Wanita Bayaran

Ciuman yang tidak lagi bisa di hindari oleh Shafa, ketika dia yang mencoba untuk mempertahankan satu hal yang berharga dalam dirinya. Tapi sosok Bara telah mengambil semuanya, hingga tidak ada yang tersisa lagi. Pakaian yang sudah berserak di lantai, tubuh yang polos dan tidak lagi memikirkan harga diri.

Wajah pria yang sama yang berada di depannya, adalah orang yang pertama kali mengambil ciumannya. Namun apa artinya itu jika selamanya Shafa hanya sebagai wanita penghibur baginya.

Shafa merasa aneh ketika Bara masih memeluknya dalam keadaan polos, di saat mereka selesai melakukannya malam ini. Seolah Bara tidak akan melepaskannya begitu saja.

"Sudah berapa pria yang kau layani seperti ini? Apa semuanya membuatmu puas?"

Shafa menatap Bara dengan tatapan yang sendu. Bahkan entah kemana perginya tatapan nakal yang selalu dia tunjukan pada setiap pria yang membayarnya untuk kesenangan sesaat. Kali ini seolah dia lelah untuk terus menjadi Laurent.

"Tidak terhitung, sudah 5 tahun aku hanya menjadi perempuan penghibur. Dan selama 5 tahun itu seharusnya aku bisa menjaga apa yang setidaknya bisa aku pertahankan. Tapi, Tuan merampasnya begitu saja"

Bara sedikit mengerutkan keningnya, meski tidak terlalu mengerti. Tapi akhirnya dia ingat satu hal ucapan Shafa saat pertama kali dia menciumnya.

"Jadi, kau benar-benar mempertahankan ciumanmu? Apa itu mungkin selama5 tahun kau menjadi seorang wanita penghibur?"

Nada tidak percaya dari Bara, membuat Shafa hanya tersenyum. Wajar jika Bara tidak percaya dan sedikit merendahkan dirinya. Karena tanpa di rendahkan, dia sudah sangat rendah sekarang.

"Semua pelanggan yang memesanku, selalu aku berikan satu persyaratan sebelum memulai malam. Dan persyaratannya adalah mereka tidak boleh mencium bibirku apapun itu. Mom Erlin juga sudah tahu aturan yang aku berikan pada setiap pelanggan. Terserah pada Tuan mau percaya atau tidak padaku"

Bara terbangun, dia membuka laci nakas sambil tempat tidur. Shafa hanya diam saja memperhatikan. Berpikir jika Bara mungkin akan mengambil uang untuk membayarnya, atau memberikan tips lebih untuknya.

Namun, sebuah map coklat terlempar tepat di depannya sekarang. Shafa sedikit bingung, dia beringsut bangun dan terduduk, menarik selimut sampai ke dadanya untuk menutupi tubuh yang polos.

"Mulai sekarang kau hanya bisa melayaniku"

Shafa menatap Bara dan map cokelat itu dengan bergantian, wajahnya menunjukan kebingungan. Menghilangkan rasa penasaran dan bingungnya, Shafa membuka map itu dan mengeluarkan kertas di dalam sana.

Tangannya bergetar saat membaca setiap kata yang tertera disana. Ada sebuah cairan bening yang menetes begitu saja.

"Aku sudah menjalin kesepakatan dengan Erlina. Membelimu untuk diriku sendiri, dan kau sudah tidak bisa bekerja untuk Erlina lagi. Sekarang, kau hanya perlu melayaniku"

Shafa menangis sejadi-jadinya, bahkan bahunya sampai bergetar dengan tangan meremas kertas di tangannya. Tanpa aba-aba Shafa langsung membungkuk di depan Bara, kepalanya menunduk di kaki Bara yang duduk di depannya.

"Terima kasih Tuan, terima kasih banyak karena sudah membebaskan aku dari semua ini... Hiks.. Akhirnya aku bisa bebas dari Mom Erlin"

Bara sedikit tertegun mendengarnya, dia berpikir Shafa akan marah karena dia sudah berani membelinya untuk seorang diri. Tapi ternyata, Shafa malah berterima kasih padanya dengan cara seperti ini.

"Em, maaf" Shafa tersadar dari apa yang dia lakukan, dia bangun dan mengusap air matanya. Tersenyum pada Bara. "Akhirnya aku bisa bebas dari tekanan Mom Erlin. Terima kasih sudah membuatku terbebas darinya"

"Tapi kau akan tetap menjadi wanita bayaranku"

Shafa kembali mengusap kasar sisa air matanya. "Tidak papa, lebih baik hanya melayani satu orang daripada aku harus terus memberikan tubuhku pada semua orang yang tidak aku kenal"

Bara mengangkat satu alisnya, tapi akhirnya dia tersenyum tipis. "Mulai sekarang kau tinggal disini, karena fasilitas yang diberikan oleh Erlina sudah di ambil kembali"

Shafa menatap sekeliling kamar ini, sebuah Apartemen yang cukup mewah dan Shafa tidak keberatan tinggal dimana pun asalkan dia bisa bebas dari Mom Erlin yang selalu menekannya dan menjadikan dia sebagai anak buah paling handal di jual mahal untuk semalam.

"Ya, aku tidak papa tinggal dimana pun"

"Kau terlihat senang sekali"

Shafa mengangguk, meski bukan berarti dia benar-benar lepas dari status wanita bayaran. Tapi setidaknya sekarang dia hanya akan melayani satu orang yang sama, tidak perlu berganti-ganti pria setiap malamnya.

"Sudah lama sekali aku ingin terbebas dari Mom Erlin. Dan baru sekarang aku akhirnya bisa"

Bara hanya mengangguk pelan, sepertinya ada satu hal yang Bara tidak ketahui tentang Shafa. Tentang bagaimana dia yang bisa masuk ke dalam dunia malam seperti ini.

*

Pagi ini Shafa terbangun dengan beban yang sedikit berkurang, karena mulai sekarang dia tidak perlu datang malam ke tampat Mom Erlin dan melayani pelanggan berbeda setiap malamnya.

"Aku harus pergi ke Kampus sekarang"

Kuliahnya pun hampir selesai, Shafa yakin bisa lulus tahun ini. Dan setelah itu dia akan mencari pekerjaan yang lebih baik, membayar uang pada Bara sebagai pengganti uangnya yang dikeluarkan untuk Mom Erlin.

"Tapi aku belum membicarakan tentang ini pada Tuan Bara. Semalam dia langsung pergi setelah menerima telepon. Mungkin itu dari istrinya"

Tidak ada rasa diabaikan atau apapun, yang jelas Shafa hanya menjadi wanita bayaran untuk Bara dan dia tidak akan merebut apapun antara Bara dan istrinya. Selama Bara tidak bosan dengannya, dia akan melayaninya. Tapi jika Bara bosan dengannya, maka itu adalah kesempatan Shafa untuk bebas darinya.

"Aku akan membicarakan hal ini dengan Tuan Bara nanti. Dan sekarang aku harus pergi mengambil barang-barangku di rumah lama"

Shafa pergi dengan menaiki taksi online yang dia pesan. Pergi ke rumah lamanya untuk mengambil beberapa barang-barangnya. Tidak pernah menjalani pagi lebih merasa bebas dari beban yang sebenarnya belum sepenuhnya lepas.

Shafa terdiam saat melihat Mom Erlin yang sudah berada di rumah. Shafa tersenyum sedikit gugup, takut sekali jika Mom Erlin mungkin marah dan tidak akan melepaskannya begitu saja.

"Mom"

Dengan ragu dia memanggilnya, tapi tiba-tiba Mom Erlin langsung memeluknya. "Aaa.. Kesayangan Mom, pokoknya kamu akan bahagia sekarang. Mom rela melepaskan kamu, karena Tuan Bara sudah memberikan Mom banyak sekali keuntungan"

Shafa tersenyum masam, yang terpenting bagi Mom Erlin bukanlah dia sebagai anak buahnya, tapi uang yang berlimpah. Kehilangan Shafa bukan masalah karena dia sudah mempunyai banyak anak buah untuk menghasilkan uang.

"Em, memangnya berapa uang yang di berikan Tuan Bara, Mom?"

Dalam surat itu tidak tertera jumlah uang yang di bayarkan Tuan Bara pada Mom Erlin untuk menjadikannya wanita bayaran miliknya seorang.

Ketika Mom Erlin menyebutkan nominalnya, Shafa langsung membeku. Bagaimana bisa dia akan mengganti uang itu jika nanti mungkin suatu saat Shafa ingin lepas darinya.

Ya Tuhan, kenapa dia membayar begitu banyak.

Bersambung

Penasaran gak sih bayarannya berapa?

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

sumpah ya mak..sakit banget hatiku baca kisah Shafa ini, ngilu..marah kecewa sedih knp kisah shafa gini banget..!! dunia bnr2 kejam buat dia...

2025-09-01

1

Pujiastuti

Pujiastuti

pasti banyak uang yang ditetima sama mom Erlin dari si Bara sampai begitu bahagiannya dia saat bertemu shafa

2025-09-02

0

ken darsihk

ken darsihk

Mucikari hanya memikirkan keuntungan untuk pribadi nya sajah , yng penting money 😠😠😠

2025-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama
2 Cerita Di Balik Luka
3 Pesan Lagi?
4 Wanita Bayaran
5 1M?
6 Pasang Kontrasepsi
7 Siapa Aura?
8 Diri Yang Sudah Hina
9 Jaga Hati
10 Apa Tujuannya Membayarku?
11 Kenapa Aku?
12 Siapa Sebenarnya Aura?
13 Sadar Akan Posisimu
14 Pingsan
15 Bentuk Hukuman Dari Tuhan
16 Apa Ayahku Benar Ada?
17 Tidak Akan Bersamaku Selamanya
18 Mungkinkah Jatuh Cinta?
19 Harus Tetap Kuat
20 Mata Besar Seperti Boneka
21 Perasaan Yang Tidak Bisa Dibohongi
22 Hari Kelulusan
23 Foto Bersama
24 Tidak Ada Alasan
25 Harus Hamil?
26 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
27 Lepas Kontrasepsi
28 Cinta Yang Tidak Akan Terbalas
29 Kenapa Aku Memilihnya
30 Dilatih Untuk Tetap Kuat
31 Mencintai Terlalu Salah
32 Aura Sadar
33 Keputusanku Dan Pilihanku
34 Teman?
35 Sebuah Perbedaan
36 Perbedaan Yang Menjadi Penghalang
37 Akhir Dari Semuanya
38 Harus Memilih Satu Diantara Dua
39 Bukan Akhir, Tapi Awal Kehidupan Baru
40 Suamiku Sudah Meninggal
41 Aku Kalah, Ternyata Aku Merindukanmu
42 Tidak Menyentuh Aura
43 Kotak Di Bawah Tempat Tidur
44 Kemarahan Bara
45 Belum Selesai Hukuman Dari Tuhan
46 Bertemu Mom Erlin
47 Tentang Rani, Masayu, Dan Reno
48 Sidang Perceraian
49 Sebuah Kenyataan Part 1
50 Sebuah Kenyataan Part 2
51 Terbiasa Sendiri
52 Bukan Kamu Yang Salah
53 Kau Tetap Aura-ku!
54 Jangan Ganggu Kami Lagi!
55 Butuh Penggantiku
56 Tidak Selamanya Bisa Menemanimu
57 Ibu Mengetahui Semuanya
58 Jangan Berikan Aku Kabar Kematianmu
59 Jika Dunia Jahat, Aku Yang Melindungimu
60 Menemukan Rumahku
61 Tidak Merestui
62 Terima Kasih Karena Masih Menerimaku
63 Kebohongan Yang Menghancurkan
64 Persidangan
65 Menulis Cerita Kita Sendiri
66 Gaun Pengantin Yang Kebesaran
67 Alvino Dan Aku Membutuhkanmu
68 Pernikahan
69 Epilog
70 Napas Dulu Bentar
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama
2
Cerita Di Balik Luka
3
Pesan Lagi?
4
Wanita Bayaran
5
1M?
6
Pasang Kontrasepsi
7
Siapa Aura?
8
Diri Yang Sudah Hina
9
Jaga Hati
10
Apa Tujuannya Membayarku?
11
Kenapa Aku?
12
Siapa Sebenarnya Aura?
13
Sadar Akan Posisimu
14
Pingsan
15
Bentuk Hukuman Dari Tuhan
16
Apa Ayahku Benar Ada?
17
Tidak Akan Bersamaku Selamanya
18
Mungkinkah Jatuh Cinta?
19
Harus Tetap Kuat
20
Mata Besar Seperti Boneka
21
Perasaan Yang Tidak Bisa Dibohongi
22
Hari Kelulusan
23
Foto Bersama
24
Tidak Ada Alasan
25
Harus Hamil?
26
Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
27
Lepas Kontrasepsi
28
Cinta Yang Tidak Akan Terbalas
29
Kenapa Aku Memilihnya
30
Dilatih Untuk Tetap Kuat
31
Mencintai Terlalu Salah
32
Aura Sadar
33
Keputusanku Dan Pilihanku
34
Teman?
35
Sebuah Perbedaan
36
Perbedaan Yang Menjadi Penghalang
37
Akhir Dari Semuanya
38
Harus Memilih Satu Diantara Dua
39
Bukan Akhir, Tapi Awal Kehidupan Baru
40
Suamiku Sudah Meninggal
41
Aku Kalah, Ternyata Aku Merindukanmu
42
Tidak Menyentuh Aura
43
Kotak Di Bawah Tempat Tidur
44
Kemarahan Bara
45
Belum Selesai Hukuman Dari Tuhan
46
Bertemu Mom Erlin
47
Tentang Rani, Masayu, Dan Reno
48
Sidang Perceraian
49
Sebuah Kenyataan Part 1
50
Sebuah Kenyataan Part 2
51
Terbiasa Sendiri
52
Bukan Kamu Yang Salah
53
Kau Tetap Aura-ku!
54
Jangan Ganggu Kami Lagi!
55
Butuh Penggantiku
56
Tidak Selamanya Bisa Menemanimu
57
Ibu Mengetahui Semuanya
58
Jangan Berikan Aku Kabar Kematianmu
59
Jika Dunia Jahat, Aku Yang Melindungimu
60
Menemukan Rumahku
61
Tidak Merestui
62
Terima Kasih Karena Masih Menerimaku
63
Kebohongan Yang Menghancurkan
64
Persidangan
65
Menulis Cerita Kita Sendiri
66
Gaun Pengantin Yang Kebesaran
67
Alvino Dan Aku Membutuhkanmu
68
Pernikahan
69
Epilog
70
Napas Dulu Bentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!