Bab 3. Tidak ada yang percaya

"Meri sudah tidak bisa lagi di biarkan begitu saja keadaan nya." Mela membuka suara saat mereka bertiga kumpul dalam satu kamar.

"Apa yang membuat dia tidak bisa di biarkan? soal sedih ya wajar saja lah, Mel!" Devan membuka suara lagi.

"Di dalam kamar tadi apa yang terjadi, Kak?" Mai menatap Kakak nya yang pucat ketakutan.

Mela menarik nafas berat dan berusaha untuk mengontrol diri agar tidak semakin runyam saja keadaan ini, dai tau kalau adik kedua nya ini tidak bisa mau di ajak bicara soal hal hal ghaib. namun apa yang terjadi pada Meri bukan lah hal biasa lagi, ada sesuatu yang memaksa nya untuk dia berbuat begitu.

Sebab dari sorot mata nya saja terasa sangat berbeda, jelas tadi Mela melihat bagai mana ketika Meri menempel pada dinding dan dia juga menangis dengan air mata darah. dan ketika sudah di buka pintu kamar, dia malah tertidur pulas di atas kasur nya.

Apa arti ini semua dan kenapa rasa aneh kian muncul setiap hari nya, sedangkan ini keluarga besar sehingga banyak sekali pikiran yang bertentangan satu sama lain. satu berpikir begini maka sekitar lima yang menolak pemikiran itu, kecuali mereka cuma berempat saja maka pasti akan sedikit lebih gampang solusi nya.

Ini para adik adik nya Mama Ajeng juga ikut campur karena selama ini memang apa bila ada masalah, maka keluarga besar akan turun tangan untuk mengurus nya. tidak bisa cuma mereka berempat saja, Meri memang jadi kesayangan selama ini karena dia bungsu dan sekarang begitu syok setelah kematian Mama mereka.

"Tadi saat mati lampu dia seolah menjadi orang yang berbeda." lirih Mela.

"Kapan pula mati lampu, Kak?" Mai tambah heran saja.

"Saat kejadian itu! apa listrik di luar tidak padam?" Mela menatap adik nya.

"Sekarang aku tau kalau Kakak yang kena gangguan jiwa, sejak tadi listrik baik baik saja tidak ada masalah." sahut Devan.

"Demi Allah kamar nya Meri tadi mati, aku masuk itu karena melihat dia masuk dengan wajah yang tidak mood." jelas Mela kian gelisah saja.

"Dia habis dari belakang dan sempat mencekik aku." jawab Mai pula membuat Mela kian kaget mendengar pernyataan Mai barusan soal adik mereka.

"Sudah lah hal begini tidak usah di bahas lagi, kalau kalian terus begini maka yang ada akan gila!" Devan keluar dari kamar dan memilih untuk pergi.

"Hal ghaib itu ada, kau saja yang tidak percaya!" teriak Mai kesal juga lama lama dengan Devan yang sangat keras kepala karena tidak percaya setan.

Mela menarik nafas berat karena dia adalah saudara paling tua di sini sehingga tanggung jawab nya jelas lebih besar dan dia harus berusaha semampu nya untuk mengatasi ini semua, tidak bisa mau santai santai saja dan menganggap ini akan selesai dengan sendiri nya, karena bukan hal yang mudah untuk mengurus hal hal begini.

"Sudah azan itu, ayo sholat dulu biar pikiran Kakak tenang." ajak Mai.

"Aku sedang haid, Mai." jawab Mela pelan karena masih bingung.

"Oh ya sudah, kalau gitu aku duluan ya." pamit Mai segera keluar kamar juga.

"Doa kan untuk adik kita, kasihan dia terus begitu." pesan Mela.

"Aku selalu berdoa untuk nya, semoga hal begini tidak terjadi lama." angguk Mai yang resah juga pikiran nya.

Mela menarik nafas berat karena tidak tau harus apa sekarang agar semua masalah selesai, Mai sudah pergi dan dia hanya tinggal sendirian dalam kebingungan yang sangat besar karena dia yakin ada yang tidak beres akan semua ini.

"Ya Allah apa ini semua? Mama pun kematian nya masih belum jelas karena apa." lirih Mela mengusap air mata nya.

"Melaaaaa...

"Hah!" Mela menoleh karena ada suara seperti memanggil nama nya.

Tidak ada apa apa di belakang atau pun di samping nya, cepat Mela keluar dari kamar ini karena takut ada yang terjadi lagi seperti kamar nya Meri. bahaya kalau sampai nanti dia di cekik sampai mati, dari pada kejadian begitu maka lebih baik kabur saja.

"Mela."

"Allahu Akbar!" Mela tersentak walau yang menegur nya Tante Rindu.

"Kenapa lagi kamu ini? jangan tambah aneh saja!" Tante Rindu menatap keponakan nya.

"Tante, aku sudah tidak mau bicara jadi aku mau istirahat." Mela merinding dan ingin diam di kamar nya.

"Tante cuma tau tanya sedikit soal kejadian di kamar Meri, kamu kenapa berteriak di sana?" Tante Rindu sangat penasaran akan masalah yang baru saja terjadi ini.

Namun Mela mengabaikan nya agar tidak jadi masalah lagi, sebab dia juga tidak tau mau mengarang cerita apa. nanti di ceritakan yang sebenar nya pun mereka tidak percaya seperti hal nya Devan, jadi lebih baik dia pendam saja dulu sampai rasa takut ini hilang dalam hati nya akibat tatapan sengit serta air mata darah itu.

"Perut ku sakit, Tante!" Mela segera kabur masuk kamar nya.

"Astaga, ini anak nya Mbak Ajeng kok jadi aneh semua sih." keluh Tante Rindu yang di tinggal begitu saja.

"Kenapa lagi?" Om Bram muncul karena mendengar keributan.

"Mela itu loh kok tambah aneh saja seperti Meri, adik nya belum di urus dengan baik malah tambah pula sekarang dia." keluh Tante Rindu.

"Sudah lah jangan marah marah, wajar saja mereka begitu karena sebenar nya belum bisa menerima kematian Ajeng." Om Bram berpikiran dewasa karena memang dia sudah mulai tua dengan usia enam puluh tahun.

"Ya kan tapi mau sampai kapan?" Tante Rindu tak sabar juga.

Om Bram tidak menjawab karena kadang dia juga kesal akan sikap adik nya ini, yang nama nya duka ya tidak tau mau sampai kapan apa lagi ini duka untuk kematian Mama nya. mana mungkin lah hanya sehari dua hari, sebab yang nama nya Mama mereka akan pergi dengan membawa separuh hidup kita.

"Sudah tidur dia, tidak usah kau ganggu Meri." Om Bram membuka pintu kamar keponakan nya.

"Memang sejak tadi dia tidur kok, maka nya aku heran kenapa Mela teriak tidak jelas di kamar adik nya." sahut Tante Rindu sangat kesal.

Kamar yang cukup luas dengan tatanan yang sangat cantik membuat orang pasti nyaman tinggal di sini, Om Bram juga menatap sekeliling kamar yang berwarna kuning bercampur putih. jadi ya memang aneh saja kalau Mela berteriak ketakutan di sini, seolah ada sesuatu yang membuat dia sangat takut, padahal Meri saja tidur berguling di dalam selimut.

Kamar Meri.

Selamat pagi besty, jangan lupa like dan komen nya.

Terpopuler

Comments

Betri Betmawati

Betri Betmawati

kyak nya setan nya memang sengaja mengacau kan kakak' beradik itu mngkn ada yg suka sama mama Meri maka dibunuh dan anak2 nya dihntui biar slaling gaduh, dan Sling benci.
susah jg mau menuduh siapa karna Lum ada titik terang nya

2025-08-30

2

nara 🇮🇩 🇹🇼

nara 🇮🇩 🇹🇼

kak thor masih adakah purnama and the geng,,atau tidak,,siapa yg bakal bantu meri dan kakak kakaknya

2025-08-30

0

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

tokohnya msih baru semua ..blm ada yg nyantol dengn semua crta lama..yg mb pur dn arya..
bner ga sih ...apa ak yg kelewat..banyk tokoh sudh d critain soalnya .
nyimak dl .semangt thor

2025-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Bab 2. Air mata darah
3 Bab 3. Tidak ada yang percaya
4 Bab 4. kopi panas
5 Bab 5. Kematian datang kembali
6 Bab 6. Mematahkan tangan
7 Bab 7. Keanehan sikap Meri
8 Bab 8. Mengajak Dewa
9 Bab 9. Siluman ular
10 Bab 10. Dukun muntah darah
11 Bab 11. Ada rahasia
12 Bab 12. Tembok berdarah
13 Bab 13. Mendatangi Ratu ular
14 Bab 14. pandangan Om Burhan
15 Bab 15. Penolakan ratu ular
16 Bab 16. Hampir celaka.
17 Bab 17. Arya turun tangan
18 Bab 18. Mencabuti Kuku
19 Bab 19. Kaki menggantung
20 Bab 20. Sisik ular
21 Bab 21. Iblis datang
22 Bab 22. Kamar mandi air hitam
23 Bab 23. Kedatangan Om burhan
24 Bab 24. Awal mula masalah
25 Bab 25. Mendatangi Quina
26 Bab 26. Ritual pemanggilan
27 Bab 27. Ejekan iblis
28 Bab 28.Susah mencari barang
29 Bab 29. Korban lagi
30 Bab 30. Maharani vs iblis jabrik
31 Bab 31. Pertolongan
32 Bab 32. Meri mengamuk lagi
33 Bab 33. Meminta tolong lagi
34 Bab 34. Xiela berangkat
35 Bab 35. Aura gelap
36 Bab 36. Ternyata Ratna
37 Bab 37. Panggilan Ibu
38 Bab 38. Arwah Devan
39 Bab 39. kacang tunggal
40 Bab 40. Meri masih sadar
41 Bab 41. Mendapat kan arak kuburan
42 Bab 42. hantu dalam toilet
43 Bab 43. Si kalem yang ganas
44 Bab 44. Meri mengamuk
45 Bab 45. Bik Inah menentang
46 Bab 46. Ritual berbahaya
47 Bab 47. Mengorbankan kan darah
48 Bab 48. Arwah Mama Ajeng
49 Bab 49. Siluman gagak atau bukan
50 Bab 50. Segel Zahra
51 Bab 51. kepala dalam gucci
52 Bab 52. Melarikan diri
53 Bab 53. Kematian lagi
54 Bab 54. Mau jadi teman
55 Bab 55. Ribut keluarga
56 Bab 56. Sadar akan sesuatu
57 Bab 57. Siksaan demi siksaan
58 Bab 58. Meri datang
59 Bab 59. Xiela tidak bisa tertipu
60 Bab 60. Flashback
61 Bab 61. Flashback part 2
62 Bab 62. Gabriel
63 Bab 63. Perselingkuhan ortu
64 Bab 64. Berbagai macam santet
65 Bab 65. Membakar tulang
66 Bab 66. Maya terbakar
67 Bab 67. Kedatangan Ibu
68 Bab 68. Gagak buangan
69 Bab 69. Kedatangan Meri
70 Bab 70. penyesalan Meri
71 Bab 71. Penguburan Celin
72 Bab 72. Mencari tulang Fiona.
73 Bab 73. Cerita Kai
74 Bab 74. Menolong Sadewa
75 Bab 75. Membantai para arwah
76 Bab 76. Kedatangan kafan hitam
77 Bab 77. Menghajar Nae
78 Bab 78. Duka keluarga besar
79 Bab 79. Bengis nya Arya
80 Bab 80. Menyiksa Inah
81 Bab 81. Kisah Fiona
82 Bab 82. Flashback of
83 Bab 83. Takut pada pengeran ular
84 Bab 84. Penawaran Arya
85 Bab 85. Susana haru
86 Bab 86. Meminta maaf pada Meri
87 Bab 87. Di bawa pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Bab 2. Air mata darah
3
Bab 3. Tidak ada yang percaya
4
Bab 4. kopi panas
5
Bab 5. Kematian datang kembali
6
Bab 6. Mematahkan tangan
7
Bab 7. Keanehan sikap Meri
8
Bab 8. Mengajak Dewa
9
Bab 9. Siluman ular
10
Bab 10. Dukun muntah darah
11
Bab 11. Ada rahasia
12
Bab 12. Tembok berdarah
13
Bab 13. Mendatangi Ratu ular
14
Bab 14. pandangan Om Burhan
15
Bab 15. Penolakan ratu ular
16
Bab 16. Hampir celaka.
17
Bab 17. Arya turun tangan
18
Bab 18. Mencabuti Kuku
19
Bab 19. Kaki menggantung
20
Bab 20. Sisik ular
21
Bab 21. Iblis datang
22
Bab 22. Kamar mandi air hitam
23
Bab 23. Kedatangan Om burhan
24
Bab 24. Awal mula masalah
25
Bab 25. Mendatangi Quina
26
Bab 26. Ritual pemanggilan
27
Bab 27. Ejekan iblis
28
Bab 28.Susah mencari barang
29
Bab 29. Korban lagi
30
Bab 30. Maharani vs iblis jabrik
31
Bab 31. Pertolongan
32
Bab 32. Meri mengamuk lagi
33
Bab 33. Meminta tolong lagi
34
Bab 34. Xiela berangkat
35
Bab 35. Aura gelap
36
Bab 36. Ternyata Ratna
37
Bab 37. Panggilan Ibu
38
Bab 38. Arwah Devan
39
Bab 39. kacang tunggal
40
Bab 40. Meri masih sadar
41
Bab 41. Mendapat kan arak kuburan
42
Bab 42. hantu dalam toilet
43
Bab 43. Si kalem yang ganas
44
Bab 44. Meri mengamuk
45
Bab 45. Bik Inah menentang
46
Bab 46. Ritual berbahaya
47
Bab 47. Mengorbankan kan darah
48
Bab 48. Arwah Mama Ajeng
49
Bab 49. Siluman gagak atau bukan
50
Bab 50. Segel Zahra
51
Bab 51. kepala dalam gucci
52
Bab 52. Melarikan diri
53
Bab 53. Kematian lagi
54
Bab 54. Mau jadi teman
55
Bab 55. Ribut keluarga
56
Bab 56. Sadar akan sesuatu
57
Bab 57. Siksaan demi siksaan
58
Bab 58. Meri datang
59
Bab 59. Xiela tidak bisa tertipu
60
Bab 60. Flashback
61
Bab 61. Flashback part 2
62
Bab 62. Gabriel
63
Bab 63. Perselingkuhan ortu
64
Bab 64. Berbagai macam santet
65
Bab 65. Membakar tulang
66
Bab 66. Maya terbakar
67
Bab 67. Kedatangan Ibu
68
Bab 68. Gagak buangan
69
Bab 69. Kedatangan Meri
70
Bab 70. penyesalan Meri
71
Bab 71. Penguburan Celin
72
Bab 72. Mencari tulang Fiona.
73
Bab 73. Cerita Kai
74
Bab 74. Menolong Sadewa
75
Bab 75. Membantai para arwah
76
Bab 76. Kedatangan kafan hitam
77
Bab 77. Menghajar Nae
78
Bab 78. Duka keluarga besar
79
Bab 79. Bengis nya Arya
80
Bab 80. Menyiksa Inah
81
Bab 81. Kisah Fiona
82
Bab 82. Flashback of
83
Bab 83. Takut pada pengeran ular
84
Bab 84. Penawaran Arya
85
Bab 85. Susana haru
86
Bab 86. Meminta maaf pada Meri
87
Bab 87. Di bawa pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!