Keraguan

***

Abian menatap gadis di hadapannya yang nampak terkesima dengan cerita yang baru saja ia sampaikan. Dia menghela nafas panjang, lega rasanya seakan beban berat di pundaknya telah luruh. Dia sudah terlanjur menceritakan segala keburukan dirinya sendiri, kini ia harus siap jika teman yang baru beberapa hari ini dikenalnya pergi meninggalkannya.

Sementara Aaliya tak tahu harus menanggapi apa, dia membuang tatapannya ke arah lain.

"Sepertinya sudah cukup larut, besok aku sift pagi," ucap Aaliya memecah keheningan.

"Aku akan mengantarmu pulang."

Mereka berjalan menuju rumah susun Aaliya dalam hening, tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan kata.

"Terima kasih sudah mau mendengar cerita kelamku," ucap Abian saat Aaliya hendak naik tangga.

"Sama-sama."

Aaliya melangkah naik, namun tiba-tiba Abian menghentikannya.

"Aaliya" Serunya.

"Ya," Aaliya menoleh.

"Hutangku sudah lunas kan?"

Aaliya tersenyum manis dan mengangguk dengan mantap. Ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Abian tersenyum menatap punggung Aaliya yang semakin menjauh dari pandangannya. Dia berbalik, berlalu meninggalkan tempat itu. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, entah kenapa ia dengan mudah menceritakan masa lalunya dengan gadis manis itu. Ia pun melangkah dengan senyuman penuh arti.

Di sisi lain, Aaliya telah berada di kamarnya. Kesegaran tubuhnya yang baru saja selesai mandi tak sesegar otaknya. Gadis itu memikirkan banyak hal, pria yang selama ini bersarang di pikirannya ternyata sudah pernah menikah, status hubungan mereka kini belum jelas, kemudian bagaimana dengan anaknya?

Ingin sekali rasanya tadi ia menanyakan banyak hal pada Abian, namun lidahnya kelu. Terlalu kaget mendengar kisah hidupnya, Aaliya sampai tak mampu berkata-kata lagi.

Dia menghembuskan nafas kasar, berguling ke kanan dan ke kiri di atas kasur, membodohi diri yang tak bisa terlelap karena terus memikirkan pria itu.

Aaliya gusar dan gelisah, perasaan macam apa yang menggerogoti hatinya kini. Nafasnya terasa sesak mendengar Abian telah menikah, lalu cerita kelamnya, lalu perlakuan buruknya pada istrinya dulu. Masihkah pria itu mengharapkan anak dan istrinya kembali? Jika iya, maka sudah tak ada lagi harapan untuknya.

'Aaaargh… kenapa aku berpikiran sejauh itu,' teriaknya dalam hati.

Gadis itu memaksakan matanya untuk terpejam, sekedar mengistirahatkan otaknya yang kini keruh akan cerita tentang Abian.

***

Purnama meninggi di tengah kesunyian malam, sinarnya tetap yang paling terang walau cahaya kehidupan modern terus mendominasi. Aaliya berdiri di teras depan rumahnya, tatapannya nyalang seperti hendak berbicara pada bulan di atasnya.

Sudah seminggu ini Aaliya tidak menemui Abian, ada rasa kosong di hatinya. Namun ia harus menghindarinya, tak mau gadis itu merasakan sakit sebelum bercinta. Ah, sebenarnya mereka hanya berteman kan, sepertinya gadis itu terlalu berlebihan.

'Sebenarnya aku begitu khawatir, aku begitu takut perasaanku tak terbalas. Pengalaman pertamaku jatuh cinta kenapa harus berlabuh pada pria seperti dia? Apa yang harus aku lakukan? Salahkah jika aku ragu padanya, bahkan sebelum dimulai aku sudah menyerah,' gumam Aaliya dalam hati.

Dan benar, Aaliya benar-benar tak menemui Abian di hari-hari berikutnya hingga sebulan lamanya. Sungguh jahat, Aaliya mengacuhkannya begitu saja setelah Abian dengan rela menceritakan keburukannya sendiri. 

Namun semakin kuat ia berusaha menghapus pikiran tentang Abian, justru wajahnya terus menari-nari di pikirannya. Dia harus menentukan, antara mengabaikan atau menerima.

'Baiklah, aku memutuskan untuk menerimamu dalam hatiku, Abian. Karena butuh perjuangan jika aku ingin mengabaikanmu. Sejujurnya kerinduan ini sudah sangat dalam, raga ini merindukan sosokmu, aku akan menemuimu, akan ku penuhi rindu ini esok,'

Aaliya menghela nafas dalam, berusaha menetralkan kerja jantungnya. Dia akan mempersiapkan diri untuk esok hari.

.

.

Episodes
1 Rutinitas
2 Masa Lalu (1)
3 Masa Lalu (2)
4 Masa Lalu (3)
5 Sarapan Pagi
6 Bersepeda
7 Gelisah
8 Berteman
9 Lotre
10 Rentenir
11 Makan Siang
12 Bercerita
13 Undangan
14 Berbagi
15 Cerita Kelam (1)
16 Cerita Kelam (2)
17 Cerita Kelam (3)
18 Cerita Kelam (4)
19 Keraguan
20 Menunggu
21 Mengejarnya
22 Kembali
23 Menginap
24 Menahannya
25 Rapuh
26 Bimbang
27 Memasak
28 Keputusan
29 Penjelasan
30 Ide
31 Harga diri
32 Pinjaman
33 Belanja
34 Pertanyaan
35 Hari Pertama
36 Hari Kedua
37 Hari Ketiga
38 Imitasi
39 Pria Bersahaja
40 Merindu
41 Jujur
42 Kepastian
43 Ikrar
44 Gazebo
45 Pernikahan
46 Milikku
47 Cambuk
48 Menunda
49 Pewaris
50 Kepergian
51 Melemah
52 Kue Brownies
53 Pemeriksaan
54 Buku
55 Mendekap
56 Badai
57 Berhenti Berharap
58 Tertutup
59 Benteng
60 Sang Putra
61 Alkatiri.corp
62 Utusan
63 Merekam
64 Pemerasan
65 Berpura-pura
66 Sakit
67 Berisik
68 Keputusan Sepihak
69 Apel Merah
70 Tas Sekolah
71 Bersenang-senang
72 Mengintimidasi
73 Memaksa
74 Abbas Altamirano
75 Sang Tamu
76 Dua Ayah
77 Meninggalkan
78 Melepas Rindu
79 Ayah
80 Tersembunyi
81 Mencari
82 Getir
83 Mengikuti
84 Seperti Dirinya
85 Kecurigaan
86 Rekayasa
87 Bagaimana Jika?
88 Memancing
89 Majalah
90 Mendamba
91 Misi
92 Godaan
93 Mawar Merah
94 Lelah
95 Drama
96 Mencubit
97 Hanya Satu
98 Peraduan
99 Pertanyaan
100 Misteri
101 Kekaguman
102 Kopi Espresso
103 Bersama Alan (I)
104 Bersama Alan (II)
105 Bersama Alan (III)
106 Perpisahan
107 I Love You, Now and Forever
108 Bermain Bola
109 Membersamaiku
110 Menjahilinya
111 Sebuah Foto
112 Kejadian Kelam
113 Andai Saja
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rutinitas
2
Masa Lalu (1)
3
Masa Lalu (2)
4
Masa Lalu (3)
5
Sarapan Pagi
6
Bersepeda
7
Gelisah
8
Berteman
9
Lotre
10
Rentenir
11
Makan Siang
12
Bercerita
13
Undangan
14
Berbagi
15
Cerita Kelam (1)
16
Cerita Kelam (2)
17
Cerita Kelam (3)
18
Cerita Kelam (4)
19
Keraguan
20
Menunggu
21
Mengejarnya
22
Kembali
23
Menginap
24
Menahannya
25
Rapuh
26
Bimbang
27
Memasak
28
Keputusan
29
Penjelasan
30
Ide
31
Harga diri
32
Pinjaman
33
Belanja
34
Pertanyaan
35
Hari Pertama
36
Hari Kedua
37
Hari Ketiga
38
Imitasi
39
Pria Bersahaja
40
Merindu
41
Jujur
42
Kepastian
43
Ikrar
44
Gazebo
45
Pernikahan
46
Milikku
47
Cambuk
48
Menunda
49
Pewaris
50
Kepergian
51
Melemah
52
Kue Brownies
53
Pemeriksaan
54
Buku
55
Mendekap
56
Badai
57
Berhenti Berharap
58
Tertutup
59
Benteng
60
Sang Putra
61
Alkatiri.corp
62
Utusan
63
Merekam
64
Pemerasan
65
Berpura-pura
66
Sakit
67
Berisik
68
Keputusan Sepihak
69
Apel Merah
70
Tas Sekolah
71
Bersenang-senang
72
Mengintimidasi
73
Memaksa
74
Abbas Altamirano
75
Sang Tamu
76
Dua Ayah
77
Meninggalkan
78
Melepas Rindu
79
Ayah
80
Tersembunyi
81
Mencari
82
Getir
83
Mengikuti
84
Seperti Dirinya
85
Kecurigaan
86
Rekayasa
87
Bagaimana Jika?
88
Memancing
89
Majalah
90
Mendamba
91
Misi
92
Godaan
93
Mawar Merah
94
Lelah
95
Drama
96
Mencubit
97
Hanya Satu
98
Peraduan
99
Pertanyaan
100
Misteri
101
Kekaguman
102
Kopi Espresso
103
Bersama Alan (I)
104
Bersama Alan (II)
105
Bersama Alan (III)
106
Perpisahan
107
I Love You, Now and Forever
108
Bermain Bola
109
Membersamaiku
110
Menjahilinya
111
Sebuah Foto
112
Kejadian Kelam
113
Andai Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!