4 Profesi Baru

Keesokan harinya Alvin bersekolah

lagi, sekolah yang baginya adalah tempat

bersantai. la nikmati statusnya sebagai

pelajar. Karena Alvin bisa bersekolah

disana dengan bantuan beasiswa, maka

sudah seharusnya Alvin belajar dengan

rajin.

Ini sudah menjadi prinsipnya sebelum

memutuskan untuk menerima beasiswa

tersebut, sebagai seorang laki-laki Alvin

awalnya sedikit menolak bersekolah di

SMA SANG JUARA, mengingat pekerjaan

sang bapak yang hanya tukang ojek, sudah

pasti akan kesulitan jika harus membiayai

dirinya di sekolah yang terkenal mahal itu.

Belum lagi adik perempuannya yang

juga harus masuk SMP di tahun sama,

maka mau tidak mau Alvin menerima

beasiswa tersebut. Karena hanya beasiswa dari SMA SANG JUARA yang menurut

Alvin paling masuk dalam prinsipnya.

Beberapa sekolah juga memiliki

program beasiswa, namun di sekolah lain

bisa memberikan beasiswa hanya karena

siswa tersebut miskin. Tidak seperti SANG

JUARA, dimana mereka hanya berani

memberi beasiswa pada siswa yang benar-

benar pintar dan kurang mampu, apabila

nilainya merosot, maka beasiswa tersebut

akan dicabut.

Hal inilah yang membuat Alvin

mau, karena ia merasa tertantang. Meski

sebenarnya kalau bisa ia ingin sekolah

dengan biayanya sendiri.

Bel istirahat berbunyi, lagi-lagi

Alvin tak pergi ke kantin, bukan karena

ia tak lapar, hanya saja ada lapar yang

harus ditahan, mengingat ia hanya

membawa uang saku sebesar 5 ribu. Jika ia

gunakan jajan saat ini, maka di istirahat

kedua nanti ia akan kelaparan.

"Kamu gak ke kantin Vin" ajak

Mingyu seperti kemarin, begitu

mendengar bel istirahat berbunyi.

"Kamu aja sana" usir Alvin.

"Kenapa sih? Gak bawa saku? Ayok lah

aku traktir beli roti, mumpung aku ada

saku lebih ini" ajak Mingyu.

"Udah kamu aja sana, aku pingin

tiduran aja" tolak Alvin seraya

merosotkan tubuhnya bersandar pada

meja yang ia gunakan sebagai tumpuan.

Gengsinya terlalu tinggi untuk menerima

sebuah traktiran.

"Ya udahlah kalau gitu" ucap Mingyu

pasrah kemudian berlalu.

Mingyu berlalu, Alvin mulai

berfikir. la memantapkan hati, bahwa

akan menerima tawaran dari pak haji

Maliki kemarin. Menjadi tukang sampah sepertinya bukan hal yang buruk.

Jika begitu, berarti Alvin harus

berpamitan pada pemilik toko terlebih

dahulu nanti, meski Alvin yakin jika

pemilik toko pasti akan mengijinkan,

mengingat kemarin memang sudah ada

orang baru yang membersamainya saat

markir.

Dengan dalih hanya markir saat

Alvin sekolah, namun kemarin orang

tersebut juga menemani Alvin saat

markir hingga malam, sehingga untuk

pendapatan Alvin sendiri saat malam

hari harus dibagi2 dengannya.

Belum lagi harus membayar uang

pangkal untuk preman setempat, hanya

10rb. Tapi itu nominal uang yang cukup

besar bagi Alvin. Alhasil Alvin hanya

membawa pulang sedikit uang untuk ia

berikan pada sang ibu.

Itu pun berhasil membuat sang ibu

marah-marah, sebab hanya sedikit uang

yang Alvin berikan. Jika sebelumnya

Alvin merasa takut dan sedih jika dimarahi oleh sang ibu, kali ini Alvin

menganggapnya biasa saja.

Sejak mengetahui fakta jika dirinya

hanyalah anak pungut, Alvin merasa

tidak terlalu takut dengan kemarahan

sang ibu, Alvin pun memutuskan untuk

tak bertanya maupun membahasnya. Ada

hal yang masih ia susun dalam pikirannya.

"Hei Alvin, kamu gak ke kantin

lagi?" tanya Arum sambil membawa

sekresek kecil gorengan yang ia beli di

kantin.

"Hehe enggak rum" jawab Alvin

sedikit salah tingkah.

"Hmmmn kenapa, setahuku di kamu

gak ada puasa Sunnah di hari Jumat kan?"

tanya Arum.

"Kamu tahu darimana rum?" ucap

Alvin balik bertanya.

" Yah kemarin yang kamu ngasih tau aku itu, aku cari-cari infolah, aku baca-baca soal puasa kamu, seingatku emang

gak ada puasa Sunnah di hari Jumat kan?"

jawab Arum, membuat Alvin salut.

"Lah kenapa kamu nyari-nyari info

soal puasaku rum?" tanya Alvin sedikit

heran.

"Yah biar gak kayak kemarin lah. Aku

kan secara gak langsung bikin kamu sebel,

kamunya puasa, aku malah enak enakan

makan di depanmu. Yang kayak gitu kan

gak baik vin" ujar Arum membuat

Alvin semakin kagum. la tak

menyangka jika teman barunya itu

memiliki rasa empati yang tinggi.

"Oalah, sebenarnya gpp sih rum.

Kamu kan gak tau, kalau sekarang emang

sengaja gak ke kantin sih, belum lapar

soalnya, nanti aja istirahat kedua baru

jajan" jawab Alvin seraya tersenyum

"Hmmmn kalau gitu ini loh kita makan

bareng, aku sengaja beli agak banyak buat dimakan bareng sama Sella, tuh anaknya

baru dateng" tawar Arum membuka

bungkus kresek berisi gorengan yang ia

bawa. Seraya menunjuk ke arah dimana

Sella tampak baru datang.

"Heiii udah beli gorengan rum?" tanya

Sella yang baru datang, kemudian disusul

oleh Mingyu di belakangnya.

"Wah pas banget ini, aku beli es, eh

disini ada gorengan" sahut Mingyu yang

ikut mendekat.

"Kalau es cuma satu yah buat kamu tok

dong Ming" ucap Arum bercanda.

"Tenang aja rum, aku beli 2 nih. Tapi

buat Alvin sih hehe" jawab Mingyu

seraya menyerahkan segelas es pada

Alvin.

"Wuuu dasar Mingyu" sahut Arum dan

Sella hampir barengan.

Alvin yang meski enggan, mau tak mau akhirnya ikut makan gorengan bersama, sadar akan sebuah pemberian.

Alvin hanya mengambil sebuah

singkong goreng sebagai pengganjal

perutnya, meski yang lain memaksa untuk

memakan lagi, Alvin menolak, ia cukup

tahu untuk tidak serakah.

Pemandangan yang indah bagi

Alvin, bisa melihat temannya bercanda

dan saling berbagi. Membuat dirinya

semakin termotivasi untuk harus bisa

segera bangkit dan memiliki penghasilan,

agar tak hanya menjadi penerima, tapi

juga pemberi untuk teman-temannya.

Pulang sekolah Alvin segera menuju

rumah haji Maliki, dengan berjalan kaki

seperti biasanya, Alvin berjalan dengan

semangat. Sebentar lagi ia akan memiliki

pekerjaan, yang bisa dibilang memiliki

penghasilan, yang lebih pasti daripada

hanya seorang juru parkir.

"Assalamualaikum umik, Abah malikinya ada?" tanya Alvin pada seorang wanita paruh baya, istri dari haji

Maliki.

"Waalaikumsalam Vinn, ada le.

Kamu duduk dulu aja ya, biar tak

panggilkan Abah dulu" jawab umik Hana.

"Enggeh mik" ucap Alvin menjawab

umik Hana yang kemudian berlalu.

Tak lama kemudian haji Maliki pun

keluar.

"Piye le?" tanya haji Maliki tanpa basa-

basi.

"Saya bersedia menjadi tukang

sampah di RW kita bah" jawab Alvin.

"Alhamdulillah, saya jadi gak perlu

nyari orang lagi kalau gini" ucap haji

Maliki.

"Tapi saya ingin mengajukan syarat

bah"

ucap Alvin membuat kening haji

Maliki mengerut.

"Syarat? Coba sebutin syarat kamu" tanya haji Maliki penasaran.

"Hmmm begini bah, karena saya juga

masih sekolah, jadi saya cuma bisa ambili

sampahnya itu di jam pagi setelah subuh

sekitar jam 4 lebih sampai jam 6 kurang,

itu kan gak mungkin selesai kalau keliling

kampung bah, jadi nanti saya lanjutkan

lagi sore harinya sepulang saya sekolah.

Dan saya pastikan bakal ambili sampahnya

setiap hari bah, Apakah boleh bah?" ujar

Alvin mengutarakan syarat yang ia

maksud, padahal hal itu lebih seperti

pertanyaan mengenai jam kerja.

"Oh boleh aja le, tenang saja. Kalaupun

kamu capek, kamu bisa ngambili

sampahnya 2 hari sekali. Jadi biar gak

terlalu capek kamunya" jawab haji Maliki.

"Wah mboten ah bah, nanti

sampahnya menggunung kalau gitu" elak

Alvin.

"Yasudah terserah kamu aja lah gimana enaknya le, oh ya karena kamu

udah Ngajukan syarat, saya juga ada syarat

yang harus kamu patuhi" ujar haji Maliki

was.

"Apa itu bah?" tanya Alvin

penasaran.

Episodes
1 1 Masuk Ruang BK
2 2 Pupus sebelum Mekar
3 3 Teka Teki Jati Diri
4 4 Profesi Baru
5 5 Sepeda Baru Tapi Bekas
6 6 Gerobak Baru
7 7 Rokok
8 8 Ketua Geng Pembuat Onar
9 9 Pasangan Lomba
10 10 Lomba
11 11 Juara
12 12 Gaji yang Di Harapkan
13 13 Ide Mulung
14 14 Rencana Ngekos
15 15 Gak Level
16 16 Kehilangan Rosok
17 17 Fakta
18 18 Diusir
19 19 Pindah
20 20 Jenang Abang
21 21 Iri
22 22 Setitik Harapan
23 23 Pengepul
24 24 Jualan
25 25 Terompet dan Es Teh
26 26 Berantem
27 27 Balapan
28 28 Berangkat Bareng
29 29 Rusaknya Tempat Rosok
30 30 Pupus
31 31 Fakta
32 32 Terciduk Polisi
33 33 Perlombaan
34 34 Siapa Gerangan
35 35 Tawuran
36 36 Dihukum
37 37 Babak Final Lomba
38 38 Lagi-lagi Juara
39 39 Kepergok
40 40 Tak Seperti Itu
41 41 Kehilangan
42 42 Classmeet
43 43 Ambil Raport
44 44 Benalu
45 45 Sial
46 46 Slot
47 47 Tak ada Habisnya
48 48 Sia Sia
49 49 Keberadaan Luna
50 50 Aturan Aneh
51 51 Tuduhan Tak Berdasar
52 52 Bincang Siang
53 53 Krisis Rasa Percaya Diri
54 54 Bukti
55 55 Tertangkap
56 56 Kepala Sekolah Baru
57 57 Ketua OSIS
58 58 Gadis Gila
59 59 Mengintai
60 60 Bebas Tuduhan
61 61 Kalah
62 62 Bolos
63 63 Yang Penting Ganteng
64 64 Kenakalan Remaja
65 65 Berubah
66 66 Fix Berhenti
67 67 Mengembangkan Usaha
68 68 Indahnya Berbagi
69 69 Diam Diam
70 70 Raport
71 71 Bertemu
72 72 Ter-Usir
73 73 Bimbang
74 74 Misi Penyelamatan
75 75 Bantuan
76 76 Ngedek Jejek Ijen
77 77 ATM
78 78 Hamil
79 79 Oleh Oleh
80 80 Pembicaraan
81 81 Diminta Pindah
82 82 Mencari Lahan
83 83 Rencana Terselubung
84 84 600 Jutaan
85 85 Deal
86 86 Orang Tuanya
87 87 Bantuan
88 88 Bertemu Om
89 89 Rencana Diratakan
90 90 Diratakan
91 91 Pamit
92 92 Terkejut
93 93 Tasyakuran
94 94 Pindah
95 95 Surat Istimewah
96 96 Penggemar
97 97 Akrab
98 98 Deep Talk
99 99 Informasi
100 100 Bertemu Nenek
101 101 Pencuri
102 102 Lapor Polisi
103 103 Ke Bandara
104 104 Kecelakaan
105 105 Urusan Polisi
106 106 Diremehkan
107 107 Bertemu
108 108 Kembali
109 109 Back To School
110 110 Lahiran
111 111 Telat
112 112 Wisuda
113 113 Tamat
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1 Masuk Ruang BK
2
2 Pupus sebelum Mekar
3
3 Teka Teki Jati Diri
4
4 Profesi Baru
5
5 Sepeda Baru Tapi Bekas
6
6 Gerobak Baru
7
7 Rokok
8
8 Ketua Geng Pembuat Onar
9
9 Pasangan Lomba
10
10 Lomba
11
11 Juara
12
12 Gaji yang Di Harapkan
13
13 Ide Mulung
14
14 Rencana Ngekos
15
15 Gak Level
16
16 Kehilangan Rosok
17
17 Fakta
18
18 Diusir
19
19 Pindah
20
20 Jenang Abang
21
21 Iri
22
22 Setitik Harapan
23
23 Pengepul
24
24 Jualan
25
25 Terompet dan Es Teh
26
26 Berantem
27
27 Balapan
28
28 Berangkat Bareng
29
29 Rusaknya Tempat Rosok
30
30 Pupus
31
31 Fakta
32
32 Terciduk Polisi
33
33 Perlombaan
34
34 Siapa Gerangan
35
35 Tawuran
36
36 Dihukum
37
37 Babak Final Lomba
38
38 Lagi-lagi Juara
39
39 Kepergok
40
40 Tak Seperti Itu
41
41 Kehilangan
42
42 Classmeet
43
43 Ambil Raport
44
44 Benalu
45
45 Sial
46
46 Slot
47
47 Tak ada Habisnya
48
48 Sia Sia
49
49 Keberadaan Luna
50
50 Aturan Aneh
51
51 Tuduhan Tak Berdasar
52
52 Bincang Siang
53
53 Krisis Rasa Percaya Diri
54
54 Bukti
55
55 Tertangkap
56
56 Kepala Sekolah Baru
57
57 Ketua OSIS
58
58 Gadis Gila
59
59 Mengintai
60
60 Bebas Tuduhan
61
61 Kalah
62
62 Bolos
63
63 Yang Penting Ganteng
64
64 Kenakalan Remaja
65
65 Berubah
66
66 Fix Berhenti
67
67 Mengembangkan Usaha
68
68 Indahnya Berbagi
69
69 Diam Diam
70
70 Raport
71
71 Bertemu
72
72 Ter-Usir
73
73 Bimbang
74
74 Misi Penyelamatan
75
75 Bantuan
76
76 Ngedek Jejek Ijen
77
77 ATM
78
78 Hamil
79
79 Oleh Oleh
80
80 Pembicaraan
81
81 Diminta Pindah
82
82 Mencari Lahan
83
83 Rencana Terselubung
84
84 600 Jutaan
85
85 Deal
86
86 Orang Tuanya
87
87 Bantuan
88
88 Bertemu Om
89
89 Rencana Diratakan
90
90 Diratakan
91
91 Pamit
92
92 Terkejut
93
93 Tasyakuran
94
94 Pindah
95
95 Surat Istimewah
96
96 Penggemar
97
97 Akrab
98
98 Deep Talk
99
99 Informasi
100
100 Bertemu Nenek
101
101 Pencuri
102
102 Lapor Polisi
103
103 Ke Bandara
104
104 Kecelakaan
105
105 Urusan Polisi
106
106 Diremehkan
107
107 Bertemu
108
108 Kembali
109
109 Back To School
110
110 Lahiran
111
111 Telat
112
112 Wisuda
113
113 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!