Chapter 4 : Terlihat seperti manusia bodoh.

Malam terasa tak berujung. Lantai di bawah tubuhnya semakin dingin, menusuk sampai ke tulang. Tidurnya yang sempat lelap hanya bertahan sebentar sebelum perutnya kembali mencengkeram dengan rasa nyeri yang memaksa matanya terbuka.

Lian Hua meringis, tangannya refleks menekan perut. Ia mencoba memiringkan tubuh untuk meringkuk, mencari sedikit kenyamanan, namun kulit di lengannya yang terkoyak bergesekan dengan lantai kasar. Jeritan tak tertahan lolos dari bibirnya, membelah kesunyian.

Rasa sakit bercampur mual mengaduk lambungnya. Ia mengangkat kepala, menatap pintu di hadapan. Pikirannya hanya berbisik satu hal… ia harus keluar.

Dengan susah payah, ia mendorong tubuhnya hingga duduk, tangan menjadi satu-satunya penopang. Napasnya berat, keringat dingin membasahi pelipis. Ketika mencoba bangkit, nyeri dari berbagai luka menghantam sekaligus, membuatnya terhuyung dan jatuh kembali.

Kedua kakinya seperti ditusuk ribuan jarum, rasa sakitnya menjalar hingga membuat tulang terasa rapuh. Ia menyibakkan kain panjang yang robek dan kotor dari kakinya… dan terdiam. Luka di sana sama parahnya dengan yang di lengan, bahkan lebih dalam, hingga ia nyaris tak sanggup melihatnya.

Menunduk, ia menarik napas yang terasa semakin memburu. Ia tahu tak mungkin berjalan tanpa melakukan sesuatu. Dengan gerakan terburu-buru, ia merobek ujung kain bawahnya hingga menjadi potongan panjang, lalu melilitkan pada luka lengannya. Hanya tangan kiri dan mulut yang ia gunakan untuk mengikat, setiap tarikan kain membuat matanya berair.

Setidaknya perihnya sedikit berkurang, walau hanya karena luka itu kini tertutup dari debu. Ia melanjutkan pada kedua kakinya, menggigit lengan baju untuk menahan teriakan setiap kali kain menekan daging yang terbuka. Air mata jatuh tanpa ia sadari, tapi jemarinya terus bekerja sampai lilitan mengencang.

Luka di kepala, leher, dan punggungnya terlalu sulit dijangkau, ia tak punya pilihan selain membiarkannya. Meski begitu, di dalam hati ia berjanji akan bertahan. Lebih baik hidup dalam keadaan ini daripada mati hina.

Ia memejamkan mata, menempatkan telapak tangannya di lantai. Dengan satu tarikan napas, ia mendorong tubuh ke atas. Satu kaki menahan beban, kaki lain mencoba menopang. Dalam sepersekian detik ia sempat berdiri, lalu tubuhnya oleng, hampir roboh. Dengan sisa tenaga, ia menyeret kaki hingga punggungnya menempel pada dinding. Tangan meraba permukaan kasar itu, menjadi satu-satunya alasan ia tidak jatuh kembali ke lantai yang dingin.

Lian Hua mengatur napasnya lagi sejenak. Ia menunduk, menatap kakinya yang masih bergetar hebat. Setidaknya kini ia memahami batas kemampuan tubuhnya, tahu bagian mana yang bisa ia paksa dan mana yang akan langsung menyerah. Perlahan, ia kembali menempatkan seluruh tumpuannya di telapak tangan, merasakan denyut sakit yang menjalar dari bahu hingga ke jari.

Dengan tekad yang tersisa, kakinya mulai menyeret di lantai, menggores permukaan dingin itu sedikit demi sedikit. Napasnya tersengal, bercampur suara gesekan kain dan kulit yang terhantam kasar oleh lantai. Setiap inci yang berhasil ia lalui membuat peluh semakin mengalir di pelipisnya, menetes ke tanah.

Tangannya bergetar hebat, hampir terlepas dari tumpuan. Namun ia menggertakkan giginya, menahan rasa perih dan panas yang bercampur di persendiannya. Setiap hembusan napas terasa seperti pisau yang menusuk dada, tapi ia tidak berhenti. Ia tahu, jika ia terhenti sekarang, tubuhnya tak akan mampu memulai lagi.

Lian Hua berjalan perlahan menuju pintu sebelum dia terdiam sejenak. Tangan kanannya tidak akan mampu menahan tumpuan tubuhnya jika dia menggunakan tangan kiri untuk membuka pintu.

Kebingungan kembali memenuhi pikirannya, namun rasa sakit di perutnya semakin menjadi setiap kali dia berhenti melangkah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, membuat helai rambutnya menempel di wajah.

Lian Hua bahkan sampai mengumpat pada dirinya sendiri, memaksa tekadnya untuk menembus rasa sakit itu.

“Sialan, jangan buat aku terlihat seperti manusia bodoh. Aku tidak pernah seperti ini…”

Dengan tarikan napas yang berat, dia mengatur posisinya. Seluruh tekanan tubuhnya ia alihkan ke tangan kiri, membiarkan tangan kanan yang bergetar memegang gagang pintu. Ujung jarinya terasa dingin ketika besi itu menyentuh kulitnya.

Perlahan, nyaris seperti adegan yang bergerak lambat, dia menarik pintu itu hingga celah terbuka. Udara malam yang dingin segera menyapa wajahnya, membuatnya seakan terbangun dari mimpi buruk. Cahaya bulan menyelinap masuk, memecah kegelapan yang selama ini mengurungnya.

“Seperti baru pertama melihat dunia saja…”

Episodes
1 Chapter 1 : K-kenapa?
2 Chapter 2 : Anjing yang tak pantas.
3 Chapter 3 : Apa ini layak di makan?
4 Chapter 4 : Terlihat seperti manusia bodoh.
5 Chapter 5 : Kata yang dia sendiri ingin dengar.
6 Chapter 6 : Daun Coca pereda sakit
7 Chapter 7 : Aku tidak menyakitinya
8 Chapter 8 : Aku sudah melakukan segalanya
9 Chapter 9 : Apa yang dikatakan Wei Jie benar?
10 Chapter 10 : Tidak datang hanya untuk mengancamku
11 Chapter 11 : Pengobatan terakhir
12 Chapter 12 : Demi aku…sekali saja
13 Chapter 13 : Kau boleh merantaiku
14 Chapter 14 : Keajaian dari dunia
15 Chapter 15 : Serbuk Seribu Racun
16 Chapter 16 : Ketidaktahuan yang Aneh
17 Chapter 17 : Raja Zhou adalah Suamimu
18 Chapter 18 : Dunia mempersulitnya.
19 Chapter 19 : Dasar Tidak Berguna
20 Chapter 20 : Kamu…bisa bicara?
21 Chapter 21 : Kehilangan pemilikku
22 Chapter 22 : Gadis tidak tahu diri
23 Chapter 23 : Obat dan Racun.
24 Chapter 24 : Kenapa harus wanita itu?
25 Chapter 25 : Yi Chen sialan!
26 Chapter 26 : Dia juga sangat ingin membunuhku
27 Chapter 27 : Kenapa harus Lian Hua?
28 Chapter 28 : Selesaikan semuanya disini
29 Chapter 29 : Itu pengetahuanku
30 Chapter 30 : Kau benar-benar tidak tahu diri
31 Chapter 31 : Bagaimana luka parah itu bisa sembuh?
32 Chapter 32 : Aku sudah menyadarinya sejak pagi
33 Chapter 33 : Kelebihanmu adalah kekuranganku?!
34 Chapter 34 : Dia tahu sesuatu
35 Chapter 35 : Rui An terjatuh dari menara
36 Chapter 36 : Dia bukan Lian Hua
37 Chapter 37 : Statusnya bahkan tak lebih tinggi dariku
38 Chapter 38 : Aku berhasil
39 Chapter 39 : Kau pembohong besar!
40 Chapter 40 : Ikutlah permainan
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Chapter 1 : K-kenapa?
2
Chapter 2 : Anjing yang tak pantas.
3
Chapter 3 : Apa ini layak di makan?
4
Chapter 4 : Terlihat seperti manusia bodoh.
5
Chapter 5 : Kata yang dia sendiri ingin dengar.
6
Chapter 6 : Daun Coca pereda sakit
7
Chapter 7 : Aku tidak menyakitinya
8
Chapter 8 : Aku sudah melakukan segalanya
9
Chapter 9 : Apa yang dikatakan Wei Jie benar?
10
Chapter 10 : Tidak datang hanya untuk mengancamku
11
Chapter 11 : Pengobatan terakhir
12
Chapter 12 : Demi aku…sekali saja
13
Chapter 13 : Kau boleh merantaiku
14
Chapter 14 : Keajaian dari dunia
15
Chapter 15 : Serbuk Seribu Racun
16
Chapter 16 : Ketidaktahuan yang Aneh
17
Chapter 17 : Raja Zhou adalah Suamimu
18
Chapter 18 : Dunia mempersulitnya.
19
Chapter 19 : Dasar Tidak Berguna
20
Chapter 20 : Kamu…bisa bicara?
21
Chapter 21 : Kehilangan pemilikku
22
Chapter 22 : Gadis tidak tahu diri
23
Chapter 23 : Obat dan Racun.
24
Chapter 24 : Kenapa harus wanita itu?
25
Chapter 25 : Yi Chen sialan!
26
Chapter 26 : Dia juga sangat ingin membunuhku
27
Chapter 27 : Kenapa harus Lian Hua?
28
Chapter 28 : Selesaikan semuanya disini
29
Chapter 29 : Itu pengetahuanku
30
Chapter 30 : Kau benar-benar tidak tahu diri
31
Chapter 31 : Bagaimana luka parah itu bisa sembuh?
32
Chapter 32 : Aku sudah menyadarinya sejak pagi
33
Chapter 33 : Kelebihanmu adalah kekuranganku?!
34
Chapter 34 : Dia tahu sesuatu
35
Chapter 35 : Rui An terjatuh dari menara
36
Chapter 36 : Dia bukan Lian Hua
37
Chapter 37 : Statusnya bahkan tak lebih tinggi dariku
38
Chapter 38 : Aku berhasil
39
Chapter 39 : Kau pembohong besar!
40
Chapter 40 : Ikutlah permainan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!