Bab 2. Air mata darah

Mela melihat Meri yang masuk dalam kamar dengan wajah yang ketakutan, maka dia pun segera mendekati adik nya itu karena sebagai Kakak tertua kadang peran nya lebih besar dari pada yang lain. apa lagi dalam surat yang di tinggalkan oleh Mama nya bahwa mereka semua harus sangat menjaga Meri, jadi para Kakak pun berusaha untuk melakukan nya.

Tidak ada yang punya pikiran aneh aneh kala itu, mereka beranggapan karena Mama nya sangat sayang pada si bungsu sehingga berpesan demikian pada Kakak Kakak yang sudah mandiri. ini sekarang saja mereka harus tinggal serumah untuk menjaga Meri, padahal sudah punya rumah sendiri sendiri.

"Meri." Mela mengetuk pintu kamar adik nya.

"Hahaaaaa...."

"Sama siapa dia di dalam? apa kah ada Devan ya!" batin Mela agak kaget karena mendengar tawa laki laki.

"Kenapa Mel?" Tante Rindu datang mendekati keponakan nya.

"Tidak apa apa, cuma mau ngobrol sama Meri saja." jawab Mela sambil tersenyum ramah.

Tante Rindu orang nya agak keras hampir sama juga dengan Mama Ajeng, apa lagi keanehan Meri kan tidak bisa lagi mau di sembunyikan dari keluarga besar. sikap pemurung nya itu membuat yang lain cemas, Tante Rindu yang mengusul kan untuk pergi mencari psikolog agar Meri bisa sedikit bangkit dari luka ini.

Cekleeek.

"Dia tidur ternyata?" kaget Mela karena Meri sedang tidur meringkuk.

Padahal jelas sekali tadi ada suara laki laki yang sedang tertawa, suara nya tidak berasal dari mana mana. Mela yakin sekali kalau suara itu berasal dari dalam kamar ini, sungguh sekarang keanehan kian menjadi saja pada adik bungsu nya.

"Kenapa, Kak?" Meri bangun dan menatap Mela.

"Kamu sendirian saja di kamar?" tanya Mela duduk di pinggir ranjang.

"Enggak sendiri sih, tapi Kakak tidak akan percaya juga." Meri menjawab sambil menarik sudut bibir nya.

"Tadi Kakak mendengar suara tertawa, kirain ada Devan di sini." Mela mengabaikan ucapan adik nya.

"Memang ada yang tertawa kok, tapi dia bukan Devan." jawab Meri.

Mela melirik sudut kamar adik nya yang menurut dia ada sesuatu, tapi ketika di lihat langsung sama sekali tidak ada apa apa. perasaan Mela sangat tidak nyaman saat di kamar ini, seperti sedang di perhatikan oleh sesuatu dan tatapan yang ganas.

"Buka jendela kalau siang ya, kamar mu kok lembab sekali rasa nya." Mela ingin berbaring namun tidak jadi ketika mendengar jawaban Meri.

"Dia tidak suka kalau kamar nya bersih dan wangi." sahut Meri.

"Dia siapa?!" Mela mulai merasa dia harus menanggapi adik nya.

"Dia...dia." mata Meri menutup lurus arah jendela yang kalau di buka akan langsung menghadap kolam.

"Cerita yok sama Kakak, apa yang kamu lihat?" Mela berusaha membujuk nya.

Namun Meri sudah terdiam dan detik kemudian menarik selimut lalu menutup sekujur tubuh, Mela menarik nafas berat karena selalu saja begini selama satu bulan ini. isak tangis mulai terdengar dari dalam selimut itu, pertanda Meri sudah kembali pada duka nya lagi.

"Kakak tau kehilangan Mama sangat membuat kamu sedih, tapi masih ada Kakak yang akan menjaga kamu." bujuk Mela penuh kelembutan.

"Dia akan marah padaku." isak Meri dari dalam selimut.

"Dia itu siapa?" tanya Mela dengan tubuh yang mendadak merinding.

Blaaaaap.

Mendadak saja kamar Meri gelap gulita seolah sedang mati lampu, Mela kaget dan merasa rasa takut nya kian besar saja. Meri di dalam selimut, maka di raba nya agar rasa takut ini berkurang walau hanya sedikit, mau keluar belum berani turun dari ranjang karena Mela memang merasakan ada yang aneh akan kamar adik nya.

"Mer, kamu di mana? Meri!" Mela kaget karena Meri sudah tidak ada di dalam selimut.

Tangan Mela segera mengambil ponsel nya untuk menghidupkan senter dan melihat di mana keberadaan Meri, bahkan kalau bisa mau lari keluar dari dalam kamar yang seram nya luar biasa ini. tidak sanggup dia memang ada di kamar Meri, ada sesuatu yang aneh dan sangat seram.

"Hihihiiii....Melaaaaaa!" suara Meri memanggil Kakak nya.

"Mer kamu di mana? jangan menakuti Kakak!" teriak Mela sudah ketakutan.

"Aku di sini, selama nya aku di sini untuk bermain." jawab Meri yang tidak jelas ada di mana.

Saat lampu senter menyorot maka baru lah terlihat kalau Meri sudah ada di atas dengan gaya merangkak itu, Mela berteriak kaget bukan main karena tiba tiba saja adik nya sudah ada di sana dengan wajah yang menghitam serta mata nya juga merah seperti darah dan menatap dia tajam.

"Meri apa yang kau lakukan di atas sana?!" Mela gemetaran dan akan lari.

"Heheeee...aku suka bermain begini, seru sekali main seperti cicak." jawab Meri merayap pada dinding dan juga atas kamar nya.

"Jangan begini, Meri. tolong jangan begini, kamu kenapa?" Mela menangis melihat keadaan adik nya jadi begitu.

"Aku tidak kenapa napa, seru loh main dengan dia." Meri menjawab dan sekarang sudah turun di depan Mela.

Sorot mata yang sangat aneh serta begitu seram, sekujur tubuh Mela merinding karena ketakutan melihat Meri yang jadi begini. pokok nya dia sudah yakin kalau Adik nya dapat gangguan ghaib, harus segera di obati agar Meri tidak semakin parah saja sakit nya.

"Jangan begini, Meri. Kakak takut melihat nya!" Mela sudah menangis.

"Kakak takut pada nya? aku juga takut, aku takut sekali pada dia!" mendadak saja Meri juga menangis dan dari senter itu Mela bisa melihat bahwa itu air mata darah.

"Meri kau kenapa?!" pekik Mela sangat histeris.

Braaaaak.

Devan yang mendengar Mela berteriak keras dari dalam kamar adik bungsu nya langsung mendobrak, di sana Mela sedang berdiri dengan wajah pucat dan dia juga menangis seolah ada sesuatu yang sudah terjadi, banyak orang yang menunggu di luar kamar karena mereka semua mendengar suara itu.

"Kak kau kenapa?" Devan menatap Mela yang masih gemetar.

"Ada hantu...Meri bersama dengan hantu!" isak Mela memegang tangan adik nya.

"Tangan mu dingin sekali, kamu lagi sakit! iya kan, Kak?" Devan menatap Mela yang seperti orang kebingungan.

"Meri tidur di sini, kamu ngapain masuk kamar dan berteriak begitu!" Tante Rindu juga heran.

"Tidur?!" Mela menoleh dan melihat adik nya memang tertidur pulas.

Padahal baru saja Meri berdiri di hadapan nya, adik nya menangis darah sehingga membuat Mela sangat syok. namun sekarang ketika lampu sudah menyala semua, Meri tampak tidur dan ada suara dengkuran juga dari dia sehingga mereka semua yakin kalau Meri sudah tidur.

Selamat pagi besty ku, jangan lupa like dan komen nya seperti biasa ya, up masih santai dulu ya guys.

Terpopuler

Comments

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

ini lah kenapa qita di larang bengong ato pikiran kosong karna akan mudah untuk di masukin iblis😖😖😖ngeriiiiii, untung Mela g di apa"in, beda saat Mei di dekat Meri dia langsung di cekik...

2025-08-29

3

yhochi

yhochi

ngeri jga ya....apa Meri ini udah di ikuti iblis dri kecil ya Thor....jdi waktu Meri sedih berlebihan dia masuk k dlm tubuh Meri...tw kdua ortunya memiliki perjanjian sma iblis🤔🤔🤔🤔

2025-08-29

2

Ela Jutek

Ela Jutek

kasian si Meri kalo gini mah, apa yg terjadi sebelum mama nya meninggal apa terikat dengan setan kah

2025-08-29

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Bab 2. Air mata darah
3 Bab 3. Tidak ada yang percaya
4 Bab 4. kopi panas
5 Bab 5. Kematian datang kembali
6 Bab 6. Mematahkan tangan
7 Bab 7. Keanehan sikap Meri
8 Bab 8. Mengajak Dewa
9 Bab 9. Siluman ular
10 Bab 10. Dukun muntah darah
11 Bab 11. Ada rahasia
12 Bab 12. Tembok berdarah
13 Bab 13. Mendatangi Ratu ular
14 Bab 14. pandangan Om Burhan
15 Bab 15. Penolakan ratu ular
16 Bab 16. Hampir celaka.
17 Bab 17. Arya turun tangan
18 Bab 18. Mencabuti Kuku
19 Bab 19. Kaki menggantung
20 Bab 20. Sisik ular
21 Bab 21. Iblis datang
22 Bab 22. Kamar mandi air hitam
23 Bab 23. Kedatangan Om burhan
24 Bab 24. Awal mula masalah
25 Bab 25. Mendatangi Quina
26 Bab 26. Ritual pemanggilan
27 Bab 27. Ejekan iblis
28 Bab 28.Susah mencari barang
29 Bab 29. Korban lagi
30 Bab 30. Maharani vs iblis jabrik
31 Bab 31. Pertolongan
32 Bab 32. Meri mengamuk lagi
33 Bab 33. Meminta tolong lagi
34 Bab 34. Xiela berangkat
35 Bab 35. Aura gelap
36 Bab 36. Ternyata Ratna
37 Bab 37. Panggilan Ibu
38 Bab 38. Arwah Devan
39 Bab 39. kacang tunggal
40 Bab 40. Meri masih sadar
41 Bab 41. Mendapat kan arak kuburan
42 Bab 42. hantu dalam toilet
43 Bab 43. Si kalem yang ganas
44 Bab 44. Meri mengamuk
45 Bab 45. Bik Inah menentang
46 Bab 46. Ritual berbahaya
47 Bab 47. Mengorbankan kan darah
48 Bab 48. Arwah Mama Ajeng
49 Bab 49. Siluman gagak atau bukan
50 Bab 50. Segel Zahra
51 Bab 51. kepala dalam gucci
52 Bab 52. Melarikan diri
53 Bab 53. Kematian lagi
54 Bab 54. Mau jadi teman
55 Bab 55. Ribut keluarga
56 Bab 56. Sadar akan sesuatu
57 Bab 57. Siksaan demi siksaan
58 Bab 58. Meri datang
59 Bab 59. Xiela tidak bisa tertipu
60 Bab 60. Flashback
61 Bab 61. Flashback part 2
62 Bab 62. Gabriel
63 Bab 63. Perselingkuhan ortu
64 Bab 64. Berbagai macam santet
65 Bab 65. Membakar tulang
66 Bab 66. Maya terbakar
67 Bab 67. Kedatangan Ibu
68 Bab 68. Gagak buangan
69 Bab 69. Kedatangan Meri
70 Bab 70. penyesalan Meri
71 Bab 71. Penguburan Celin
72 Bab 72. Mencari tulang Fiona.
73 Bab 73. Cerita Kai
74 Bab 74. Menolong Sadewa
75 Bab 75. Membantai para arwah
76 Bab 76. Kedatangan kafan hitam
77 Bab 77. Menghajar Nae
78 Bab 78. Duka keluarga besar
79 Bab 79. Bengis nya Arya
80 Bab 80. Menyiksa Inah
81 Bab 81. Kisah Fiona
82 Bab 82. Flashback of
83 Bab 83. Takut pada pengeran ular
84 Bab 84. Penawaran Arya
85 Bab 85. Susana haru
86 Bab 86. Meminta maaf pada Meri
87 Bab 87. Di bawa pulang
88 Bab 88. Iri hati pada teman
89 Bab 89. merajuk masal
90 Bab 90. Mengajar Sanjaya
91 Bab 91. Menghajar Inah
92 Bab 92. Xavier yang bloon
93 Bab 93. Tau masalah nya
94 Bab 94. Nilam menyiksa
95 Bab 95. Lamaran
96 Bab 96. Bicara dengan member baru
97 Bab 97. Di terima ular ungu
98 Bab 98. Belum bisa memaafkan
99 Bab 99. Di ejek Arka
100 Bab 100. Kejujuran Kana
101 Bab 101. Masih misteri
102 Bab 102. Sadis nya Nilam
103 Bab 103. Nilam menggila
104 Bab 104. Kana syok
105 Bab 105. Curahan hati Kai
106 Bab 106. Masuk got
107 Bab 107. ratu ular di jitak
108 Bab 108. Adik sepupu
109 Bab 109. Sudah berbaikan
110 Bab 110. Keresahan Cakra
111 Bab 111. Mensucikan diri
112 Bab 112. gombalan udin
113 Bab 113. Anita kesal
114 Bab 114. Perkara bulu
115 Bab 115. Selesai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Bab 2. Air mata darah
3
Bab 3. Tidak ada yang percaya
4
Bab 4. kopi panas
5
Bab 5. Kematian datang kembali
6
Bab 6. Mematahkan tangan
7
Bab 7. Keanehan sikap Meri
8
Bab 8. Mengajak Dewa
9
Bab 9. Siluman ular
10
Bab 10. Dukun muntah darah
11
Bab 11. Ada rahasia
12
Bab 12. Tembok berdarah
13
Bab 13. Mendatangi Ratu ular
14
Bab 14. pandangan Om Burhan
15
Bab 15. Penolakan ratu ular
16
Bab 16. Hampir celaka.
17
Bab 17. Arya turun tangan
18
Bab 18. Mencabuti Kuku
19
Bab 19. Kaki menggantung
20
Bab 20. Sisik ular
21
Bab 21. Iblis datang
22
Bab 22. Kamar mandi air hitam
23
Bab 23. Kedatangan Om burhan
24
Bab 24. Awal mula masalah
25
Bab 25. Mendatangi Quina
26
Bab 26. Ritual pemanggilan
27
Bab 27. Ejekan iblis
28
Bab 28.Susah mencari barang
29
Bab 29. Korban lagi
30
Bab 30. Maharani vs iblis jabrik
31
Bab 31. Pertolongan
32
Bab 32. Meri mengamuk lagi
33
Bab 33. Meminta tolong lagi
34
Bab 34. Xiela berangkat
35
Bab 35. Aura gelap
36
Bab 36. Ternyata Ratna
37
Bab 37. Panggilan Ibu
38
Bab 38. Arwah Devan
39
Bab 39. kacang tunggal
40
Bab 40. Meri masih sadar
41
Bab 41. Mendapat kan arak kuburan
42
Bab 42. hantu dalam toilet
43
Bab 43. Si kalem yang ganas
44
Bab 44. Meri mengamuk
45
Bab 45. Bik Inah menentang
46
Bab 46. Ritual berbahaya
47
Bab 47. Mengorbankan kan darah
48
Bab 48. Arwah Mama Ajeng
49
Bab 49. Siluman gagak atau bukan
50
Bab 50. Segel Zahra
51
Bab 51. kepala dalam gucci
52
Bab 52. Melarikan diri
53
Bab 53. Kematian lagi
54
Bab 54. Mau jadi teman
55
Bab 55. Ribut keluarga
56
Bab 56. Sadar akan sesuatu
57
Bab 57. Siksaan demi siksaan
58
Bab 58. Meri datang
59
Bab 59. Xiela tidak bisa tertipu
60
Bab 60. Flashback
61
Bab 61. Flashback part 2
62
Bab 62. Gabriel
63
Bab 63. Perselingkuhan ortu
64
Bab 64. Berbagai macam santet
65
Bab 65. Membakar tulang
66
Bab 66. Maya terbakar
67
Bab 67. Kedatangan Ibu
68
Bab 68. Gagak buangan
69
Bab 69. Kedatangan Meri
70
Bab 70. penyesalan Meri
71
Bab 71. Penguburan Celin
72
Bab 72. Mencari tulang Fiona.
73
Bab 73. Cerita Kai
74
Bab 74. Menolong Sadewa
75
Bab 75. Membantai para arwah
76
Bab 76. Kedatangan kafan hitam
77
Bab 77. Menghajar Nae
78
Bab 78. Duka keluarga besar
79
Bab 79. Bengis nya Arya
80
Bab 80. Menyiksa Inah
81
Bab 81. Kisah Fiona
82
Bab 82. Flashback of
83
Bab 83. Takut pada pengeran ular
84
Bab 84. Penawaran Arya
85
Bab 85. Susana haru
86
Bab 86. Meminta maaf pada Meri
87
Bab 87. Di bawa pulang
88
Bab 88. Iri hati pada teman
89
Bab 89. merajuk masal
90
Bab 90. Mengajar Sanjaya
91
Bab 91. Menghajar Inah
92
Bab 92. Xavier yang bloon
93
Bab 93. Tau masalah nya
94
Bab 94. Nilam menyiksa
95
Bab 95. Lamaran
96
Bab 96. Bicara dengan member baru
97
Bab 97. Di terima ular ungu
98
Bab 98. Belum bisa memaafkan
99
Bab 99. Di ejek Arka
100
Bab 100. Kejujuran Kana
101
Bab 101. Masih misteri
102
Bab 102. Sadis nya Nilam
103
Bab 103. Nilam menggila
104
Bab 104. Kana syok
105
Bab 105. Curahan hati Kai
106
Bab 106. Masuk got
107
Bab 107. ratu ular di jitak
108
Bab 108. Adik sepupu
109
Bab 109. Sudah berbaikan
110
Bab 110. Keresahan Cakra
111
Bab 111. Mensucikan diri
112
Bab 112. gombalan udin
113
Bab 113. Anita kesal
114
Bab 114. Perkara bulu
115
Bab 115. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!