Kali ini mereka duduk di sebuah kursi panjang yang agak jauh dari keramaian pasar malam. Dua gelas cup kopi menemani mereka menghabiskan waktu malam ini.
"Kau iba denganku?" Tanya Aaliya.
"Tidak, kau wanita kuat, aku bangga padamu."
"Kau berkata bahwa kita sama, apakah kamu juga sudah tidak memiliki siapapun di dunia ini?"
"Tidak didunia ini, tapi di negara ini," ucap Abian.
"Lalu dimana keluargamu?"
"Mereka ada di Indonesia."
"Apakah keluargamu sangat membutuhkan uang hingga kau rela pergi jauh dari mereka?" Tanya Aaliya agak ragu.
Abian tersenyum kecut, "Bukan pergi, tapi lebih tepatnya dibuang."
Aaliya terperanjat, apakah pria ini berbuat jahat hingga dibuang oleh keluarganya? Pikiran itu seketika berkecamuk, namun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia merasa Abian adalah pria yang baik.
"Malam ini akan ku lunasi semua hutang-hutangku padamu," dia tersenyum, "Bersiaplah mendengar cerita pahitku."
Sejenak Abian berhenti, "Aku sudah siap jika nanti kau takut dan tak mau berteman lagi denganku setelah aku menceritakan semuanya."
Aaliya tak menjawab, dia mendengar dengan seksama setiap kata yang diucapkan Abian.
***
5 Tahun yang Lalu
Seorang mahasiswa semester akhir berjalan menuju parkiran mobil. Wajah tampan nan rupawan tentu saja menjadi daya tarik bagi mahasiswi-mahasiswi di kampusnya.
Tak dipungkiri dia termasuk mahasiswa yang populer, selain fisik yang nyaris sempurna, nilai mata kuliahnya juga di atas rata-rata. Tentu saja hal ini menjadi kebanggaan bagi keluarganya, terutama sang Ayah.
Dialah Abian, anak laki-laki satu-satunya di keluarga besar Bapak Yahya, seorang Dosen sastra di Universitas ternama di kota Jogja. Kelima kakaknya semua perempuan dan kehadiran Abian di tengah-tengah mereka sangatlah dinanti.
Hal itu yang membuat ibundanya begitu sangat sayang dan memanjakannya. Semua perhatian dan kasih sayang beliau limpahkan pada Abian. Beliau begitu ingat betapa bahagianya ia dan suami ketika hampir di ujung asa, saat usianya tak lagi muda, Tuhan berikan anugerah terindah yang selalu diimpikannya.
Namun harapan keluarga besar Abian harus pupus karena keputusan putranya yang sangat mengejutkan semua orang. Baru saja gelar sarjana ia terima, Abian meminta Ayahnya untuk menikahkannya dengan seorang gadis, gadis yang hanya dua bulan ia kenal saat melakukan promosi di sekolah-sekolah SMA.
Ya, gadis itu baru saja lulus SMA. Dari sekian banyak gadis yang ia temui dan bahkan mengejar dirinya, hanya gadis itu yang mampu membuatnya terpikat.
Wajah oriental dengan senyum tipisnya mampu menghipnotis mata Abian. Berkenalan dan lalu saling bertukar perasaan, dalam sekejap saja mereka memutuskan menikah muda.
"Aku menolak keputusanmu!" Hardik Ayah Abian.
Tentu saja menolak, bagaimana mungkin putranya itu mengarungi kerasnya biduk rumah tangga, sedangkan selama ini ia bergantung pada kasih sayang penuh dari orang tua. Jauh dari kata matang, setidaknya ia harus mencari pengalaman dulu dari dunia kerja, begitu pikir sang Ayah.
"Aku sudah dewasa dan berhak atas keputusanku, Ayah," Abian tetap keras kepala.
"Nak, tidak bisakah kamu memikirkannya lagi?" Ibunda Abian berujar dengan lebih lembut.
"Ibu juga menolakku?"
"Abian!" Sergah Ayah, "Tidak semua yang kau inginkan bisa diwujudkan, pernikahan bukan hal remeh temeh, kau harus menyiapkan diri dengan matang dan jangan gegabah!"
"Kami saling mencintai dan pernikahan adalah jalan yang terbaik," Abian tetap dengan keinginannya.
Dan begitulah, keinginan Abian tak pernah bisa ditolak. Pernikahan yang seharusnya tidak terjadi, nyatanya tetap terlaksana. Meski tanpa kehadiran keluarga besar Abian.
Rasa cinta yang menurut sang Ayah hanya cinta buta para remaja, nyatanya mampu menjadikan seorang Abian yang manja mengambil keputusan ini. Gadis itu mampu membuatnya berani mengambil tanggung jawab besar dengan berumah tangga.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sunnyta Mukherji
waw... Abian sudah nikah...😲
2021-12-04
0