CINTAMU BENCIKU: Devino dan Devina
Ke-kesalan Vino
»»——☆𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚𝐦𝐮 𝐁𝐞𝐧𝐜𝐢𝐤𝐮☆——««
Devino Wardiandra
Munafik!
Ayah masih bertanya kenapa Vino jadi seperti ini.
Wandi (Ayah Vino)
Vinooo (geram)
Emosi Ayah sudah meluap-luap rasa ingin melontarkan kemarahannya kepada putranya yang berada di hadapannya sangat dia tahan karena ada rasa bersalah yang menjadi penghalang untuknya agar lebih bersabar
Devino Wardiandra
Kenapa?
Yah! Berhenti bersikap sok sabar begitu
Devino Wardiandra
Vino enek melihatnya
Aniya (Bunda Vino)
Vino, sudah Nak...
Devino Wardiandra
Ha ha ha (tertawa mengejek) sudah Bun?
sudah buat apa?
Devino Wardiandra
Sudah?,
lupakan kejadian itu?
Devino Wardiandra
Vino bukan Bunda yang mudah untuk me-maafkan?
Devino Wardiandra
Vino bukan Bunda yang mudah di tipu oleh Ayah
Devino Wardiandra
Vino bukan Bunda yang mudah di tindas oleh Baj¡ngan itu (menunjuk Ayahnya)
Aniya (Bunda Vino)
VINO (membentak)
Devino Wardiandra
Bunn (menatap Bundanya tak percaya)
Aniya (Bunda Vino)
Vin... Vino (merasa bersalah) Vino M.... Maaf, Bun... Bunda.... (sebutir air mata mengalir di pipinya)
Devino Wardiandra
Kau lihat! (kesal) Bundaku selalu membelamu Ayah!!
Devino Wardiandra
Seakan-akan di sini Vinolah yang salah
Devino Wardiandra
Seakan-akan Bunda Vino sudah melupakan semua perderitaan yang ia alami saat menikah denganmu
Devino Wardiandra
Rasa sakit hati Bunda di mana kau berkata menyesal telah menikahinya
Devino Wardiandra
Penderitaan Bunda di mana kau memperlakukannya seperti BUDAK mu bukan sebagai ISTRI mu
Devino Wardiandra
Tersiksanya Bunda saat kau lebih mencintai istri orang lain di banding kau mencintai istimu sendiri
Devino Wardiandra
Tanggisnya Bunda saat mendapat perlakuan mu kepadanya yang semena-mena bagaikan Bundaku adalah hewan bukannya manusia
Devino Wardiandra
Lelahnya Bundaku setiap malam menunggumu pulang, dan di saat kau pulang kau dalam keadaan yang kacau menjijikkan
Devino Wardiandra
Batin Bundaku membisu Saat kau berkata Bundaku, B... Bundaku... (bergetar) Bunda ku! dia adalah WANITA TIDAK TAHU MALU dan WANITA PEMBAWA MASALAH
Devino Wardiandra
Kau berkata seperti itu karena kau menganggap,
Devino Wardiandra
Penyebab kau terpisah dengan mantan kekasihmu itu karena Bundaku
Air mata mengalir di pipi Vino
Devino Wardiandra
Kau menyalahkan semua penderitaanmu di sebabkan oleh Bundaku
(suara memelan terisak tangis dalam dirinya)
Devino Wardiandra
Kau melontarkan semua emosimu kepada Bundaku tanpa belas kasihan (terisak-isak tak kuasa dengan kesedihannya)
Ayah Wandi terdiam membisu merasa bersalah karena semua yang di katakan Putranya itu benar tidak ada sedikitpun yang salah
Devino Wardiandra
Kau...(tak kuasa untuk berkata lagi namu tetap di paksa) kau bah....kan menggambil harta berharga Bundaku sebagai seorang wanita dengan emosi yang membuat bundaku sangat menderita (Air mata mulai mengalir sangat deras)
Yang di maksud harta berharga Bundanya adalah mahkota kesucian Bunda Aniya
Devino Wardiandra
Vino tercipta karena emosimu Yah, Vino terlahir karna kebencianmu kepada Bunda Vino
Devino Wardiandra
(menangis tak bersuara)
Devino Wardiandra
Bahkan Bunda tetap mencintaimu dan menghargaimu sebagai suaminya atas semua perlakuanmu kepadanya
Devino Wardiandra
Ayah selalu menyiksa Bunda Vino Yah!!!
Devino Wardiandra
Ayah tahu? apa yang membuat Vino mengganggap Ayah sebagi Ayah Vino dan menerima diri Vino ini menjadi putra Ayah
(menyeka air matanya)
Devino Wardiandra
Jika Vino bisa memilih, Vino tidak ingin menjadi putra Ayah
Devino Wardiandra
Tapi cinta Bunda kepadamu yang membuat ku harus menjadi putramu yang mengikuti semua aturan bahkan perintahmu
Devino Wardiandra
Karena cinta Bunda kepadamu yang membuat ku tetap bertahan mengikuti arahan mu yang mengatur hidup Vino seperti ini
Bunda aniya menunduk dan menangis dalam diam namun air mata tidak dapat di bendungnya, rasa sakit yang terus menyiksa batinnya seakan tidak ada yang dapat mengobatinya
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(menatap Vino dengan sedih dan tidak tega)
Devino Wardiandra
Kau bahkan membuat ku tidak bisa merasakan masa remaja yang menyenangkan
Devino Wardiandra
Kau membuat ku membenci mu...
Devino Wardiandra
Kau sudah mengajariku ilmu bisnis saat usiaku terbilang masih sangat muda
Devino Wardiandra
kau selalu membuatku mengikutimu saat kau menumui rekan kerjamu
Devino Wardiandra
Kau selalu memaksaku untuk melakukan apa yang tidak ingin ku lakukan
Devino Wardiandra
Tidak mengizinkanku melakukan hal yang ku suka
Devino Wardiandra
Bahkan saat di mana seharusnya Anak seusiaku pada saat itu melakukan hal yang paling membuat mereka bebas dan bahagia. Kau malah memberiku sebuah Tanggung jawab yang besar,
Devino Wardiandra
Tanggung jawab di mana kau memberiku posisi Seorang Direktur pada usiaku yang masih remaja
Devino Wardiandra
Kau tidak pernah bertanya apa yang ku inginkan
Devino Wardiandra
Hingga pada saat aku menaikkan posisi GND menjadi sangat tinggi dan terkenal
Devino Wardiandra
Kau datang kepadaku dan bertanya
Devino Wardiandra
"Putra Ayah, apa yang kau inginkan dari Ayah untuk hadiahmu karena kerja kerasmu ini?" (tanya Ayah Wandi saat itu)
Devino Wardiandra
Kau tahu betapa bahagianya Vino saat itu. Vino SANGAT, sangat senang.
Devino Wardiandra
Di saat itupun Ayah dan Bunda memeluk Vino dengan rasa bangga
Devino Wardiandra
Tapi saat Vino mengucapkan kalimat,
Devino Wardiandra
"Vino ingin sekolah Yah"
Devino Wardiandra
Kau melepaskan pelukanmu kepadaku!
Devino Wardiandra
Kemudian menatapku tidak lama setelah itu kau pergi begitu saja tanpa berkata sedikitpun!
Devino Wardiandra
Esok harinya Bunda masuk ke dalam kamarku dan berkata,
Devino Wardiandra
"Vino, Ayah mengizinkan Vino untuk sekolah di manapun Vino mau"
Devino Wardiandra
Vino hanya memeluk Bunda dengan erat tanpa bicara sedikitpun, karena Vino tau!! Bunda pasti memaksa Ayah untuk mengizinkan Vino sekolah
Vino menyeka air matanya dan mengusap pipinya yang basah karena air matanya
Dia langsung pergi meninggalkan Meja makan menuju lantai atas kamarnya
Aniya (Bunda Vino)
Vino (berdiri dari duduknya hendak menyusul putranya itu)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(menahan Bunda)
biar Noah saja Bun, Bunda tetaplah di sini (tersenyum)
Noah Trianjaya (Sahabat Vino)
(pergi menyusul vino)
𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐀𝐱𝐭𝐫𝐚𝐝𝐚
Seperti biasa Jika Papa Alex pulang cepat, Papa Alex akan menghabiskan waktu bersama Vina
Papa Alex pulang tidak menentu, terkadang sore sudah di rumah atau malam baru pulang bahkan Dini hari baru pulang
Papa Alex selalu mengabari Vina kapan ia pulang agar Vina tidak selalu menunggunya pulang kerja
Papa Alex selalu menghabiskan waktu bersama Vina dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Terkadang mereka akan menonton TV bersama atau sekedar berbincang-bincang
Namun karena malam ini Papa alex masih ada pekerjaan yang harus di kerjakan Vinapun tanpa mengeluh langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat
Devina Axtrada
Good nighat pah
Alextra (Papa Vina)
Too sayang Papa
(mencium kening putrinya tersebut)
Alextra (Papa Vina)
Langsung tidur ya jangan lupa baca Do'a (tertawa mengejek)
Devina Axtrada
He he he (tertawa malu)
Siap Pah
Vinapun pergi meninggalkan Papanya yang masih di ruang tengah
Comments
Reni Saptarika
AQ takut nya klo ibu nya Vina adalah org ke3 di antara ibu nya vino... jangan thhoooor.....pleaseeee
2021-04-03
4
💌kim yun jura💌
itu aku masih ingget pas di jelasin tentang ortu nya noah kan ortunya noah meninggal karna kecelakaan di singapura dan papahnya vina juga meninggal karna kecelakaan di singapura.dan kesimpulan yang aku nggak tau apakah noah dan vina itu kakak adik?
mian jika pertanyaan nya nggak jelas😅
2020-12-02
12
Sya Irah
author!jangan jangan mantan pacarnya ayah vino,ibunya vina lagi?hah...jangan sampai😥
2020-10-18
11