Bab. 9. Dokter Cantik

Pagi-pagi seperti biasa, Vita berangkat ke rumah sakit Healthy sepeti biasanya, setelah tiba, Vita segera memarkir mobilnya dan bergegas masuk ruang kerjanya memakai baju snelli dan mengambil stetoskop untuk kemudian segera memeriksa pasien satu per satu didampingi oleh suster. Setelah selesai memeriksa dan sekaligus berbincang-bincang dengan pasiennya untuk mengetahui kemajuan kesehatan pasiennya.

Dalam merawat pasien metode yang digunakan oleh Vita adalah selain pasien diberikan obat, Vita juga selalu mengajak pasien untuk berkomunikasi, hal ini dilakukan oleh Vita karena menurutnya dengan menemani pasien berkomunikasi maka penyembuhannya akan lebih cepat karena pasien akan merasa senang jika dokter bisa mendengarkan, mengeksplorasi, memahami pikiran dan kekhawatiran mereka.

Skip

Diruangan VVIP rumah sakit Healthy, seorang gadis remaja sedang membujuk ayahnya untuk berkenalan dengan bunda temannya.

"Yah,,,,mau kan kalo Sisil kenalkan dengan bundanya temanku??" tanya Sisil yang didukung oleh omanya

"Memangnya ayahmu ini gak laku, apa,,,sampe dikenalin dengan janda ". kata sang ayah sewot.

"Ck,,,bukan gitu, ayahku sayang yang tampan tapi belum bisa menemukan bunda untukku ". balas Sisil meremehkan ayahnya.

"Aku Adam Dirgantara putra tunggal pebisnis terkemuka dan pewaris Diamond grup Alfian Dirgantara, yang diminati oleh para wanita, tak terima jika dijodohkan ". kata sang ayah dengan nada sombong yang disengaja untuk menggoda anaknya.

"Asal ayah tau, bundanya temanku itu dokter cantik dirumah sakit ini masih muda, pintar, baik, pokoknya Sisil mau punya bunda seperti dia ". kata Sisil memandang omanya meminta dukungan.

"Betul itu, Dam,,,sampai kapan kamu akan hidup sendiri, kamu membutuhkan istri dan Sisil membutuhkan seorang ibu, anakmu sebentar lagi dewasa, pikirkan itu ". kata ibu Indira menasehati putranya

Adam seketika terdiam mendengar perkataan mamanya, mencoba meresapi setiap perkataan mamanya dan tiba-tiba terlintas wajah Vita dibenaknya sehingga membuatnya menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir bayangan wajah Vita.

"Ayah kenapa??" tanya Sisil melihat ayahnya menggelengkan kepalanya.

"Oh,,,,eh,,,,nggak kenapa-napa kok ". jawab Adam gugup

Lalu Sisil kembali merengek meminta ayahnya berkenalan dengan bunda temannya.

"Jadi kapan ayah mau dikenalkan dengan bundanya Khanza??" tanya Sisil lagi

"Sayang,,,,anak ayah yang cantik, emang tega mengenalkan ayah dengan seorang janda??? padahal ayah bisa mendapatkan gadis manapun yang ayah suka, apa kata orang nanti ". balas Adam tak terima

"Ayaaahhhh,,,,yang bilang bundanya Khanza janda itu siapa, sih,,,,". kata Sisil setengah berteriak karena kesal

"Lho, katanya bundanya Khanza, itu artinya kan dia seorang ibu-ibu yang punya anak. Kalo punya anak artinya janda karena tidak mungkin anaknya ayah akan mengenalkan orang yang bersuami ". balas Adam tak mau kalah

"Dia itu cewek, ayahhh,,,tapi oleh Khanza dan Sisil manggilnya bunda karena orangnya baik, cantik, pintar dan dokter. Sisil pingin punya bunda seorang dokter ".kata Sisil menjelaskan

"Mama juga setuju dengan Sisil, kemarin mama berkenalan dengannya dan terlihat sangat sayang sama Sisil ". timpal mama Adam

"Jangan terlalu cepat menilai yang baik-baik, ma,,,,mungkin aja dia tau siapa Sisil sebenarnya, makanya pura-pura bersikap baik ". kata Adam tak percaya.

Adam tak pernah semudah itu mempercayai wanita apalagi yang belum dikenalnya, karena selama ini semua wanita yang mendekatinya karena hanya karena kekayaannya, wanita yang mendekatinya tak pernah peduli dengan anaknya.