Mama sofy saling memeluk erat, saat dia akan berpisah lagi dengan mantunya, matanya berkaca kaca, tidak bisa di ungkapkan kenapa mereka harus terharu.
Perlahan mereka melepaskan pelukan, mama Sofy mencium kepala sang menantu.
"Semangat sayang, jangan bersedih,
Besok besok mama kesini lagi jenguk kamu. Ya?" sahut mama dengan nada berat untuk meninggal menantunya.
Bening hanya bisa mengangguk, sebenarnya, begitu berat untuk dia melepaskan sang mertua untuk pulang, masih belum percaya, bagaimana dia bisa menghadapi sikap dingin suaminya.
"Sekarang mama jalan dulu, kalian cobalah untuk saling mengenalkan diri, mama percaya kamu bisa menjaganya untuk mama." Sahut Mama Sofy sambil mengusap lembut pundak putra sulungnya. mama begitu banyak harapan, dari mereka bisa menjalani bahtera rumah tangga yang rukun.
"Jagalah istrimu ya, nak?"
Sahut papa pada putra sulungnya, pelukan ayah yang begitu tulus, untuk memberi kekuatan pada putranya untuk bisa mewujudkan pernikahan yang mereka anggap lebih baik.
"Hati hati di jalan pah, mah?"
Sahut Yoda berujar, sambil menatap kearah wajah sang ayah dan ibunya.
"Papa jalan sekarang ya, Assalamua'laikum."
"wa'alaikumsslam." Bening menjawab salam dengan perasaan sendu.
Mobil papa Arya perlahan meninggalkan pekarangan rumah mereka, lambaian tangan mama hilang saat dibelokan. kini tinggal mereka berdua masih duduk dikursi teras rumah.
Belum ada yang bersuara, sama sama masih dalam lamunannya masing masing,
hingga ahkirnya Bening bersuara.
" Mas, aku Masuk ke dalam dulu ya?"
Sahut Bening sambil berdiri meninggalkan tempat duduknya.
"Hemmmm"
Itulah sautan yang keluar dari mulut suaminya. Bening masih bingung, mau berbicara mulai dari mana dulu. dia begitu mudah bergaul dengan temannya, bahkan bisa di bilang paling cerewet, namun, bila di hadapkan dengan ke adaan seperti ini, sungguh kepandaian dan kegigihannya tak berlaku saat ini.
Menyikapi suami yang dingin seperti ini. lebih sulit dari promo produk yang baru akan launching.
Ya Allah..... tolong bantu hamba memulai semua ini, agar hamba mudah mengakrab kan diri dengan imam hamba.
Bening bergumam kecil sambil melangkah meninggalkan suaminya.
Menarik napas, Bening berjalan menuju arah dapur, bermaksud bantu bantu Bi Anin.
Namun, Bi Anin sudah menyelesaikan pekerjaannya, "Bibi" panggil Bening sambil celingak celinguk mencari keberadan pembantunya.
Bi Anin masih di belakang rumah, dia mengangkat jemuran yang sudah kering.
"Nona Bening mau apa? kalau mau apa-apa bibi buatkan," Sahut Bi Anin sambil meletakan keranjang cucian ditempat nyetrika.
"Nggak kok bi, aku cuma kesepian aja gak ada teman ngobrol." Sahut Bening sambil tersenyum bingung. perasaannya sulit mengerti tentang diamnya sang suami.
"Emang tuan muda kemana nona?"
tanya Bi Anin tulus sambil mengelap-ngelap meja yang ada di hadapannya.
"Istirahat dikamar bi, dan mungkin dia kelelahan habis menjalani perjalan jauh."
Sahut Bening, sambil menghela napas.
"Walah Nona, kenapa di tinggalin sih?
mungkin tuan muda perlu di temenin kali"
Bi Anin berguyon tulus sambil terkekeh.
"Bibi bisa aja, genit ikh bibi!" Bening tersenyum sambil berdiri mengibaskan tangan-nya, dia beranjak dari duduknya.
"Ya udah, nanti lanjut ngobrolnya Bibi aku ke atas dulu ya?" sahut Bening sambil menarik napas, berjalan gontai menuju kamar suaminya.
"Monggo nona, bibi akan lanjut pekerjaan bibi dulu, bibi rencananya mau langsung nyetrika."
Sahut Bi Anin, sambil berjalan menuju tempat nyetrika yang ada didekat ruang dapur, dan bisa langsung melihat hamparan rumah warga dibelakang rumah majikannya.
"Iya. lanjut aja bibi."
Sahut Bening, sambil nelemparkan senyum melangkah meninggalkan dapur.
Bening menahan gejolak yang belum mencair, teka teki masih menyelimuti pikirannya.
kepulangan mama memang meninggalkan kesepian untuknya yang belum memahami sikap dan watak suaminya, saat ini dirinya belum ada tempat untuk mengadu selain kepada sang pencipta. Bening masuk ke dalam kamar. mencari cari di mana suaminya berada.
"Bee"
Suara yang dari tadi ia cari cari terdengar merdu. memberikan getaran aneh dalam dadanya, jiwanya tergugah saat suara itu memangginya.
Deg
Deg
Deg.
Jantung Bening berdetak tidak karuan
Bening berbalik."Ada apa mas?"
Sahut Bening tersenyum malu-malu, dan ada sedikit rasa was-was dalam dirinya.
"Maaf."
Itu yang keluar dari mulut Yoda.
"Maaf untuk apa mas? tanya Bening dengan perasaan heran.
"Maaf aku belum bisa mencintai kamu, jangan paksa untuk aku harus mencintaimu !"
Sahut Yoda datar, lontaran kata kata yang di ucapkan Yoda ringan, namun meruntuhkan hati, menampar harapan yang sudah dia ukir perlahan. rasa dan segala harapan didalam dadanya, meleleh seperti bongkahan es kepanasan.
Bening sudah menyiapkan perasaannya, kata kata duri seperti ini pasti bakalan terdengar.
ketika menikah belum saling mengenal satu sama lain, pasti kejadian ini bakalan terjadi,
Bening gamang, dia menghela napas panjang, lalu dia buang perlahan.
"nggak apa apa mas, aku juga belum merasakan perasaan apa apa juga mas..!"
Sahut Bening. berbohong.
Sebuah senyuman terbit dari bibir Yoda, saat jawaban Bening selaras dengan keinginan -nya.
"kalau gitu, gak apa apakan kalau kita tidur
terpisah dulu?" Sahut Yoda. lugas tanpa memikirkan perasaan iatrinya.
Bening berpikir agak lama. lalu mencoba kembali bersuara dengan perasaan sesak dalam dadanya.
"Tapi, aku bisakan menyiapkan segala kebutuhan sehari hari Mas Yodakan?"
Sahut Bening. sambil mengambil napas dalam.
"Kenapa?" Yoda bertanya heran. dengan pertanyaan istrinya.
"Aku sudah janji sama Umi, di saat aku sudah menikah kelak. aku harus berbakti pada suami, agar orang tuaku di alam sana bisa mendapatkan ampunannya Allah."
Sahut Bening tulus. mengutarakan niat baik yang dipegang teguh dalam ajaran agamanya.
Yoda terdiam, dia berpikir agak lama dan mencari kata-kata yang pas.
"Boleh aja kalo kamu nggak keberatan"
Sahut Yoda. sambil menatap wajah istrinya datar.
"Terimakasih mas, telah beri aku kesempatan melaksanakan kebwajiban ku."
Sahut Bening senang, dia bisa memberikan perhatian pada suaminya, untuk mencoba masuk dan membuka hati suaminya terbuka untuknya.
Yoda tersenyum.
"Ya udah beresin kamar sebelah ya?
Nanti kita tidur sebelahan."
Sahut Yoda. kata katanya terdengar pelan, namun, Dahsyat terdengar ditelinga Bening,
"Oh iya,"
Sahaut Bening tersemyum dipaksakan.
mencoba mengerti keadaannya.
Sabar Bening ini ujian pertama mu.
Masih banyak waktu menunjukan kebaikanmu.
Bening bergerutu menasehati dirinya sendiri.
"Muka tertawa dalam hati menangis, itulah kata kata yang pas buat perasaan Bening saat ini. Bening keluar dari kamar suaminya, menuju kamar sebelahnya, perlahan lahan Bening berjalan menuju ke arah jendela kamarnya.
"Mamah anak mu belum bisa menerima ku!"
Isakan tangis Bening tertahan, Saat suara Yoda dominan mengisi ruangan kamarnya.
Bening pura pura kelilipan karena Yoda semakin mendekat.
"Kenapa Bee?"
Yoda bertanya. dan melihat kearah Bening.
"Tadi debu masuk kali Mas, aku kelilipan."
sahut Bening menunduk, menyembunyikan kesedihannya, dia pura pura mengelap mata, dengan baju yang dipakainya.
"Sekarang masih nggak?"
Sahut Yoda mendekat lagi. sambil melihat intens pada wajah istrinya.
"Oh enggak Mas! tinggal perih sedikit, aku cuci muka dulu ya,"
Sahut Bening, dia nyelonong menuju wastapel kamarnya.
"Hey ..beneran gak apa apa kan?"
Sahut Yoda.
"iya mas tidak apa-apa kok" Bening nyahut ucapan suaminya.
Bening berdiri didepan cermin, Melihat pantulan dirinya dengan seksama.
Tik. . tik. . air mata jatuh lagi, mungkin akan ada puluhan kebohongan lain yang mesti ia rangkai, saat menghadapi suaminya.
"Bee , gak usah bawa baju ke kamar mu, ambil aja di kamar ku, kalau kamu butuh!"
teriak Yoda dari luar.
"Nanti kita bakalan repot, jika sewaktu-waktu mama berkunjung kesini.!"
Sahut Yoda lugas.
jleb . . .ada lagi besi panas menyentuh angan Bening. begitu sempurna suaminya, ingin menutupi sebuah penyamaran dalam pernikahannya.
Sungguh ironis . Mas begitu enggannya kamu walau hanya berbagi kamar dengan ku.
Bening bergerutu hati kecilnya sakit. mengetahui jika dia tidak diinginkan oleh suaminya.
"Iya Mas.. aku hanya perlu alat -alat sholat, yang akan aku bawa pindah kesini, dan beberapa pakaian dalaman saja"
Sahut Bening sambil mengusap airmata disudut matanya.
📞kriiiiiing . . .bunyi telpon rumah ber dering,
Mama : Assalamua'alaikum ini mama sayang.
Bening : Oh ini mama??
Mama: Mama baru sampai,
sampai kan pada suami mu, kalian baik baik disana ya.
Bening : iya mah, sahut Bening.
Mama : dimna suami mu sayang tanya mama diserang telpon.
Bening: Oh, Mas Yoda tadi kebawah mah,
Mau aku panggilkan mah?
Mama: "Gak perlu sayang.
Oh ya udah, bilangin aja sama dia, mama nelpon,"
Bening : Iya mah.
Mama : ya udah mama tutup telponnya sayang."Assalamua'laikum"
Bening: "wa'alaikumsalam wr, wb.
Panggilan berakhir.. . . . .
Semoga aku tak mengecewakan kamu mah, Bening selalu berucap dalam hati. dan masih dilanda gegana.
"Hey kenapa bengong?"
Bening melirik kearah suara.
"Oh ini mas, barusan mama nelpon, baru sampai katanya."
Sahut Bening menjawab sejujurnya.
Bening mulai bebenah, persis kamarnya di samping kamar suaminya.
Enggak apa apa Bening , ini kan baru permulaan, masih banyak waktu untuk saling mengenal, semangaaat .
Bening memberikan semangat untuk dirinya,
Agar dia bisa melewati masa masa ini.
"Mas tapi boleh kan aku bersihkan kamar pribadinya mas.?"
Tanya Bening, sambil melihat kearah suaminya.
"Boleh, asal jangan bersihkan kamar ruangan kerja," Sahut Yoda.
"Oh ya udah, aku gak akan kesana"
Sahut Bening, dia tidak punya pikiran buruk apa apa, dia manut kepada setiap ucapan suaminya.
"Mas. . tapi aku boleh kerja lagikan ?
Setelah masa cuti ku selesai, aku engga akan ngambil kerja malam, sebelum mas pulang aku sudah di rumah kok, "
Sahut Bening harap harap cemas, menunggu Yoda bersuara. Yoda belum merespon apa apa.
"Tapi, kalau mas gak boleh aku undurkan diri aja mas?
"Bening menjawab pertanyaannya sendiri.
Bening mengangkat wajahnya, langsung bertemu dengan bola mata hitam milik suaminya. Buru buru dia memutus pandangan mendebarkan itu.
"Gimana mas?'
Bening bertanya lagi masih meninggu jawaban.
"Ya udah bolehlah, emang kamu kerja dimana"? Yoda bertanya datar.
"Oh aku kerja Di PT JAYA EKPRESS."
Sahut Bening.
"Tapi, itu gak sejalan dengan arah kantorku,
Bagai mana kamu berangkat kesana?"
sahut Yoda.
"Oh soal itu, aku punya langganan ojek online kok mas. Gak usah kepikiran soal itu, aku gak mau ngerepotin mas Yoda.!"
Sahut Bening.
"Terserah kamu aja lah,
Asal jangan terlalu cape, nanti kamu sakit dan malah ngerepotin aku." Sahut Yoda datar.
"Iya mas"
Bening bahagia mendapatkan izin untuk bekerja lagi, meskipun ada ucapan tak enak di akhir kalimat, Namun masa bodo, yang penting dia bisa memangkas waktu jenuh disiang hari.
kemelut di dalam hati Bening perlahan lahan terurai, ada satu kemajuan besar bisa ngobrol dengan suaminya, tanpa ada uraian air mata,
Bening bersyukur, masih ada kesempatan buat menunjukan segala sisi kebaikannya. agar perlahan lahan, Dia bisa meluluhkan dan membuka hati suaminya.
"Ya udah , mas mau mandi gak? aku siapkan air hangatnya dulu ya.?" Sahut Bening mencoba semakin mengakrabkan diri.
"Enggak usah, kamu siapkan makan malam saja, aku sudah lapar.!"
Sahut Yoda, dan Bening bahagia dia akan mencoba memasak untuk suaminya.
"Oh baiklah mas, aku turun dulu ya?"
Bening turun dengan hati yang cukup tenang, kemulutnya mulai benar benar berkurang.
Pikiran, dan terkaan terkaan buruk, sedikit terobati dengan mengobrol begini.
"Ya allah aku lupa, kira kira mas Yoda mau makan apa ya. Kenapa aku gak nanya tadi,"
Bening bergerutu sambil, Bening menapuk jidatnya.
🌸🌸🌸
Terimakasih kalau mau mampir..🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
‼️n
Dipikir nyante aja Ning.....ga capek.....
2023-01-24
0
Ratna Utami
kehidupan yg sesungguh nya bening di mulai.
2021-02-20
1
Dedek Gemmezzzz
semangat ya aka thor,,, sampe sini dulu ❤
2020-11-29
0