Masa Lalu (2)

.

"Saya ingin memenuhi permintaan nenek, beliau ingin saya sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Apa yang harus saya lakukan, Pak?" Aaliya mengutarakan kegundahan hatinya pada Pak Saleh.

Sejenak Pak Saleh berpikir, beliau paham betul Aaliya merupakan murid yang memiliki prestasi yang bagus. Ia pun setuju dengan sang nenek jika Aaliya harus lebih baik masa depannya.

"Aaliya, kalau kamu meminta saran Bapak, baiklah. Dengarkan baik-baik," Pak Saleh menghela nafas lalu melanjutkan, "Pergilah ke kota besar, Nak. Disini hanya kota kecil, kamu akan mendapatkan kesempatan yang bagus jika pergi ke kota yang jauh lebih besar."

"Kemana saya harus pergi, Pak? Lalu bagaimana saya bisa pergi, uang saya tidak akan cukup," Aaliya bingung mengingat uang peninggalan nenek yang disimpan di rumahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Apa kamu sudah memantapkan hati untuk pergi meninggalkan desa?" Tanya Pak Saleh mencoba mendapatkan keyakinan di hati gadis itu, "Jika kamu ingin pergi, pergilah dengan yakin. Pergilah dengan kemantapan hati, Aaliya," Ucap Pak Saleh dengan nada yang lembut.

"Saya akan melakukan apapun untuk mengabulkan permintaan terakhir nenek, dengan begitu hati saya akan tenang, Pak," Jawab Aaliya mantap.

.

.

.

Siang telah berganti senja, senja berganti malam. Angin malam itu berhembus lembut mencoba menyentuh kulit mulus gadis itu.

Aaliya duduk di sebuah kursi kayu ditemani suara jangkrik dan alunan dedaunan yang bergoyang diterpa angin malam. 

Sudah beberapa malam gadis itu habiskan untuk merenung memikirkan saran yang diberikan Pak Saleh.

Bayangan jika dalam rencana yang sudah ia susun akan memakan biaya yang sangat banyak dan waktu yang cukup panjang terlintas di pikirannya.

Bagaimana tidak, untuk bisa sampai ke kota tujuan setidaknya gadis itu harus menggunakan tiga moda transportasi berbeda.

Dari desa ia akan menempuh jarak kurang lebih 25 km menuju kota dimana ia bersekolah SMA menggunakan ojek. Dari sana dilanjutkan dengan perjalanan selama 6,5 jam dengan ditempuh menggunakan bus untuk sampai di kota Sabah, kota yang cukup besar. 

Tapi bukan itu tujuannya, rencananya ia akan melanjutkan perjalanan ke kota yang jauh lebih besar, sebuah kota metropolitan yakni Kuala Lumpur. Kapal feri menjadi pilihannya untuk menyeberangi pulau.

Tentu saja hal itu akan memakan biaya yang tidak sedikit. Atas saran Pak Saleh, Aaliya akan menjual rumah peninggalan nenek untuk menutupi semua biaya itu.

Ketika Aaliya memutuskan untuk pergi, maka kepergiannya bukanlah untuk kembali. Untuk siapa ia kembali? Orang terkasih yang selama ini ada disampingnya telah pergi, sanak saudara pun ia tak punya.

Maka ia pun memantapkan hati untuk pergi, tapi bukan kepergian seperti sang nenek. Gadis itu pergi menjemput masa depannya, menyempurnakan impian sang nenek.

Meski harus mengorbankan satu-satunya benda yang ia miliki, rumah nenek. Rumah dimana ia dilahirkan, dibesarkan dan menikmati hari-harinya dengan nenek.

Rumah yang memiliki banyak kenangan, rumah yang memiliki aroma masakan nenek ketika ia pulang sekolah, rumah yang menyimpan alunan merdu suara nenek mengantarkan gadis itu tidur, rumah dimana ia bisa tertawa bersama nenek.

Ah, rasanya ia sungguh berat melepas rumah ini. Namun tidak ada pilihan lain, ia akan mengikhlaskan, menyimpan semua kenangan indah itu jauh di dalam hatinya. Melangkah menuju masa depan tanpa harus menoleh ke belakang lagi.

***

Aaliya tersentak dari lamunannya ketika bus yang ditumpanginya berhenti di sebuah tempat yang penuh dengan bus-bus dan truk besar.

Ternyata bus itu sedang mengantri untuk masuk ke dalam sebuah kapal besar yang akan menyeberangkan mereka ke pulau dimana Kuala Lumpur berada.

Aaliya seorang diri, Pak Saleh yang sudah berhasil membantu menjualkan rumah nenek hanya bisa mengantarkannya sampai kota Sabah. 

Perjalanan yang cukup panjang ini pasti melelahkan, Aaliya tidak tertarik untuk turun melihat pemandangan laut malam dari atas kapal seperti yang penumpang lain lakukan.

Gadis itu memejamkan matanya, mencoba membuat cerita indah dalam lelapnya. Akankah ketika ia bangun mimpi itu akan menjadi nyata? Tak ada yang tahu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

masih nyimak

2021-01-04

0

Author_Ay

Author_Ay

semangat thoe

2020-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Rutinitas
2 Masa Lalu (1)
3 Masa Lalu (2)
4 Masa Lalu (3)
5 Sarapan Pagi
6 Bersepeda
7 Gelisah
8 Berteman
9 Lotre
10 Rentenir
11 Makan Siang
12 Bercerita
13 Undangan
14 Berbagi
15 Cerita Kelam (1)
16 Cerita Kelam (2)
17 Cerita Kelam (3)
18 Cerita Kelam (4)
19 Keraguan
20 Menunggu
21 Mengejarnya
22 Kembali
23 Menginap
24 Menahannya
25 Rapuh
26 Bimbang
27 Memasak
28 Keputusan
29 Penjelasan
30 Ide
31 Harga diri
32 Pinjaman
33 Belanja
34 Pertanyaan
35 Hari Pertama
36 Hari Kedua
37 Hari Ketiga
38 Imitasi
39 Pria Bersahaja
40 Merindu
41 Jujur
42 Kepastian
43 Ikrar
44 Gazebo
45 Pernikahan
46 Milikku
47 Cambuk
48 Menunda
49 Pewaris
50 Kepergian
51 Melemah
52 Kue Brownies
53 Pemeriksaan
54 Buku
55 Mendekap
56 Badai
57 Berhenti Berharap
58 Tertutup
59 Benteng
60 Sang Putra
61 Alkatiri.corp
62 Utusan
63 Merekam
64 Pemerasan
65 Berpura-pura
66 Sakit
67 Berisik
68 Keputusan Sepihak
69 Apel Merah
70 Tas Sekolah
71 Bersenang-senang
72 Mengintimidasi
73 Memaksa
74 Abbas Altamirano
75 Sang Tamu
76 Dua Ayah
77 Meninggalkan
78 Melepas Rindu
79 Ayah
80 Tersembunyi
81 Mencari
82 Getir
83 Mengikuti
84 Seperti Dirinya
85 Kecurigaan
86 Rekayasa
87 Bagaimana Jika?
88 Memancing
89 Majalah
90 Mendamba
91 Misi
92 Godaan
93 Mawar Merah
94 Lelah
95 Drama
96 Mencubit
97 Hanya Satu
98 Peraduan
99 Pertanyaan
100 Misteri
101 Kekaguman
102 Kopi Espresso
103 Bersama Alan (I)
104 Bersama Alan (II)
105 Bersama Alan (III)
106 Perpisahan
107 I Love You, Now and Forever
108 Bermain Bola
109 Membersamaiku
110 Menjahilinya
111 Sebuah Foto
112 Kejadian Kelam
113 Andai Saja
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rutinitas
2
Masa Lalu (1)
3
Masa Lalu (2)
4
Masa Lalu (3)
5
Sarapan Pagi
6
Bersepeda
7
Gelisah
8
Berteman
9
Lotre
10
Rentenir
11
Makan Siang
12
Bercerita
13
Undangan
14
Berbagi
15
Cerita Kelam (1)
16
Cerita Kelam (2)
17
Cerita Kelam (3)
18
Cerita Kelam (4)
19
Keraguan
20
Menunggu
21
Mengejarnya
22
Kembali
23
Menginap
24
Menahannya
25
Rapuh
26
Bimbang
27
Memasak
28
Keputusan
29
Penjelasan
30
Ide
31
Harga diri
32
Pinjaman
33
Belanja
34
Pertanyaan
35
Hari Pertama
36
Hari Kedua
37
Hari Ketiga
38
Imitasi
39
Pria Bersahaja
40
Merindu
41
Jujur
42
Kepastian
43
Ikrar
44
Gazebo
45
Pernikahan
46
Milikku
47
Cambuk
48
Menunda
49
Pewaris
50
Kepergian
51
Melemah
52
Kue Brownies
53
Pemeriksaan
54
Buku
55
Mendekap
56
Badai
57
Berhenti Berharap
58
Tertutup
59
Benteng
60
Sang Putra
61
Alkatiri.corp
62
Utusan
63
Merekam
64
Pemerasan
65
Berpura-pura
66
Sakit
67
Berisik
68
Keputusan Sepihak
69
Apel Merah
70
Tas Sekolah
71
Bersenang-senang
72
Mengintimidasi
73
Memaksa
74
Abbas Altamirano
75
Sang Tamu
76
Dua Ayah
77
Meninggalkan
78
Melepas Rindu
79
Ayah
80
Tersembunyi
81
Mencari
82
Getir
83
Mengikuti
84
Seperti Dirinya
85
Kecurigaan
86
Rekayasa
87
Bagaimana Jika?
88
Memancing
89
Majalah
90
Mendamba
91
Misi
92
Godaan
93
Mawar Merah
94
Lelah
95
Drama
96
Mencubit
97
Hanya Satu
98
Peraduan
99
Pertanyaan
100
Misteri
101
Kekaguman
102
Kopi Espresso
103
Bersama Alan (I)
104
Bersama Alan (II)
105
Bersama Alan (III)
106
Perpisahan
107
I Love You, Now and Forever
108
Bermain Bola
109
Membersamaiku
110
Menjahilinya
111
Sebuah Foto
112
Kejadian Kelam
113
Andai Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!