Happy Reading.
Amelia tengah memasak di dapur, sementara Adrian baru saja menuruni anak tangga, kemudian ia menghampiri Amelia yang tengah fokus dengan masakannya.
"Sedang apa kau" Tanya Adrian dengan tiba_tiba, sehingga membuat Amelia terkejut.
"Aku, aku sedang memasak untuk makan malam." Balas Amelia dengan gugup.
"Oh, bagus kalau begitu, cepatlah aku sudah lapar."
Amelia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti, Adrian menatap Amelia dengan tajam, pasalnya setiap kali Amelia berbicara atau berhadapan dengannya, Amelia tidak pernah menatapnya.
"Kalau aku sedang berbicara, angkat wajahmu lihat aku, jangan menundukkan kepala mu seperti orang bodoh, Adrian menjeda ucapannya beberapa detik, kemudian ia berkata lagi dengan nada bicara seolah_olah ia sedang mengejek Amelia." Oh iya aku lupa, bahwa kau memang perempuan BODOH." Setelah mengucapkan hal itu, Adrian pun bergegas melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Sementara Amelia hanya bisa menghela nafasnya secara kasar, lalu ia kembali fokus dengan masakannya.
***
Ponsel Adrian kembali berbunyi, dengan malas Adrian pun mengangkat panggilan dari sahabatnya Daniel.
"Bro gw udah ada di depan pintu apartemen lo, cepetan bukain." Ujar Daniel dari ujung telpon.
"Ya sebentar." Balas Adrian singkat, lalu Adrian memutuskan panggilannya.
'"Hey bukain pintu, ada sahabatku di luar." Teriak Adrian kepada Amelia.
Amelia mengangguk, lalu ia melangkahkan kakinya menuju pintu.
Terdengar suara pintu di buka, menampilkan perempuan cantik yang tengah berdiri di hadapan Daniel dengan senyuman manis di bibirnya.
"Daniel ,, silahkan masuk." Ujar Amelia dengan lembut.
"Hay Amelia, apa kabarmu?" Sapa Daniel tanpa berkedip.
"Aku baik_baik saja." Balas Amelia datar
"Baguslah kalau begitu ,, Apakah aku mengganggu kalian berdua.?" Tanya Daniel pura_pura tidak tau tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara Adrian dan Amelia.
"Tidak, masuklah." Balas Amelia sambil memperlihatkan senyuman palsunya.
Daniel tersenyum, lalu ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen sahabatnya.
"Tumben sekali lo nginep di tempat gw." Ucap Adrian setelah sahabatnya duduk di sebelahnya.
"Memangnya kenapa?"
"Gw cuma heran aja, biasanya lo paling seneng bermain_main di apartemen lo bersama jalang_jalang lo."
"Sialan, jangan bawa_bawa jalang gila, nanti istri lo denger." Daniel berkata dengan pelan.
"Masalahnya apa, kalau dia denger?, Tidak ada hubungannya kan dengan lo?" Ujar Adrian dengan raut wajah bingungnya.
"Tentu saja tidak ada, tapi kalau istri lo denger, gw sering main cewe, mau di taro dimana muka gw."
"Taro di tong sampah." Ujar Adrian datar.
"Dasar sialan." Dengus Daniel dengan kesal.
***
Makan malam
"Wah masakan mu enak sekali Mel." Puji Daniel dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Terima kasih atas pujiannya." Amelia tersenyum
"Cih, apanya yang enak?, Masakan kaya gini hanya bisa di makan oleh binatang." Adrian berkata dengan nada dinginnya, lalu ia melemparkan makanannya ke depan wajah Amelia.
Amelia terkejut, begitu pun juga dengan Daniel, ia tak percaya bahwa Adrian benar_benar memperlakukan Amelia seperti itu.
"Sabar Amelia, kamu tidak boleh menangis, kamu tidak boleh sakit hati, ini hanya mimpi burukmu." Amelia menyemangati dirinya sendiri dalam hati.
Meskipun ia merasakan sesak di dadanya, namun ia harus bisa menahannya agar tidak menangis, apalagi di hadapannya ada Daniel.
Amelia membersihkan makanan yang di lemparkan oleh suaminya tersebut, kemudian ia berkata dengan senyuman palsunya " Maafkan aku, biar aku membuatkan mu makan malam yang baru."
"Jangan dengarkan Adrian, masakan mu sungguh sangat enak, mungkin lidah Adrian saja yang bermasalah." Ujar Daniel sambil memperlihatkan senyuman tulusnya.
"Terima kasih Daniel, tapi jika masakan ku tidak enak sebaiknya kamu tidak usah memakannya."
"Pergi, buatkan aku yang baru, aku tidak mau makan makanan sampah ini." Adrian berucap dengan nada dinginnya.
"Baiklah." Balas Amelia singkat, kemudian Amelia melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Apa lo tidak keterlaluan?" Ujar Daniel sambil menatap kesal sahabatnya.
"Apanya yang keterlaluan?"
"Adrian perlakukan lah Amelia dengan baik, jangan lo menyakitinya lagi, atau lo akan menyesal nanti."
"Jangan ikut campur urusan gw, lebih baik lo diem dan urusin hidup lo."
"Terserah lo, gw hanya ngingetin lo, jika suatu saat nanti lo pasti akan menyesali perbuatan lo."
"Gw tidak akan menyesali perbuatan gw, karena gw yakin dia sudah membunuh kekasih gw, dan lo tidak perlu mengingatkan gw lagi."
"Adrian gw yakin, lo pasti akan menyesal suatu hari nanti." Daniel menatap tajam sahabatnya, ia sungguh merasa marah dan kesal karena Adrian sudah memperlakukan Amelia dengan buruk di hadapan dirinya.
"Andai saja gw bisa membawa Amelia pergi dari si gila ini." Gumam Daniel dalam hati.
"Diam atau lo pergi dari Apartemen gw, dan gaji lo gw potong tiga puluh persen. Mengerti."
"Ok baiklah gw diam, gw juga malas berdebat sama orang keras kepala kaya lo."
***
Amelia membawakan masakannya yang baru, lalu ia menaruhnya tepat di hadapan suaminya sambil memperlihatkan senyuman palsunya, kemudian ia berkata" Makanannya sudah jadi, makanlah."
Adrian menatap makanan tersebut, lalu menatap Amelia dengan tajam, sehingga membuat Amelia memalingkan wajahnya.
"Aku sudah tidak berselera lagi, lebih baik kau habiskan semua makanan yang ada disini tanpa sisa." Ujar Adrian di iringi senyum devil nya.
"Adrian jangan keterlaluan, bagaimana bisa istri lo menghabiskan semua makanan ini?" Ujar Daniel yang menatap tajam sahabatnya.
"Gw tidak nanya lo, jadi lebih baik lo diam, dan jangan ikut campur urusan gw. Mengerti."
Daniel diam dan menatap Amelia dengan tatapan kasihan, ia sungguh tidak bisa melihat Amelia menderita, namun ia juga tidak bisa melakukan apa_apa, terlebih lagi, Adrian adalah bosnya.
"Gw pulang dulu." Ujar Daniel dengan nada dinginnya, ia memutuskan untuk kembali ke apartemennya, karena ia tidak ingin melihat Amelia menderita.
Adrian tidak menyahutinya, ia hanya menatap aneh kepada sahabatnya itu, namun Adrian tidak mau ambil pusing, ia kini kembali menatap Amelia dengan tajam, lalu ia berkata." Aku bilang habiskan semua makanan ini, kenapa kau malah diam."
Amelia menundukkan kepalanya, lalu ia duduk di atas kursi sambil mengambil setiap makanan yang ada di atas meja makan tersebut.
"Jika aku berbicara, tatap mataku, atau kau mau aku mencongkel kedua bola matamu itu.?" Ujar Adrian sembari mencengkram dagu Amelia dengan kuat sehingga membuat Amelia meringis kesakitan.
"Aku tau, tolong lepaskan tanganmu" Amelia berkata dengan pelan.
"Bagus, kalau begitu cepat habiskan, jangan sampai aku melihat ada sisa makanan di atas meja ini." Ujar Adrian sambil melepaskan cengkraman nya dengan kasar, lalu ia pergi meninggalkan Amelia dengan amarah yang masih ada dalam dirinya.
Mohon maaf jika terdapat banyak typo, dan berikan dukungan kalian ya.
Tinggalkan komentar kalian di bawah ya
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nur fadillah
Heeemmm...gregetv gua...😠😠
2023-04-10
0
Erny Manangkari
Adrian suatu hari nanti kamu akan menyesal telah memperlakukan Amelia dengan buruk
2022-09-15
0
Yusneli Usman
Biasalah yg kayak gini ni nanti nyeselnya nangis darah....terus minta maaf kayak nak mampus... haissss...😒😒😏😏
2022-07-09
0