Episode 19

"Ren... Aku gak tau apa yang kamu pikirkan saat ini. Yang aku rasa kamu berbeda dari biasanya. Mas tau pasti berat bagimu, mas bisa ngerti apa yang kamu inginkan. Beri mas waktu sedikit saja ada hal yang harus mas lakuin"

Aku hanya bisa terdiam, sudah berulang kali aku tanyakan apa yang mas Juan tunggu, apa yang akan dilakukan mas Juan, dia tak pernah menjawabku dan tidak bisa memberikan jawaban yang pasti.

"Sepertinya Beni pulang, jangan menangis lagi dia pasti akan membunuhku kalau tahu kamu menangis gara gara aku"

Aku tersenyum kecil dan menyeka air mataku, suara langkah kaki Beni terdengar semakin dekat

"Hai Bang... ", sapaku

"Sudah ku duga pasti ada dia", kata Beni mengabaikanku.

"Malam Ben, seminggu kedepan biar aku antar jemput Rena ya. Kamu pasti lembur terus kan", kata mas Juan.

"Huah, sepertinya pendiri group perusahaan JPR punya banyak waktu senggang. Ohhh...bukan karena kamu sangat pandai dalam manajemen perusahaan pasti sangat mudah bagimu untuk membagi waktu ya kan..."

Mas Juan hanya diam dan menatap Beni begitu pula Beni menatap mas Juan.

" Cukup!! ", seruku, aku benar benar merasa seperti akan ada perang dunia ke tiga jika ku biarkan mereka seperti ini.

" Lakukan semaumu dan jangan pernah buat adikku menangis. Kalau sampai kamu buat adikku menderita, aku gak segan segan buat menghancurkan hidupmu", ancam Beni sambil pergi meninggalkan kami.

"Aku heran kenapa mas Juan dan Abang gak bisa akur lama..."

"Setahuku kamu hanya menangis disini bersamaku, bagaimana Beni bisa tahu kamu menangis Ren?", tanya mas Juan membuatku kaget.

"Apa kamu sudah menangis sebelum bertemu denganku, dengan siapa kamu menangis?", tanya mas Juan lagi.

"Aku gak menangis mas, mas salah paham mungkin tadi Beni dengar aku menangis"

"Ren..... Jawab pertanyaanku"

Aku menunduk dan diam, kalau sampai aku bilang yang sebenarnya pada mas Juan dia pasti akan salah paham dengan Barun.

"Jangan bilang... Barun", tebak mas Juan.

Aku langsung menatap mas Juan dengan perasaan bersalah.

"Melihat dari ekpresimu pasti Barun, kapan kamu bertemu dengan Barun? Kamu bisa cerita ke Barun alasan kamu menangis mengapa tak kamu ceritakan padaku. Kamu anggap aku apa Ren?!"

"Mas...seperti halnya mas Juan, aku juga ada hal yang gak bisa ku ceritakan dengan mas Juan"

Mas Juan menatapku, "Mas ngerti... Apa kamu mau balas dendam sama mas?".

"Gak mas, gak seperti yang mas pikirkan"

"Lalu apa...? "

"Rena gak bisa kasih tau mas sekarang"

Mas Juan meraih tanganku, "Mas mohon jangan terlalu dekat dengan Barun...".

"Dia temanku mas..."

"Aku takut dia merebutmu dariku...!"

Aku terdiam mendengar kata kata mas Juan, jika mas Juan takut kehilanganku kenapa tak berusaha membuatku nyaman, kalau dia tidak suka aku dan Barun ada rahasia yang tidak diketahui olehnya harusnya mas Juan juga tidak menyembunyikan apapun dariku. Dan bodohnya aku, aku tak berani mengungkapkan ini.

Aku tak bisa membohongi diriku sendiri, mungkin lebih baik aku pura pura tidak tahu kalau dia selingkuh. Akan ku biarkan tetap seperti ini agar dia tetap disisiku.

Aku memeluk mas Juan, pelukan ini adalah jawaban dari ketakutannga akan kehilanganku. Tenang saja mas, aku akan selalu disisimu. Aku juga tak mau kehilanganmu, aku benar benar menyayangimu mas Juan.

Mas Juan berpamitan pulang, aku mengantarnya sampai depan rumah.

"Sudah pergi dia...", kata Beni.

Kulihat dia bersandar di pintu sambil minum teh, lalu ku berjalan menghampirinya.

"Aku akan pura pura gak tahu kalau dia selingkuh, jadi jangan bilang apapun juga..."

"Maksudmu, Juan selingkuh?? hah... Kau pikir Juan selingkuh?"

"Ya... Sebelum aku tahu siapa gadis itu, akan ku selidiki dulu"

"Hahaha aku tak tahu bahwa adikku begitu bodok diperbudak cinta, lakukan apa maumu namun ancamanku ke Juan tidak main main"

"Abang...."

"Aku tidak bercanda Ren..."

Aku bersandar dibahu Beni,"Pundak abang lebar sekali aku baru tahu..."

"Carilah seseorang yang mencintaimu Ren, bukan yang tertarik denganmu"

"Aku dan mas Juan saling mencintai, dan sejak kapan abang jadi puitis"

"Abang hanya merasa dia tertarik denganmu bukan mencintaimu"

"Kalau dia benar benar mencintaiku?"

"Aku beri restu untuk kalian, aku akui tidak ada yg kurang dari Juan. Dia mapan, baik dan wajahnya lumayan. Tapi aku tetap tidak menyukainya sebelum aku benar benar yakin dia benar benar mencintaimu. Perasaan itu tak bisa dipaksakan..."

"Akan ku tunjukan padamu bang, bahwa dia benar benar mencintaiku"

"Lebih baik kamu akhiri hubunganmu dengannya, aku hanya takut kamu semakin terluka"

"Abaang....! "

"Baiklah, tunjukanlah Ren. Kalau dia berani mengakui hubungan kalian di depan Rasma dan Andra itu sudah lebih dari cukup"

"Semudah itukah bang..."

"Iya... Kalau Juan bisa berbuat begitu, abang benar benar merelakanmu dengannya"

"Janji!"

"Janji!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!