Happy Reading.
Amelia dan juga Nisa kembali melanjutkan obrolan mereka, sampai dimana Amelia merasakan perutnya yang sudah mulai tidak enak, akhirnya Amelia pun memutuskan untuk pergi ke toilet.
"Nis, gw ke toilet dulu ya, kebelet nih." Pamit Amelia sambil berdiri lalu pergi melangkahkan kakinya.
"Ok jangan lama_lama Mel." Balas Nisa sedikit berteriak yang hanya di balas lambaian tangan oleh Amelia.
Setelah kepergian Amelia, Adrian pun datang menghampiri kekasihnya, ia terlihat sangat tampan mengenakan kemeja berwarna putih dengan lengan yang di gulung sampai sikut.
"Sayang maafkan aku, karena sudah membuatmu menunggu." Ujar Adrian sambil mengecup lembut kening Nisa.
"Hmm tidak apa_apa ko sayang, lagian aku disini bersama sahabatku." Balas Nisa lembut.
"Lalu kemana sahabatmu?"
"Oh dia lagi di toilet, mungkin sebentar lagi kembali, kamu mau pesen apa.?"
"Coffee late aja."
"Baiklah, pelayan." Panggil Nisa kepada pelayan cafe tersebut.
"Mba coffee late nya satu ya." Ujar Nisa setelah pelayan itu berdiri di hadapannya.
"Ada lagi mba?" Tanya pelayan sambil mencatat pesanan Nisa.
"Tidak ada, itu saja."
"Baiklah kalau begitu mohon tunggu sebentar ya mba." Ujar pelayan tersebut dengan ramah, Nisa hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
***
Lima menit kemudian Amelia pun sudah keluar dari toiletnya, ia segera melangkahkan kakinya menuju tempatnya tadi. Dari kejauhan, Amelia melihat sosok laki_laki yang duduk membelakanginya bersama Nisa.
"Sepertinya pacar Nisa sudah datang, hmm aku jadi penasaran seperti apa rupanya.?" Amelia bergumam dengan pelan, ia mempercepat langkah kakinya.
"Amelia lo lama banget sih." Ujar Nisa setelah Amelia berdiri tepat di belakang kekasih sahabatnya.
"Hmm sory, gw kan gak mungkin cepet_cepet kali." Balas Amelia sambil menghampiri sahabatnya.
"Ok ok, nih gw kenalin ini Adrian laki_laki sekaligus pacar gw yang selama ini gw ceritain ke elo." Ujar Nisa sambil meraih tangan Amelia.
Deg, Amelia terkejut melihat laki_laki yang berada di hadapannya, Amelia merasakan sesak di dalam dadanya, ternyata laki_laki yang selama ini ia cintai adalah kekasih sahabatnya sendiri, sungguh takdir yang menyakitkan bagi Amelia.
Sementara Adrian hanya menatapnya dengan datar, ia pun sedikit terkejut, karena perempuan yang ia tolong adalah sahabat kekasihnya sendiri.
"Mel, kenapa bengong." Tanya Nisa yang sambil melambaikan tangannya.
"Eh maaf, hallo aku Amelia sahabatnya Nisa." Ujar Amelia sambil berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Adrian kekasih Nisa." Balas Adrian singkat.
"Emm Nis, sepertinya gw harus pulang sekarang, soalnya tadi bokap gw telpon ." Ujar Amelia berbohong.
"Yasudah kalau gitu lo hati_hati ya Mel, salam buat bokap lo."
"Hmm iya, gw pamit ya Nis." Ujar Amelia tanpa menoleh ke arah Adrian. Amelia melangkahkan kakinya dengan cepat, sehingga membuat Nisa percaya bahwa ayah Amelia memang menyuruhnya untuk pulang.
"Ya Tuhan ternyata laki_laki yang selama ini aku cintai adalah kekasih sahabatku sendiri, sungguh takdir yang begitu menyakitkan, setelah di tinggalkan oleh kekasihku, kini aku harus di takdir kan untuk mencintai kekasih sahabatku, yang tidak mungkin bisa aku miliki. Kamu memang menyedihkan Amelia." Amelia bergumam dalam hati, ia sungguh merasa bersalah terhadap sahabatnya Nisa.
Setelah Amelia mengetahui bahwa Adrian adalah kekasih sahabatnya, Amelia pun mencoba untuk melupakannya, dan Amelia selalu menghindar jika Nisa mulai bertanya tentang laki_laki yang selalu ia ceritakan selama ini kepada sahabatnya, dengan alasan bahwa laki_laki tersebut sudah memiliki kekasih dan Amelia sudah tidak harapan lagi.
FlashBack Of.
***
POV AUTHOR
Lamunan Amelia terhenti, setelah ia mendengar suara ketukan pintu di kamarnya, dengan malas, Amelia pun pergi melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.
"Ikut aku ke rumah orang tuaku sekarang." Ujar Adrian setelah Amelia membuka pintu kamarnya.
"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan berganti baju dulu." Balas Amelia pelan.
"Lima menit, aku tunggu kamu, jika lebih dari lima menit, maka aku akan meninggalkanmu sendirian disini." Ujar Adrian dengan tegas, kemudian Adrian pun berbalik dan melangkahkan kakinya pergi, sementara Amelia, langsung menutup pintunya.
Amelia langsung melepaskan pakaiannya, lalu ia membuka lemari bajunya dan memilih pakaiannya.
Setelah selesai Amelia pun memakai liptint di bibir merahnya, lalu menguncir kuda rambutnya seperti biasa.
Setelah rapi, Amelia pun keluar dari kamarnya, lalu ia menghampiri suaminya yang tengah menatapnya tanpa berkedip.
"Aku sudah selesai." Ujar Amelia dengan gugup karena mendapatkan tatapan tajam dari suaminya.
" Baiklah ayo jalan." Ujar Adrian sambil melangkahkan kakinya dengan dengan lebar, sementara Amelia mengekorinya dari belakang.
"Sial, hampir saja aku terpesona dengan perempuan licik ini." Gumam Adrian dalam hati.
***
Adrian masuk ke dalam mobilnya, begitu pun juga dengan Amelia, sebelum Adrian melajukan mobilnya, Adrian menatap Amelia tajam, lalu ia berkata dengan nada dinginnya.
"Ingat, jangan pernah berkata apapun kepada orang tua ku, mengerti."
"Aku mengerti." Balas Amelia singkat.
Setelah itu Adrian pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia fokus dengan menyetirnya, sementara Amelia melihat keluar jendela.
Keadaan di dalam mobil seketika mendadak hening, tidak ada satu pun yang berbicara di antara mereka berdua.
Namun tiba_tiba ponsel milik Amelia berbunyi, sehingga membuat Adrian melirik ke arah suara, sementara Amelia menghela nafasnya dengan pelan, lalu ia meraih ponselnya.
"Amelia, kamu tidak lupakan untuk membantuku besok siang.?" Tanya Alex di ujung telpon sana.
"Hmm ya, aku tidak lupa, kamu tenang saja, jadi ada apa kamu menelponku?" Ujar Amelia dengan nada seperti biasanya.
"Baiklah, aku hanya memastikan kalau kamu tidak lupa dengan janjimu saja, ok aku tutup dulu ya bye." Setelah itu, Alex pun mengakhiri panggilannya, sementara Amelia menghembuskan nafasnya dengan kasar, sehingga membuat Adrian kembali meliriknya.
"Siapa yang telpon kamu.?" Tanya Adrian penasaran.
"Sahabatku." Balas Amelia dengan singkat.
"Yakin dia hanya sahabatmu?"
"Ya, dia memang sahabatku."
"Amelia, tidak perduli kau berhubungan dengan siapa pun, selama kau masih menjadi istriku, kau harus menjaga reputasi ku, aku tidak mau kalau sampai orangtuaku tau, kalau kamu selingkuh di belakangku." Ujar Adrian yang mulai ngaco dengan ucapannya.
"Adrian, apa maksudmu berkata begitu?, Aku tidak selingkuh di belakangmu, dia memang sahabatku."
Adrian menepikan mobilnya di pinggir jalan, lalu ia menatap tajam Amelia dan tangannya yang besar mencengkram kuat dagu Amelia sehingga membuat Amelia meringis kesakitan.
"Perempuan licik seperti kamu, pasti memiliki banyak pria di belakangku, tapi aku tidak peduli dengan semua itu, yang jelas selama kamu masih menjadi istriku, kamu harus menjaga air muka ku di hadapan umum, aku tidak mau menjadi bahan ledekan karena memiliki istri yang mempunyai banyak pria." Ujar Adrian dengan dingin, sungguh ucapannya bagaikan pisau yang tajam, menusuk tepat di hati Amelia.
"Adrian, kamu boleh membenciku sesuka hatimu, tapi kamu tidak boleh menghinaku seperti ini, aku bukanlah perempuan hina, aku masih punya harga diri, aku bukan perempuan licik yang seperti kamu ucapkan." Amelia berkata dengan nada yang bergetar menahan air matanya yang mulai keluar di sudut kedua bola matanya.
"Tetapi bagiku, kau hanya perempuan licik dan juga hina, jadi kamu pantas untuk menerimanya." Ujar Adrian dengan dingin, lalu ia melepaskan cengkraman nya dengan kasar dan mendorong tubuh Amelia hingga terbentur kaca mobil.
Adrian kembali memegang setir mobilnya, ia mulai melajukan lagi kendaraannya, sementara Amelia hanya bisa menahan rasa sakit di hatinya, ia tidak ingin lagi berbicara dengan Adrian, karena semakin ia berusaha untuk membela diri, maka Adrian akan semakin menghinanya dan mengeluarkan kata_kata yang menusuk seperti pisau belati yang tajam.
"Sabar Amelia, anggap semua ini hanya mimpi burukmu, jangan menangis karena ucapannya yang menyakitkan, kamu pasti bisa lewati semuanya." Amelia bergumam dalam hati, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela, untuk menghibur dirinya sendiri, sementara Adrian sesekali meliriknya, ia tersenyum puas, ketika melihat Amelia tengah menghapus air matanya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Fawaz Al ashy
sabar ya Amelia
2024-07-03
0
Nur fadillah
sedih banget...😭😭😭
2023-04-10
0
Erny Manangkari
Adrian kamu sunggu kejam sama amelia
2022-09-15
0