Setelah mereka cukup lama saling terdiam. Bening mencoba kembali membuka suara. Menghilangkan kecanggungan yang kentara di antara mereka.
"Mas Yoda, apa kita jadi akan pindah besok?" tanya si cantik Bening lugas.
berharap mereka bisa memulai saling mengenalkan diri.
Yoda tidak merespon atau pun bersuara. dia masih bergelut dengan pikirannya sendiri. "Mas!!" Bening kembali memanggil dengan suara agak keras.
"Ada apa?" Yoda menatap tidak suka, dengan wajah dingin menyebalkan.
"Kita jadi pindahan besok-kan?"
Bening mencoba kembali bertanya.
"Emang kenapa." Yoda menyahut, dengan tatapan kosong.
kali ini Bening narik napas,
"Berarti mas dari tadi nggak dengerin aku ngomong, aku tanya kita jadi pindah besok-kan?"Bening mengulang pertanyaan yang tadi.
"Ya sudah beresin baju kamu saja, biarin baju baju punya ku banyak di sana ! bawa seperlunya saja, kalau sudah beres-beresnya kamu langsung tidur saja."
Sahut Yoda datar, dengan wajah tidak bisa di tebak, membuat Bening takut, canggung dan sedih.
"Mas nggak sholat dulu, ya?"
Tanya Bening, kembali dia mencoba memberikan pertanyaan. Dia masih berharap suaminya mengajaknya shalat berjamaah.
"kamu saja duluan entar aku nyusul." Jawab Yoda, namun tak melihat kearah Bening. Si cantik menghela napas.
kapan yah shalat ku ada yang ngimamin.
Rutuk sendu dalam hati. Padahal impian Bening ingin sekali pas hari pertama menikah mereka melakukan shalat berjamaah, dengan suaminya, saling mendekatkan diri pada yang maha kuasa.
kayanya aku harus bersabar, menghadapi ini sendiri.
gerutu Bening dalam hati.
****
Setelah kepulangan umi Naina, Bening duduk di ruang tamu bersama mama mertuanya. Mengumpulkan keberanian untuk mengenal lebih dekat dengan mereka keluarga barunya. "Mah aku boleh bertanya nggak?"
Tanya Bening sedikit ragu.
Mama Sofy tersenyum lembut,
"Boleh dong sayang, Mau nanya apa?"
Tanya Mama menatap menantunya.
"Gini loh mah, apa Mas Yoda pernah bawa wanita kerumah ini."
tanya Bening dengan malu dan sungkan.
Mama berpikir panjang, memilih kata kata yang pas buat menjawab pertanyaan sensitif seperti itu.
"Mama sering meminta dia untuk membawa teman wanitanya kesini, Tapi, dia selama ini tidak pernah membawanya, dan mengenalkan-nya sama mama. Bisa di bilang dia tidak pernah membawa perempuan kemari, berbeda dengan adiknya yang lebih sering membawa perempuan kerumah."
Jelas mama. Mama Sofy berucap dengan nada hati- hati sambil menatap wajah menantunya dalam.
"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Bening, mencoba kembali mencari topik baru untuk untuk memperpanjang warna obrolan, dia ingin mengenal lebih jauh keluarga suaminya.
"Jadi, sekarang dimana adiknya mas Yoda mah?" Tanya Bening dengan nada kikuk.
"Yuda masih menyelesaikan studynya diluar negri, Usia Yoda sama adiknya hanya selisih satu tahun setengah.
Karena dulu mama nggak mau menunda kehamilan, setelah usia Yoda satu tahun, Yuda sudah dua bulan didalam kandungan."
Papar Mama sambil tersenyum lembut.
Mama tersenyum mengingat lagi kejadian dulu di masa lampau. lalu dia melanjutkan lagi ceritanya.
"Mereka kadang tidak satu paham, dan sering cek cok soal kebiasaan dan kesukaan, Yoda, sering habiskan waktu luang dirumah, kalau si bungsu Yuda sering keluyuran ketika saat malam." Mama menjeda ceritanya kembali mengingat kenangan masa Lalu.
'Mulai saat itu suami-mu memilih tinggal dirumahnya sendiri, jarang banget pulang kerumah ini." Sambung mama dengan senyum mengembang.
"Kenapa adik ipar nggak pulang mah?" Bening kembali bertanya, dia bahagia bisa mengenal sosok suaminya dari sang ibu, yang terlihat tulus menyayanginya.
"Soal itu, dia nanggung mau selesaikan kuliahnya tahun ini, jadi dia agak sibuk."
jelas mama, dan dapat anggukan dari si cantik.
"Oh gitu ya mah ! Maaf aku banyak tanya mah". Sahut Bening malu.
Mama Sofy tersenyum lembut
"Nggak apa apa sayang, mama seneng kok, ada teman ngobrol," Mama Sofy berdiri, sambil melangkah menuju foto keluarga mereka.
"Sini mama kenalin foto mereka, saat mereka waktu kecil." ajak Mama sambil berdiri, berjalan kearah deretan foto-foto yang terpasang di dinding.
Bening ikut berdiri, lalu melihat kearah dinding, dimana ada banyak pigura foto terpajang disana.
"Ini foto Yoda suamimu, ketika dia masih teka, ini yang pake baju batman dengan gigi ompong ditengah, dia adiknya ketika dia masih usia 5 tahun."
Papar Mama sambil mengusap lembut foto-foto tersebut.
Bening merasakan kerinduan dimata mama Sofy, saat dirinya, menceritakan kehidupan anak anak-nya di waktu mereka masih kecil.
Hati Bening pun ikut merasa terhanyut, Membayangkan kehangatan hidup mereka semasih dalam asuhan ibunya.
Ada begitu banyak kasih sayang yang mereka dapatkan, Bening jadi teringat akan dirinya. dia tak seberuntung mereka, kalau dia hanya diasuh umi tersayang sendirian.
Bening masih terdiam mengingat nasib dirinya yang tidak seberuntung mereka.
"kalau kamu ngantuk, boleh kok keatas lagi, Mungkin suami kamu, sudah bangun sayang, Besok besok-kan kita masih ada banyak kesempatan untuk saling bercerita lagi."
Sahut Mama memecah lamunan Bening.
"Iya mah, terimakasih telah menerimaku disini, aku naik keatas dulu ya mah, mungkin Mas Yoda sudah bangun."
Sahut Bening lembut.
Bening melangkah gontai, naik kearah anak tangga, menjajakinya satu persatu, perlahan dia membuka pintu kamar suaminya, agar tidak mengagetkan sang empunya, yang mungkin masih terlelap dalam buaian tidur.
"Mas mas, Sudah Tunaikan sholat apa belum ini sudah hampir sore ?"
Bening mengguncang pelan tubuh suaminya. Namun, yang dibangunin malah menggeliat tidak ada tanda tanda membuka mata.
"Della jangan !"
"Della.."
Yoda mengigau nama Della, keningnya berkeringat, menunjukan kalau Yoda bukan sedang mimpi baik.
"Mas mas mas"
Bening kembali mengguncang badan suami nya,
"Mas istighfar mas mas..."
Akhirnya mata Yoda terbuka perlahan, mengerjap berkali-kali. "Kenapa mas ? Ada apa kok, sampai keringatan begitu."
Tanya Bening khawatir.
"Ini hanya kepanasan saja",
Sahut Yoda, Dia bangun lalu duduk sambil mengucek matanya, lalu melangkah menuju kekamar mandi.
"Mas Yoda jelas mimpi tadi kan, kenapa wajahnya ketus begitu sih."
Bening menggeleng geleng kepalanya.
sambil mengusap pelan dadanya.
🌸🌸🌸
Sekarang telah menunjukan jam 20:45 malam.Yoda telah melakukan kewajibannya sebagai pria muslim, lalu melangkah mendekat kearah Bening.
"Apa kamu sudah bereskan barang barang kamu ? Mumpung masa cuti ku masih ada, besok kita pindah pagi pagi jadi siap siap lah."
Pinta Yoda datar, wajahnya sulit di tebak, dan Bening masih terus mengenali sosok yang menjadi panutannya sekarang.
"Iyaa mas, aku sudah bereskan semuanya, apa mau makan malam sekarang, atau nanti?" Tanya Bening ragu. "Nanti saja". Sahut Yoda datar.
"Oh. Iya Mas" Bening pasrah.
Bening berharap kedepannya bisa lebih mudah menghadapi sikap suaminya, berat memang kalau menikah belum kenal asal usul kehidupan pribadi masing masing. Apalagi tanpa di dasari cinta.
Bening sudah beberapa kali menguap, namun, tak berani tidur di ranjang suaminya. Karena sang pangeran, masih asyik dengan hp kesayangannya.
Bening ingat sesuatu.
"Oh iya, hp ku belum tersentuh sama sekali dari kemarin. Pasti teman teman di grup Wa pasti banyak yang ucapkan selamat."
Gerutu Bening pelan.
Dia bergegas mencari cari dimana tasnya kemarin malam, setelah membuka buka lemari ternyata tas selempangnya, berada di deretan rak paling bawah.
"Ini dia hp ku."
Bergerutu kecil kemudian berjongkok, sambil menekan tombol on. Bening tersenyum sendiri, sambil melangkah menuju sofa yang ada di kamar.
Belum juga bokongnya menyentuh sofa, Bening dikejutkan dengan suara Yoda.
"kalau sudah cepetan tidur, takut besok kesiangan, dan jangan lupa matikan lampu.!" Perintah Yoda dengan wajah ketus dingin.
Bening menghela napas panjang,
Giliran dia yang main hp aku gak ngomel, giliran aku pegang sebentar suruh tidur .
Bening menyebikan bibir bawah, sambil melengos mencet tombol of, pada saklar lampu yang ada di kamar.
Bening masih bingung, mau tidur dimana
Yoda tidak ngajak atau nyuruh tidur disampingnya.
Bening masih celingak celinguk mencari tombol saklar lampu tidur.
Belum sampai dia menyentuh saklar lampunya, Tangan Yoda sudah duluan menyalakannya, Bening mundur sambil menepis tangan kanannya kesamping.
"Buruan tidur, Pakai guling sebagai penyekat." pinta Yoda dingin, sambil membelakangi sang istri, tanpa melirik sedikit pun pada istrinya.
Bening terkejut, sakit luar biasa. Dia mengusap dadanya, menarik napas
lalu mencoba memejamkan matanya, menahan sesak.
Beginilah pengantin baru yang tidak di harapkan, dan ini sudah menjadi pilihanku, Ya Rabb berikan kemudahan untukku.
Gerutu hati si cantik, perlahan lahan dia naik keranjang king size suaminya. Perlahan tapi pasti, bibirnya komat kamit membaca do'a sebelum tidur.
"Bissmika allahumma ahya wabissmika amuut."
Ucap Bening pelan. lalu dilanjutkan baca ayat kursi, dan surat surat pendek.
Bening mencoba memejamkan matanya,
Namun ia tidak juga bisa tidur.
Sungguh malam pertama yang ironi, Si cantik menatap punggung suaminya, yang nampak sudah terlelap, tidak ada pergerakan sedikit pun. Hanya terdengar suara nafas naik turun terdengar teratur.
Jangan sedih Bening, masih ada hari esok dan esok nya lagi , untuk saling mengerti tentang dia yang belum membuka hati untuk mu.
Bening memberikan kekuatan untuk hatinya, walau Air matanya tidak bisa di bendung. Dia sadar diri, dia tidak di inginkan di pernikahannya.
Bening menahan sekuat tenaga, agar isak tangisnya tidak didengar si kebo molor.
🙏🙏♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Reny Kistiyaningsih
up
2023-01-16
0
Nurul Hidayati
sabar bening nanti lama lama juga kebo molor jatuh cinta malah bisa jadi bucin hahaha iya gak Thor...
2021-04-01
0
Happyy
💖💖💖
2021-03-01
0