CINTAMU BENCIKU: Devino dan Devina
Senyum
Ya seperti yang di lontarkan Vino saat di meja makan
Masa kecil Vino penuh dengan penekanan dan aturan
Vino telah menduduki jabatan sebagai Direktur pada usianya yang masih remaja
Untuk sekolah, Vino belum pernah merasakan akan suasana ber sekolah
Dulu saat di mana seharusnya dia duduk di bangku sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama
Vino belajar pengetahan hanya dari guru-guru pribadinya yang telah di tunjuk Ayahnya
Guru Pribadi Vino tidak hanya sekedar guru dari dalam negri, guru-guru terbaik di berbagai negara telah mengajar Vino dengan sangat ketat
Vinopun mendapat bimbingan dan arahan secara langsung dari Ayahnya
Teman belajar Vino hanyalah Noah
Kemudian pada saat usia 17 tahun, Vino bersekolah di London bersama Noah, dengan tetap melaksanakan kerja kantornya
Vino dan Noah sangat mahir dalam mengatur jadwal mereka.
Bahkan tak ada sedikitpun Waktu yang terbuang sia-sia
Kemudian dia Pulang ke indonesia dan tetap melanjutkan sekolahnya,
sekolah yang sekarang dia tepati
Tampak di sisi kanan ranjang tidur Vino
Vino duduk menatap jendela yang membentang tinggi dan besar dengan tatapan kosong
Noah membukak pintu kamar Vino dan menghampiri Vino yang tengah duduk menatap jendela kamarnya itu
Tak lama kemudian Noah langsung duduk di samping kanan Vino dan menepuk pelan pundak kanan Vino
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Vin
Devino Wardiandra
Aku tidak apa-apa No
(Ucap vino seraya meneteskan sebutir air mata yang kemudian mengalir di pipinya)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(Memeluk erat tubuh Vino)
Devino Wardiandra
(membalas)
Vino menangis dalam dekapan peluk kan Noah
Devino Wardiandra
No... Aku sangat menyayangi Bunda (suara serak + air mata terus mengalir)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Ya aku tau itu Vin
(mencoba menenangkan vino)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Ha ha ha (tertawa mengejek)
Wah bos Vino menangis?
Devino Wardiandra
(Mulai menyadari sesuatu)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(masih tertawa mengejek)
Hayolah sudah berapa ember air matamu yang telah keluar
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Kali ini terlihat sangat jelas kalo seorang Tuan Muda Vino yaitu Direktur Utama GND menangis terisak-isak
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Tak saya sangka ternyata Direktur telah menangis 😂
Devino Wardiandra
! (Melepas pelukannya langsung mendorong kasar tubuh Noah)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(Tersungkur ke lantai)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
Auuuuu
Vinoo (kesal)
Vino pergi meningalkan Noah menuju kamar mandi, sebelum melangkah Vino sempat menendang tubuh Noah yang tersungkur di lantai
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
KURANG AJAR LO VIN!
(teriak kesal Noah kepada Vino)
Vino telah masuk kedalam kamar mandi
Noahpun Tersenyum bahagia atas perlakuan Vino terhadapnya, karena dengan perlakuan Vino yang begini kepadanya tandanya Vino sudah kembali seperti biasanya
𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐀𝐱𝐭𝐫𝐚𝐝𝐚
Di ranjang tidur yang tak terlalu besar terbaring seorang gadis cantik nan manis yang belum memejamkan matanya
Gadis manis berparas cantik itu pastinya sang pemilik kamar ini yaitu Vina yang sedang menatap langit-langit ruang kamarnya
Saat Vina hendak memejamkan matanya setelah menarik selimut untuk menyelimuti tubuhnya, sepintas bayangan kejadian di sekolah hadir dalam benaknya yang membuatnya sepontan membuka matanya lebar-lebar
Kejadian di mana saat ia dan Vino saling bertatap-tatapan
Tak lama setelah itu bayangan demi bayangan memasuki benaknya
Tiba-tiba Vino yang memojokkan Vina di dinding
Wajah Vino yang mendekati wajah Vina
Kemudian berbisik di telinga Vina
Lalu di susul saat Vino menarik tangan Vina yang Vino genggam cukup erat
Kejadian di mana Hidung mereka bersentuhan yang membuat Vina sontak sadar akan lamunannya karena isi dalam benaknya
Devina Axtrada
Aaaaaa!! Emmmmmhhh!!
Vina menutupi wajahnya dengan selimut yang dia tarik sendiri karena malu
Devina Axtrada
Astaga! Astaga....! Aaaaaaa!!!!!
huf huf huf (tarik nafas buang nafas)
Devina Axtrada
Fiuhhh (menghela nafas sangat panjang)
Devina Axtrada
(Sepontan langsung duduk)
Devina Axtrada
Aaaaa!!! Kenapa kepalaku isinya wajah cowok itu sih
Devina Axtrada
(Emosi dan kesal)
Tapi kalau di pikir-pikir...
Vino peka juga ya jadi Cowok, bisa-bisanya dia bisa ngeh jika Vina mengalami Androphobia
Di ranjang kamar Vino, terbaring Vino yang telentang dengan tangan kanan menekuk di atas keningnya dengan tubuh yang di tutupi selimut berwarna abu-abu dan bantal yang berwarna hitam
Tidak hanya dalam benak Vina saja yang isinya kejadian di sekolah
Dalam benak Vino juga melintas satu demi satu kejadian di sekolah yang membuatnya tidak percaya akan tindakannya tersebut
Bagaimanapun Vino tidak suka dekat apalagi bersentuhan dengan perempuan
Vino terdiam mengerjapkan matanya beberapa kali lalu duduk dengan menyilangkan kakinya yang ditutupi selimut
Devino Wardiandra
(mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya)
Devina Axtrada
(mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya)
Vina dan Vino di ranjang kamar mereka masing-masing perlahan-lahan membaringkan tubuh mereka
Setelah mereka terbaring dengan kepala yang di alasi bantal mereka masing-masing,
Devino Wardiandra
(tersenyum)
Devina Axtrada
(tersenyum)
𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐀𝐱𝐭𝐫𝐚𝐝𝐚
Pagi ini Vina sudah siap merapihkan diri dan bersiap berangkat sekolah
Vina telah selesai merapihkan diri dan perlengkapan sekolah dengan awal karena pagi ini Vina tidak seperti biasa
Yang biasanya selesai melaksanakan rutinitas subuhnya. Vina akan tidur kembali, tapi kali ini dia tidak melakukanya
Dia siap lebih cepat dari biasanya
Dan sekarang dia sudah duduk manis di kursi ruang meja makan menunggu Papanya turun dari kamarnya
𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐖𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚
Vino, Noah, Bunda dan Ayah sedang sarapan di ruang makan/meja makan
Mereka melakukan sarapan bersama
Seperti biasa hanya suara sendok dan garpu yang saling berhentakan dengan piring mendampingi keheningan sarapan pagi ini
Untuk masalah tadi malam... Sudah bagaikan angin lalu, mereka tidak akan melanjutkannya
Mungkin sudah melupakannya
𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐚𝐱𝐭𝐫𝐚𝐝𝐚
Alextra (Papa Vina)
(menuruni anak tangga)
Papa baru saja turun dan pergi ke meja makan
Devina Axtrada
Good Morning, Pah. (tersenyum manis)
Alextra (Papa Vina)
! (terkejut)
Betapa terkejutnya Papa yang satu ini mendapati melihat putrinya tersebut telah duduk dan tersenyum manis di meja makan, lebih tepatnya di hadapannya
Bagaimana tidak terkejut, pagi ini wajah putri semata wayangnya itu di hiasi dengan keceriaan dan kebahagian dengan tanda senyum di bibirnya
Alextra (Papa Vina)
Morning too, Sayang. (mencium kening vina)
Devina Axtrada
(tetap tersenyum manis)
Alextra (Papa Vina)
Ada apa ini?
Devina Axtrada
Hah? Ada apa Pah?
Alextra (Papa Vina)
Pagi ini Vina sangat ceria
Devina Axtrada
Ooo
(Fokus pada sarapannya)
Alextra (Papa Vina)
Kamu...
Devina Axtrada
Pah! Papa tau?! Vina tidak bermimpi seperti biasa (bahagia)
Devina Axtrada
Vina sangat senang, saat Vina terbangun Vina hanya mengingat banyak bunga berwarna warni menebar di hadapan Vina
Devina Axtrada
Ya walaupun hanya mimpi
Devina Axtrada
Tapi mimpi Vina kali ini indah!
Devina Axtrada
Begitu...... Indah!
Alextra (Papa Vina)
(terkejut merasa tak percaya, tapi senang mendengar ucapan Vina)
Baguslah (mengusap lembut kepala Vina)
Vina tersenyum bahagia menatap Papa penuh kedamaian
Alextra (Papa Vina)
(membalas senyum Vina)
Pagi ini keceriaan adalah awal Vina memulai kegiatannya yang seperti biasa, dan lebih tepatnya pagi ini ekspresi Vina tidak seperti biasanya
Karena pagi yang biasanya Vina selalu berekspresi Lesu, sedih dan tak bertenaga untuk memulai aktivitasnya
Itu karena setiap harinya Vina terbangun karena mimpi yang sangat buruk menurut Vina
Mimpi itu adalah mimpi kejadian di mana Vina di tinggalkan oleh Mamanya di tengah malam bergemuruh petir dengan hujan berangin yang sangat lebat
Comments