Chapter 3 : Apa ini layak di makan?

Dengan satu tarikan napas yang telah ia janjikan pada dirinya sendiri, Lian Hua mulai mendorong tubuhnya. Telapak tangannya menekan lantai dingin, dan rasa sakit menyambar dari luka di tangannya, menjalar ke lengan, bahu, hingga punggung. Setiap inci gerakan seperti ada duri panas yang menusuk sarafnya, membuat tubuhnya gemetar tanpa kendali.

Otot-ototnya menegang, napasnya tersendat di tenggorokan. Ia merasakan denyut di setiap luka, seolah darahnya sendiri menolak untuk bergerak. Namun, sedikit demi sedikit, tubuhnya terangkat dari lantai.

Saat akhirnya ia berhasil duduk, napasnya memburu. Dadanya naik-turun cepat, keringat bercucuran di punggungnya. Ketika tetesan itu mengalir melewati luka terbuka di kulitnya, rasa perihnya hampir membuat ia menjerit, namun ia menahannya, menggigit bibir hingga terasa asin darah.

Entah ingin tertawa, menangis, atau sekadar membiarkan semua emosinya pecah sekaligus, Lian Hua hanya duduk di sana, merasakan campuran lega dan putus asa. Kepalanya terangkat sedikit, menghela napas panjang, seolah memberi penghargaan pada tubuhnya yang meski tercabik-cabik, belum sepenuhnya menyerah.

Dengan perlahan, ia merentangkan tangan, meraih mangkuk yang tadi terasa begitu jauh. Nafasnya mulai sedikit stabil dibandingkan saat ia terbaring, meski dada masih terasa sesak, membuatnya harus menarik udara dengan hati-hati.

Mangkuk itu kini berada di tangannya. Saat mengangkatnya, ia bisa melihat jelas luka yang menganga di lengan, kulitnya terkelupas dalam, memperlihatkan warna daging di bawahnya. Pandangannya bergeser ke roti keras di dalam mangkuk itu. Baunya apek, warnanya pucat kecokelatan, bagian tepinya sudah mulai berjamur.

“Apakah ini… benar-benar layak dimakan?”

Lian Hua terdiam, menatap roti di tangannya seolah benda itu membawa vonis hidup dan mati. Di tengah keheningan, suara perutnya bergemuruh, nyeri yang tajam menghantam ulu hati, memaksanya hampir meringkuk. Namun setiap upaya bergerak langsung dihadang oleh luka-luka yang seperti pasak besi, membatasi tubuhnya dari kebebasan sekecil apa pun.

Ia menggeleng pelan. Sepanjang hidupnya, ia tidak pernah menyentuh makanan yang tidak layak, apalagi yang tampak hampir membusuk seperti ini. Sekarang, pilihannya menyempit menjadi dua: membiarkan perutnya kosong hingga tubuhnya menyerah… atau menelan benda menjijikkan itu demi seutas tenaga.

“Sialan…”

Gumaman kesal lolos dari bibirnya. Dengan satu gerakan cepat, ia meraih roti itu, menjejalkannya ke mulut tanpa memberi ruang untuk bernapas, berusaha menghindari bau busuk yang menyeruak. Namun lidahnya tetap menangkap rasa anyir dan asam dari adonan yang rusak itu. Gelombang mual menyerang, membuatnya nyaris memuntahkan kembali isi mulutnya.

Tangan kirinya segera menekan mulut rapat-rapat. Matanya terpejam kuat, memaksa giginya menghancurkan roti itu, lalu mendorongnya turun ke tenggorokan. Setiap kunyahan terasa seperti hukuman tambahan yang keras, kering, dan memotong langit-langit mulutnya. Saat akhirnya ia berhasil menelan, napasnya pecah-pecah, dadanya naik-turun cepat.

Ia menggeleng, tatapannya kosong. Tidak pernah, bahkan dalam mimpi terburuknya, ia membayangkan akan sampai di titik ini.

Pelan, ia membaringkan tubuh kembali di lantai, kali ini dalam posisi terlungkup. Napasnya masih berat, tetapi rasa perih di perut mulai mereda, digantikan oleh hangat samar dari makanan yang baru saja ia paksa telan.

Matanya menatap gelap di depannya. Dalam hati, ia bertanya lirih pada dirinya sendiri atau mungkin pada langit yang tak terlihat.

“Kesalahan apa… yang telah kulakukan… sampai dunia seolah menghukumku seperti ini?”

Episodes
1 Chapter 1 : K-kenapa?
2 Chapter 2 : Anjing yang tak pantas.
3 Chapter 3 : Apa ini layak di makan?
4 Chapter 4 : Terlihat seperti manusia bodoh.
5 Chapter 5 : Kata yang dia sendiri ingin dengar.
6 Chapter 6 : Daun Coca pereda sakit
7 Chapter 7 : Aku tidak menyakitinya
8 Chapter 8 : Aku sudah melakukan segalanya
9 Chapter 9 : Apa yang dikatakan Wei Jie benar?
10 Chapter 10 : Tidak datang hanya untuk mengancamku
11 Chapter 11 : Pengobatan terakhir
12 Chapter 12 : Demi aku…sekali saja
13 Chapter 13 : Kau boleh merantaiku
14 Chapter 14 : Keajaian dari dunia
15 Chapter 15 : Serbuk Seribu Racun
16 Chapter 16 : Ketidaktahuan yang Aneh
17 Chapter 17 : Raja Zhou adalah Suamimu
18 Chapter 18 : Dunia mempersulitnya.
19 Chapter 19 : Dasar Tidak Berguna
20 Chapter 20 : Kamu…bisa bicara?
21 Chapter 21 : Kehilangan pemilikku
22 Chapter 22 : Gadis tidak tahu diri
23 Chapter 23 : Obat dan Racun.
24 Chapter 24 : Kenapa harus wanita itu?
25 Chapter 25 : Yi Chen sialan!
26 Chapter 26 : Dia juga sangat ingin membunuhku
27 Chapter 27 : Kenapa harus Lian Hua?
28 Chapter 28 : Selesaikan semuanya disini
29 Chapter 29 : Itu pengetahuanku
30 Chapter 30 : Kau benar-benar tidak tahu diri
31 Chapter 31 : Bagaimana luka parah itu bisa sembuh?
32 Chapter 32 : Aku sudah menyadarinya sejak pagi
33 Chapter 33 : Kelebihanmu adalah kekuranganku?!
34 Chapter 34 : Dia tahu sesuatu
35 Chapter 35 : Rui An terjatuh dari menara
36 Chapter 36 : Dia bukan Lian Hua
37 Chapter 37 : Statusnya bahkan tak lebih tinggi dariku
38 Chapter 38 : Aku berhasil
39 Chapter 39 : Kau pembohong besar!
40 Chapter 40 : Ikutlah permainan
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Chapter 1 : K-kenapa?
2
Chapter 2 : Anjing yang tak pantas.
3
Chapter 3 : Apa ini layak di makan?
4
Chapter 4 : Terlihat seperti manusia bodoh.
5
Chapter 5 : Kata yang dia sendiri ingin dengar.
6
Chapter 6 : Daun Coca pereda sakit
7
Chapter 7 : Aku tidak menyakitinya
8
Chapter 8 : Aku sudah melakukan segalanya
9
Chapter 9 : Apa yang dikatakan Wei Jie benar?
10
Chapter 10 : Tidak datang hanya untuk mengancamku
11
Chapter 11 : Pengobatan terakhir
12
Chapter 12 : Demi aku…sekali saja
13
Chapter 13 : Kau boleh merantaiku
14
Chapter 14 : Keajaian dari dunia
15
Chapter 15 : Serbuk Seribu Racun
16
Chapter 16 : Ketidaktahuan yang Aneh
17
Chapter 17 : Raja Zhou adalah Suamimu
18
Chapter 18 : Dunia mempersulitnya.
19
Chapter 19 : Dasar Tidak Berguna
20
Chapter 20 : Kamu…bisa bicara?
21
Chapter 21 : Kehilangan pemilikku
22
Chapter 22 : Gadis tidak tahu diri
23
Chapter 23 : Obat dan Racun.
24
Chapter 24 : Kenapa harus wanita itu?
25
Chapter 25 : Yi Chen sialan!
26
Chapter 26 : Dia juga sangat ingin membunuhku
27
Chapter 27 : Kenapa harus Lian Hua?
28
Chapter 28 : Selesaikan semuanya disini
29
Chapter 29 : Itu pengetahuanku
30
Chapter 30 : Kau benar-benar tidak tahu diri
31
Chapter 31 : Bagaimana luka parah itu bisa sembuh?
32
Chapter 32 : Aku sudah menyadarinya sejak pagi
33
Chapter 33 : Kelebihanmu adalah kekuranganku?!
34
Chapter 34 : Dia tahu sesuatu
35
Chapter 35 : Rui An terjatuh dari menara
36
Chapter 36 : Dia bukan Lian Hua
37
Chapter 37 : Statusnya bahkan tak lebih tinggi dariku
38
Chapter 38 : Aku berhasil
39
Chapter 39 : Kau pembohong besar!
40
Chapter 40 : Ikutlah permainan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!