Berkuda

Elizabeth terus berjalan sambil berpikir apa yang akan dia lakukan hari ini.

"Nona..."

Elizabeth lalu mendengar Alex memanggilnya. Sambil berbalik menatapnya, dia pun bertanya.

"Ya?" Ucap Elizabeth.

Mata Alex terus menatap mata Elizabeth. Elizabeth merasa bulu kuduknya berdiri, tetapi tidak berkata apa-apa dan tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun. Alex terdiam cukup lama sebelum menggelengkan kepala dan memasang senyum profesional di wajahnya.

"Tidak apa-apa, Nona. Maaf." Ucap Alex.

"Tidak apa-apa?" Ucap Elizabeth ragu, sebelum berbalik kembali ke arah dia berjalan.

'Mungkin aku harus menunggang kuda. Aku sudah tidak melakukannya sejak SMA.' ucap Happy/Elizabeth dalam hati.

Elizabeth terus berjalan, tidak menyadari perilaku Alex yang tidak biasa di sekitarnya. Meskipun rumah itu hanya dihuni kelurga Elizabet, rumah itu tetap cukup besar dan tanpa disadari Elizabeth, dia tersesat di rumahnya sendiri. Karena tidak ingin terlihat benar-benar tersesat, dia terus berjalan seolah tahu di mana mereka berada.

"Nona," ucap Alex.

"Ada apa, Alex?" Tanya Elizabeth.

"Apakah Nona mungkin tersesat?" Ucap Alex.

"TIDAK." Jawab Elizabeth.

"Oh... begitu." Balas Alex.

Sejenak, keheningan menyelimuti keduanya.

"Di mana kandang kudanya....." Tanya Elizabeth.

"Lewat sini, Nona." Jawab Alex.

Dengan bantuan Alex, mereka sampai di kandang kuda. Orang yang bertugas merawat kuda-kuda itu menyadari kehadiran mereka.

"Nona Elizabeth! Apa... yang membawa Anda ke sini?" Tanya penjaga kandang kuda dengan gugup, berusaha menegakkan punggungnya sebisa mungkin di hadapan Elizabeth.

"Aku ingin berkeliling dengan kuda ku." Ucap Elizabeth.

Penjaga kuda itu mengerjap beberapa kali sebelum terbata-bata.

"Hah? Maaf? Nona Elizabeth ingin menunggang kuda..?" Ucapnya.

Elizabeth mengangguk, merasa tidak ada yang salah dengan itu karena dia ingat Elizabeth dulu menunggang kuda saat dia masih kecil, tetapi berhenti, mengeluh betapa tidak enaknya bau kuda itu.

Penjaga kandang kuda segera mengangguk.

"Tentu! Tunggu sebentar!" Ucap penjaga kuda.

Dia lalu bergegas pergi. Elizabeth meregangkan lengannya, menghangatkan tubuhnya agar tidak terlalu pegal pada keesokan harinya.

"Bukankah Nona bilang dia tidak akan menunggang kuda lagi?" Tanya Alex.

"Sudah kubilang aku berusaha berubah menjadi lebih baik, kan? Jadi, kembali berkuda juga salah satunya," jawab Elizabeth dengan lancar.

Penjaga kandang kuda kembali dengan seekor kuda putih. Semuanya telah dipersiapkan, dan Elizabeth mengelus lembut kuda itu.

"Kuda yang bagus," pujinya.

Kuda itu mendengus. Elizabeth tertawa kecil.

"Kau mengerti apa yang kukatakan? Kau kuda yang pintar." Ucap Elizabeth.

"Nona, Anda harus berganti pakaian." Ucap Alex.

Elizabeth menoleh ke arah Alex, lalu menggelengkan kepalanya,

"Tidak perlu. Aku masih bisa berkuda dengan pakaian ini." Ucap Elizabeth.

Dia mengabaikan apa pun yang ingin dikatakan Alex. Elizabeth dengan mudah naik ke atas kuda yang berdiri diam dengan patuh. Setelah merasa nyaman, Elizabeth menepuk-nepuk kuda itu, dan memujinya lebih lagi.

"Kamu tidak hanya pintar, tapi juga jinak dan manis. Bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama?" Ucap Elizabeth.

Menjawab pertanyaannya, kuda itu kembali bersuara riang, setuju dengannya. Sambil memegang kendali, kuda itu mulai berlari kecil mengelilingi padang rumput.

Setelah Elizabeth merasa cukup nyaman, mereka berlari sedikit lebih cepat, dari berlari kecil menjadi tiga ketukan cepat.

"Apa kau bersenang-senang?" Tanya Elizabeth manis pada kuda.

"Ayo kita lompati itu, ya?" Ucap Elizabeth lagi.

Setelah menunggangi kuda itu mengelilingi lapangan beberapa putaran lagi, sesekali menambah kecepatan dan memperlambat, mereka akhirnya berhenti. Setelah turun dari kuda dengan selamat, Elizabeth mengelusnya sekali lagi.

"Terima kasih sudah mengizinkanku berkeliling lapangan. Seru sekali, jadi ayo kita lakukan lagi lain kali." Ucap Elizabeth.

Kuda itu mendekatkan wajahnya ke wajah Elizabeth. Tawa kecil terselip di bibirnya.

"Apakah kau begitu suka padaku? Yah, aku juga suka padamu." Ucap Elizabeth.

Dia kembali menoleh ke arah penjaga kandang kuda dan Alex. Mereka tampak sedang mencerna kejadian yang baru saja terjadi di depan mata mereka.

"Siapa namanya?" Tanya Elizabet pada penjaga kandang kuda.

Dia tersadar dari lamunannya dan menjawab, "Kuda itu belum punya nama."

"Baiklah kalau begitu, bolehkah aku memanggilmu Archie?" Tanya Elizabeth .

Archie meringkik keras sambil menghentakkan kaki. Elizabeth tersenyum.

"Archie, itu dia." Ucap Elizabeth seraya kembali ke penjaga kandang dan menyerahkan kendali kepadanya. "Terima kasih atas kerja kerasmu. Jaga Archie baik-baik untukku."

Anak laki-laki itu menatap kosong ke arah tali kekang sebelum mengangguk pada Elizabeth.

"Ya, Nona Elizabeth." Jawabnya.

...****************...

Elizabeth meninggalkan tempat itu bersama Alex dan kembali ke kamarnya. Dia menjatuhkan diri ke sofa dan menghela napas. Sebuah handuk kemudian terlihat.

"Ini, Nona." Ucap Alex.

"Ah baik, terima kasih." Ucap Elizabeth mengangguk, menerimanya dari Alex, lalu dengan lembut menyeka keringat dari wajahnya.

"Bisakah kau menyiapkan air mandi untukku?" Elizabeth bertanya sambil menatapnya dari atas.

"Tentu saja Nona." Jawab Alex.

Dia membungkuk dan meninggalkan ruangan itu. Sementara Elizabeth merebahkan diri di sofa empuk, rasa kantuk perlahan menghampirinya setelah semua adrenalin dari berkuda menghilang. Dia menyandarkan kepalanya di sandaran tangan sofa, kelopak matanya terasa berat.

'Tidur siang sebentar selama lima menit tidak masalah.' ucap Elizabeth dalam hati.

Disisi lain, Alex memeriksa suhu air dan setelah mencapai suhu yang selalu disukai Elizabeth, dia meninggalkan kamar mandi untuk memberi tahu Elizabeth bahwa bak mandi sudah siap.

Setelah mengetuk pintu, dia pun masuk.

"Nona, kamar mandinya sudah siap-" kalimatnya terhenti ketika dia melihat Elizabeth tertidur di sofa.

Dia menghampiri sosok yang sedang tidur itu dan membungkuk, kini sejajar dengan pandangan matanya. Dia menyadari sepatu-sepatunya kotor dan melepaskannya dari kaki wanita itu. Dia menatap sepatu-sepatu itu, memastikan untuk mencucinya nanti.

Dia merapikan kamarnya sedikit sebelum kembali ke tempat Elizabeth berada.

"Nona," panggilnya beberapa kali, tetapi Nona nya itu tidak bergeming sedikit pun.

Dia menghela napas sebelum mengguncangnya sedikit.

"Nona, tolong bangun." Dia mencoba lagi.

Kali ini, Elizabeth bergerak sedikit sebelum bergumam.

"Lima menit lagi..." Ucapnya.

"Nona, tolong bangun. Saya sudah menyiapkan bak mandi untuk Anda." Ucap Alex.

Elizabeth perlahan duduk, matanya masih terpejam. Alex memperhatikan setiap gerakannya dalam diam.

Elizabeth menggosok matanya sebelum membukanya dengan mengantuk.

"Alex? Jam berapa sekarang?" Tanya Elizabeth.

"Sudah hampir waktunya makan malam, Nona. Saya sudah menyiapkan air mandi untuk Anda." Jawab Alex.

"Ah, begitu ya? Terima kasih." Elizabeth berkata dengan mengantuk sebelum bangkit.

Dia lalu menuju kamar mandi, kakinya bergerak canggung. Pintu-pintu tertutup di belakangnya saat dia keluar. Alex terus menatap pintu, tempat dia tadi lewat.

"Aneh," gumamnya, tetapi ada senyum kecil di wajahnya.

Nonanya tiba-tiba tampak menarik. Seolah-olah dia orang lain. Senyum Alex semakin lebar, bertanya-tanya apa lagi yang akan dilakukannya.

Bersambung...

Episodes
1 Transmigrasi
2 Alex Curiga
3 Berlanjut
4 Berkuda
5 Pergi Ke Ibukota
6 Siapa Anda?
7 Bukti
8 Aku Bukan Elizabeth
9 Alex Mulai Percaya
10 Bertemu Pangeran
11 Sikap Pangeran
12 Pangeran Datang
13 Acara Berburu
14 Permintaan Pangeran Lewis
15 Naik Perahu
16 Tenggelam
17 Pesta Dansa
18 Tidak Mencintai Anda
19 Ajakan Pangeran Lewis
20 Piknik
21 Mahkota Bunga
22 Undangan Pesta
23 Menatap Bintang
24 Pesta Teh
25 Sikap Alex
26 Ajakan Pangeran Lewis
27 Festival
28 Berbelanja
29 Sikap Alex
30 Pangeran Lewis
31 Perubahan Alex
32 Bersama Pangeran Lewis Lagi
33 Meliburkan Alex Bekerja
34 Hari Libur Alex
35 Benih Bunga
36 Berbaikan Dengan Alex
37 Pergi Ke Teater
38 Insiden
39 Diculik
40 Kondisi Elizabeth
41 Kemarahan Alex
42 Menunggu Alex
43 Permintaan Maaf Ivanna
44 Malu-malu
45 Pesta Kedewasaan
46 Protagonis Wanita
47 Mabuk
48 Alur Cerita
49 Tentang Keluarga Alex
50 Ketakutan Elizabeth
51 Pesta Teh
52 Tuduhan
53 Sikap Rose
54 Rose Yang Baik Hati
55 Kampung Halaman Alex
56 Perasaan Alex
57 Ungkapan Suka Alex
58 Berlanjut
59 Bertemu Orang Baru
60 Menolak Perasaan Alex
61 Sebenarnya Suka
62 Gagal Membantu Alex
63 Berteman Dengan Ivanna.
64 Rasa Suka Elizabeth
65 Pertemuan Pertama
66 Sikap Elizabeth
67 Kedatangan Ivanna
68 Toko Buku
69 Penjahat
70 Berteman
71 Mabuk
72 Aku Mencintaimu Alex
73 Pengakuan Cinta
74 Undangan
75 Jangan Tinggalkan Aku
76 Piknik Lagi
77 Berangkat
78 Tiba Di Kerajaan Valois
79 Bermesraan
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Transmigrasi
2
Alex Curiga
3
Berlanjut
4
Berkuda
5
Pergi Ke Ibukota
6
Siapa Anda?
7
Bukti
8
Aku Bukan Elizabeth
9
Alex Mulai Percaya
10
Bertemu Pangeran
11
Sikap Pangeran
12
Pangeran Datang
13
Acara Berburu
14
Permintaan Pangeran Lewis
15
Naik Perahu
16
Tenggelam
17
Pesta Dansa
18
Tidak Mencintai Anda
19
Ajakan Pangeran Lewis
20
Piknik
21
Mahkota Bunga
22
Undangan Pesta
23
Menatap Bintang
24
Pesta Teh
25
Sikap Alex
26
Ajakan Pangeran Lewis
27
Festival
28
Berbelanja
29
Sikap Alex
30
Pangeran Lewis
31
Perubahan Alex
32
Bersama Pangeran Lewis Lagi
33
Meliburkan Alex Bekerja
34
Hari Libur Alex
35
Benih Bunga
36
Berbaikan Dengan Alex
37
Pergi Ke Teater
38
Insiden
39
Diculik
40
Kondisi Elizabeth
41
Kemarahan Alex
42
Menunggu Alex
43
Permintaan Maaf Ivanna
44
Malu-malu
45
Pesta Kedewasaan
46
Protagonis Wanita
47
Mabuk
48
Alur Cerita
49
Tentang Keluarga Alex
50
Ketakutan Elizabeth
51
Pesta Teh
52
Tuduhan
53
Sikap Rose
54
Rose Yang Baik Hati
55
Kampung Halaman Alex
56
Perasaan Alex
57
Ungkapan Suka Alex
58
Berlanjut
59
Bertemu Orang Baru
60
Menolak Perasaan Alex
61
Sebenarnya Suka
62
Gagal Membantu Alex
63
Berteman Dengan Ivanna.
64
Rasa Suka Elizabeth
65
Pertemuan Pertama
66
Sikap Elizabeth
67
Kedatangan Ivanna
68
Toko Buku
69
Penjahat
70
Berteman
71
Mabuk
72
Aku Mencintaimu Alex
73
Pengakuan Cinta
74
Undangan
75
Jangan Tinggalkan Aku
76
Piknik Lagi
77
Berangkat
78
Tiba Di Kerajaan Valois
79
Bermesraan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!