Ancaman

"Ya udah, Abang pergi sekarang. Terima kasih ya dek, sarapannya enak" Akbar lalu memeluk sang adik

Sepasang suami istri itu tengah mengantarkan putra mendiang Prasetya itu menuju mobilnya

"Jaga Zalika baik-baik!" Ucapan itu diarahkan untuk Arga selaku suami dari adiknya

"Pasti bang. Kalian nggak perlu khawatir!" Senyuman itu lagi, Akbar benar-benar muak dengan senyuman palsu Arga

Setelah mobil mewah itu hilang dari pandangan, Arga lekas menarik pergelangan tangan sang istri dengan cukup keras bahkan meninggalkan bekas merah pada kulitnya yang putih

"Kamu mengadu apa sama Akbar?" Tanya Arga yang dibalas gelengan oleh wanita itu

"JANGAN BOHONG, ZALIKA!" gadis cantik itu tersentak saat teriakan itu tepat didepan wajahnya

"Kamu kira aku bodoh? Aku tau kalau Akbar, kakak kamu itu curiga sama aku!" Sambungnya

"Aku bersumpah mas, aku nggak ngomong apa-apa sama bang Akbar, sungguh!" Gadis cantik itu mulai terisak

"Dengar! Aku nggak main-main dengan ucapanku, Zalika. Aku akan menghabisi kedua orang tuamu jika kamu berani macam-macam!" Nada penuh ancaman itu jelas membuat Zalika takut

"Ku mohon mas, jangan sakiti keluarga ku!" Pinta Zalika, bahkan gadis itu sudah bersimpuh sambil memegangi kaki suaminya

"Kalau begitu, jadilah baik! Dengan menuruti perintah suamimu!" Arga mengusap kepala sang istri, sedetik kemudian wanita cantik itu meringis saat tangan pria itu mencengkram kuat rambut panjangnya membuat kepalanya mendongak

"Jangan pernah menguji kesabaranku, Zalika"

***

"Kamu melamun?" Tari tersentak saat sang suami memeluknya dari belakang

"Kamu ngagetin aja mas!" Wanita yang masih sangat cantik diusianya yang sudah kepala empat itu berbalik menatap sang suami

Pasangan suami istri ini memang masih sangat romantis, walaupun anak-anak mereka sudah sangat besar. Cinta yang dimiliki Zayyan pada sang istri memang tidak akan pernah berubah sampai kapanpun

"Kamu kenapa melamun?" Tanya Zayyan, tangannya berada di pinggang sang istri sementara Tari mengikatkan dasi

"Aku cuma kepikiran Zalika aja!"

"Aku juga kangen sama tuan putri itu!" Zayyan tersenyum mengatakannya

"Semalam aku mimpi buruk tentang Zalika" perlahan manik indah itu mengembun

"Itu pasti karena kamu kangen aja, makanya sampai kebawa mimpi!"

"Mungkin iya!" Kata Tari "Udah! Ayo sarapan!"

"Satu kecupan!" Pelukan Zayyan pada pinggang istrinya semakin erat

"Kita udah cukup tua untuk mesra-mesraan, mas!" Tari benar-benar tak habis pikir, selama enam belas tahun menikah kebiasaan suaminya ini tidak pernah berubah

"Nggak ada kata tua untuk cinta, sayang" ucap Zayyan

"Terserah kamu! Udah ayo! Anak-anak pasti udah nunggu" wanita itu berjalan lebih dulu lalu diikuti oleh Zayyan dibelakangnya

Sepasang suami istri itu duduk lebih dulu, para pelayan telah melakukan pekerjaannya dengan menyiapkan sarapan bagi keluarga itu

Tak lama dua remaja dengan seragam sekolah turun dari lantai atas dan bergabung

"Pagi Sita!" Sapa salah seorang remaja tampan itu, sementara satunya diam dan langsung duduk di kursinya tepat dihadapan Tari

"Berhenti merayu Sita, Rayn! Dia lagi kerja, dan dimana sopan santunmu itu, usianya lebih tua. Setidaknya panggil dengan sebutan kakak atau apapun yang terdengar sopan!" Omel Zayyan, salah satu dari anak kembarnya ini memang memiliki sifat yang membuat kedua orang tuanya naik darah

"Iya. Iya, cerewet!" Sambil menggerutu, Rayn menarik kursi lalu duduk tepat disamping saudara kembarnya Ryan

"Waah sopan sekali mulutmu itu!"

"Hanya bercanda, Ayah. Astaga"

"Sayang, kamu lihat sendiri kan gimana anak kesayangan kamu ini!" Adu Zayyan pada sang istri

"Cih. Tukang ngadu"

"Sudah? Bisa kita sarapan sekarang?" Tatapan tajam diarahkan Tari pada kedua orang yang memang terus bertengkar itu, membuat keduanya diam

"Ada masalah apa lagi kamu disekolah?" Tanya Zayyan disela-sela kegiatan sarapan keluarga ini

"Siapa? Aku?" Rayn menunjuk wajahnya sendiri

"Ya siapa lagi"

"Nggak ada!" Jawabnya dengan santai

"Kalau nggak ada, ngapain ayah dipanggil ke sekolah?"

"Mungkin itu Ryan!" Elaknya, membuatnya mendapat tatapan mematikan dari saudara kembarnya

"Memangnya guru kamu nggak bisa bedain mana kamu mana Ryan!" Zayyan benar-benar dibuat geram oleh tingkah salah satu putranya itu

"Mereka cuma salah paham, aku cuma membela diri!" Jawabnya dengan santai

"Tapi itu nggak baik, Rayn!" Ucap Tari lembut

"Bella itu pacar aku mah, terus si curut itu mau rebut gitu aja?"

"Kamu berantem karena rebutan cewek? Cih" Zayyan semakin geram saja, dirinya dipanggil ke sekolah hanya karena masalah perempuan

"Aku ini setia, ayah. Makanya aku mempertahankan apa yang aku punya. Bukan seperti anak kesayangan papa ini" Rayn melirik ke arah saudara kembarnya yang sejak tadi diam saja

"Lo ada masalah apa sih sama gue?" Tanya Ryan yang mulai geram

"Nggak ada, kutu buku"

"Sudahlah, kalian berangkat sana! Nanti telat lagi!" Ujar Tari, lama-lama dirinya kesal juga mendengar pertengkaran ini

"Hari ini kamu sama ayah!"

"Kok gitu?" Tanya Rayn tak percaya dengan apa yang ia dengar

"Motor kamu ayah sita!" Jawab Zayyan, lalu dengan santainya melangkah keluar rumah setelah memberi satu kecupan mesra di kening istrinya

"Nggak bisa gitu dong, Yah. Kalau aku mau kemana-mana gimana?"

"Kamu akan diantar jemput sama Mano!" Jawab Zayyan

"Aku bukan anak kecil yang harus diantar jemput supir, Yah!" Kata Rayn

"Yang sabar!" Ryan menepuk bahu saudara kembarnya sambil berlalu dengan senyuman yang menurut Rayn menyebalkan

"Dasar kutu buku!" Gumam remaja tampan itu "Maah"

"Jangan merengek, Rayn. Kamu turuti saja perintah ayah kamu! Ini hanya sementara, sayang!" Tutur Tari lembut pada sang putra

"Ayah emang nggak pernah sayang sama aku! Mama juga"

Tari menghela napas panjang, gerutu dari sang putra memang tidak bisa ia cegah

"Ayo! Kebetulan ayah mau ke sekolah kamu" Zayyan sampai berbalik karena sang putra tak juga mengikuti langkahnya

Remaja tampan itu menyusul sang ayah dengan mulut yang tak henti-hentinya mengoceh lalu kaki yang dihentak bak anak kecil. Tari yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Lebih baik aku telepon Zalika aja!" Wanita cantik itu melangkah menuju kamarnya

Sementara itu dirumah yang berbeda, seorang wanita tengah duduk didepan cermin guna mengobati luka diwajahnya sendiri

Sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan cairan merah karena kerasnya tamparan yang suaminya berikan sebelum pria itu pergi bekerja

Cairan bening sudah membasahi pipinya, sebaik apapun Zalika menyembunyikan nyatanya hatinya tetap saja terluka

Dirinya hanya ingin rumah tangga harmonis seperti kedua orang tuanya. Zalika ingin seperti sang mama yang begitu dicintai oleh suaminya, bahkan ia tak pernah sekalipun melihat Zayyan memukul Tari, keduanya benar-benar saling mencintai

Terpopuler

Comments

ALRININGSIH ALRININGSIH

ALRININGSIH ALRININGSIH

ada masalh apa sebenarnya Arga ini kok istrinya disiksa

2025-08-27

2

Queenfans Angelfans

Queenfans Angelfans

𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒛𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒊 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒊𝒏 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉
𝒌𝒐𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒛𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒄𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒔𝒊 𝑨𝒓𝒈𝒐

2025-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Pernikahan
2 Kecurigaan
3 Ancaman
4 Akan Pindah
5 Rencana
6 Penyelamatan
7 Kondisi Zalika
8 Dendam
9 Trauma
10 Saling Menguatkan
11 Ingin Berpisah
12 Pulang
13 Tugas Dari Zayyan
14 Hati Rayn
15 Kemping
16 Melanjutkan Hidup
17 Sekretaris
18 Makan Siang
19 Cemburu
20 Mobil Baru
21 Leon
22 Rayuan Leon
23 Ketakutan
24 Cemas
25 Salah Paham
26 Hadiah Kecil
27 Lukisan
28 Kenyataan
29 Pengganggu
30 Tuduhan
31 Terungkap
32 Hukuman
33 Kesepakatan
34 Pesta Pertunangan
35 Dansa
36 Cinta Jefry
37 Meminta Penjelasan
38 Curiga
39 Ajakan Leon
40 Night Club
41 Amarah Jefry
42 Demam
43 Sesi Curhat
44 Menjelaskan
45 Bukit Tentang Leona
46 Amarah Astrid
47 Kecewanya Tari
48 Mengundurkan Diri
49 Calon Istri?
50 Merestui
51 Tertangkap
52 Rencana Zalika
53 Melamar
54 Bertemu Arga
55 Penyesalan
56 Sah
57 Mogok
58 Ketiduran
59 Mertua dan Menantu
60 Antar Jemput
61 Jatuh Cinta?
62 Weekend
63 Bertemu Calon Mertua
64 Cincin
65 Jalan-jalan
66 Salah Paham
67 Siasat
68 Liburan
69 Keluarga Gavin
70 Pasien
71 Kembali Bersama
72 Pulang
73 Ngambek
74 Kepergok adik ipar
75 Patah Hati Again
76 Milly
77 Belanja
78 Berubah
79 Kabar Bahagia
80 Hari Bahagia
81 Malam Kelam
82 Bertanggung Jawab
83 Rutinitas Pengantin Baru
84 Melamar
85 Sah
86 Kecewa
87 Saling Menerima
88 Hamil?
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Malam Pernikahan
2
Kecurigaan
3
Ancaman
4
Akan Pindah
5
Rencana
6
Penyelamatan
7
Kondisi Zalika
8
Dendam
9
Trauma
10
Saling Menguatkan
11
Ingin Berpisah
12
Pulang
13
Tugas Dari Zayyan
14
Hati Rayn
15
Kemping
16
Melanjutkan Hidup
17
Sekretaris
18
Makan Siang
19
Cemburu
20
Mobil Baru
21
Leon
22
Rayuan Leon
23
Ketakutan
24
Cemas
25
Salah Paham
26
Hadiah Kecil
27
Lukisan
28
Kenyataan
29
Pengganggu
30
Tuduhan
31
Terungkap
32
Hukuman
33
Kesepakatan
34
Pesta Pertunangan
35
Dansa
36
Cinta Jefry
37
Meminta Penjelasan
38
Curiga
39
Ajakan Leon
40
Night Club
41
Amarah Jefry
42
Demam
43
Sesi Curhat
44
Menjelaskan
45
Bukit Tentang Leona
46
Amarah Astrid
47
Kecewanya Tari
48
Mengundurkan Diri
49
Calon Istri?
50
Merestui
51
Tertangkap
52
Rencana Zalika
53
Melamar
54
Bertemu Arga
55
Penyesalan
56
Sah
57
Mogok
58
Ketiduran
59
Mertua dan Menantu
60
Antar Jemput
61
Jatuh Cinta?
62
Weekend
63
Bertemu Calon Mertua
64
Cincin
65
Jalan-jalan
66
Salah Paham
67
Siasat
68
Liburan
69
Keluarga Gavin
70
Pasien
71
Kembali Bersama
72
Pulang
73
Ngambek
74
Kepergok adik ipar
75
Patah Hati Again
76
Milly
77
Belanja
78
Berubah
79
Kabar Bahagia
80
Hari Bahagia
81
Malam Kelam
82
Bertanggung Jawab
83
Rutinitas Pengantin Baru
84
Melamar
85
Sah
86
Kecewa
87
Saling Menerima
88
Hamil?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!