Bab 05. KHM

...~•Happy Reading•~...

Nathania duduk di atas kloset tertutup sambil menangis dan menekan dadanya yang masih terasa sakit. Tiba-tiba pintu toilet diketok dari luar. "Stop ingat manusia palsu. Cepat keluar." Amelia yang menunggu di luar, tidak tahan mendengar isakan Nathania berulang kali. Dia berpikir Nathania sedang menangisi cintanya yang gagal.

Tanpa menjawab, Nathania membunyikan air, sebagai isyarat, dia mengerti maksud Amelia. Dia mengeringkan hidung dan pipi sebelum membuka pintu. "Maaf, Amel. Aku sedang berusaha terima...." Nathania tidak meneruskan, karena Amelia memberikan isyarat ruang toilet sedang penuh.

"Mari kita keluar. Ingat, kita sedang ditunggu." Bisik Amelia lagi, agar Nathania ingat pada pemilik barang yang pecah.

"Sebentar, Amel." Nathania mendekati wastafel untuk membasuh wajahnya dengan air dingin. Dia berharap air dingin bisa menyejukan. Namun ternyata air dingin seperti jarum yang menusuk kesadarannya dan juga kulit pipi yang sering dibersihkan tissu.

"Makasih, Amel. Hari ini aku sangat menyusahkanmu." Nathania memeluk Amelia yang sedang melihatnya dengan wajah cemas.

"Ngga usah pikir aku. Itu, lihat matamu sepeti buah cengkeh yang sudah hamil." Amelia menunjuk ke cermin dan coba mengalihkan pikiran Nathania dari Andy.

Nathania membasahi tissu dengan air kran, lalu tempel ke kelopak matanya yang bengkak. Matanya terasa sakit, hingga dia berhenti. "Dengan itu tidak akan menolong." Ucap Amelia yang melihat Nathania meringis. "Mari kita keluar sebelum waktu istirahat habis." Amelia mengingatkan. Nathania mengangguk sambil mengeringkan pipi dan hidung.

Ketika keluar dari toilet, Amelia melihat pemilik barang sedang menunggu sambil menyandarkan punggung ke tembok dan mengotak-atik ponselnya. "Terima kasih, Pak. Sudah sabar menunggu." Ucap Amelia. Nathania hanya mengatupkan tangan di dada, sebagai tanda minta maaf.

Dia malu menatap pemilik barang, sebab matanya yang sembab, bengkak dan berkabut. Sehingga Amelia harus menuntun dia, agar tidak menabrak orang atau benda karena buram.

"Mari ikut saya, nanti di sana baru kita bicarakan lainnya." Pemilik barang berjalan di depan sambil berpikir, karena merasa tidak enak dengan kondisi yang terjadi. Walau Nathania sudah tidak menangis, tapi masih sedih dan mata terus tergenang.

Beberapa saat kemudian, Amelia terkejut melihat pemilik barang masuk ke salah satu toko selular. Dia menyenggol Nathania, sebab sudah bisa tebak apa yang jatuh dan pecah. "Orangnya masuk ke toko seluler." Bisik Amelia.

"Oh, goodness... Aku benar-benar apes hari ini." Bisik Nathania setelah Amelia membisikan nama toko yang dituju.

"Nanti coba bicara baik-baik untuk selesaikan ini. Orang itu sepertinya, baik." Bisik Amelia yang bisa melihat wajah pemilik barang, walau memakai topi.

"Saya belum buka. Tapi mendengar bunyinya, anda pasti sudah bisa tebak kondisinya." Ucap pemilik barang sambil meletakan paper bag di atas etalase lalu mengeluarkan kotak ponsel.

"Tadi saya beli di sini. Anda bisa lihat kerusakannya." Ucap pemilik barang lalu mengeluarkan ponsel dari kotaknya. Nathania hanya bisa mendengar, tanpa berkomentar. Namun dia terkejut melihat layar ponsel terbelah dan retak di mana-mana.

Nathania menarik nafas panjang, sebab kondisi ponsel seperti hatinya. Ketika melihat merek ponsel, jantungnya berdetak kuat sambil mengingat uang yang masih tersisa di tabungannya.

"Pak, aku bisa bayar pakai CC?" Nathania bertanya sambil berharap, kartu kreditnya masih bisa digunakan.

"Mas, saya minta persis seperti ini." Ucap pemilik barang kepada pria yang melayani mereka.

Amelia hanya bisa mengusap punggung Nathania yang terus menunduk dan sesekali mengeringkan hidungnya dengan tissu. Dia bisa menebak, harga ponsel tersebut, di atas satu juta.

Nathania memberikan kartu kreditnya kepada pelayan dan minta dicicil 10 bulan. Tidak lama kemudian, pelayan kembali kepada Nathania. "Maaf, Mbak. CC nya ngga bisa." Ucap pelayan sambil meletakan kartu kredit di depan Nathania.

Nathania dan Amelia terkejut dan saling pandang. "Thania, punyaku sudah limit." Bisik Amelia, pelan. Dia mengerti maksud tatapan Nathania. "Mungkin CCku ngga cukup." Bisik Nathania.

Pemilik barang yang mendengar percakapan Nathania dan Amelia, meminta kartu kredit Nathania dan menyodorkan kepada pelayan. "Mas, tolong dicoba lagi. Setengahnya dibayar cash." Pemilik ponsel mengatakan dengan nada pelan tapi tegas. Pelayan yang melihat keseriusannya, langsung mengambil kartu kerdit milik Nathania lalu pergi kasir untuk memproses permintaan pemilik ponsel.

Namun ucapan pemilik ponsel kepada pelayan membuat jantung Nathania berdetak kuat. Dia tahu sisa uang di tabungannya tidak cukup untuk membayar setengah harga ponsel secara tunai. Tapi dia tetap mengeluarkan kartu debit miliknya.

Dengan perasaan malu dan ragu, Nathania menyodorkan kartu debit dengan kedua tangan kepada pemilik ponsel. "Pak, maaf. Mungkin uang cash saya tidak cukup untuk membayar setengah harga ponsel itu. Kami belum gajian." Nathania berkata pelan sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah.

"Simpan cardnya. Saya yang akan bayar setengahnya." Pemilik ponsel berkata pelan, karena melihat pelayan berjalan mendekati mereka. Dia tidak mau pelayan mengetahui apa yang mereka bicarakan. Agar tidak jadi pembicaraan atau bisik-bisik di tempat itu, sehingga menyinggung Nathania dan Amelia.

Sontak Nathania menggenggam kartu debit miliknya dengan perasaan campur aduk. Dia tidak bisa mengatakan apa pun saat pelayan mengatakan transaksi yang diminta bisa diproses. Dia memengang kuat dadanya bersamaan dengan kartu debit miliknya saat melihat pemilik ponsel membuka tas dan mengeluarkan sejumlah uang lalu serahkan kepada pelayan.

"Pak, boleh saya minta nomor rekening, bapak? Saya akan mengganti uang bapak." Nathania berkata pelan tanpa berani melihat wajah pemilik ponsel, karena sangat malu.

Dia tidak bisa menolak bantuan pemilik ponsel, sebab dia tahu saldo tabungannya. Selain dia belum lama bekerja, dia juga tidak mendapat bantuan dari kakaknya sejak dia sudah mulai bekerja.

"Tidak usah. Anggap saja, kita berada di tempat yang salah. Saya juga salah, berjalan tanpa memperhatikan sekitar. Kalau saya waspada, bisa mencegah kejadian tadi." Ucap pemilik ponsel tenang.

Dia menghargai kejujuran dan rasa tanggung jawab yang ditunjukan Nathania dan Amelia untuk menggantikan barang yang dirusak, tanpa membuat perdebatan atau mencari alasan untuk menghindar. Apa lagi mengetahui kondisi keuangan mereka terbatas, tapi tetap berusaha mau bertanggung jawab.

"Terima kasih, Pak. Semoga bapak diberkati dengan segala yang baik." Nathania hanya mampu mengatakan yang ada di hatinya, karena menerima kebaikan dari orang yang tidak dikenal pada masa sukarnya.

"Amin...!! Anda juga." Pemilik ponsel mengatakan pelan, lalu menyerahkan kartu kredit milik Nathania yang diberikan pelayan padanya.

"Terima kasih lagi, Pak." Nathania menerima kartu kreditnya dengan mata yang sudah tergenang.

"Pak, bolehkah saya minta ponsel yang jatuh tadi untuk saya?" Tanya Nathania pelan dan ragu.

Sontak pemilik ponsel melihatnya. "Anda mau perbaiki?" Nathania menggeleng, kuat. "Tidak, Pak. Saya mau simpan sebagai pengingat apa yang terjadi hari ini." Ucap Nathania sambil menunduk. Amelia hanya bisa diam mendengar permintaan Nathania.

...~_~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

Terpopuler

Comments

🍁𝐘𝐖💃🅱🆁🅰🅼❣️

🍁𝐘𝐖💃🅱🆁🅰🅼❣️

huaaa pasti merk yg bikin kantong rada² ini 🙈🙈🙈

2025-09-03

7

🍁Hermina💃🅱🆁🅰🅼❣️

🍁Hermina💃🅱🆁🅰🅼❣️

masih ada orang baik yang mau tolong. semangat thania 💪🙊

2025-09-02

10

🍁𝗨𝗺𝗺𝗮💃🅱🆁🅰🅼❣️

🍁𝗨𝗺𝗺𝗮💃🅱🆁🅰🅼❣️

Tetap kuat Nathania tetap jaga kewarasan mu masih banyak yg menyayangi mu dan membantu dengan sepenuh hati

2025-09-02

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. KHM
2 Bab 02. KHM
3 Bab 03. KHM
4 Bab 04. KHM
5 Bab 05. KHM
6 Bab 06. KHM
7 Bab 07. KHM
8 Bab 08. KHM
9 Bab 09. KHM
10 Bab 10. KHM
11 Bab 11. KHM
12 Bab 12. KHM
13 Bab 13. KHM
14 Bab 14. KHM
15 Bab 15. KHM
16 Bab 16. KHM
17 Bab 17. KHM
18 Bab 18. KHM
19 Bab 19. KHM
20 Bab 20. KHM
21 Bab 21. KHM
22 Bab 22. KHM
23 Bab 23. KHM
24 Bab 24. KHM
25 Bab 25. KHM
26 Bab 26. KHM
27 Bab 27. KHM
28 Bab 28. KHM
29 Bab 29. KHM
30 Bab 30. KHM
31 Bab 31. KHM
32 Bab 32. KHM
33 Bab 33. KHM
34 Bab 34. KHM
35 Bab 35. KHM
36 Bab 36. KHM
37 Bab 37. KHM
38 Bab 38. KHM
39 Bab 39. KHM
40 Bab 40. KHM
41 Bab 41. KHM
42 Bab 42. KHM
43 Bab 43. KHM
44 Bab 44. KHM
45 Bab 45. KHM
46 Bab 46. KHM
47 Bab 47. KHM
48 Bab 48. KHM
49 Bab 49. KHM
50 Bab 50. KHM
51 Bab 51. KHM
52 Bab 52. KHM
53 Bab 53. KHM
54 Bab 54. KHM
55 Bab 55. KHM
56 Bab 56. KHM
57 Bab 57. KHM
58 Bab 58. KHM
59 Bab 59. KHM
60 Bab 60. KHM
61 Bab 61. KM
62 Bab 62. KHM
63 Bab 63. KHM
64 Bab 64. KHM
65 Bab 65. KHM
66 Bab 66. KHM
67 Bab 67. KHM
68 Bab 68. KHM
69 Bab 69. KHM
70 Bab 70. KHM
71 Bab 71. KHM
72 Bab 72. KHM
73 Bab 73. KHM
74 Bab 74. KHM
75 Bab 75. KHM
76 Bab 76. KHM
77 Bab 77. KHM
78 Bab 78. KHM
79 Bab 79. KHM
80 Bab 80. KHM
81 Bab 81. KHM
82 Bab 82. KHM
83 Bab 83. KHM
84 Bab 84. KHM
85 Bab 85. KHM
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 01. KHM
2
Bab 02. KHM
3
Bab 03. KHM
4
Bab 04. KHM
5
Bab 05. KHM
6
Bab 06. KHM
7
Bab 07. KHM
8
Bab 08. KHM
9
Bab 09. KHM
10
Bab 10. KHM
11
Bab 11. KHM
12
Bab 12. KHM
13
Bab 13. KHM
14
Bab 14. KHM
15
Bab 15. KHM
16
Bab 16. KHM
17
Bab 17. KHM
18
Bab 18. KHM
19
Bab 19. KHM
20
Bab 20. KHM
21
Bab 21. KHM
22
Bab 22. KHM
23
Bab 23. KHM
24
Bab 24. KHM
25
Bab 25. KHM
26
Bab 26. KHM
27
Bab 27. KHM
28
Bab 28. KHM
29
Bab 29. KHM
30
Bab 30. KHM
31
Bab 31. KHM
32
Bab 32. KHM
33
Bab 33. KHM
34
Bab 34. KHM
35
Bab 35. KHM
36
Bab 36. KHM
37
Bab 37. KHM
38
Bab 38. KHM
39
Bab 39. KHM
40
Bab 40. KHM
41
Bab 41. KHM
42
Bab 42. KHM
43
Bab 43. KHM
44
Bab 44. KHM
45
Bab 45. KHM
46
Bab 46. KHM
47
Bab 47. KHM
48
Bab 48. KHM
49
Bab 49. KHM
50
Bab 50. KHM
51
Bab 51. KHM
52
Bab 52. KHM
53
Bab 53. KHM
54
Bab 54. KHM
55
Bab 55. KHM
56
Bab 56. KHM
57
Bab 57. KHM
58
Bab 58. KHM
59
Bab 59. KHM
60
Bab 60. KHM
61
Bab 61. KM
62
Bab 62. KHM
63
Bab 63. KHM
64
Bab 64. KHM
65
Bab 65. KHM
66
Bab 66. KHM
67
Bab 67. KHM
68
Bab 68. KHM
69
Bab 69. KHM
70
Bab 70. KHM
71
Bab 71. KHM
72
Bab 72. KHM
73
Bab 73. KHM
74
Bab 74. KHM
75
Bab 75. KHM
76
Bab 76. KHM
77
Bab 77. KHM
78
Bab 78. KHM
79
Bab 79. KHM
80
Bab 80. KHM
81
Bab 81. KHM
82
Bab 82. KHM
83
Bab 83. KHM
84
Bab 84. KHM
85
Bab 85. KHM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!