Setelah sarapan selesai, mereka bersiap siap berbenah, percakapan dimeja makan tadi, tidak luput dari pandangan bi Asih, dengan muka sedih.
"Nona mau pindahan sekarang ya?"
tanya bi Asih iba.
"Iya betul bibi"
Sahut Bening, sambil meletakan piring kotor yang dipegangnya, bi Asih langsung memegang tangan Bening.
"Berarti hari ini, yang pertama dan terakhir kita ngobrol di rumah ini ya nona."
Sahut bi Asih, dengan wajah terharu.
"hussh ngomong apa sih bibi, kita masih bisa saling bertemu kalau aku nginep kesini."
Timpal Bening, dengan terseyum lembut dia meraih tangan bi Asih lalu mengelusnya.
"Jagain mama ya bibi, aku akan rindu kalian setelah pindah dari sini."
Lirih Bening, entah kenapa, Bening merasakan berat saat harus keluar dari rumah mama mertuanya ini.
Setelah acara beres beres selesai, kini Bening menatap seluruh isi ruang dalam rumah ini, terutama kamar suaminya, ketika Bening mencari cari pigura foto yang ada diatas nakas namun tidak ada.
kok ng**gak ada
Bening bergerutu dalam hati, sambil berkeliling melihat sekali lagi isi dalam ruangan kamar suaminya.
"Ya sudahlah, mungkin di simpan sama mas Yoda."
Gerutu Bening pelan, dia berbicara sendiri. Bening mengalami panggilan alam mendadak. Dia buru buru melangkah kekamar mandi.
Setelah melaksanakan hajatnya, dia berdiri, memutar kepalanya, menjelajah melihat-lihat sekali lagi isi dalam ruangan kamar mandi suaminya.
Dia masih ingat, dimana saat pertama kali masuk untuk mandi yang pertama kalinya. saat Bening lupa tidak membawa handuk.
Bayangan demi bayangan terlintas di pelupuk matanya, kini hembusan napas berat dia uraikan perlahan, dulu dia berpikir akan mandi bersama sama dikamar mandi suaminya.
Tidak ada kenangan manis disana. dia Sedih, hayalan mendapat perhatian dari suami itu hanya jadi angan angan.
kenyataannya dia tidak di harapkan di dalam setatus pernikahannya.
Buru buru Bening keluar, pandangannya langsung tertuju pada punggung suaminya, yang lagi mengangkat koper yang akan dibawa pindah.
Melirik sekilas, lalu berjalan.
"Ayo keburu macet."
Yoda bersuara dan Bening mengangguk.
Dia melangkah buru buru, mengambil tas selempangnya, Dia juga langsung mengecek hpnya. setelah semua lengkap.
Bening berjalan dibelakang suaminya, menuju mereka yang sudah berkumpul di halaman depan.
"Ayo kopernya masukin bagasi sayang?"
Pinta Mama. sambil mendekat kearah mobil.
"Iya mah"
Bening berjalan cepat, menuju mobil yang dikendarai Yoda, karna mama Sofy, papa Arya, dan Bi Asih, masuk dimobil pribadi pak Arya, yang dibawa pak Muji.
Bening duduk di kursi depan sejajar dengan suaminya. sebelum berangkat Bening biasa melantunkan do'a dalam hati, agar bisa selamat sampai tujuan.
Di perjalanan hanya didominasi suara bising kendaraan lain, Yoda tidak sama sekali berbicara, Bening begitu canggung, akhirnya dia memilih pura pura tertidur.
Hanya tiga jam perjalanan, akhirnya Bening dan keluarga sudah sampai di tempat tujuan. gerbang yang lumayan tinggi dibuka oleh pak satpam yang bekerja di pos.
Hingga Bening lihat, beberapa rumah yang berjejer rapi didepan mata, tapi Yoda masih terus menjalankan mobilnya hingga belokan terakhir Yoda berhenti.
"Sudah sampai."
Itu lah suara yang terlontar dari bibir Yoda, mama Sofy sudah terlihat turun duluan dengan Bi Asih, kini mamah Sofy tersenyum melangkah kearah Bening.
"Selamat datang sayang! Ayo masuk."
Mama Sofy yang paling semangat dalam acara pindahan ini.
Melihat mama Sofy begitu antusias Bening ikutan bahagia, Bening celingak celinguk melihat lihat area halaman rumah yang begitu luas, pagar besi kokoh berdiri di sekelilingnya, namun tidak ada taman, seperti di rumah Umi.
Rumah yang lumayan mewah, dibanding di kehidupannya yang dulu, terlihat garasi disamping rumah.
Ya Allah apakah di kehidupan yang akan di mulai ini, Akankah aku mendapatkan cinta dan kebahagiaan disini.
Bening bergerutu dalam hati. dia menghela napas, mencari kekuatan untuk menghadapi kenyataan yang akan dia hadapi. pintu utama terbuka lebar.
Dimana pengurus rumah berhamburan menyambut kedatangan sang tuan, pria dan wanita paruh baya, berdiri tersenyum hangat menyambut mereka datang.
Bening melangkah pelan dibelakang mama Sofy, melihat adegan seperti ini Bening teringat kemarin malam, saat saat dia baru datang menginjakan kaki di rumah sang mertua, perasaan campur aduk mengisi jiwanya, haru, was-was, dan takut mengisi relung hatinya.
Bening duduk dengan rombongan, melemaskan tubuh yang terasa kaku, habis terlalu lama duduk di dalam mobil.
Bi Asih membuka suara.
"Nyonya aku numpang kamar mandi belakang ya."
Bi Asih langsung ngeloyor kearah belakang. pandangan Bening pokus pada wanita paruh baya yang masih cekatan, keluar dengan membawa nampan berisi penuh cemilan dan teh manis dingin.
lalu dia perlahan lahan menyimpan satu persatu gelas yang ada di dalam nampannya.
Bening tersenyum ramah, Saat wanita itu mendekat, dan berjongkok dihadapannya.
"Apakah nona cantik ini istri tuan?"
Tanya wanita paruh baya itu, melirik kehadapan Yoda, yang duduk berdampingan dengan papa Arya.
" Iya,"
mereka serempak menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu, yang belum Bening ketahui namanya. Mama Sofy membuka suara.
"Sayang ini bi Anin, yang akan membantu kamu disini, cuma cara kerjanya setengah hari, kalau udah sore dia pulang, dan ini laki laki yang duduk di sebelah-nya, pak Ujang, tukang kebun, kadang juga jadi supir suami kamu."
Mama Sofi tersenyum.
"Semoga nona betah ya?"
bi Anin berbicara sungkan dan nampak malu malu.
"Terimakasih bibi, Namaku Bening, bibi bisa manggil apa saja." Sahut Bening.
"Iya nona, aku pamit kebelakang lagi!"
Bi Anin berdiri, dia melangkah kebelakang lagi. kumpulan bubar, Bening berdiri melangkah menuju kedalam rumah bagian tengah, yang langsung tertuju kearah kamar suaminya, yang ada dilantai dua.
Bening begitu penasaran bagai mana isi didalamnya, sementara papa keluar ngobrol ringan dengan Yoda di halaman depan.
kini Bening berdiri, di antara dua kamar diatas, ada pintu bercat putih, ada juga yang warna dengan corak kayu jati.
Bening membuka perlahan, lalu mendorong daun pintu, dan terbukalah, kamar dengan warna putih mendominasi seluruh ruangannya.
karna tadi mama bilang kalau kamar Yoda pintu yang bercorak kayu jati, Bening langsung masuk, melihat dan menjelajah seluruh isi ruangan,
Bening mencari cari apakah ada foto yang sama, yang kemarin terpajang di kamar yang ada dirumah mama mertuanya.
Namun tidak ada, Bening tidak menemukannya lagi, perlahan Bening membuka sleting kopernya, memindahkan ke lemari.
Belum selesai Bening membereskan,
Penat dan lelah mendominasi badannya. perjalanan yang lumayan jauh, menguras tenaganya, Bening menguap berkali kali,
kini dia terduduk bersandar di bawah sisian ranjang, dengan kepala bertumpu dikoper yang belum ia bereskan semuanya.
kreeet mama Sofy masuk, dan dia langsung melihat kalau menantunya ketiduran dilantai.
"Kasian sekali nak, kamu pasti cape banget ya."
Nggak berani mengganggu mama Sofy buru buru keluar.
Bening masih terbuai dialam mimpi nya, hingga suara gemercik air terdengar samar samar di pendengaran Bening, Yang terdengar dari arah kamar mandi, dia mendengar Yoda terbatuk.
Bening mengerjap, berulang kali mengusap ngusap wajahnya, kini kakinya tidak bisa bergerak, terlalu lama menyentuh lantai, hingga kesemutan melandanya.
"Aw,"
Bening meringis, merasakan runyam di sekitaran kakinya.
"Ya Allah kenapa mesti ketidur disini sih, tadi-nya aku mau beres beres kan."
Bening bergumam pelan, kini dia menguap lagi, tidak lupa menutup mulutnya dengan punggung tangan kirinya.
Tiba tiba rekeeeet pintu kamar mandi terbuka, hati Bening bergetar, Bening menunduk, tidak berani menatap kearah suami-nya.
"kamu sudah bangun?"
Yoda bertanya sambil berjalan, melewati Bening yang terduduk.
"Maaf mas, aku ketiduran tadi." Ucap Bening sungkan.
"Aku tahu."
Yoda menjawab sepontan.
"Aku mau pakai kamar mandinya, ya mas?"
Bening berdiri, tidak menunggu jawaban dari suaminya, ia bergegas mengambil handuk, yang masih di dalam koper.
Yoda melirik sekilas, dengan wajah datar, lalu kembali menuntaskan ganti bajunya, kini dia mengunakan kaos putih dengan celana pant selutut-nya.
Yoda langsung turun, menuju halaman belakang rumahnya.
Tidak lama Bening pun berniat keluar dengan baju rapi , namun hanya rambut hitamnya yang masih belum disisir.
Tidak menunggu lama, setelah selesai dengan kewajiban muslimnya, dia pun turun, mencari cari kumpulan keluarganya.
"Mama."
Bening memanggil kumpulan dibelakang, dengan langkah pasti dia menuju kumpulan di halaman.
"Di sini sayang,"
kali ini Bening duduk saling berhadapan dengan Yoda, dia begitu canggung.
"Mama sebentar lagi kami pulang ya sayang.!" ucapan mama sedikit menghilangkan kaku di hadapan suaminya, namun rasa sedih menderanya, dia masih takut dengan sikap suaminya.
"Mama nggak nginep disini?"
Bening bertanya sepontan.
"Besok besok saja deh mama nginep disini, besok-kan papa harus kerja sayang." Bening mengangguk paham.
"Siapkan Saja bulan madu kalian."
Mama tersenyum kearah Bening. Bening tertohok dengan ucapan sang mama mertua, "Gimana besok saja mah!" sela Yoda, dengan wajah datar dan sulit di tebak.
Apakah akan ada bulan madu
tunggu ya.
Salam manis buat para pembaca, komenan di tunggu,
tinggalkan komen dan like kalian terimakasiih 🙏🙏🙏♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Nila
💪💪👍👍
2023-04-29
0
Heny Ekawati
klu mmng udah punya pacar kok gk ngomong waktu dijodohin
entar bucin malu lo sok2 an jutek
2021-03-06
0
Atika Mustika
Semangat thor
Karya mu begitu kreeenn
Feedback ya thor
2021-01-04
0