SIERA (INIKAH TAKDIRKU?)
Aku benar-benar tak menyangka,kalau bunda akan secepat ini meninggalkan aku.Kini aku tak tau lagi bagaimana caranya untuk menjalani hidupku tanpanya.
"Hiks...hiks bunda,jangan tinggalkan aku .
Bawalah aku bersamamu bunda.Aku tak sanggup seperti ini".
"Siera,masih ada Tante sayang.Masih ada juga ayahmu yang sangat sayang padamu.
Jangan begini sayang nanti siera sakit." ucap Tante Nisa sambil memeluk dan mengelus lembut kepala Siera.
"Ayo pulang yang nak.Sebentar lagi bakal turun hujan." sambung Om Bram suami Tante Nisa.
Siera pun menurut dan bangkit dari posisi jongkoknya.Dengan lembut Tante Nisa menarik lengannya untuk jalan dan meninggalkan makam bunda Ovi.
Sesampai di rumah ayah Diki sudah menunggu mereka di teras rumah dan begitu melihat mobil Bram masuk,langsung ayah menyambut putri kesayangannya dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Makan dulu sayang ya...ayah suapi.Ayo buka mulutnya",dengan lembut ayah Diki membujuk anaknya agar makan.Mengingat kondisi siera yang seperti kehilangan semangat hidup membuat ayah selalu siaga menyuapi dan selalu menyiapkan susu setiap malam untuk anaknya.
Setiap malam ayah Diki selalu menemani anak gadisnya ini tidur dan menjaganya layaknya seorang bayi.
"Minum susu dulu ya nak", kata ayah begitu dia melihat anaknya bergerak.Sepertinya ayah belum juga tidur.Perlahan dia membangunkan siera dan meminumkan susu .Layaknya seorang bayi.
Siera benar-benar terpuruk dengan kepergian bunda Ovi.Setiap hari kerjanya hanya termenung tanpa ada kata sedikit pun keluar dari mulutnya.Semua keluarga baik keluarga dari pihak ayah Diki maupun bunda Ovi sangat mengkhawatirkan keadaanya.
"Siera sayang,kita pulang ya.Sudah hampir malam nak.Nanti kita kesini lagi",kata tante Tika yang menemani Siera kali ini.Mereka bergantian menemani Siera ke makam bundanya .
"Kak Diki,bagaimana kalau siera kita bawa ke psikiater.Aku takut jiwanya terguncang kak.
Dia benar-benar seperti orang linglung,bicara pun tidak.,kata Nisa.
"Iya,kak.Saya pun punya fikiran sama seperti Nisa"Kali ini Dodi adik almarhum Ovi yang bersuara.
"Tidak,aku tidak setuju,"semua menoleh ke arah Tika."Siera tidak gila dia hanya syok dan belum siap menerima kenyataan.Kita hanya perlu menghiburnya dan membawa dia ke tempat-tempat yang bisa menghilangkan kesedihannya " sambungnya lagi.
Ayah Diki hanya diam saja,dia pun sesungguhnya sama seperti Siera.Hanya saja dia harus tetap terlihat baik di hadapan putrinya.Dia harus tetap terlihat tegar diata putri kesayangannya.
"Ovi sayang..mengapa kau meninggalkan kami begitu cepat.Lihatlah putri kita,dia
sangat terpuruk saat ini.Badannya turun drastis wajahnya pucat.Dia benar- benar kehilanganmu sayang",Diki membatin pilu.
Masih segar dalam ingatannya percakapan panjang mereka sehari sebelum bundanya siera meninggal.
"Ayah,tolong jaga siera ya.Rawat dia dengan baik.Dia milik kita satu-satunya.Aku yg tak tau apa aku masih mampu bertahan atau tidak," pinta bunda.
"Tolong jangan bicara seperti itu sayang.Kau harus kuat,harus tetap bertahan demi aku dan siera.Jika kau pergi bagaimana nasib kami.
Aku tak sanggup menjalani hidup tanpamu.
Kau harus sembuh sayang"
Bunda Ovi hanya bisa menatap sedih suaminya.Dia merasa benar-benar sudah tidak mampu bertahan melawan penyakit kanker stadium 4 yang di deritanya selama hampir 5 tahun.Sungguh suatu keajaiban yang membuatnya mampu bertahan dalam jangka waktu selama itu.
"Kak Diki,"panggil Tika.
Dia pun langsung tersadar dari lamunannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments