Happy Reading.
Perlahan Vino melangkahkan kakinya, sungguh ia sangat ingin memeluk gadis yang tengah menatapnya dengan air mata yang mengalir di pipi mulusnya itu.
"Amel aku sangat merindukanmu." Ujar Vino sambil memeluk erat tubuh gadis tersebut, pelukan hangat yang sama seperti dulu, kini Amelia merasakannya kembali, laki_laki yang dulu sangat ia cintai, kini ia berada di hadapannya dan memeluknya dengan erat.
Haruskah Amelia membalas pelukan laki_laki tersebut? Atau haruskah Amelia mendorong tubuh laki_laki tersebut? Karena bagaimana pun juga, sekarang Amelia sudah menikah, dan sudah menjadi istri orang lain.
"Lepaskan aku Vino." Lirih Amelia yang mulai memberontak dalam pelukan Vino.
"Tidak Amel, aku sangat, sangat merindukanmu, izinkan aku memelukmu sebentar saja." Ujar Vino tanpa melepaskan pelukannya.
"Jangan gila Vino, aku sudah menikah sekarang, kamu tidak boleh seperti ini. Aku mohon." Amelia berkata dengan uraian air matanya, yang di pikiran Amelia sekarang adalah hanya ingin menjauh dari Vino, atau Amelia akan menerima hukuman dari suami arogannya.
Perlahan Vino melepaskan pelukannya, ia menatap Amelia dengan dalam, rasa rindu yang ia pendam selama dua tahun lebih, masih belum tercurahkan sepenuhnya.
"Apakah kamu membenciku Amel?" Tanya Vino sambil meraih kedua pipi Amelia dengan lembut.
"Benci? Tentu saja aku sangat membencimu Vino, tetapi aku juga sangat merindukanmu." Gumam Amelia dalam hati.
Amelia menyingkirkan kedua tangan Vino dari pipinya, ia menatap Vino dengan tajam, kerinduan dan juga kebencian tersirat dari sorot matanya yang tajam.
"Tentu kamu tau jawabannya bukan? Jadi pergilah sejauh mungkin." Ujar Amelia sambil menahan sesak yang ia rasakan di dalam dadanya.
"Tidak Amel, kamu boleh membenciku. Sebelum aku memberitahumu alasan kepergianku waktu dulu, jadi aku mohon berikan aku kesempatan untuk menjelaskannya."
"Baiklah, sekarang kamu jelaskan semuanya."
"Tidak disini Amel, lebih baik kita cari tempat yang nyaman." Ucap Vino sambil membawa Amelia masuk ke dalam mobilnya.
"Hey, lepaskan, aku tidak ingin ikut denganmu."
"Amel please ... Aku ingin menjelaskan semuanya kepadamu, tapi tidak disini ok."
Amelia berpikir sejenak, ia memang sangat penasaran dengan alasan di balik kepergian Vino dulu, tetapi Amelia juga takut, jika dirinya pergi bersama Vino Adrian akan mengetahuinya, dan pastinya Adrian akan memberikan hukuman kepadanya.
"Baiklah aku akan ikut denganmu, tetapi aku hanya punya waktu dua jam, karena aku tidak mau suamiku mengetahui kalau aku pergi dengan laki_laki lain." Ujar Amelia dengan tegas.
Vino mengepalkan kedua tangannya, ia sungguh masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Amelia sudah menjadi istri laki_laki lain, tetapi ia juga tidak akan menyerah, selama Amelia tidak bahagia dengan pernikahannya, maka Vino akan terus mengejarnya.
"Baiklah, ayo masuk."
Setelah itu Amelia pun masuk ke dalam mobil Vino, begitu pun juga dengan Vino.
"Pakai seat belt mu Amel." Ucap Vino dengan nada yang sangat lembut sama seperti dulu ketika mereka masih bersama.
"Hmm."
Vino tersenyum, kemudian ia melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota Jakarta.
***
Cafe ..
Vino menepikan mobilnya di sebuah Cafe yang terkenal di kawasan Jakarta Selatan, kemudian ia turun lalu membukakan pintu mobil untuk Amelia.
"Ayo kita sudah sampai." Ujar Vino dengan tatapan lembutnya.
"Vino kamu tidak perlu bersikap seperti ini lagi." Balas Amelia sambil keluar dari mobil Vino, Vino yang mendengar ucapan Amelia pun hanya tersenyum.
"Mengapa kamu membawaku kesini?"
"Kenapa? Apakah ada yang salah dengan Cafe ini?"
"Hmm tidak ada."
"Kalau tidak ada, ayo kita masuk."
Mereka berdua pun masuk ke dalam Cafe tersebut, Vino membawa Amelia duduk di tempat paling ujung, supaya tidak terlalu berisik dan juga tempat yang nyaman untuk berbicara.
"Ayo duduk." Ujar Vino sambil menarik kursi untuk Amelia.
"Hmm terima kasih."
"Kamu mau minum apa?"
"Apa aja terserah."
"Ok baiklah ,, pelayan."
"Iya mas, mau pesan apa?" Ujar si pelayan setelah tiba di tempat duduk Vino.
"Saya pesan Coffe late nya dua ya."
"Apa lagi mas?"
"Amel, apa ada yang ingin kamu pesan lagi?" Tanya Vino sambil melirik Amelia yang terlihat gelisah.
"Tidak ada, itu saja." Balas Amelia datar, entah mengapa Amelia selalu terbayang wajah Adrian yang menatapnya dengan tajam, seakan_akan Adrian berada di hadapannya saja.
"Baiklah ,, itu saja mba."
"Kalau begiti saya permisi dulu mas, mba, silahkan di tunggu sebentar pesanannya." Ucap si pelayan itu dengan ramah, kemudian pelayan itupun melangkahkan kakinya pergi.
"Ada apa denganmu Amel?" Tanya Vino yang sedari tadi memperhatikan Amelia.
"Aku ,, aku tidak ada apa_apa Vino, jadi apa yang ingin kamu jelaskan kepadaku?" Ujar Amelia yang mencoba untuk menyembunyikan kegelisahannya.
Vino menatap Amelia dengan dalam, kemudian ia mengeluarkan sebuah berkas yang ia simpan di balik jasnya.
"Bacalah Amel." Vino berkata sambil memberikan berkas tersebut kepada Amelia.
"Ini apa Vin?" Tanya Amelia yang tidak mengerti mengapa Vino memberikan berkas itu kepadanya.
"Baca dulu Amel, nanti kamu juga akan tau." Balas Vino dengan nada suara yang sangat lembut, berbeda dengan Adrian yang kasar dan juga dingin.
Amelia pun langsung membuka berkas tersebut kemudian ia membacanya secara teliti, sehingga membuat air mata Amelia jatuh seketika.
"Jadi ,, jadi ini alasan kamu pergi meninggalkan aku Vino?" Lirih Amelia sambil menatap Vino dalam.
"Hey kenapa kamu menangis? Ayolah aku paling tidak suka kalau melihat kamu menangis Amel."
"Jawab Vino? Kenapa kamu menyembunyikan penyakitmu dulu Vin? Kenapa?"
"Iya itu alasan aku meninggalkanmu Amel, maafkan aku."
"Kenapa kamu tidak memberitahuku Vino, kenapa?"
"Karena aku tidak mau membuatmu sedih, dan aku tidak mau membuatmu menanti tanpa ada harapan Amel, bagaimana jika pengobatanku di luar Negeri tidak ada hasil? Aku tidak ingin kamu menangisi penyakitku Amel."
"Tetapi kamu tetap saja membuatku menangis Vino, selama satu tahun aku menunggumu Vino, selama satu tahun aku selalu mencari tau keberadaanmu Vin, kamu tidak tau betapa tersiksanya aku saat itu Vino, jika kamu memberitahuku tentang penyakitmu itu, aku pasti akan menemanimu untuk pengobatan di sana."
"Maafkan aku Amel, aku sungguh tidak siap untuk memberitahumu, bahkan saat aku pergi, aku ingin sekali membawamu bersamaku, tetapi aku takut, jika pengobatanku tidak berhasil, maka kamu akan menangisi kepergianku."
"Bodoh, kenapa kamu berpikir seperti itu Vino? Buktinya kamu masih hidup sekarang, dan kamu berada di hadapanku sekarang."
"Jadi apakah kamu mau memaafkan ku Amel?"
"Permisi pesanan anda sudah datang, silahkan di nikmati." Ujar sang pelayan dengan tiba_tiba.
"Emm ya terima kasih mba." Balas Vino.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit pelayan tersebut.
Setelah kepergian si pelayan, Vino pun kembali berkata dengan nada yang lembut.
"Jadi maukah kamu memaafkan aku Amel?"
Amelia mulai menghapus air matanya, ia menatap laki_laki yang sangat ia cintainya dulu, kemudian Amelia berkata dengan nada yang sedikit pelan.
"Baiklah, aku akan memaafkanmu tetapi kita tidak bisa bersama seperti dulu lagi."
"Tidak apa Amel, kita bisa menjadi teman." Ujar Vino lembut sambil menggenggam kedua tangan Amelia.
"Tidak apa Amel, suatu saat nanti aku pasti akan membuatmu jatuh cinta kembali, dan aku akan membawamu pergi bersamaku." Vino bergumam dalam hati.
"Andai saja, aku tau alasanmu sedari dulu, mungkin aku tidak akan pernah terjebak dengan pernikahan ini, pernikahan yang membuatku menderita, pernikahan yang membuatku tidak bisa bernafas dengan tenang, meskipun aku sangat mencintai Adrian, tetapi Adrian sangat membenciku, dan perlahan rasa cintaku terhadapnya pun berkurang." Gumam Amelia dalam hati.
***
Waktu menunjukkan pukul 17.45, Adrian sudah berada di Apartemennya, ia terlihat sangat marah pasalnya Amelia tidak ada di tempatnya.
"Brengsek, kemana perempuan itu pergi? Kenapa dia tidak ada dimana_mana?" Geram Adrian sambil melemparkan botol minuman ke lantai.
Entah mengapa Adrian tiba_tiba mengingat Vino rekan bisnisnya yang tadi siang ia temui, rasa kesal tiba_tiba muncul dalam dirinya, padahal jelas_jelas Vino tidak bersalah kepadanya, tetapi Adrian seakan_akan memendam kebencian terhadapnya.
Adrian memutar tubuhnya ketika ia mendengar suara langkah kaki dari arah pintu Apartemennya.
"Dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?" Tanya Adrian kepada Amelia yang baru saja sampai di Apartemennya.
"Aku ,, aku dari Restauran, aku bertemu dengan sahabatku Dita." Jawab Amelia berbohong.
"Jangan berbohong, jawab yang jujur." Suara intimidasi keluar dari mulut Adrian, tak lupa tatapan matanya tajam, seakan_akan membuat tubuh Amelia bergetar seketika.
"Aku tidak berbohong Adrian." Amelia berkata sambil menatap Adrian dengan dalam, meskipun dalam hatinya ia merasa takut, tetapi ia tetap berusaha untuk menyembunyikan kebenarannya.
Perlahan Adrian melangkahkan kakinya, ia sangat yakin bahwa Amelia sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"JAWAB dengan jujur Amelia, aku paling benci di bohongi." Ujar Adrian penuh penekanan.
Adrian menatap Amelia dari jarak yang sangat dekat, sehingga membuat Amelia sulit untuk bernafas dan memalingkan wajahnya kesamping.
Merasa tidak ada jawaban, Adrian pun langsung mencengkram kuat dagu Amelia, kini ia semakin yakin bahwa Amelia tengah menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
"Jawab atau aku akan melemparmu dari gedung ini." Ucap Adrian masih penuh dengan penekanan, sehingga membuat Amelia terpaksa jujur.
"Lepaskan dulu tanganmu Adrian, apakah kamu tidak bisa untuk tidak menyakitiku sehari saja?" Balas Amelia yang mulai kesakitan atas cengkraman Adrian di dagunya.
"Heh ,, itu memang keinginanku Amelia, aku sangat bahagia saat kamu tersakiti." Ujar Adrian dengan raut wajah dinginnya dan juga seringaian devil yang mampu membuat Amelia ketakutan.
Amelia terdiam, ia sudah biasa di perlakukan kasar oleh suaminya itu, semakin Amelia berusaha untuk melawan, maka Adrian akan semakin menyiksanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Rosmery Napitu
suruh saja dilempar Mel..kok lemah banget sih jd orang..
2023-03-26
0
Aas Azah
bodoh banget sih Lo Amel,sering di aniaya begitu tapi diem aja🙄laporin aja ke KOMNASHAM biar Adrian membusuk di penjara 😠
2023-02-09
0
Erny Manangkari
Adrian Adrian kamu kejam skali sama amelia
2022-09-15
0