Angin kencang menderu.
Setelah membuka segel bentuk iblis, kekuatan Heldong Wijaya telah mengalami banyak peningkatan.
Wuss!
Heldong Wijaya muncul di sebelah Devo Wijaya lagi seperti teleportasi, dan tongkat hitamnya diayunkan secara horizontal.
Dengan tatapan kosong, Devo Wijaya tidak memiliki keinginan untuk menghindar, jadi dia menggunakan lengannya untuk menangkis.
“Boom!”
Begitu tabrakan itu terjadi, Heldong Wijaya merasakan kekuatan besar menderu, dan dia merasakan lengannya mati rasa.
Orang ini ...!
Segera setelah itu, kekuatan itu pecah dan Heldong Wijaya terbang mundur hingga menabrak istana besar, kemudian seluruh istana runtuh satu demi satu.
“Boom!”
Adengan ini begitu mengejutkan!
Semua orang diam!
Devo Wijaya menatapnya dengan tatapan ikan asin, matanya itu menatap dunia seolah-olah membosankan.
Merasa tidak puas, Devo Wijaya menembak pukulan beruntun.
"Boom!”
“Boom!”
“Boom!"
Istana yang telah runtuh itu sendiri langsung menjadi reruntuhan di bawah pukulan yang mengerikan Devo Wijaya.
“Orang ini ... “
“OMG ... apakah ini benar-benar Devo Wijaya?”
Semua pangeran dan menteri, dayang dan selir bangsawan, dan pasukan elit kekaisaran, semua memandang Devo Wijaya yang memiliki ekspresi ikan asin dengan gempar, ekspresinya penuh ketidakpercayaan.
Mereka telah dikejutkan dengan kekuatan gila Devo Wijaya, dan tak ada yang berani bergerak.
Tak pernah memikirkannya, orang di hadapannya itu akan berubah menjadi Devo Wijaya yang dihapuskan sebagai Pangeran Mahkota.
Sebenarnya adegan seperti itu juga memalukan.
Bahkan ada beberapa pangeran dan menteri yang memiliki hubungan buruk dengan Devo Wijaya, dan ekspresi mereka menjadi jelek.
Apabila Heldong Wijaya dikalahkan, maka mereka pasti tak dapat melarikan diri.
“Boom!”
Di bawah reruntuhan, kekuatan Heldong Wijaya meletus, dan semua batu dan papan kayu serta puing-puing lain yang menimbunnya terbang menjauh.
Saat ini, Heldong Wijaya tampak kusut dengan rambut acak-acakan, pakaian robek, dan berbagai bekas luka terlihat di tubuhnya.
“Devo Wijaya, jika aku tidak dapat membunuhmu hari ini, aku Heldong Wijaya bersumpah bukan laki-laki ... “
Heldong Wijaya berkata dengan penuh amarah.
“Oh, terserah. “ Devo Wijaya mengerjap.
Heldong Wijaya tersenyum jijik saat melihat wajah ikan asin itu, dia membalik telapak tangan, dan sebutir kapsul berwarna orange muncul di tangannya.
“Hahaha, lihat baik-baik Devo Wijaya. Ini adalah produk teratas dari Sekte Iblis Perkutut yang akan membantuku membunuhmu.”
Heldong Wijaya tertawa liar.
Lalu, tanpa keraguan, dia mengangkat kepalanya dan menelan sebutir kapsul di tangannya.
“Boom!”
Kekuatan spiritual di tubuh Heldong Wijaya, langsung pecah, ledakan lengkap, nafas gelap yang luas, melonjak ke langit.
“Kapsul apa itu, mungkinkah seperti obat kuat?”
Devo Wijaya menyipitkan matanya dan berkata tanpa sadar.
“Haha, Devo Wijaya, kau harus mati. Siapapun yang menghalangiku harus mati.”
Heldong Wijaya tertawa terbahak-bahak.
Kemudian, sayap ungu bergetar di belakang punggungnya, dan dia bergegas keluar dengan tongkat hitam.
“Selesaikan dengan pertarungan,” kata Devo Wijaya dan bergegas ke depan tanpa ada rasa takut.
“Boom!”
“Boom!”
“Boom!”
Suara tabrakan yang mengerikan bergema secara menyeluruh di istana.
Banyak energi setelahnya tabrakan menyebar dengan liar.
Rumah-rumah dan istana yang tidak jauh dari medan pertempuran semuanya hancur dan hancur.
Adapun semua orang di sana bergegas melakukan evakuasi, mereka mundur dengan putus asa, karena takut terkena dampak energi yang tumpah.
Pertempuran ini.
Terlalu mengerikan.
Kedua belah pihak tampak seimbang, dan pertempuran itu berlangsung lama.
Bahkan kehampaan menjadi sangat terdistorsi.
“Datang lagi!”
Pori-pori seluruh tubuh Heldong sudah terasa rileks, energi hangat mengalir dari anggota tubuh dan ratusan kerangka. Darah di tubuhnya mendidih dan memiliki kekuatan yang tidak ada habisnya, bahkan jiwa di dalam tubuh. Di saat yang sama, ada rasa ringan seperti sudah lepas dari semacam belenggu, merasa dapat bergerak lebih cepat dan lebih sensitif.
“Boom!”
Tongkat hitam bertabrakan dengan kepalan lagi, dan suara keras memekakkan gendang telinga sekali lagi dengan penuh kekerasan.
“Dentang!”
Tetapi, saat berikutnya, Heldong tidak dapat menahan kekuatan besar yang berasal dari kepalan tangan lawannya, dan tongkat hitam yang digenggamannya kemudian terpental,
“Bahkan tanpa senjata, aku masih dapat membunuhmu ...”
Kekuatan spiritualnya keluar dari tubuh dan mekar secara liar.
Rambut hitam Heldong Wijaya bercampur dengan bintik-bintik seperti bintang, dan dahi terlihat samar-samar bercahaya.
Ada tanda bulan sabit di dahinya yang tidak mencolok, pupilnya seperti permata merah, tajam dan energik, dan postur lincahnya memancarkan suasana elegan dan misterius.
“Heldong Wijaya, apakah kamu tidak khawatir untuk membayar kerusakan istana? Hei, lihat di mana-mana telah menjadi reruntuhan ... “ Devo Wijaya melihat Heldong Wijaya yang menatapnya, dan mengatakan apa yang ada di benaknya sekarang ini.
“Haha, aku masih bisa membangun kembali dengan uang rakyat ... setelah aku membiarkanmu mengalami apa yang membuatmu lebih buruk ... ” Heldong Wijaya menyeringai dan tertawa beberapa kali.
Devo Wijaya mengelengkan kepalanya tanpa daya, “Heldong Wijaya, kamu tidak menggunakan ungkapan itu untuk memperburuk keadaan. Mendengar kata-katamu sekarang, banyak orang tahu bahwa kamu tidak berpendidikan dan itu mengerikan.”
Heldong Wijaya: ???
Penonton di kejauhan saling memandang diam-diam, dan memiliki pemikiran di benaknya masing-masing.
Apakah Devo Wijaya menunda waktu?
Jangan bilang efek kekuatan dari sebutir kapsul itu tidak bertahan lama.
“Jangan bicara omong kosong, aku pikir kamu gatal, tidak ada gunanya untuk menunda waktu. Bahkan aku tidak bisa kendor selama setengah ... “ Heldong Wijaya mengepalkan kedua tangannya, meregangkan ototnya, dan menatap Devo Wijaya yang memiliki ekspresi ikan asin tanpa tergesa-gesa. Dia menyeringai dan berkata: “Devo Wijaya, kapan kamu akan serius? Jika kamu tidak serius, aku akan mulai memukulimu.”
Setelah mengucapkan kata-kata, Heldong Wijaya berjalan menuju Devo Wijaya selangkah demi selangkah. Di saat yang sama, aura gelap unik dan paksaan kekuatan spiritual menyebar dari Heldong Wijaya, langsung menyelimuti Devo Wijaya.
Di bawah tekanan aura ini, di tambah tekanan Heldong Wijaya perlahan-lahan mendekat selangkah demi selangkah, jika itu orang lemah tidak mungkin untuk tidak berlutut di hadapannya dan ada kemungkinan seluruh tulangnya akan terluka. Tetapi sepertinya tidak berlaku untuk Devo Wijaya.
Heldong Wijaya melakukan ini karena dia melihat lawannya ini juga berhutang untuk dipukuli, dia ingin membuat lawannya yang sombong ini terlihat jelek. Devo Wijaya merasakan momentum pada saat Heldong Wijaya datang, tubuhnya sedikit tenggelam.
Tapi hanya itu saja.
Trik ini mungkin efektif melawan Raja Pendekar pada umumnya, tapi bagi Devo Wijaya, itu terlalu pedatrik. Dengan kekuatan fisik yang kuat, Devo Wijaya langsung membawanya tanpa mengubah wajah ikan asinnya.
Mengandalkan tubuh yang kuat, kecepatan Devo Wijaya sangat cepat, dan dia muncul di belakang Heldong Wijaya dalam sekejap mata: “Pukulang beruntun.”
“Bang!”
“Bang!”
“Bang!”
Heldong Wijaya juga menyadari dengan cepat dan berbalik untuk menahan setiap pukulan dengan kedua telapak tangannya.
Pukulan demi pukulan, mendarat di Heldong Wijaya dengan kecepatan gila.
Apalagi kepalan Devo Wijaya semakin cepat dan semakin cepat hingga Heldong Wijaya tidak mampu mengimbanginya.
“Puff!”
Seteguk besar darah terus-menerus keluar dari mulut Heldong Wijaya, dan aura di tubuhnya secara perlahan melemah, dan kedua tangannya sudah tidak dapat menangkis kepalan tangan itu, kemudian tubuhnya ditumbuk oleh kepalan tangan Devo Wijaya, dan terlihat cekung..
"Pukulan biasa!"
Pukulan terakhir Devo Wijaya tanpa mengubah ekspresi wajahnya menghantam tubuh Heldong Wijaya hingga terpelintir oleh gelombang angin tinju.
“Boom!’
Dengan ledakan keras, seluruh bumi bergetar, dan sebuah lubang besar tiba-tiba muncul di antara kerikil yang beterbangan di langit.
“Boom!”
Tiba-tiba, di kedalaman istana, nafas mengerikan yang mencekam menyebar dengan cepat. Segera setelah itu, teriakan keras langsung didorong oleh kekuatan spiritual, “Bocah sialan, kamu mencari kematian!“
“Huh, siapa itu berteriak dengan keras?”
Devo Wijaya bergegas menutup telinganya dengan kedua tangannya, dan ekspresi masih sama seperti sebelumnya, lalu matanya tertuju ke arah suara keras itu datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
Hadi Hadi
bantai
2020-11-05
4
yolooo
lanjut
2020-10-21
3