"Haaaah.." hembusan nafas lega dikeluarkan dari bibir mungil Mira seraya membungkukkan badannya dengan tangan yang bertumpu di lutut.
Setelah menunduk sedikit lama, Mira mulai menegakkan tubuhnya dan menatap sang penolongnya.
"Terima kasih Kak..? " ucapnya kepada siswa yang membantunya tadi
"Nama saya Miranda..maaf boleh tahu nama kakak siapa? " tanya nya
"Nama gue Yudi..and kita udah ketemu kemaren di kantin.." ucapnya datar
"Aah...iyah..kakak yang kemarin sama cowo aneh itu kan.." seru Mira
"hehehe..maaf kak saya lupa" ucap mira seraya menggaruk pelan keningnya
"Tapi sekali lagi terima kasih kak..kalau tadi tidak ada kakak..pasti akan sulit buat saya kabur dari cewe-cewe tadi.."
"it's Okay..lagipula gue juga ga sengaja denger dari dalam sana kalo ulah mereka karena Liam" ujarnya lagi seraya menunjuk gudang kecil yang ada di pojok halaman itu.
"Saran gue..loe cuekin aja deh kalo ada orang yang ga kenal cari loe, apalagi karena urusan Liam "
"Sebenarnya saya ga takut dengan mereka kak..hanya saja..sebenarnya saya mengaharapkan suasana sekolah yang tenang sampai 3 tahun kedepan.." ujar Mira lesu
"Bentaran lagi juga bakalan ilang tuh keresehan cewe-cewe" tambah Yudi
"Okeh Kak..siaaap" ucap Mira seraya memberikan hormat dan tersenyum manis hingga menimbulkan lesung yang dalam di kedua pipinya
Seketika Yudi merasakan gelenyar aneh di dadanya ketika melihat senyum itu
"Ekhem..." dehem nya untuk menghilangkan kegugupan yang timbul di dadanya
"Ayo balik..atau loe masih mau disini?? " tanya Yudi seraya mulai berjalan ke arah luar
"Hehehehe..nggak lah kak..saya juga sudah mau pulang dari tadi..dah cape and laper nih" ucap Mira seraya mengelus pelan perutnya dan berlari kecil menyusul Yudi
"Hahahha..lucu juga loe.."
" Jarang gue ketemu cewe berani, cuek tapi juga lucu kaya loe" ucap Yudi seraya mengacak-acak poni rambut Mira.
Namun itu hanya sebentar saja karena setelah itu Yudi dan Mira tersadar dan suasana menjadi sedikit canggung.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke arah gerbang dengan saling terdiam.
"Oh iya Kak Yudi..boleh tanya?" ucap Mira untuk memecah keheningan.
"Apaan?" ucap Yudi
"Kenapa ada yang panggil cowo aneh itu Willy tapi kakak tadi panggil dia, Liam?"
"Ooh itu..nama cowo yang loe panggil aneh itu William Putra Jaya..Dan hanya orang-orang terdekatnya saja yang panggil dia Liam" jelas Yudi
Tap !!
Mira seketika menghentikan langkah kakinya ketika mendengar nama lengkap William.. Terbersit rasa sakit didadanya hingga membuatnya Ingin menangis.
Betapa tidak, karena nama itu adalah nama yang tidak pernah dapat dilupakannya.
Nama dari orang yang disayanginya sejak kecil. Namun juga nama dari keluarga yang telah menghancurkan kebahagiaannya.
"Kak Yudi..Mira baru ingat ada janji dengan ibu siang ini..saya duluan ya kak!!" ucapnya cepat seraya langsung berlari meninggalkan Yudi yang hanya terdiam menatap punggung yang kian menjauh itu.
Air mata langsung turun deras di kedua pipi Mira setelah dirinya berada di luar gerbang sekolah.
Orang yang paling dirindukannya sekarang ada didekatnya. Namun di waktu bersamaan, orang itu juga adalah orang yang paling tidak ingin ditemuinya lagi.
"Kenapa kita harus bertemu lagi Kak iam.. kenapa?? " ucapnya lirih disertai isakan yang memilukan.
Mira terisak di tepi jalan bahkan hingga dirinya menepuk-nepuk pelan dadanya yang terasa sangat penuh karena menahan semua rasa sesak dihatinya.
***
Sementara itu di sebuah rumah mewah dengan halaman yang luas terlihat sebuah mobil sport berwarna merah dengan type terbaru baru saja berhenti di depan pintu utama
Seorang lelaki muda melangkahkan kakinya keluar dari mobil itu.
"Mama.." ucapnya ketika dirinya memasuki ruang keluarga
"Hai sayang..kamu ganti dulu seragam kamu dikamar, setelah itu kita makan siang bersama ya.." ucap sang Ibu yang sedang menyiapkan makanan di meja.
"Oke Ma.." Jawab Liam sambil berlari menaiki tangga ke arah kamarnya yabg berada di lantai 2 rumah itu.
Setelah sampai dikamar William langsung masuk ke walk in closet bermaksud untuk mengambil baju santai untuk dikenakannya
Tanpa sengaja matanya melihat ke arah lemari pajangan kaca yang terlihat sangat bersih dan tejaga, didalamnya terdapat sebuah kotak musik berwarna putih.
"Kenapa kamu pergi Mila? kakak merindukanmu.." ucapnya sendu seraya menyentuh lemari panjangan itu
Setelah itu Liam langsung berjalan pelan ke arah kamar mandi untuk membilas tubuhnya.
Setelah 10 menit Liam keluar dari kamar mandi sudah dengan keadaan yang lebih bersih dan segar. Dia langsung turun untuk menemui mama tercintanya di meja makan
" Kamu mandi sayang? " Ujar Jelita ketika melihat anak lelakinya
" Iya mam..panas sekali di sekolah..udaranya terasa gerah "
"Ayo kita makan..Papa tadi telepon kalau Papa siang ini akan lunch dengan Angel..kebetulan Papa ada meeting di dekat sekolah Angel" ucap Jelita
Mereka pun memulai ritual makannya dalam konsidi diam, karena peraturan yang dibuat Jonathan bahwa tidak boleh ada pembicaraan di meja makan.
Setelah mereka selesai makan, maka para art yang akan membereskan sisa makan mereka.
Jelita dan William kemudian duduk santai di ruang keluarga. Mereka menonton televisi seraya menghabiskan puding buah buatan Jelita.
"Hmm..puding buatan mama memang paling juara.." puji Liam seraya mengangkat ibu jarinya
"Terima kasih sayang..ingat jangan dihabiskan.. sisakan untuk Papa dan adikmu " ucap sang Mama
"oke Mamm.."
"Kak..tadi Mama terima telepon dari sekolah kamu.. Pak Raharjo mengatakan kemarin kamu menghadap ke ruangannya lagi.." ucap Jelita tanpa nada menghakimi
"Hem..iya Mam..kemarin Liam dipanggil ke ruangan Kepsek.." ucap Liam menunduk
Dirinya kemudian menceritakan semua kejadian sebenarnya kepada sang Mama..tentu saja versi berbeda dengan yang disampaikannya ke Kepsek.
Hal ini dikarenakan didikan Jelita..bahwa tidak boleh ada kebohongan.
Walaupun kenyataan yang terjadi bukanlah sebuah hal yang baik.. Namun semua anggota keluarga dilarang berbohong. Kejujuran merupakan jalan terbaik yang harus selalu dipilih.
"Kamu ini Kak.. senang sekali bikin cewe salah persepsi.." ujar Jelita ketika Liam telah menyelesaikan ceritanya seraya membuat gerakan tangan seolah akan memukul anaknya itu.
"Hehehehe...Ampuun Mam..sorry..Liam ga tahu kalau bakalan jadi heboh begitu "
"Niat awalnya hanya iseng Mam.. ternyata malah jadi viral" ucapnya seraya terkekeh
"ck..kamu ini kak..kasihan cewe-cewe yang kamu PHP itu.."
"Mau sampai kapan kamu mempermainkan hati cewe-cewe itu sayang?"
"Boleh Mama beritahu kamu sesuatu?"
" Hati yang terluka hanya bisa disembuhkan dengan melupakan cinta yang lama dan menggantinya dengan cinta yang baru" ucap Jelita lembut seraya mengusap pelan pucuk kepala Liam
"Tapi Mam..itu ga mudah..sungguh Liam sudah berusaha melupakan dan merelakan kepergiannya Mam..tapi.." ucap William serak dengan wajah yang sangat bersedih
"Tapi itu sulit Mam..." kali ini ucapannya lirih diiringi air mata yang telah menggenang di pelupuk matanya.
Kemudian William langsung bangun berdiri dan berjalan lesu ke kamarnya.
Jelita hanya dapat memandang Putra nya yang sedang bersedih. Dirinya tahu bahwa saat ini Putra kesayangannya itu ingin menghabiskan waktunya sendiri.
Mengenang gadis kecil lucu yang telah pergi dari kehidupan putranya. meninggalkan Luka yang tak berdarah di hati putra kecilnya.
*** tbc
Hai semuanya..Terima kasih sudah membaca..
Kalau suka dengan ceritanya tolong tinggalkan comment, - like dan votenya ya 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Laily Ilmiyatus
sepertinya ada yg salah paham ini...
2021-12-10
1
Libra itu Aku
kasian liam dan mila
2021-07-12
1