Episode 20

Pagi ini mas Juan menjemputku kerja, sesuai dengan janjinya kepada Beni selama seminggu dia akan mengantar jemputku pulang.

Dan tiba saat gaji pertamaku keluar, aku sedang berada di Cafe tak jauh dari kantor. Aku menemui Yani, dia sedikit marah karena aku tak punya banyak waktu dengannya.

"Kamu sudah cek belum?", tanya Yani

"Ihh jangan ngintip..."

Aku membolak balikan handphoneku karena Yani yang sangat ingin tahu berapa nominal gajiku.

Dan Yani merebut handphoneku, "Ahh lama".

Mata Yani terbelalak melihat nominal gajiku, begitupun dengan aku. Aku sendiri tidak yakin dengan apa yang ku lihat di handphoneku.

"Selamat Renaa gaji pertama yey!! Sama persis dengan dugaan Beni hihihi"

"Ahh Beni curang dia pasti tau gajiku berapa, mas Andra pasti kasih tahu dia"

"Mau kau apakan gajimu itu Ren, traktir aku ya", rayu Yani.

"Gak usah bercanda uang bulananmu dari mamah juga hampir satu bulan gajiku"

"Kan aku juga ingin menikmati gaji pertama sahabatku..."

"Kita karaoke...."

"Setujuuu....!"

"Yan, aku mau beli dompet buat Beni temenin aku yah"

"Siaaap bos"

Aku ingin sekali kasih hadiah buat Beni, karena kalau aku kasih uang pasti ditolak. Mamah papah andai kalian ada disini pasti ini buat kalian.

"Ren, kamu nangis...?"

"Tiba tiba ingat orang tua..."

"Kalau liburan kita jenguk orang tuamu ya..."

Aku mengangguk senang, sudah lama juga aku gak ke makam mamah papah. Tiba tiba mataku tertuju ke toko didepan Cafe.

"Yan... Itu baru buka yah"

"Iya, tadi aku sempat mampir kesitu dulu bagus bagus kok, aksesoris branded dan lagi diskon juga"

"Beneran diskon... Ayok kesana", kataku sambil menarik Yani.

"Aa...!!", seru Yani

"Selamat siang, selamat datang, silahkan masuk...", kata pelayan wanita didepan toko.

Aku tersenyum dan masuk, mataku langsung tertuju dompet pria dan wanita tersusun dengan rapi. Aku memilih milih dompet yang cocok dengan Beni. Yani menunjukan dompet lucu berwarna pink dan biru, dan kami membeli keduanya. Dompet pink untuk Yani dan yang Biru untukku.

Saat membayar dikasir aku melihat jam tangan couple yang unik, sempat terpikirkan untuk membelinya dan memberikan kepada mas Juan. Tapi aku sendiri tidak yakin mas Juan mau memakainya, aku takut dia berpikiran kalau aku ini norak.

"Beli aja kalau suka...", kata Yani

"Ah aku gak yakin...", sahutku

"Coba aja apa salahnya mencoba"

"Kalau mas Juan gak suka gimana? Sakit hatiku nanti Yan"

"Ya kamu suruh dia simpan saja, tidak usah dipakai kalau tidak suka"

"Betul juga... Ya sudahlah aku beli ini juga"

Aku dan Yani berpisah di depan kantor. Aku berjalan cepat menuju ruangan mas Andra, aku harus mengucapkan terima kasih kepada mas Andra dulu sambil kasih laporan baru setelah itu cari alasan buat ke ruangan mas Juan.

Sesampainya di ruangan mas Andra, aku mengetuk pintu.

" Masuk! ", seru mas Andra dari dalam ruangan.

Aku masuk kedalam, dan terkejut ternyata didalam ruangan ada Beni, mas Juan dan Nisa.

"Abang... mbak Nisa...Pak Juan... Pak Andra selamat siang"

"Hai Ren, apa kabar", sapa Nisa

"Baik mba, mba Nisa sendiri apa kabar?"

"Baik sekali Ren, kamu tambah cantik saja Ren pakai seragam kantor seperti itu. Ben, kamu harus berhati hati nih sama Andra. Bisa bisa dia dipacarin sama Andra hahaha", kata Nisa.

"Ah kamu bisa aja Nis, Aku memang lagi menunggu jawaban itu dari Ren tapi dia masih saja menggantungkan aku",kata mas Andra.

"Harusnya kamu yang berhati hati Nis...", kata Beni.

"Hahh...??", Nisa merasa bingung dengan jawaban Beni. Dan yang jelas kulihat mata Beni menatap tajam ke arah mas Juan, Deg! Jantungku berdetak tak beraturan. Aku hanya bisa berharap Beni tak memulai pertengkaran dengan mas Juan disini.

"Hati hati Rena akan mencuri perhatian dari Pak Andra, kamu akan kekurangan perhatian dari sepupu tersayangmu ini",kata Beni.

"Hahahah", semua tertawa kecuali mas Juan. Namun aku sedikit lega, Beni tak memancing emosi mas Juan didepan mas Andra. Dan aku juga baru tahu kalau sebenarnya Nisa adalah sepupu mas Andra, Barun tak pernah menceritakan padaku.

"Maaf pak Andra ini laporan yang bapak minta", kataku sambil menyerahkan dokumen.

"Maaf mengganggu meeting kalian", kataku lagi.

"Ahh tidak apa apa Ren... Aku juga tadi hanya ingin mengunjungi Andra, ternyata mereka sedang meeting", kata Nisa menjelaskan.

"Saya pamit dulu...", ucapku sambil berjalan pergi.

Aku duduk di mejaku, huff aku menghela nafas. Bukan waktu yang tepat untuk berterima kasih, apalagi ada mas Juan nanti salah paham lagi jadi gawat.

Tak lama kemudian, kulihat mas Juan keluar dari ruangan tanpa bicara apapun juga. Disusul dengan Nisa, dia tersenyum sambil melambaikan tangan kepadaku. Dia sangat ramah tapi aku benci dia, masih benci dia.

"Dari mana saja tadi... Jam istrahat selesai kamu masih belum datang. Asisten macam apa kamu, untung Silvi hari ini absen, kalau tidak dia akan buat masalah lagi denganmu", kata Beni memarahiku.

"Aku tadi pergi dengan Yani bang, eh bang ini buat abang"

Beni langsung membukanya, "Wah pasti habis gajian terima kasih ya".

Beni langsung memindahkan barang barang yang ada didalam dompetnya ke dompet yang baru.

"Bantu abang buang yang lama... Bye bye", kata Beni sambil. Meninggalkan sampah dimeja kerjaku.

"Eh.. Eh..", aku tersenyum senang melihat Beni menyukai hadiah dariku.

Sekarang tinggal kasih hadiah ke mas Juan, aku mengambil jam tangan yang sudah ku persiapkan. Dan aku berjalan kearah ruangan mas Juan.

"Hemm... Mimi gak di mejanya hihihi", bisikku lirih. Terlihat pintu ruangan mas Juan sedikit terbuka.

DEG!!! Jantungku benar benar berhenti berdetak sejenak, tanganku gemetar. Aku sangat terkejut dengan apa yang ada didepan mataku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!