Masa Lalu (1)

***

3 tahun yang lalu

Aaliya duduk didalam bus antar kota, bus itu akan membawanya menuju pelabuhan. Ia duduk dengan meletakkan kedua tangannya di atas pangkuan, menatap jendela kaca dengan tatapan nanar.

Entah apa yang akan dia lakukan sekarang, hidupnya seakan tiada artinya lagi.

Dulu hidupnya bahagia bersama sang nenek di pedalaman pulau Sabah. Meski kedua orang tuanya sudah meninggal sejak ia kecil, namun kasih sayang sang nenek mampu membuat Aaliya tak merasa kekurangan.

Setiap hari Aaliya membantu nenek mencari kayu bakar selepas pulang sekolah dan tetap belajar di malam harinya.

Hidupnya bersama sang nenek memang sangat sederhana, namun hal itu tidak lantas membuatnya malu ataupun menyerah pada keadaan. 

Nenek menginginkan Aaliya terus melanjutkan sekolahnya, mengingat prestasinya yang selalu bagus di sekolah. 

Ketika masuk SMA, Aaliya harus menempuh perjalanan sejauh puluhan kilometer ke sekolah SMA terdekat dari desanya.

Aaliya tidak pernah menyerah, ia berjanji akan membahagiakan sang nenek jika sudah berhasil nanti. 

Namun takdir berkata lain, di hari kelulusannya nenek jatuh sakit selama beberapa hari. Tubuh rentanya mengisyaratkan jika ia akan beristirahat dalam waktu yang sangat lama.

'Nenek sudah tua Aaliya, suatu hari jika nenek pergi kamu harus kuat, kamu harus jadi orang yang hebat, kamu harus memiliki keluarga yang bahagia,' Ucap nenek dengan suara yang hampir hilang terbawa angin senja.

'Pergilah dari sini, Nak. Tempat ini tidak akan memberikanmu apa-apa, kamu harus memberanikan diri pergi ke tempat yang jauh lebih besar, gapai cita-citamu, ciptakan hidup yang baru untukmu Aaliya.'

Tak berselang lama, nenek tertidur seakan ia sangat mengantuk. Beliau menutup matanya perlahan dengan nafas yang perlahan melemah.

Aaliya memanggil nenek berulang kali, namun tak ada jawaban. Nenek telah tertidur, dalam tidur yang sangat lelap dan tak akan pernah bangun lagi.

Teriakan histeris Aaliya tak mampu mengembalikan sang nenek pada dirinya. Beliau telah kembali, kembali ke haribaan sang pencipta.

.

.

.

Beberapa hari setelah pemakaman sang nenek, Aaliya masih duduk termenung seorang diri di dalam rumahnya. 

Tak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya, rasanya tak sanggup jika harus menjadi sebatang kara seperti ini. Apakah ia harus menyusul sang nenek saja? Tidak, itu pasti akan membuat nenek kecewa pada dirinya.

Aaliya tiba-tiba teringat seseorang yang bisa membantunya. Dia beranjak dari rumahnya menuju ke sekolah.

Setibanya di sekolah, "Pak Saleh, apa bapak punya waktu sebentar? Ada yg ingin saya bicarakan dengan bapak," pria paruh baya yang akrab disapa pak saleh itupun mengangguk mengiyakan.

Melihat Aaliya lagi setelah beberapa minggu kelulusan sebenarnya membuat hati pak Saleh bahagia, beliau sudah menganggap Aaliya seperti putrinya sendiri.

Ketekunan dan kerja keras Aaliya membuat pak Saleh kagum. Pak Saleh pula lah yang membantu Aaliya mendapatkan beasiswa selama di SMA.

Pak Saleh merupakan guru BK, jadi sudah menjadi kewajibannya membantu murid yang mengalami masalah. Tak terkecuali Aaliya, ia tak segan meminta bantuan pak Saleh meski ia sudah lulus.

Aaliya memasuki ruang BK setelah pak Saleh lebih dulu masuk.

"Ada apa Aaliya?" Tanya pak Saleh tanpa basa basi, mereka sudah duduk berhadapan di sofa ruang BK.

"Saya ingin meminta pendapat bapak mengenai suatu hal," Jawab Aaliya dengan wajah sendu.

Aaliya mencoba menahan bulir air mata yang hampir jatuh di pelupuk mata, suaranya tercekat di tenggorokan.

Dia menggenggam kedua tangan yang ia letakkan di atas pangkuan, menahan nafas mencoba untuk mengatakan sesuatu yang dirasa sangat berat.

Demi keinginan sang nenek yang telah pergi, Aaliya harus memberanikan diri mengungkapkan hal ini. Ia butuh dukungan dan bimbingan, dan Aaliya merasa pak Saleh merupakan orang yang tepat.

.

.

.

Terpopuler

Comments

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

lanjut semangat

2021-01-04

0

Author_Ay

Author_Ay

semangat

2020-12-04

1

Pvxchy

Pvxchy

Kasihan ya Aaliya :'(

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Rutinitas
2 Masa Lalu (1)
3 Masa Lalu (2)
4 Masa Lalu (3)
5 Sarapan Pagi
6 Bersepeda
7 Gelisah
8 Berteman
9 Lotre
10 Rentenir
11 Makan Siang
12 Bercerita
13 Undangan
14 Berbagi
15 Cerita Kelam (1)
16 Cerita Kelam (2)
17 Cerita Kelam (3)
18 Cerita Kelam (4)
19 Keraguan
20 Menunggu
21 Mengejarnya
22 Kembali
23 Menginap
24 Menahannya
25 Rapuh
26 Bimbang
27 Memasak
28 Keputusan
29 Penjelasan
30 Ide
31 Harga diri
32 Pinjaman
33 Belanja
34 Pertanyaan
35 Hari Pertama
36 Hari Kedua
37 Hari Ketiga
38 Imitasi
39 Pria Bersahaja
40 Merindu
41 Jujur
42 Kepastian
43 Ikrar
44 Gazebo
45 Pernikahan
46 Milikku
47 Cambuk
48 Menunda
49 Pewaris
50 Kepergian
51 Melemah
52 Kue Brownies
53 Pemeriksaan
54 Buku
55 Mendekap
56 Badai
57 Berhenti Berharap
58 Tertutup
59 Benteng
60 Sang Putra
61 Alkatiri.corp
62 Utusan
63 Merekam
64 Pemerasan
65 Berpura-pura
66 Sakit
67 Berisik
68 Keputusan Sepihak
69 Apel Merah
70 Tas Sekolah
71 Bersenang-senang
72 Mengintimidasi
73 Memaksa
74 Abbas Altamirano
75 Sang Tamu
76 Dua Ayah
77 Meninggalkan
78 Melepas Rindu
79 Ayah
80 Tersembunyi
81 Mencari
82 Getir
83 Mengikuti
84 Seperti Dirinya
85 Kecurigaan
86 Rekayasa
87 Bagaimana Jika?
88 Memancing
89 Majalah
90 Mendamba
91 Misi
92 Godaan
93 Mawar Merah
94 Lelah
95 Drama
96 Mencubit
97 Hanya Satu
98 Peraduan
99 Pertanyaan
100 Misteri
101 Kekaguman
102 Kopi Espresso
103 Bersama Alan (I)
104 Bersama Alan (II)
105 Bersama Alan (III)
106 Perpisahan
107 I Love You, Now and Forever
108 Bermain Bola
109 Membersamaiku
110 Menjahilinya
111 Sebuah Foto
112 Kejadian Kelam
113 Andai Saja
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rutinitas
2
Masa Lalu (1)
3
Masa Lalu (2)
4
Masa Lalu (3)
5
Sarapan Pagi
6
Bersepeda
7
Gelisah
8
Berteman
9
Lotre
10
Rentenir
11
Makan Siang
12
Bercerita
13
Undangan
14
Berbagi
15
Cerita Kelam (1)
16
Cerita Kelam (2)
17
Cerita Kelam (3)
18
Cerita Kelam (4)
19
Keraguan
20
Menunggu
21
Mengejarnya
22
Kembali
23
Menginap
24
Menahannya
25
Rapuh
26
Bimbang
27
Memasak
28
Keputusan
29
Penjelasan
30
Ide
31
Harga diri
32
Pinjaman
33
Belanja
34
Pertanyaan
35
Hari Pertama
36
Hari Kedua
37
Hari Ketiga
38
Imitasi
39
Pria Bersahaja
40
Merindu
41
Jujur
42
Kepastian
43
Ikrar
44
Gazebo
45
Pernikahan
46
Milikku
47
Cambuk
48
Menunda
49
Pewaris
50
Kepergian
51
Melemah
52
Kue Brownies
53
Pemeriksaan
54
Buku
55
Mendekap
56
Badai
57
Berhenti Berharap
58
Tertutup
59
Benteng
60
Sang Putra
61
Alkatiri.corp
62
Utusan
63
Merekam
64
Pemerasan
65
Berpura-pura
66
Sakit
67
Berisik
68
Keputusan Sepihak
69
Apel Merah
70
Tas Sekolah
71
Bersenang-senang
72
Mengintimidasi
73
Memaksa
74
Abbas Altamirano
75
Sang Tamu
76
Dua Ayah
77
Meninggalkan
78
Melepas Rindu
79
Ayah
80
Tersembunyi
81
Mencari
82
Getir
83
Mengikuti
84
Seperti Dirinya
85
Kecurigaan
86
Rekayasa
87
Bagaimana Jika?
88
Memancing
89
Majalah
90
Mendamba
91
Misi
92
Godaan
93
Mawar Merah
94
Lelah
95
Drama
96
Mencubit
97
Hanya Satu
98
Peraduan
99
Pertanyaan
100
Misteri
101
Kekaguman
102
Kopi Espresso
103
Bersama Alan (I)
104
Bersama Alan (II)
105
Bersama Alan (III)
106
Perpisahan
107
I Love You, Now and Forever
108
Bermain Bola
109
Membersamaiku
110
Menjahilinya
111
Sebuah Foto
112
Kejadian Kelam
113
Andai Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!