

"Ma-maaf Bibi, saya tadi tidak sengaja, saya pikir Bibi adalah Mama saya, maafkan saya sekali lagi Bibi" ucap Kanaya sambil menjauhkan tubuhnya dari pelukan Maria. Ia menundukkan kepalanya. Ia masih kalut dengan bayangan tentang Mamanya, sungguh ia sangat merindukan Mamanya.

Maria masih terdiam dengan pikiran-pikirannya, apa sebenarnya yang terjadi, kalau dia bertanya akankah gadis ini mau bercerita, ia takut gadis itu merasa tidak nyaman dengan berbagai pertanyaannya, ia takut mengganggu psikis anak itu, tapi kalau dia tidak bertanya ia sangat penasaran, bagaimanapun ia baru pertama kali bertemu dengan gadis ini tapi hatinya sungguh bergetar memeluk Kanaya, ia sangat menderita melihat isak tangisan anak itu.

Terpopuler

Comments

❣🖤_Enma_2_1_❣🖤

❣🖤_Enma_2_1_❣🖤

uda mampir kak owner

2021-06-22

0

Hiatus bentar🧸

Hiatus bentar🧸

udah mampir yh kak

2021-06-07

1

༂ 𝑫𝒂𝒏𝒏𝒚♚ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ ༂

༂ 𝑫𝒂𝒏𝒏𝒚♚ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ ༂

👣👣 tertinggal thor ....

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!