BAB II GERBANG TENGKORAK

     Sabdo melangkah dengan hati-hati saat mendekati pintu belakang, ia melihat sekeliling terdapat puluhan tulang belulang berserakan, dalam hatinya berpikir bahwa dulu di tempat itu pernah terjadi perkelahian atau pertempuran yang memakan korban jiwa. Di mana-mana banyak tulang, bahkan di atas jeruji besi terlihat beberapa tengkorak manusia yang tertanjab, semua tengkorak itu sudah lama berada di tempat itu. Sabdo merasa bahwa tempat itu dulunya sebuah pintu rahasia untuk keperluan khusus. Dirinya melangkah untuk menyelusuri lebih ke dalam, banyak hiasan penuh dengan bekas darah. Sabdo tertegun saat melihat tumpukan tulang.

    Beberapa saat kemudian, kakinya menyentuh sebuah senjata yang berbentuk keris, setelah lama mengamati, ia membawa keris itu dan melanjutkan langkahnya, tiba-tiba.....

     " Dulu ada kejadian mengerikan ki sanak," kata seseorang dari belakang Sabdo.

      Sabdo menengok ke belakang, di sana berdiri kakek Palon yang tengah membawa bungkusan dari kain, dan meletakkan di atas meja kayu berukir.

    " Apa itu Kek ?" tanya Palon sambil mendekati meja tadi.

   " Itu sebuah catatan yang tadinya berserakan, lalu ada yang memungutnya, namun belum tersusun ki sanak," jawab Palon.

     Lalu Sabdo membuka bungkusan itu, kemudian mengambil satu lembar yang terdapat tulisan dengan huruf yang indah. Tangannya terus melihat tiap lembar demi lembar.

    " Ini harus disusun dulu Kek, supaya rapi dan bisa dibaca nantinya," usul Sabdo.

    Dengan teliti dua sosok itu menyusun lembaran tadi, dan dalam waktu se peminuman , akhirnya tersusun juga, lalu diikatlah kumpulan lembaran itu dan dibungkus kembali lalu dimasukkan ke dalam sebuah tas dari kain.

    " Kenapa kakek tidak di warung untuk berjualan, di sana tentu banyak pelanggan datang," kata Sabdo penasaran.

" Saya hanya memastikan dirimu saja selamat atau tidak masuk ke sini ki sanak, banyak sesuatu yang tak terduga setelah orang masuk ke sini, begitu masuk langsung tinggal nama, begitu kabarnya dari beberapa tahun," tutur kakek Palon.

" Berarti tempat ini penuh misteri juga kek, pasti ada sesuatu di dalam sana," kata Sabdo sambil menunjuk ke arah dalam ruangan yang tampak tanpa penghuni itu.

Akhirnya Sabdo melangkah menuju ke dalam ruangan yang mirip aula itu, baru saja beberapa langkah, terdengar suara seperti orang berjalan di atas dedaunan kering, terdengar agak pelan, lalu semakin jelas, makin dekat, dan...jlugh.....sosok sesuatu berdiri di depan Sabdo, dia mundur selangkah, lalu berpaling ke arah kakek Palon yang sedang jongkok, tiba-tiba sosok itu tertawa, ha...ha...ha...ha....

Suara tawa itu menggelegar dan membuat ruangan itu seolah bergetar, kemudian....sosok itu berjalan mendekati Sabdo, dan karena jangan sampai tertangkap, Sabdo menyelinap di antara tiang-tiang bangunan itu, sementara Kakek Palon telah hilang dari pandangan Sabdo, ia hanya mengawasi sosok itu. Tubuhnya tinggi dengar dada yang lebar, wajahnya penuh bercak darah, giginya besar dan bertaring, setiap ia tertawa, maka banyah tumpahan seperti lendir yang jatuh, lendir itu berbau busuk dan warnanya hijau bercampur merah darah.

Sabdo selalu waspada, matanya sangat tajam, ia melirik ke cela-cela tiang bangunan, tampak di depan sana, sosok itu mendengus-dengus seperti mencium bau sesuatu.

" Darah.....ada darah segar....darah segaaaaaaar...ha ..ha...ha...ha," ucap sosok itu.

Wajahnya penuh bekas luka sayatan senjata tajam, banyak kulit yang menganga dengan darah yang masih tampak, matanya merah, salah satu matanya menonjol dan tampak bola matanya meneteskan darah bercampur nanah. Sejak munculnya sosok itu, ruangan tersebut sungguh berbau busuk, hampir saja Sabdo muntah mencium aroma di ruangan itu, ia menahan rasa muntahnya.

Sosok itu berjalan menuju ke tiang dimana Sabdo sembunyi, terdengar langkahnya mendekat, bayangan dari sosok itu terlihat semakin besar, Sabdo kemudian sedikit langkahnya bergeser ke sisi kiri, tanpa suara ia terus menggeserkan kakinya, semakin dekat sosok itu, semakin kuat bau busuk yang tersebar. Sabdo dengan hati-hati terus memutari tiang itu, sementara sosok tersebut terus mencari bau darah yang tercium.

Saat Sabdo mau menengok ke kiri, ia melihat wajah mengerikan itu berada di hadapannya, betapa terkejutnya Sabdo, wajah itu menyeringai di depan Sabdo, rasa mau muntah dari tadi sudah tak tertahankan lagi, saat sosok itu menyeringai Sabdo pun akhirnya muntah juga. Perutnya begitu tidak kuat menahan mual yang amat sangat. Sabdo lalu beringsut ke kanan, namun ia kini sudah dalam genggaman makhluk itu, ia sudah berada di depan mulut makhluk itu, ia tak berani menatapnya, namun ia sempat melihat di antara gigi-gigi sosok itu terdapat ribuan belatung yang baunya begitu busuk.

Dengan sekuat tenaga, Sabdo berusaha untuk lepas, namun sia-sia, semakin ia mengeluarkan tenaga, semakin kuat genggaman sosok itu.

"Hoooooakh....hoooooakh, kembali Sabdo muntah, ia sudah tidak kuat lagi, pandangan matanya mulai redup, nafasnya sesak dan keringat keluar sangat banyak, saat itu, sebuah jeritan terdengar sangat keras.

" Aaaaaaakh....aaaaaaakh,.....sosok iti menjerit keras, tubuhnya oleng ke kiri, dan kemudian sosok itu tersungkur, Sabdo masih dalam genggamannya, ia pun ikut terjatuh, tubuhnya membentur lantai, namun Sabdo ingin lepas, hingga dia berusaha untuk menarik tubuhnya, genggaman itu semakin renggang, ia pun akhirnya bisa melepaskan diri. Kini Sabdo memandang sosok itu, ada sebuah tombak yang menancap di dadanya, darah mengucur dari tempat tombak itu menancap, sementara ribuan belatung keluar dari mulut sosok itu, Sabdo menoleh ke arah kanan, tampak sosok kakek Palon berdiri dengan tangan habis melempar sesuatu, Sabdo sadar bahwa tombak itu dilempar oleh kakek Palon.

Sabdo akhirnya mendekati kakek Palon.

" Makhluk apa itu kek, baunya sungguh amat busuk, beberapa kali aku muntah, siapa dia kek ?" tanya Sabdo.

" Dia itu siluman berjenis raksasa, yang menjadi tameng dari Lurah Sura , dia pemakan bangkai manusia di sini , saat ada acara ritual korban daging manusia. Syukurlah kau selamat ki sanak," kata kakek Palon.

Akhirnya Sabdo kembali melangkah lagi menuju ke arah lain, matanya selalu waspada akan bahay yang menghadangnya. Di kamar itu ia tidak menemukan apapun, kecuali sebuah lembaran tulisan dan sebuah lencana dari perak dengan gambar wajah menyeramkan dengan taring panjang dan bertuliskan Jayasura. Sabdo pun akhirnya menuju ke kamar yang lain, baru beberapa langkah, ia menemukan secarik kain yang penuh noda hitam, tampak kain itu berbau bangkai makhluk aneh, begitu busuk, amis dan anyir. Di depan sana terdapat cermin berbingkai tulang-tulang yang tersusun , di tengah tulang itu ada cermin, saat ia memandang cermin itu, tiba-tiba terdapat asap di dalam cermin itu.

Sabdo bergegas untuk pergi, namun ia mendengar suara,

" Jangan pergi ki sanak, tetaplah diam, nyawamu akan terancam bila pergi," kata suara itu ternyata kakek Sabdo.

Sabdo hanya diam dan hanya memandang cermin itu, pada akhirnya beberapa saat setelah itu, asap tadi membentuk sesuatu sosok perempuan.

Episodes
1 BAB I RUMAH BERSARANG
2 BAB II GERBANG TENGKORAK
3 BAB III KAMAR BERDARAH
4 BAB IV PINTU GHAIB
5 BAB V TANAH BERTUAH
6 BAB VI JALAN BERDURI
7 BAB VII LORONG BERSEMAK
8 BAB VIII BARA MAYAT
9 BAB IX JASAD TERBUJUR
10 INGIN MEMBACA
11 BAB X KUBURAN KERAMAT
12 BAB XI KOLAM BERACUN
13 BAB XII HUTAN PENJARAH
14 BAB XIII JALAN BUNTU
15 BAB XIV PARA PENYAMUN
16 BAB XV HANTU POHON
17 BAB XVI LUBANG API
18 BAB XVII KERETA MAUT
19 BAB XVIII BAYANGAN HITAM
20 BAB XIX DENDAM KESUMAT
21 BAB XX JANJI TERBALAS
22 BAB XXI ULAR WALIKA
23 BAB XXII PETAKA BUMILOKA
24 BAB XXIII TELAGA REMIS
25 BAB XXIV TEROR ULAR DANAU
26 BAB XXV SILUMAN ULAR HIJAU
27 BAB XXVI DANAU BERACUN
28 BAB XXVII KERATON SURO
29 BAB XXVIII BATU HITAM
30 BAB XXIX BUNGA KENANGA
31 BAB XXX TUMBAL NYAWA
32 BAB XXXI MANUSIA CADEL
33 BAB XXXII SERIGALA HANTU
34 BAB XXXIII LUMPUR HITAM
35 BAB XXXIV BULU BERACUN
36 BAB XXXV BUAYA SILUMAN
37 BAB XXXVI KUBANGAN SILUMAN
38 BAB XXXVII WANITA BERTOPENG
39 BAB XXXVIII TIPU MUSLIHAT
40 BAB XXXIX BUAYA BUNTUNG
41 BAB XL SUNGAI PETAKA
42 BAB XLI LUMPUR HIDUP
43 BAB XLII SUMUR ANGKER
44 BAB XLIII TEBING NYAWA
45 BAB XLIV JALAN PENUH LUKA
46 BAB XLV WARISAN BERDARAH
47 BAB XLVI GOA SILUMAN
48 BAB XLVII ANCAMAN MAUT
49 BAB XLVIII HANCURNYA DIRI MANUSIA
50 BAB XLIX MUSTIKA BISA ULAR
51 BAB L TUGAS MULIA
52 BAB LI AMANAH SANG RESI
53 BAB LII TEROR KUTUKAN
54 BAB LIII HANTU POHON KAMBOJA
55 BAB LIV TERIAKAN MALAM
56 BAB LV JENGLOT BERTUAH
57 BAB LXVI MALAM KELABU
58 BAB LVII WARUNG MISTERIUS
59 BAB LVIII SALAH SASARAN
60 BAB LIX TUBUH TERBUJUR
61 BAB LX SUMUR KAHIRUPAN
62 BAB LXI SUMUR KASEMBADAN
63 BAB LXII SUMUR KAMITRAN
64 BAB LXIII SUMUR TEGANG PATI
65 BAB LXIV SUMUR KADIGJAYAN
66 BAB LXV SUMUR KANUGRAHAN
67 BAB LXVI SUMUR JALA TUNDA
68 BAB LXVII BAYI YANG DISELAMATKAN
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB I RUMAH BERSARANG
2
BAB II GERBANG TENGKORAK
3
BAB III KAMAR BERDARAH
4
BAB IV PINTU GHAIB
5
BAB V TANAH BERTUAH
6
BAB VI JALAN BERDURI
7
BAB VII LORONG BERSEMAK
8
BAB VIII BARA MAYAT
9
BAB IX JASAD TERBUJUR
10
INGIN MEMBACA
11
BAB X KUBURAN KERAMAT
12
BAB XI KOLAM BERACUN
13
BAB XII HUTAN PENJARAH
14
BAB XIII JALAN BUNTU
15
BAB XIV PARA PENYAMUN
16
BAB XV HANTU POHON
17
BAB XVI LUBANG API
18
BAB XVII KERETA MAUT
19
BAB XVIII BAYANGAN HITAM
20
BAB XIX DENDAM KESUMAT
21
BAB XX JANJI TERBALAS
22
BAB XXI ULAR WALIKA
23
BAB XXII PETAKA BUMILOKA
24
BAB XXIII TELAGA REMIS
25
BAB XXIV TEROR ULAR DANAU
26
BAB XXV SILUMAN ULAR HIJAU
27
BAB XXVI DANAU BERACUN
28
BAB XXVII KERATON SURO
29
BAB XXVIII BATU HITAM
30
BAB XXIX BUNGA KENANGA
31
BAB XXX TUMBAL NYAWA
32
BAB XXXI MANUSIA CADEL
33
BAB XXXII SERIGALA HANTU
34
BAB XXXIII LUMPUR HITAM
35
BAB XXXIV BULU BERACUN
36
BAB XXXV BUAYA SILUMAN
37
BAB XXXVI KUBANGAN SILUMAN
38
BAB XXXVII WANITA BERTOPENG
39
BAB XXXVIII TIPU MUSLIHAT
40
BAB XXXIX BUAYA BUNTUNG
41
BAB XL SUNGAI PETAKA
42
BAB XLI LUMPUR HIDUP
43
BAB XLII SUMUR ANGKER
44
BAB XLIII TEBING NYAWA
45
BAB XLIV JALAN PENUH LUKA
46
BAB XLV WARISAN BERDARAH
47
BAB XLVI GOA SILUMAN
48
BAB XLVII ANCAMAN MAUT
49
BAB XLVIII HANCURNYA DIRI MANUSIA
50
BAB XLIX MUSTIKA BISA ULAR
51
BAB L TUGAS MULIA
52
BAB LI AMANAH SANG RESI
53
BAB LII TEROR KUTUKAN
54
BAB LIII HANTU POHON KAMBOJA
55
BAB LIV TERIAKAN MALAM
56
BAB LV JENGLOT BERTUAH
57
BAB LXVI MALAM KELABU
58
BAB LVII WARUNG MISTERIUS
59
BAB LVIII SALAH SASARAN
60
BAB LIX TUBUH TERBUJUR
61
BAB LX SUMUR KAHIRUPAN
62
BAB LXI SUMUR KASEMBADAN
63
BAB LXII SUMUR KAMITRAN
64
BAB LXIII SUMUR TEGANG PATI
65
BAB LXIV SUMUR KADIGJAYAN
66
BAB LXV SUMUR KANUGRAHAN
67
BAB LXVI SUMUR JALA TUNDA
68
BAB LXVII BAYI YANG DISELAMATKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!