Mengambil Alih Perusahaan

Butuh waktu lama untuk melakukan pemblokiran kartu kredit dan atm. Bukan karena pihak bank lelet, tapi karena banyaknya kartu yang Anye berikan secara cuma-cuma. Anye juga meminta rekening koran untuk melihat berapa banyak transaksi yang mereka lakukan dengan uangnya. Dan tentu saja, Anye akan meminta ganti rugi setiap rupiahnya.

"5 kartu kredit, 2 kartu ATM dalam jangka waktu 1 tahun sudah habis hampir 1T. Luar biasa pengeluaran mereka semua. Harusnya aku tidak akan perhitungan, jika kalian tidak mengkhianati kepercayaanku." Gumam Anye keluar dari bank. Kemudian dia memesan taxi online untuk mengantarnya ke kantor firma hukum milik Vano, tunangan sahabatnya.

Setelah hampir 5 bulan lamanya Anye tidak datang ke perusahaan. Dengan langkah tegap seperti biasa, Anye memasuki perusahaan yang dibangunnya mulai dari nol sejak kuliah.

"Selamat pagi semua." Sapa Anye.

Membuat seluruh karyawan merasa segan sekaligus kagum terhadap kepribadian bosnya.

"Padahal Bu Anye pemilik tapi masih menperlakukan karyawan dengan baik."

"Berbeda dengan Zemira, hanya karena dia sekretaris. Angkuhnya bukan main."

"Apalagi, dia dekat dengan Pak Gilang. Kemana-mana pergi berdua."

"Aku tidak yakin mereka bekerja secara profesional, sepertinya mereka selingkuh."

"Hussttt... Jangan bicara sembarangan kalau tidak mau dipecat seperti sebelumnya."

"Iya, Pak Gilang sekarang sok berkuasa. Padahal dia hanya pengganti."

Suara itu meskipun berbisik, Anye masih bisa mendengar dengan jelas. Wanita hamil itu bukan memasuki ruang CEO yang ditempati Gilang. Tapi, dia menuju ruang asisten pribadi mendiang Papa kandungnya dulu. Tapi status itu sengaja ditutupi, hanya Anye dan orang itu.

Tok

Tok

"Bolehkah saya masuk, Pak Lukman Sanjaya." Ucap Anye.

"Nona Anye?" Panggil Pak Lukman langsung berdiri dari kursi kebesarannya.

"Apa kabar pak Lukman? Maaf karena saya tidak bertanggung jawab. Saya pikir, meskipun saya beristirahat semua masih baik-baik saja. Tapi ternyata saya salah. Saya sudah tahu semua, untuk itu saya datang. Tolong kumpulkan semua dewan direksi ke ruang rapat."

"Kita akan bicarakan lain waktu, ada banyak hal yang ingin saya beri tahukan kepada Bapak. Tapi, sekarang ada yang lebih penting. Pak Lukman masih berada di pihak saya kan?" Tanya Anye dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu, sesuai janji saya terhadap almarhum Tuan Besar Roy Galenka." Ucap Pak Lukman penuh keyakinan.

"Baiklah, saya langsung tunggu di ruang rapat saja. Beri waktu 5 menit harus sudah kumpul semua. Yang terlambat, ada konsekuensinya."

"Baik Nona." Jawab Pak Lukman.

Anye berjalan pelan ke ruang rapat, jujur dia rindu menjadi wanita karir yang menjadi impiannya. Tapi, kerinduan itu akan segera terbayar lunas hari ini juga.

Semua karyawan menjadi kalang kabut setelah mendengar ada rapat dadakan. Berlomba cepat sampai, karena konsekuensi jika terlambat adalah surat pemecatan.

Ruang rapat sudah hampir penuh, tapi Gilang dan Zemi masih juga belum terlihat batang hidungnya. Anye sudah menduga, pasti mereka sibuk berbagi peluh. Untuk sekarang, Anye akan tetap berpura-pura.

"Baiklah, rapat langsung saya buka. Pasti kalian tidak lupa siapa saya bukan? Saya adalah pemilik perusahaan ini, yang untuk beberapa bulan kemarin memutuskan istirahat sejenak karena faktor kehamilan." Ucap Anye.

"Sekarang saya kembali, dan mulai hari ini saya akan mengambil alih kepemimpinan seperti sebelumnya. Hanya perintah saya yang berlaku sekarang."

Sementara di ruang CEO, Gilang masih menggempur Zemi di atas meja yang ada di ruangannya.

"Ouuhhh... Zemi kenapa kamu nikmat. Aku selalu candu ingin terus mengulangnya." Ucap Gilang penuh nafsu.

"Apa benar kamu tidak pernah menyentuh istrimu lagi?" Tanya Zemi.

"Tidak, kan aku sudah berjanji padamu sayang. Hanya kamu." Jawabnya.

"Baguslah, aku tidak suka barang bekas. Apalagi harus bergantian dengannya." Ucapan Zemi seolah dia amnesia. Lah yang dia pakai kan suami orang, tentu saja bekasan. Lagipula dia juga bekas orang.

"Ouuhhh... Lang hati-hati jangan terlalu semangat. Ingat aku sedang hamil, dia ini pewaris tunggal. Yang akan menjadi kebanggaan kita."

Tok

Tok

Tok

"Mas Gilang, kamu sedang apa?" Teriak Anye.

Di dalam ruangan, Gilang kelabakan. Belum juga menikmati pelepasan ketiganya, sudah ada yang datang mengganggu.

"Zemi, cepat kenakan pakaianmu. Sepertinya itu suara Anye." Panik Gilang.

"Biarkah saja dia tahu Gilang, sudah cukup waktu untuk aku jadi selingkuhanmu." Ucap manja Zemi.

"Tidak sekarang, sampai aku menikahimu. Dan mengambil alih semua hartanya. Sabar ya sayang, percayalah aku hanya mencintaimu dan anak ini." Ucap Gilang mengecup lembut perut buncit Zemi yang belum tertutup.

"Baiklah, aku percaya. Awas jika kamu berani membodohiku." Ancam Zemi.

Mereka pun bergegas mengenakan kembali pakaian tanpa sadar sesuatu tercecer.

Krieettt...

Pintu dibuka dari dalam oleh Gilang, yang salah mengancing kemeja. Dan belum menutup resleting celananya. Sedangkan Zemi duduk anggun di atas sofa sambil pura-pura membaca berkas. Padahal pakaiannya masih berantakan, rambut acak-acakan.

Anye melangkah mendekati meja kerja, tidak sengaja kakinya tersangkur sesuatu. Anye membungkuk, meraih barang itu.

"Mas Gilang, apa para OG tidak ada yang datang bekerja? Kenapa ada tercecer celana dalam? Ini bukan milikmu kan Zemi?"

Deg

Dua orang itu saling melirik dengan wajah yang pucat.

"Tentu saja bukan." Ketus Zemi, padahal memang dia lupa memakainya.

"Ya sudah, biar aku buang saja. Mungkin terbawa tikus semalam."

"Oh ya Mas, kalian sibuk apa kenapa sangat lama membukakan pintunya?" Tanya Anye duduk di kursi kebesaran miliknya yang dipinjamkan kepada suaminya 5 bulan lalu.

"Ini tadi kami sedang membahas proyek baru dan rencana meeting." Ucap Gilang dengan suara gugup.

"Zemi sebaiknya turunkan kakimu, karena itumu kelihatan. Kamu lupa pakai."

Jedeaarrr...

"Apa kamu tadi terburu-buru berangkat kerja, sampai lupa pakai celana dalam. Apa gak semriwing gitu rasanya." Sindir Anye.

Zemi menunduk sambil mengepalkan tangannya. Baru ingin berucap, tapi keduluan Anye sudah menyodorkan surat pemecatan.

"Aku datang sudah 3 jam yang lalu, aku mengadakan rapat internal dadakan. Tapi kamu absen..."

"Hanya kamu yang tidak hadir, padahal seluruh karyawan datang tepat waktu. Karena aku sudah menyampaikan konsekuensi jika tidak menghadiri rapat. Terima ini, surat pemecatan untukmu. Kamu boleh pulang sekarang, karena kamu tidak niat untuk bekerja. Dan jangan lupa, jika keluar rumah itu pakai celana dalam. Apalagi pakaianmu ketat dan pendek."

"Oh ya Mas... Mulai sekarang, aku akan mengambil alih perusahaan. Jenuh juga lama-lama di rumah, aku jadi seperti pengangguran. Dan Mas Gilang, mulai hari ini menjadi asisten pribadiku saja. Mas harus ada di sampingku 24 jam tanpa ada libur. Tenang Mas, aku akan menggaji sesuai standart gaji asisten pribadi."

"Kenapa... Kenapa mendadak begini Nye?" Sudah tidak ada panggilan sayang dari Gilang untuk sang istri. Bahkan pria itu sudah terbiasa menatap tajam bagaikan musuh bebuyutan.

"Tidak ada yang mendadak, Mas. Toh aku mengambil milikku sendiri yang aku pinjamkan untuk Mas."

"Tapi, kamu sebelumnya tidak ada bicara apa-apa tentang ini."

"Tidak bicara bukan berati itu sebuah kesalahan. Lagian Mas tetap bekerja, bukankah lebih enak jika suami istri satu kantor. Kita bisa lebih sering ber cinta."

"Eh... Maaf ada Zemi. Pasti kamu rindu rasanya ber cinta sejak suami kamu meninggal dunia. Maaf aku tidak bermaksud pamer, tapi mas Gilang memang hebat."

Wajah Zemi sudah merah padam menahan amarah dan rasa cemburu. Tapi kedipan mata Gilang mengisyaratkan Zemi untuk diam tidak melawan.

"Zemi pulanglah, keputusan Anye mutlak. Karena dia memang pemilik perusahaan. Nanti kamu bisa cari kerja di perusahaan lain." Ucap Gilang.

"Kenapa Mas Gilang, terlihat begitu khawatir dengan Zemi." Ucap Anye.

"Zemi ini kan pewaris tunggal, dia tidak perlu susah payah mencari pekerjaan di tempat lain. Bukankah, Papanya juga punya perusahaan. Lebih baik mengabdi di perusahaan milik keluarga, daripada orang lain."

"Mas, tolong antar Zemi keluar. Sepertinya dia lupa jalan keluar." Ucapan Anye tenang tapi pedas. Membuat dua pengkhianat tak berdaya.

Dalam perjalanan dari ruangan hingga Lobby, Zemi tidak berhenti mengomel. Harga dirinya seolah diinjak-injak.

"Gilang, aku gak mau tahu rencana pernikahan kita harus terlaksana. Lihat perutku semakin membuncit." Ucapnya.

"Baiklah, cepat pulang nanti aku hubungi kembali. Jaga diri dan anakku dengan baik." Balas Gilang.

"Aku pinjam mobilmu ya, Gilang."

Terpopuler

Comments

Haryati Atik Atik

Haryati Atik Atik

makanya krja pakai CD yg btl zemi dasar pelakor gak mau bekas org lah kamu pakai bekas org jg

2025-10-13

1

Yus Nita

Yus Nita

kebayang gak y malu ny..
mau taruh dimana tuh wajah PELAKOR 😀😀😀. tapi kan mereka gak pynya mslu, karena urat malu ny udah putus

2025-10-19

0

Jetva

Jetva

ini seperti kadal dikadalin😄😄😄sama" kismis tp belagu...jln ga pake CD...gimana tuh🤣🤣🤣🤣

2025-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Mulai Curiga
2 Anye Bertemu Sahabat
3 Menjual Dua Mobil
4 Mengambil Alih Perusahaan
5 Mencari Tambahan Bukti
6 Hati Yang Bergetar
7 Tentang Arrayan Dan Gina
8 Gilang Kalang Kabut
9 Anye Dan Arrayan
10 Saran Gila Ratna
11 Anye Menemui Arrayan
12 Drama Pagi Hari
13 Anye Bersih-Bersih Rumah
14 Terusir Dari Apartemen
15 Gina Dan Jeremy
16 Rencana Busuk Gina
17 Dua Surat Cerai
18 Alasan Anye
19 Mengatur Ulang Rencana
20 Hari Yang Ditunggu
21 Di Balik Kebahagiaan
22 Siapa Gavin?
23 Pengantin Baru
24 Tentang Ketakutan Gavin
25 Menyelidiki Identitas Gavin
26 Anye Menemui Gilang
27 Mengorek Masa Lalu
28 Gina Tertangkap Basah
29 Siapa Dia?
30 Menyusun Strategi Perang
31 Ular Dan Setan Bersatu
32 Rizal Pratama
33 Rizal dan Gavin
34 Belajar Dari Pengalaman
35 Kematian Gina
36 Nasib Gilang Dan Zemi
37 Keabsahan Rizal Jadi Penghulu
38 Gilang Menggila
39 Mulai Pertempuran
40 Kalah Telak
41 Sikap Dingin Anyelir
42 Kepergian Anyelir
43 Pembalasan Arrayan
44 Hidup Yang Baru
45 Keadaan Anyelir
46 Soraya Savitri
47 Permintaan Gavin
48 Siapa Dalangnya?
49 Anyelir Sadar
50 Ternyata Dalangnya...
51 Dalang Yang Sebenarnya
52 Membungkam Musuh Selamanya
53 Berita Menggemparkan
54 Olivia Charlotte
55 Mengakhiri Pertunangan
56 Dijadikan Kambing Hitam
57 Ingatan Anyelir
58 Tragedi Di Mall
59 Akhir Riwayat Olivia
60 Perjuangan Arrayan
61 Arrayan Yang Malang
62 Titik Terang
63 Kesulitan Bertemu Anyelir
64 Arrayan VS Andrew
65 Keputusan Yang Sulit
66 Yang Penting Sah
67 Kegalauan Gavin
68 Hati Yang Retak
69 Sudah Tidak Perjaka
70 Pulang Ke Indonesia
71 Empat Tahun Kemudian
72 Konferensi Pers
73 Kedatangan Konsultan Bisnis
74 Kecerdasan Jasmin
75 Menjerat Hati Gavin
76 Benarkah Salah Paham
77 Cintaku Hanya Untuk Grace
78 Tak Apa Perempuan Yang Berjuang
79 Gavin, Kamu Adalah Bahagiaku
80 Hidup Bahagia Bersamamu
81 PENGUMUMAN NOVEL BARU
82 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mulai Curiga
2
Anye Bertemu Sahabat
3
Menjual Dua Mobil
4
Mengambil Alih Perusahaan
5
Mencari Tambahan Bukti
6
Hati Yang Bergetar
7
Tentang Arrayan Dan Gina
8
Gilang Kalang Kabut
9
Anye Dan Arrayan
10
Saran Gila Ratna
11
Anye Menemui Arrayan
12
Drama Pagi Hari
13
Anye Bersih-Bersih Rumah
14
Terusir Dari Apartemen
15
Gina Dan Jeremy
16
Rencana Busuk Gina
17
Dua Surat Cerai
18
Alasan Anye
19
Mengatur Ulang Rencana
20
Hari Yang Ditunggu
21
Di Balik Kebahagiaan
22
Siapa Gavin?
23
Pengantin Baru
24
Tentang Ketakutan Gavin
25
Menyelidiki Identitas Gavin
26
Anye Menemui Gilang
27
Mengorek Masa Lalu
28
Gina Tertangkap Basah
29
Siapa Dia?
30
Menyusun Strategi Perang
31
Ular Dan Setan Bersatu
32
Rizal Pratama
33
Rizal dan Gavin
34
Belajar Dari Pengalaman
35
Kematian Gina
36
Nasib Gilang Dan Zemi
37
Keabsahan Rizal Jadi Penghulu
38
Gilang Menggila
39
Mulai Pertempuran
40
Kalah Telak
41
Sikap Dingin Anyelir
42
Kepergian Anyelir
43
Pembalasan Arrayan
44
Hidup Yang Baru
45
Keadaan Anyelir
46
Soraya Savitri
47
Permintaan Gavin
48
Siapa Dalangnya?
49
Anyelir Sadar
50
Ternyata Dalangnya...
51
Dalang Yang Sebenarnya
52
Membungkam Musuh Selamanya
53
Berita Menggemparkan
54
Olivia Charlotte
55
Mengakhiri Pertunangan
56
Dijadikan Kambing Hitam
57
Ingatan Anyelir
58
Tragedi Di Mall
59
Akhir Riwayat Olivia
60
Perjuangan Arrayan
61
Arrayan Yang Malang
62
Titik Terang
63
Kesulitan Bertemu Anyelir
64
Arrayan VS Andrew
65
Keputusan Yang Sulit
66
Yang Penting Sah
67
Kegalauan Gavin
68
Hati Yang Retak
69
Sudah Tidak Perjaka
70
Pulang Ke Indonesia
71
Empat Tahun Kemudian
72
Konferensi Pers
73
Kedatangan Konsultan Bisnis
74
Kecerdasan Jasmin
75
Menjerat Hati Gavin
76
Benarkah Salah Paham
77
Cintaku Hanya Untuk Grace
78
Tak Apa Perempuan Yang Berjuang
79
Gavin, Kamu Adalah Bahagiaku
80
Hidup Bahagia Bersamamu
81
PENGUMUMAN NOVEL BARU
82
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!