Bab 5 — Sheryl, Sekretaris Lama

"Sheryl!"

Mata Nerios terbelalak ketika melihat Camelia terdorong ke depan. Tanpa pikir panjang, pria itu langsung menghampiri dan meraih tubuhnya dengan panik.

Tangan kokohnya melingkari pinggang Camelia, menariknya erat seolah tak ingin wanita itu jatuh atau disentuh siapa pun. Posesif.

"Kamu nggak kenapa-napa, kan?" suara Nerios terdengar lebih lembut dari biasanya, tapi sorot matanya penuh kecemasan.

Camelia, yang masih terkejut, justru menatapnya tajam. Tangannya menepiskan genggaman pria itu dengan kesal. "Lepaskan aku, Nerios!"

Nerios bergeming, matanya berubah datar, dan menatap dingin Sheryl. "Dimana sopan santunmu, hah?!" sentaknya, nada suaranya bergetar penuh ancaman.

Sheryl, yang berdiri di depan mereka, mendengus kesal. Ia menatap tajam Camelia yang masih berusaha melepaskan diri dari dekapan Nerios. Dengan lantang, ia menunjuk wajah wanita itu.

"Apa maksud Anda mengganti saya dengan perempuan itu?!" suara Sheryl meninggi, penuh amarah dan rasa tidak terima.

Camelia terkejut sekaligus tidak nyaman. "Cepat lepaskan aku!" bentaknya sekali lagi, tubuhnya memberontak kecil. Tapi cengkraman Nerios justru semakin erat, membuat pinggangnya nyeri.

"Diam, Camelia!" Nerios menunduk, suaranya serak dan menekan. "Jangan melawan aku di depan orang lain."

Camelia mendecak kesal, akhirnya menyerah dan berhenti meronta, meski napasnya memburu karena rasa kesal.

Kini sorot tajam Nerios beralih ke Sheryl. "Bukankah Rayhan sudah menjelaskan semuanya padamu? Lalu untuk apa kau masih protes?"

Sheryl mendelik, kedua tangannya mengepal. "Karena alasan itu tidak masuk akal! Kinerja saya sebagus ini diganti begitu saja dengan wanita yang bahkan tidak punya pengalaman apa pun?! Seperti main-main, Tuan Nerios!"

Nada Sheryl meninggi, penuh harga diri yang terluka.

Ia tidak tahu alasan sebenarnya. Yang ia tahu hanya beberapa kali ia pernah melakukan kesalahan, memang sempat menimbulkan kerugian. Tapi semua itu berhasil ia tutupi dengan menarik investor baru yang memberi keuntungan dua kali lipat. Jadi, bagi Sheryl, pergantian jabatan ini benar-benar tidak adil.

"Kenapa harus perempuan ini?!" Sheryl menunjuk Camelia dengan tatapan benci.

Nerios mendesis, nada suaranya penuh penekanan. "Karena dia lebih dari dirimu, Sheryl."

Sheryl terdiam, matanya membesar tak percaya.

"Wanitaku jauh lebih berharga dibandingkan kamu. Kau bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Camelia."

Nerios berkata dengan dingin, namun pelukannya pada Camelia semakin menegaskan siapa yang ia lindungi dan siapa yang sudah tidak ada artinya lagi baginya.

Sheryl tersenyum remeh, ia mengangguk kecil, lalu mendongak menatap congkak Camelia. "Jika memang dia lebih baik dari saya, maka klien yang hari ini akan bertemu dengan Anda, saya serahkan pada wanita Anda!" ujarnya seraya menekan kata 'wanita.'

Camelia langsung menatap Nerios, tatapannya terlihat panik, takut pria itu akan menyetujui itu. Jika dirinya yang mengambil alih—maka semuanya akan kacau. Bukan hanya mempermalukan Nerios, tapi dirinya juga.

Melihat Nerios tak membalas tatapannya dan terus menatap dingin Sheryl, itu membuat Camelia semakin panik, terlebih kini Nerios membuka mulut hendak menjawab perkataan Sheryl.

"Klien hari ini cukup penting, wanitaku tidak bisa langsung mengambil alih, jadi hari ini tetap kamu yang pergi bersama saya menemui klien untun terakhir kali, nanti saya akan berikan bonus tambahan," balas Nerios memberikan penawaran.

"Anda pikir saya mau?" sungut Sheryl tak terima, sudah menghina dirinya, lalu sekarang meminta bantuannya, yang benar saja?!

"Ini!" Dengan kasar Sheryl menyodorkan sebuah berkas pada Camelia. "Karena kau lebih baik dariku, maka kerjakan tugas sekretaris mulai sekarang!"

Camelia menatap berkas itu dengan ragu, sedangkan Nerios langsung melepaskan rangkulannya pada pinggang Camelia, berjalan dua langkah agar lebih dekat dengan Sheryl.

"Jaga batasanmu, aku di sini atasanmu, aku bisa memecatmu kapan saja dan membuatmu tidak mendapatkan pekerjaan dimana pun!" Nerios murka karena Sheryl berani memerintah Camelia di depannya.

Sheryl mencengkeram erat berkas itu, jemarinya bergetar menahan emosi. Dengan kasar ia menyentakkannya hingga berkas itu menabrak pahanya sendiri.

"Fine!" desisnya tajam. "Saya akan tangani klien itu untuk terakhir kalinya!" Nada suaranya penuh amarah sekaligus getir, karena ia tau bahwa Nerios tidak pernah main-main dengan ancamannya.

"Siapkan ruang rapat sekarang juga!" perintah Nerios dengan tegas.

Tanpa membantah, Sheryl langsung keluar dari dalam ruangan, ia harus segera menyiapkan untuk rapat yang akan dilaksanakan sekitar 30 menit lagi.

"Kau belajar tata cara menjadi sekretaris," suruh Nerios sambil membalikan tubuhnya, menatap Camelia.

"Bagaimana caraku belajar?" tanya Camelia bingung, ia tidak tau harus memulai dari mana.

Nerios menghela nafas, ia menunjuk meja kerja milik Camelia dengan dagunya. "Di atas mejamu sudah ada berkas yang berisi cara dan aturan menjadi sekretaris, kau pelajari itu terlebih dahulu, setelah rapat baru aku yang akan mengajarimu."

Camelia mengangguk paham. "Baiklah!"

"Kalau begitu aku akan pergi, dan jangan berpikir bahwa kau bisa kabur dariku!" pesan Nerios sebelum akhirnya melangkah keluar dari dalam ruangan.

...———...

Beberapa jam kemudian, rapat besar dengan klien utama dimulai. Ruangan terasa dingin dan penuh tekanan. Sheryl duduk di samping Nerios, perhatian semua orang jelas tertuju pada Nerios, Sheryl, dan klien di meja utama.

Mr. Denovan memulai perbincangan. “Pak Nerios, saya masih ragu dengan proyek ini. Angka investasi yang Anda tawarkan cukup besar, sementara kompetitor sudah lebih dulu meluncurkan produk serupa.”

Nerios menatap sang klien. “Justru karena itulah Anda harus bergabung dengan kami. Kompetitor hanya menjual kecepatan. Kami menjual stabilitas dan masa depan. Investasi ini bukan untuk satu tahun, melainkan lima tahun ke depan.”

“Lima tahun adalah waktu panjang. Bagaimana saya bisa yakin perusahaan Anda tidak akan goyah di tengah jalan?” tanya Mr. Denovan dengan ragu.

Sheryl yang duduk di sisi kanan langsung menyambar dengan senyum profesional. Tangannya cepat membuka berkas presentasi. “Pak, izinkan saya menjawab. Perusahaan kami memang pernah menghadapi kerugian, tapi setelah itu kami berhasil menutupinya dengan keuntungan dua kali lipat dari investor besar yang saya tarik. Artinya, kami punya rekam jejak menyelesaikan masalah dengan hasil lebih baik. Itu bukan janji, tapi bukti.”

Mr. Denovan menatap Sheryl dengan minat. “Hm ... saya ingat kasus itu. Banyak yang memprediksi perusahaan Anda akan runtuh, tapi ternyata justru bangkit.”

Nerios menyela, suaranya tajam, seperti ingin mengingatkan, bahwa Miller' Crop tidak pernah diambang kebangkrutan. “Dan jangan lupakan satu hal. Di balik semua strategi, keputusan akhir selalu saya yang pegang. Saya tidak pernah mengizinkan perusahaan ini kalah.”

Sheryl menatap cepat ke arah Nerios, lalu kembali ke Mr. Denovan dengan tenang. “Benar. Itulah sebabnya bekerja dengan kami adalah jaminan. Pak Nerios bukan tipe pemimpin yang bermain aman. Beliau selalu membawa hasil nyata. Dan dengan tim kami, Anda akan mendapatkan prioritas tertinggi.”

Mr. Denovan menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Baiklah. Saya akan mempertimbangkan tawaran ini lebih serius. Kalian membuatnya terdengar meyakinkan.”

Nerios mencondongkan tubuh ke depan, tatapannya menusuk. “Pertimbangkan cepat. Karena jika Anda menolak hari ini, besok tawaran ini sudah tidak ada lagi.”

Ruangan kembali hening. Mr. Denovan menatap lekat ke arah Nerios dan Sheryl, lalu mengangguk kecil.

“Baik. Saya akan ambil risiko ini,” putus Mr. Denovan. Tidak ada salahnya mempercayai perusahaan besar ini.

Sheryl mencatat kalimat hasil dari rapat hari ini di laptopnya, ia tersenyum senang karena berhasil meyakinkan klien untuk kesekian kalinya.

Ia menatap Nerios dengan remeh seakan berbicara 'apakah wanitamu bisa melakukan ini?'

Berikan dukungan kalian teman-teman!

Jangan lupa vote dan komen

Salam cinta, biebell

Episodes
1 Bab 1 — Jaminan Hutang
2 Bab 2 — Di dalam Rumah Mewah
3 Bab 3 — Sekretarisku!
4 Bab 4 — Hari Pertama di Kantor
5 Bab 5 — Sheryl, Sekretaris Lama
6 Bab 6 — Percobaan Kabur Pertama
7 Bab 7 — Hukuman
8 Bab 8 — Dari Balik Layar Monitor
9 Bab 9 — Sejak Kapan?
10 Bab 10 — Hal Pertama
11 Bab 11 — Hanya Karena Jas Hujan?
12 Bab 12 — Agar Satu Kelas
13 Bab 13 — Lebih Ketat
14 Bab 14 — Kafetaria
15 Bab 15 — Lembur Bersama
16 Bab 16 — Dekapan Pertama
17 Bab 17 — Demi Keluarganya
18 Bab 18 — Pertemuan Tidak Terduga
19 Bab 19 — Amarah
20 Bab 20 — Dinner
21 Bab 21 — Hadiah Tambahan
22 Bab 22 — Pada Cuaca Yang Dingin
23 Bab 23 — Tidur Bersama Karena Kecoa
24 Bab 24 — Rencana Proyek Baru
25 Bab 25 — Kau Belajar Dengan Baik
26 Bab 26 — Meminta Izin
27 Bab 27 — Pasar Malam
28 Bab 28 — Jogging
29 Bab 29 — Investor
30 Bab 30 — Meminta Saran
31 Bab 31 — Mall
32 Bab 32 — Sabotase?
33 Bab 33 — Siapa Dia?
34 Bab 34 — Impian Indah Nerios
35 Bab 35 — Ciuman Tidak Terduga
36 Bab 36 — Kenyataan Pahit
37 Bab 37 — Sakit
38 Bab 38 — Balas Dendam?
39 Bab 39 — Memohon
40 Bab 40 — Pertanyaan Dan Fakta Menyakitkan
41 Bab 41 — Jangan Ulangi Kesalahan Itu
42 Bab 42 — Keras Kepala
43 Bab 43 — Menjauh
44 Bab 44 — Cemburu
45 Bab 45 — Kembali Ke Titik Awal?
46 Bab 46 — Mommy Akan Membantu
47 47 — Haruskan Aku Mengikatmu Terus?
48 Bab 48 — Cerminan Dirimu, Dad!
49 Bab 49 — Berpisah?
50 Bab 50 — Ketenangan?
51 Bab 51 — Kekacauan
52 Bab 52 — Yang Penting Bisa Melihatnya
53 Bab 53 — Menatapmu Dari Kejauhan
54 Bab 54 — Firasat
55 Bab 55 — Terasa Nyata dan Indah
56 Bab 56 — Hanya Kelelahan
57 Bab 57 — Ancaman
58 Bab 58 — Menjadi Target
59 Bab 59 — Bertahanlah Camelia
60 Bab 60 — Berusaha Menemukan
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 — Jaminan Hutang
2
Bab 2 — Di dalam Rumah Mewah
3
Bab 3 — Sekretarisku!
4
Bab 4 — Hari Pertama di Kantor
5
Bab 5 — Sheryl, Sekretaris Lama
6
Bab 6 — Percobaan Kabur Pertama
7
Bab 7 — Hukuman
8
Bab 8 — Dari Balik Layar Monitor
9
Bab 9 — Sejak Kapan?
10
Bab 10 — Hal Pertama
11
Bab 11 — Hanya Karena Jas Hujan?
12
Bab 12 — Agar Satu Kelas
13
Bab 13 — Lebih Ketat
14
Bab 14 — Kafetaria
15
Bab 15 — Lembur Bersama
16
Bab 16 — Dekapan Pertama
17
Bab 17 — Demi Keluarganya
18
Bab 18 — Pertemuan Tidak Terduga
19
Bab 19 — Amarah
20
Bab 20 — Dinner
21
Bab 21 — Hadiah Tambahan
22
Bab 22 — Pada Cuaca Yang Dingin
23
Bab 23 — Tidur Bersama Karena Kecoa
24
Bab 24 — Rencana Proyek Baru
25
Bab 25 — Kau Belajar Dengan Baik
26
Bab 26 — Meminta Izin
27
Bab 27 — Pasar Malam
28
Bab 28 — Jogging
29
Bab 29 — Investor
30
Bab 30 — Meminta Saran
31
Bab 31 — Mall
32
Bab 32 — Sabotase?
33
Bab 33 — Siapa Dia?
34
Bab 34 — Impian Indah Nerios
35
Bab 35 — Ciuman Tidak Terduga
36
Bab 36 — Kenyataan Pahit
37
Bab 37 — Sakit
38
Bab 38 — Balas Dendam?
39
Bab 39 — Memohon
40
Bab 40 — Pertanyaan Dan Fakta Menyakitkan
41
Bab 41 — Jangan Ulangi Kesalahan Itu
42
Bab 42 — Keras Kepala
43
Bab 43 — Menjauh
44
Bab 44 — Cemburu
45
Bab 45 — Kembali Ke Titik Awal?
46
Bab 46 — Mommy Akan Membantu
47
47 — Haruskan Aku Mengikatmu Terus?
48
Bab 48 — Cerminan Dirimu, Dad!
49
Bab 49 — Berpisah?
50
Bab 50 — Ketenangan?
51
Bab 51 — Kekacauan
52
Bab 52 — Yang Penting Bisa Melihatnya
53
Bab 53 — Menatapmu Dari Kejauhan
54
Bab 54 — Firasat
55
Bab 55 — Terasa Nyata dan Indah
56
Bab 56 — Hanya Kelelahan
57
Bab 57 — Ancaman
58
Bab 58 — Menjadi Target
59
Bab 59 — Bertahanlah Camelia
60
Bab 60 — Berusaha Menemukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!