09. Tangis Pilu Amelia

Happy Reading.

Tiga puluh menit kemudian, mobil yang di kendarai Adrian pun akhirnya tiba di kediaman orangtuanya. Dengan perlahan Adrian memarkirkan mobilnya, lalu ia melirik sekilas istrinya.

"Cepat turun." Ujar Adrian setengah berteriak, sehingga membuat Amelia tersentak kaget.

"Ingat dengan apa yang aku katakan tadi." Ujar Adrian dengan nada mengancam.

"Ya aku mengingatnya, kau tidak perlu khawatir." Balas Amelia sambil menatap kesal suaminya. Adrian yang mendapati tatapan tersebut pun langsung mendekatkan wajahnya, lalu ia berkata.

"Jangan menatapku seperti itu, atau aku akan mencongkel kedua bola matamu itu. Mengerti."

Suara intimidasi Adrian mampu membuat tubuh Amelia bergetar ketakutan, apalagi tatapan matanya yang begitu menusuk pandangannya.

"Maaf." Hanya kata maaf yang mampu Amelia ucapkan, Amelia langsung menundukkan kepalanya, ia tidak lagi berani menatap kedua bola mata Adrian yang tajam.

"Sudah ku bilang, jika aku atau kamu berbicara, TATAP mataku, bukannya menundukkan kepalamu BODOH." Adrian berkata dengan nada tingginya, ia terlihat sangat kesal karena Amelia tidak menatapnya saat ia berbicara.

Adrian membuka pintu mobilnya, lalu ia keluar dan menutup pintu tersebut dengan kencang, sehingga membuat Amelia terlonjak kaget.

"Ya Tuhan, saat aku berbicara dan menatapnya tadi, dia malah mengancam ku, dan saat aku berbicara dan menundukkan kepalaku, dia malah memarahiku. Sebenarnya apa mau mu Adrian?." Amelia bergumam dalam hati, tanpa mau keluar dari dalam mobil Adrian.

"Sampai kapan kamu mau berada di dalam mobilku?. Adrian menghela nafasnya dengan kasar, kemudian ia berkata kembali dengan intonasi yang tinggi. "CEPAT TURUN."

Dengan buru_buru Amelia pun membuka pintu mobilnya, kemudian ia turun, lalu menutup kembali pintu mobil tersebut.

Setelah itu, Amelia pun melangkahkan kakinya mengikuti Adrian yang sudah pergi memasuki pekarangan rumahnya.

***

POV Adrian.

Aku masuk ke dalam rumah orang tua ku, terlihat mama sedang menunggu kedatangan ku dan juga istriku, (ralat perempuan yang membunuh kekasihku).

Aku berjalan melangkahkan kakiku dengan cepat, sehingga membuat Amelia berlari kecil untuk mengejar ku, aku memang paling senang jika melihat penderitaan Amelia si perempuan sialan itu.

"Sayang kenapa kamu tidak menggandeng istrimu?, Kasian Amelia, harus berlari seperti itu." Ucap mama ku yang membuat aku kesal.

" Tidak perlu berlebihan ma, dia memang sangat lambat." Balas ku dengan kesal.

Aku sangat heran, kenapa mama sangat menyayangi gadis sialan itu? Begitu pun juga dengan papa, bahkan papa sampai mengancam ku segala, kalau sampai aku tidak menikahi Amelia, maka aku akan di keluarkan dari kartu keluarga.

Benar_benar membuatku kesal dan marah.

"Sayang pelan_pelan jalannya, kamu tidak perlu berlari seperti itu." Ucap mamaku kepada perempuan licik itu, sungguh membuatku geram.

Aku menatap benci Amelia, namun dia seakan_akan tidak melihatku, Amelia menghampiri mamaku, lalu ia memeluknya dengan erat.

"Dasar perempuan licik, bisa saja cari mukanya." Gumam Ku dalam hati.

Aku memang sangat membenci perempuan licik itu, karena aku yakin bahwa dia memang sengaja mencelakai kekasihku dan aku tentunya akan membuatnya MENDERITA.

POV AUTHOR.

"Tidak apa ma, mama apa kabar .?" Tanya Amelia setelah melepaskan pelukannya, Laras tersenyum tulus kemudian ia berkata.

"Mama baik_baik saja sayang, bagaimana keadaanmu?, Apakah Adrian memperlakukan mu dengan baik.?"

Tanya mama Laras, sambil melirik sekilas sang anak.

"Aku baik_baik saja ma, dan Adrian sangat baik terhadap ku." Balas Amelia dengan nada lembutnya, Amelia tidak mungkin mengadu kepada mertuanya, bahwa Adrian memperlakukannya dengan buruk.

"Ma, apakah aku ini penjahat?" Tanya Adrian memperlihatkan wajah kesalnya.

"Mama hanya khawatir kalau kamu memperlakukan istrimu dengan buruk, mama sangat tau watak sifatmu Adrian." Ujar mama Laras sambil menatap tajam anaknya. Bagaimana pun juga, mama Laras sangat yakin, bahwa anaknya memperlakukan Amelia dengan buruk, meskipun Amelia tidak memberitahunya, tetapi mama Laras bisa melihat kesedihan dari tatapan mata Amelia.

"Sudah ma, Adrian sangat baik terhadapku, mama tidak perlu khawatir ya." Ujar Amelia sambil menggenggam tangan mertuanya.

"Tuh mama denger sendiri kan, ah sudahlah Adrian tidak mau berdebat sama mama, Adrian mau istirahat dulu." Adrian berkata dengan nada datarnya, lalu ia pergi melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.

"Sayang mama tau, pasti Adrian tidak memperlakukanmu dengan baik bukan?, Mama bisa melihat kesedihanmu." Ucap Laras, sambil menuntun menantunya untuk duduk di sofa.

"Mama, Adrian sangat baik, sungguh Amelia tidak berbohong, jadi mama tidak perlu khawatir lagi ya." Balas Amelia mencoba untuk meyakinkan mama mertuanya.

Meskipun Laras tau, kalau Amelia sedang berbohong kepadanya, tetapi Laras tidak ingin menekan Amelia, Laras memilih untuk berpura_pura mempercayainya, karena Laras yakin, jika ia terus menekan Amelia, maka Amelia akan semakin menutupi perlakuan buruk suaminya itu.

"Bagus kalau begitu, mama sangat senang mendengarnya." Ujar Laras sambil memperlihatkan senyuman tulusnya, namun jauh dari lubuk hati yang paling dalam, Laras merasa sangat kasihan kepada Amelia.

"Iya ma ,, papa kemana ma?." Tanya Amelia yang mencari keberadaan papa mertuanya.

"Papa lagi pergi ke luar negeri selama tiga hari, jadi kalian tinggal disini untuk menemani mama."

"Ob begitu ,, Amelia diam sejenak sebelum ia melanjutkan ucapannya, lalu Amelia berkata kembali dengan nada sedikit ragu." Oh ya ma, apa Amelia boleh menanyakan sesuatu?"

Laras terlihat mengkerutkan kedua alisnya, Laras sudah menebak Amelia pasti mempertanyakan pernikahannya dengan Adrian. " Mau tanya apa sayang?" Tanya Laras sambil mengusap pucuk kepala Amelia.

"Ma, kenapa mama menyuruh Adrian untuk menikah dengan Amelia?, Padahal mama tau, bahwa Adrian baru kehilangan calon istrinya.?" Tanya Amelia dengan raut wajah yang penasaran.

"Itu permohonan terakhir ayahmu sayang, dan mama juga sangat menyukaimu, karena kamu adalah perempuan cantik dan baik sangat cocok untuk Adrian." Balas Laras dengan lembut.

"Oh begitu ,, Amelia terlihat percaya dengan ucapan mama mertuanya tersebut, meskipun ucapan Laras sebenarnya adalah separuh dari sebuah kebohongan, namun Amelia sama sekali tidak mencurigainya.

"Maafkan mama Amelia, mama tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya, faktanya ayahmu meninggal karena menolong suami mama dari kecelakaan itu, dan ayahmu meninggal tanpa meninggalkan pesan apa pun, mama sangat berhutang budi kepada ayahmu Amelia, makannya mama menikahkan mu dengan Adrian, dan mama sangat yakin, bahwa suatu hari, Adrian akan mencintaimu, karena kamu gadis yang baik." Gumam Laras dalam hati.

"Iya sayang, jadi apa lagi yang mau kamu tanyakan sama mama?" Ujar Laras dengan nada lembutnya.

"Hmm tidak ada ma."

"Yasudah kalau gitu kamu istirahat dulu, nanti setelah makan malam siap, mama akan menyuruh bi Ina untuk memanggilkan kalian berdua."

"Tidak apa ma, Amelia disini saja temenin mama ngobrol, lagian Amelia juga tidak capek kok ma." Ujar Amelia mencari alasan, karena sebenarnya ia tidak mau masuk ke dalam kamar suaminya yang arogant itu.

"Sayang, apa kamu takut sama suamimu?" Tanya Laras yang membuat Amelia sedikit terkejut.

"Ti ,, tidak ma, mana mungkin Amelia takut, Adrian sangat baik terhadap Amelia." Balas Amelia sedikit gugup, sehingga membuat Laras mengernyitkan kedua alisnya. Karena Amelia tidak ingin membuat mama mertuanya curiga, dengan terpaksa, Amelia pun mengiyakan ucapan mama mertuanya tadi.

"Mmm kalau begitu, Amelia ke kamar dulu ya ma." Pamit Amelia dengan nada yang sedikit bergetar.

Laras menatap Amelia, kemudian ia tersenyum lalu berkata " Pergilah sayang, nanti mama akan menyuruh bi Ina untuk memanggil kalian setelah makan malamnya siap."

"Iya ma, Amelia istirahat dulu." Balas Amelia, yang hanya di angguki kepala oleh mertuanya tersebut, lalu Amelia pun bergegas melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, sementara Laras kembali ke dalam kamarnya.

***

Setelah tiba di depan pintu kamar Adrian, Amelia pun menghentikan langkah kakinya, ia ragu untuk mengetuk pintu tersebut, namun ia juga tidak mungkin berdiri seperti penunggu pintu kamar Adrian.

"Ketuk tidak, ketuk tidak, ketuk tidak, ah ketuk saja lah, lagian ini rumah orang tua nya Adrian, dia tidak mungkin memaki ku bukan?." Amelia bergumam dalam hati, ia seakan_akan mau menghadapi singa yang sudah siap_siap untuk menerkamnya.

Sebelum Amelia mengetuk pintu kamar tersebut, Adrian sudah terlebih dahulu membukanya, ia menatap tajam Amelia, lalu berkata dengan nada dinginnya.

"Masuk, jangan membuat mama ku curiga kalau aku memperlakukan mu dengan buruk."

Amelia tidak membalas ucapan Adrian, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Adrian. Adrian kembali menutup pintu tersebut, lalu ia berjalan melewati Amelia yang tengah berdiri menghadap sebuah photo sahabatnya bersama Adrian.

"Kenapa kamu berdiri disitu, duduk." Adrian berkata dengan nada dinginnya, Amelia langsung melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada di kamar Adrian, kemudian ia duduk sambil menatap lantai yang berada di bawah nya.

"Apa kamu mendadak bisu?, Adrian berkata kembali, ia sangat kesal karena Amelia tidak membalas ucapannya. "JAWAB BODOH" dengan suara lantang dan juga mengintimidasi.

"Tidak, aku tidak bisu." Balas Amelia tanpa mengalihkan pandangannya dari lantai.

Adrian melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Amelia sedang menundukkan kepalanya, tangannya yang lebar mencengkram kuat dagu Amelia, agar gadis itu menatap wajahnya.

"Sudah ku bilang, jika berbicara denganku, tatap mataku, jangan menundukkan kepalamu seperti orang BODOH." Ujar Adrian dengan raut wajah dinginnya, ia menatap benci Amelia.

"Lepaskan Adrian kamu menyakitiku." Ringis Amelia sambil berusaha untuk melepaskan cengkraman kuat tangan Adrian.

"Aku memang ingin menyakitimu Amelia, bahkan aku ingin kamu merasakan penderitaan seumur hidupmu." Ujar Adrian sambil memperlihatkan seringaian devilnya, ia tidak melepaskan cengkraman nya, malah ia semakin memperkuat cengkraman nya sehingga membuat Amelia lebih kesakitan.

"Aku ,, aku mohon Adrian, berhentilah menyiksa ku, aku bersumpah, aku tidak membunuh kekasihmu, percayalah." Amelia berkata sambil menatap Adrian dengan nanar, ia sudah tidak tau harus bagaimana lagi, agar Adrian mempercayai ucapannya.

"Haha ,, Adrian tertawa, kemudian ia berkata dengan nada dinginnya dan juga tatapan mata yang seakan_akan ia ingin membunuh Amelia.

" Kau pikir aku akan mempercayaimu?, TIDAK, Amelia, bagiku kamu adalah seorang pembunuh, perempuan licik sepertimu pantas untuk menerima setiap penderitaan yang akan aku berikan kepadamu SETIAP HARI. Mengerti."

Adrian melepaskan cengkramannya, lalu ia melangkahkan kakinya.

"Kenapa kamu tidak selidiki saja kecelakaan itu?, Kenapa kamu selalu menyalahkan ku?, Kenapa kamu selalu menuduhku tanpa bukti?, Kenapa Adrian? Kenapa?, Apa karena aku mencintaimu?, Jadi kamu memutuskan untuk menghakimi ku sendiri begitu?, Adrian, kamu jangan keterlaluan, kamu boleh menyiksa ku, kamu boleh membunuh ku, jika aku memang orang yang membunuh kekasihmu, tapi pada kenyataannya, aku bukanlah orang yang membunuh kekasihmu." Ujar Amelia di iringi dengan tangisannya.

Adrian diam mematung, ia sendiri memang sudah menyelidiki kecelakaan mobil yang di tumpangi kekasihnya tersebut, dan hasilnya memang benar bahwa kecelakaan itu asli tanpa rekayasa.

Namun Adrian kekeh dengan pendiriannya, ia sangat yakin bahwa Amelia lah yang merekayasa kecelakaan tersebut.

"Berhenti berbicara omong kosong, bagiku, kamu tetap seorang pembunuh, perempuan licik berhati iblis." Ujar Adrian dengan dingin, lalu ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Sementara Amelia masih menangisi perkataan Adrian yang begitu menyakitkan, ia sungguh tidak menyangka, bahwa dirinya akan mengalami penderitaan seperti ini, dan lebih parahnya lagi, Amelia tidak bisa membencinya.

"Adrian sampai kapan kamu akan menyalahkan ku?, Sampai kapan kamu akan membenciku?, Dan kapan kamu akan mempercayai ku." Gumam Amelia dalam hati, sambil menghapus air matanya yang terus mengalir tanpa henti.

Bersambung....

"

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Tahun ni jun 2023---baru jumpa ni cerita..awal baca macam best

2023-06-21

2

Nur fadillah

Nur fadillah

Nggak tega bacanya...sedih banget...😭😭😭

2023-04-10

0

Rika Khoiriyah

Rika Khoiriyah

🙄🙄🙄🙄

2022-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 01 Pernikahan Amelia dan Adrian.
2 02 Di Tinggal Sendirian
3 03 Nomor Tidak Dikenal
4 04 Penderitaan Amelia
5 05.Sebuah Penghinaan
6 06.Sahabat Amelia
7 07. Masalalu
8 08. Kenyataan Yang Menyakitkan
9 09. Tangis Pilu Amelia
10 10. Panggilan Dari Vino
11 11. Berbohong
12 12.Murka
13 13.Sandiwara
14 14. Perasaan yang menyakitkan
15 Rumah Sakit
16 Terkurung dalam Lingkaran
17 Merindukanmu
18 Bab.18 Pertemuan
19 19.Iblis Gila
20 Alasan di balik kematian Nisa
21 Perasaan Hampa
22 Sebuah permintaan
23 Sebuah pengakuan
24 Mengamuk
25 Satu Minggu Kesempatan
26 26. Melarikan Diri
27 Kecelekaan
28 28 Akan membawa pergi.
29 Surat Cerai
30 Disaat Aku Mencintaimu
31 Mencari tau keberadaannya
32 32. Sadar dari koma
33 33. Penyakit Vino
34 34. Membuat Kenangan Indah.
35 35.Takut kehilanganmu
36 36. Obsesi Adrian
37 37. Takdir Tuhan
38 38. Buku kecil
39 39. Ingin selalu di sampingmu
40 40. Harus mendapatkan nya.
41 41. Gelisah
42 42.Pertemuan
43 43.Sangat membencimu.
44 44. Koma
45 45.Tidak akan melepaskannya.
46 46. Kenyataan yang memilukan.
47 47. Semakin memburuk.
48 48. Sadar dari koma.
49 49. Cerita Adrian.
50 50. Sebuah permintaan.
51 Kepergian Vino
52 52. Berita kematian Vino
53 53. Tekad Adrian
54 54. Negara A
55 55.Selamat tinggal cinta pertama
56 56. Hilangnya rasa benci
57 57. Menunggu pertunjukkan
58 58. Penampilan konyol Adrian.
59 59. Tertawa bersama.
60 60. Hukuman untuk Daniel
61 61.Uring-uringan
62 62. Kelakuan manis Adrian
63 63. Arga Putra Sanjaya
64 64. Mengingatnya
65 65. Dunia gelap Arga
66 Visual tokoh.
67 66. THE KING OF MAFIA(DEADLY DEVIL)
68 67. Sahabat gila. ADRIAN DAN DANIEL.
69 68. Morning Kiss
70 69. Hukuman bos sialan
71 70. Gugup
72 71. Rahasia Arga.
73 72. Kediaman Aditama
74 73. Menunggu tiga hari
75 74. Kesempatan untuk Adrian.
76 75. Mengundurkan Diri
77 76. Pertama kalinya
78 77. Si Pengganggu
79 78. Rencana
80 79. Will you marry me
81 80. Bahagia
82 81. Gugup
83 82. Fitting baju pengantin.
84 83. Tidak suka.
85 84. Pesta pernikahan.
86 85. Pesta pernikahan 2.
87 86. MP begitu saja.
88 87. Gagal lagi.
89 88.Jiwa jomblo Rehan
90 89. Malam yang panjang.
91 90. Bahagia.
92 91. Pamer
93 92. Pasangan romantis.
94 93. Kesabaran sang jomblo
95 94. Kucing dan Tikus.
96 95. Jiwa kepo Daniel.
97 96. Honeymoon.
98 97. Honeymoon part2
99 98. Alina & Rehan
100 99. Back to Jakarta
101 100. Kehamilan Amelia
102 101. Ngidam ..
103 102. Gadis polos.
104 103. Kekesalan sang jomblo
105 104. Isi hati Dita
106 105. Tamat.
107 Pengumuman.
Episodes

Updated 107 Episodes

1
01 Pernikahan Amelia dan Adrian.
2
02 Di Tinggal Sendirian
3
03 Nomor Tidak Dikenal
4
04 Penderitaan Amelia
5
05.Sebuah Penghinaan
6
06.Sahabat Amelia
7
07. Masalalu
8
08. Kenyataan Yang Menyakitkan
9
09. Tangis Pilu Amelia
10
10. Panggilan Dari Vino
11
11. Berbohong
12
12.Murka
13
13.Sandiwara
14
14. Perasaan yang menyakitkan
15
Rumah Sakit
16
Terkurung dalam Lingkaran
17
Merindukanmu
18
Bab.18 Pertemuan
19
19.Iblis Gila
20
Alasan di balik kematian Nisa
21
Perasaan Hampa
22
Sebuah permintaan
23
Sebuah pengakuan
24
Mengamuk
25
Satu Minggu Kesempatan
26
26. Melarikan Diri
27
Kecelekaan
28
28 Akan membawa pergi.
29
Surat Cerai
30
Disaat Aku Mencintaimu
31
Mencari tau keberadaannya
32
32. Sadar dari koma
33
33. Penyakit Vino
34
34. Membuat Kenangan Indah.
35
35.Takut kehilanganmu
36
36. Obsesi Adrian
37
37. Takdir Tuhan
38
38. Buku kecil
39
39. Ingin selalu di sampingmu
40
40. Harus mendapatkan nya.
41
41. Gelisah
42
42.Pertemuan
43
43.Sangat membencimu.
44
44. Koma
45
45.Tidak akan melepaskannya.
46
46. Kenyataan yang memilukan.
47
47. Semakin memburuk.
48
48. Sadar dari koma.
49
49. Cerita Adrian.
50
50. Sebuah permintaan.
51
Kepergian Vino
52
52. Berita kematian Vino
53
53. Tekad Adrian
54
54. Negara A
55
55.Selamat tinggal cinta pertama
56
56. Hilangnya rasa benci
57
57. Menunggu pertunjukkan
58
58. Penampilan konyol Adrian.
59
59. Tertawa bersama.
60
60. Hukuman untuk Daniel
61
61.Uring-uringan
62
62. Kelakuan manis Adrian
63
63. Arga Putra Sanjaya
64
64. Mengingatnya
65
65. Dunia gelap Arga
66
Visual tokoh.
67
66. THE KING OF MAFIA(DEADLY DEVIL)
68
67. Sahabat gila. ADRIAN DAN DANIEL.
69
68. Morning Kiss
70
69. Hukuman bos sialan
71
70. Gugup
72
71. Rahasia Arga.
73
72. Kediaman Aditama
74
73. Menunggu tiga hari
75
74. Kesempatan untuk Adrian.
76
75. Mengundurkan Diri
77
76. Pertama kalinya
78
77. Si Pengganggu
79
78. Rencana
80
79. Will you marry me
81
80. Bahagia
82
81. Gugup
83
82. Fitting baju pengantin.
84
83. Tidak suka.
85
84. Pesta pernikahan.
86
85. Pesta pernikahan 2.
87
86. MP begitu saja.
88
87. Gagal lagi.
89
88.Jiwa jomblo Rehan
90
89. Malam yang panjang.
91
90. Bahagia.
92
91. Pamer
93
92. Pasangan romantis.
94
93. Kesabaran sang jomblo
95
94. Kucing dan Tikus.
96
95. Jiwa kepo Daniel.
97
96. Honeymoon.
98
97. Honeymoon part2
99
98. Alina & Rehan
100
99. Back to Jakarta
101
100. Kehamilan Amelia
102
101. Ngidam ..
103
102. Gadis polos.
104
103. Kekesalan sang jomblo
105
104. Isi hati Dita
106
105. Tamat.
107
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!