Bab 2. Pertemuan

Raffaele menunggu sang ayah angkat mengatakan idenya. Sejauh ini, mengikuti masukan dari sang ayah angkatnya ini selalu sebuah keberhasilan yang Raffaele dapat.

"Daddy memiliki rencana bagus. Kamu dekati Adriano dengan nama yang asing baginya. Bukan nama yang dia tau." Ujar Keith.

"Lalu aku harus menggunakan nama apa untuk mendekatinya? Dia sudah amat mengenal namaku, Dad." Balas Raffaele.

"Kamu pakai nama belakang Daddy saja. Perkenalkan diri kamu sebagai Giovanni." Sebuah ide dari Keith.

Pria berumur 29 tahun itu mengetuk-ngetuk pinggiran sofa, ia sedang berpikir. Mata tajamnya itu sedikit berbinar karena sebuah peluang dirinya balas dendam. Sudut bibirnya terangkat, memperlihatkan bagaimana sisi kejamnya seorang Raffaele ketika sedang menjadi Mafia.

"Ide Daddy menarik. Dan cukup benar untuk dilakukan. Terimakasih Daddy, karena selalu membantuku walaupun aku ini bukan anak kandung Daddy." Ujar Raffaele.

Keith yang saat ini sedang duduk dengan posisi angkuh itu mengangguk. Tersenyum atas ucapan putra angkatnya tersebut. Tangannya meraih gelas berisi wine dan mengangkatnya ke arah Raffaele. Mengajaknya untuk bersulang. Tanpa ragu, pria itu mengiyakan ajakan sang ayah angkat. Mereka tertawa bersama atas kemenangan yang akan mereka dapatkan tidak lama lagi.

"Kita sudah sampai tuan Raffaele." Ujar Adam, sopir Raffaele.

Pria tampan itu yang awalnya menatap fokus ke ponselnya, kini beralih memandangi bangunan tinggi di hadapannya saat ini.

Benda pipih itu segera ia masukan ke dalam saku. Merapikan pakaiannya, lalu bersiap untuk memasuki perusahaan Alexander Group. Sebelum itu, pria itu memastikan sesuatu dahulu.

"Apa Leon sudah datang?" Tanya Raffaele.

Adam mengangguk. "Sudah Tuan. Satu jam yang lalu dia sampai, sekarang sedang menunggu Tuan Raffaele di lobby."

"Baiklah aku akan turun sekarang." Ujar Raffaele.

Tak perlu sebuah perintah, pria berusia 54 tahun itu segera keluar. Dan membukakan pintu mobil untuk sang Tuan.

Raffaele mulai berjalan dengan langkah tegasnya. Aura dominan seketika itu menguar. Orang-orang yang melihatnya langsung menepikan diri, memberikan jalan untuknya.

Di depan sana, asisten pribadinya telah menunggunya. Leon datang menghampiri Tuannya itu dan membungkuk hormat.

"Kamu sudah mengabari jika kita akan datang ke perusahaannya ini kan, Leon? Jangan sampai kamu lupa, dan berakhir membuat saya malu." Ujar Raffaele, dari nada bicaranya saja sudah mencekam. Jika bukan karena Leon sudah terbiasa dengan perangai Raffaele, mungkin dirinya juga sudah ketakutan sekarang ini.

Suara Raffaele ini memang terdengar berat dan tegas, ditambah dengan aura dingin tak tersentuhnya dan sorot mata tajam bagaikan burung elang. Tak jarang berada di dekat pria ini orang lain akan berubah tak berkutik saking dominannya seorang Raffaele.

"Tuan tenang saja, saya sudah membuat janji kemarin dengan mereka. Dan sekarang Tuan Dario sudah menunggu di ruangannya." Balas Leon.

Tak ada balasan. Namun Leon tahu, jika atasannya ini puas dengan cara bekerjanya. Mereka berdua masuk. Beberapa karyawan Alexander Group membungkuk, menyambut kedatangan Raffaele. Apalagi mendengar kabar jika perusahaan mereka kedatangan salah satu pebisnis terkemuka di Italia ini.

Mereka belum mengetahui nama dan rupa sang pebisnis dan baru melihatnya langsung sekarang. Karena memang identitas Raffaele yang sangat tertutup dan privasi. Semua itu demi menyembunyikan dirinya, sebab melindungi bisnis gelapnya yang menjadi seorang Mafia kelas kakap. Meski begitu, dikalangan petinggi perusahaan, Raffaele sangat dikenal dan disegani.

Ketampanan yang dimiliki seorang Raffaele ini membuat beberapa mata karyawan wanita tertuju ke arahnya. Mereka terpesona. Pria itu terlihat sempurna bak dewa Yunani. Namun, meskipun mereka terpesona, tak lantas membuat mereka mendekati Raffaele. Mereka takut dengan aura dominan yang dipancarkan pria tersebut. Dan tak ingin berurusan juga dengan seseorang yang sangat berpengaruh sepertinya.

...****...

"Silakan masuk Tuan. Atasan saya sudah menunggu di dalam." Seorang pria membukakan pintu sebuah ruangan.

Raffaele tak langsung masuk. Pria itu menatap ruangan yang di dalamnya ada seseorang yang pertemuannya sudah sangat lama dirinya nantikan. Selama 15 tahun ini dirinya sudah menunggu. Berhadapan langsung dengan pembunuh sang ayah yang sudah lama tak ia lihat.

Langkahnya mantap dan tegas. Pandangannya tak beralih sama sekali, terus menatap tajam ke depan. Sesampainya di sana, tatapannya bertemu dengan sorot mata pria yang sudah tak lagi semuda dulu. Ada beberapa kerutan di wajahnya. Pria itu mengulas senyumnya, menyambut kedatangan Raffaele dengan senang hati.

Raffaele hanya membalas dengan sebuah satu anggukan di kepalanya. Menjabat tangan musuh dengan hangat. Sebelum nantinya menikamnya perlahan. Di dalam hati, Rafael tertawa keras, licik, dan penuh muslihat .

"Selamat datang tuan Giovanni." Sapa Dario.

"Saya tidak menyangka Tuan Giovanni akan datang dan tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan saya ini." Ujar Dario dengan perasaan senangnya, tidak tahu jika ada sebuah bahaya mengintainya saat ini. Dia juga memanggil Raffaele dengan nama Giovanni, sesuai dengan ide masukan dari Keith untuk Raffaele memperkenalkan dirinya dengan nama itu.

Raffaele tersenyum tipis. "Saya merasa perusahaan Tuan Dario ini sangat cocok dengan perusahaan saya."

"Terimakasih. Mari silakan duduk, kita bisa mulai membahasnya sekarang." Titah Dario, mempersilakan Raffaele dan Leon duduk.

Mereka bertiga telah berdiskusi dan menyetujui beberapa persyaratan. Dario kembali berjabat tangan dengan Raffaele atas kerja sama ini.

"Saya ingin mengucapkan terimakasih sekali lagi atas hal ini. Dan saya berharap, nantinya kerja sama kita bisa berjalan baik." Ujar Dario.

"Tentu saja." Jawab Raffaele singkat.

Ia kemudian berdiri. Ia merasa sudah tidak ada hal yang penting lagi untuk berada di ruangan yang sama dengan pria pembunuh ayahnya ini. Hanya ada rasa sesak yang memenuhi dadanya ketika berhadapan langsung dengan Dario. Mengingat bagaimana pria di hadapannya ini menghabisi ayahnya dengan sebuah pistol digenggamannya. Namun saat akan berbalik. Sebuah suara menarik perhatiannya.

"Papa tolongin aku. Aku ingin jalan-jalan ke Prancis tapi mama melarang! Upss..." Valeria menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ia tidak tahu jika saat ini sang ayah sedang ada pertemuan dengan klien.

"Maaf Papa, Valeria tidak tahu kalau Papa sedang sibuk sekarang ini. Vale akan keluar lagi." Lanjutnya dan berbalik badan, tapi sebuah suara terdengar menghentikannya. Suaranya dalam dan berat.

Gadis berambut panjang berwarna coklat itu menoleh. Matanya mengerjap pelan, mata yang cantik dan membuat perhatian Raffaele sejenak hilang fokus.

Ternyata gadis kecil itu kini sudah sebesar ini. Usianya saat ini menginjak 19 tahun. Tumbuh menjadi gadis cantik dan, lihatlah! Senyumnya begitu menawan. Raffaele sampai hampir saja terpesona lagi jika dirinya tak langsung menyetir kendali tubuhnya sendiri. Lain halnya dengan asisten pribadinya, yang sama sekali tak berkedip sejak melihat kedatangan Valeria.

"Kamu tidak perlu keluar, karena saya sudah akan pergi. Silakan berbicara dengan Tuan Dario." Ucap Raffaele. Tatapannya lekat ke arah Valeria. Ia menjadi mempunyai sebuah rencana lain lagi. Seulas senyum yang sangat tipis muncul di bibirnya. Tapi hanya Raffaele saja yang mengetahui senyumannya ini.

Terpopuler

Comments

Dear_Dream

Dear_Dream

Jalan ceritanya bikin penasaran

2025-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dendam
2 Bab 2. Pertemuan
3 Bab 3. Pria Menyeramkan
4 Bab 4. Tidak Ingin Menikah
5 Bab 5. Kita Lakukan Secepatnya
6 Bab 6. Kepulangan dan Keanehan
7 Bab 7. Pembunuh
8 Bab 8. Putra Sahabatmu
9 Bab 9. Hilangnya Sebuah Kehormatan
10 Bab 10. Rencana Kabur
11 Bab 11. Tertangkap
12 Bab 12. Hukuman
13 Bab 13. Mencari Keberadaan Keluarga
14 Bab 14. Kedatangan Polisi
15 Bab 15. Siapa Dia Sebenarnya
16 Bab 16. Penyusup
17 Bab 17. Mengobati Luka
18 Bab 18. Identitas yang Terungkap
19 Bab 19. Tak Bersalah
20 Bab 20. Kamu Cantik
21 Bab 21. Bersalah Seumur Hidup
22 Bab 22. Tidak Ada Harganya
23 Bab 23. Turut Prihatin
24 Bab 24. Panas
25 Bab 25. Bantu Saya Kabur
26 Bab 26. Aku Merindukanmu
27 Bab 27. Menjadi Pelayan
28 Bab 28. Tak Mau Berbagi
29 Bab 29. Malam Panjang
30 Bab 30. Berhasil
31 Bab 31. Mendatangi Stevan
32 Bab 32. Pergi dan Ketakutan
33 Bab 33. Menunggu Kebahagiaan Datang
34 Bab 34. Menggeledah
35 Bab 35. Selidiki
36 Bab 36. Hamil
37 Bab 37. Morning Sickness?
38 Bab 38. Hasil Penyelidikan 1
39 Bab 39. Figura Tertutup Kain
40 Bab 40. Surat
41 Bab 41. Bagaikan Kaset Rusak
42 Bab 42. Kabur
43 Bab 43. Kehilangan Jejak
44 Bab 44. Meminta Bantuan
45 Bab 45. Jangan-Jangan Hamil
46 Bab 46. Menemukan Jawabannya
47 Bab 47. Pria di Kursi Roda
48 Bab 48. Pertemuan dan Kemarahan
49 Bab 49. Permohonan dan Maaf
50 Bab 50. Mengalah
51 Bab 51. Keanehan
52 Bab 52. Melahirkan
53 Bab 53. Nama Si Kembar
54 Bab 54. Tak Ingin Mencari
55 Bab 55. Waktu Cepat Berlalu
56 Bab 56. Menjelaskan
57 Bab 57. Seseorang yang Mirip
58 Bab 58. Dia Mirip
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Dendam
2
Bab 2. Pertemuan
3
Bab 3. Pria Menyeramkan
4
Bab 4. Tidak Ingin Menikah
5
Bab 5. Kita Lakukan Secepatnya
6
Bab 6. Kepulangan dan Keanehan
7
Bab 7. Pembunuh
8
Bab 8. Putra Sahabatmu
9
Bab 9. Hilangnya Sebuah Kehormatan
10
Bab 10. Rencana Kabur
11
Bab 11. Tertangkap
12
Bab 12. Hukuman
13
Bab 13. Mencari Keberadaan Keluarga
14
Bab 14. Kedatangan Polisi
15
Bab 15. Siapa Dia Sebenarnya
16
Bab 16. Penyusup
17
Bab 17. Mengobati Luka
18
Bab 18. Identitas yang Terungkap
19
Bab 19. Tak Bersalah
20
Bab 20. Kamu Cantik
21
Bab 21. Bersalah Seumur Hidup
22
Bab 22. Tidak Ada Harganya
23
Bab 23. Turut Prihatin
24
Bab 24. Panas
25
Bab 25. Bantu Saya Kabur
26
Bab 26. Aku Merindukanmu
27
Bab 27. Menjadi Pelayan
28
Bab 28. Tak Mau Berbagi
29
Bab 29. Malam Panjang
30
Bab 30. Berhasil
31
Bab 31. Mendatangi Stevan
32
Bab 32. Pergi dan Ketakutan
33
Bab 33. Menunggu Kebahagiaan Datang
34
Bab 34. Menggeledah
35
Bab 35. Selidiki
36
Bab 36. Hamil
37
Bab 37. Morning Sickness?
38
Bab 38. Hasil Penyelidikan 1
39
Bab 39. Figura Tertutup Kain
40
Bab 40. Surat
41
Bab 41. Bagaikan Kaset Rusak
42
Bab 42. Kabur
43
Bab 43. Kehilangan Jejak
44
Bab 44. Meminta Bantuan
45
Bab 45. Jangan-Jangan Hamil
46
Bab 46. Menemukan Jawabannya
47
Bab 47. Pria di Kursi Roda
48
Bab 48. Pertemuan dan Kemarahan
49
Bab 49. Permohonan dan Maaf
50
Bab 50. Mengalah
51
Bab 51. Keanehan
52
Bab 52. Melahirkan
53
Bab 53. Nama Si Kembar
54
Bab 54. Tak Ingin Mencari
55
Bab 55. Waktu Cepat Berlalu
56
Bab 56. Menjelaskan
57
Bab 57. Seseorang yang Mirip
58
Bab 58. Dia Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!