Pemasangan Susuk

Suasana di rumah dukun itu mencekam. Lilin-lilin kecil berkelap-kelip, menebarkan bayangan menari liar di dinding, sementara aroma dupa dan rempah menusuk hidung dengan tajam.

Di tengah ruangan, Atna Lestari duduk tegang. Wajahnya berkerut, kulitnya mulai kendur, dan sorot matanya mencerminkan ketakutan yang bercampur harap.

“Di mana mau dipasang susuknya?” tanya sang dukun, suaranya serak, dingin, menembus keheningan malam.

Atna menunduk, bibir bergetar.

“Di beberapa tempat… di wajah, di tubuh… agar tetap menarik bagi pelanggan… dan agar tetap berdaya,” jawabnya, lembut namun tegas.

Kerut di wajahnya menambah urgensi permintaan itu; usia yang bertambah membuatnya khawatir kehilangan daya tarik, sementara pelanggan mulai mencari yang lebih muda.

Dukun menatap Atna dengan mata tajam, lalu mengeluarkan beberapa jarum kecil yang berkilau di cahaya lilin.

Tangannya bergerak hati-hati, menempatkan jarum dengan presisi aneh. Angin malam dari jendela yang terbuka berdesir, seolah membawa bisikan gelap.

Setiap tusukan jarum menimbulkan panas yang menusuk kulit Atna. Tapi rasa sakit itu bukan sekadar fisik—ada aura menekan, kekuatan gaib meresap ke dalam tubuhnya.

Lilin-lilin berkelip liar, bayangan menari di dinding, dan desahan halus terdengar di sudut ruangan, entah dari manusia atau sesuatu yang lain.

“Jangan takut… kekuatan ini akan melindungimu… tapi juga menuntut sesuatu,” ucap dukun itu, menambah rasa ngeri yang tak terlihat tapi dirasakan hingga ke tulang.

Atna menelan ludah, merasakan hawa dingin merayap dari ujung kaki hingga kepala.

Malam itu, ia sadar, ritual ini bukan sekadar menambah pesona—ia membuka pintu ke sesuatu yang lebih gelap, yang mungkin akan menghantuinya selamanya.

Dukun menunduk, tangan bergerak cepat tapi terukur, menancapkan jarum ke titik-titik yang diminta Atna. Setiap tusukan disertai mantra lirih, terdengar seperti desahan angin di malam pekat.

Ruangan terasa berat, udara terselimuti kabut tak terlihat, lilin-lilin berkelip liar seolah menolak cahaya mereka sendiri.

Atna menahan napas, menatap tangan dukun yang menari di tubuhnya. Rasa panas menyebar, tapi itu bukan hanya rasa sakit fisik.

Ada kekuatan yang merayap di bawah kulitnya, membuat jantung berdegup cepat dan napas tersengal. Sesekali, bayangan di sudut ruangan tampak bergerak sendiri, suara bisikan samar memenuhi keheningan.

“Ini… aman, kan?” gumam Atna, suaranya bergetar.

Dukun menatapnya, mata tajam berkilau di cahaya lilin. “Aman… tapi setiap kekuatan punya harga. Jangan salahgunakan. Jangan sampai ada yang melihat ritual ini… atau efeknya akan lebih dari yang kau bayangkan.” Suaranya serak, menembus tulang Atna.

Tiba-tiba, lilin berkedip lebih cepat. Bayangan menari liar di dinding, membentuk wajah-wajah samar yang menatapnya.

Rasa dingin menusuk dari kaki hingga kepala. Atna merasa tubuhnya terpisah dari dirinya sendiri. Bisikan lembut tapi menakutkan terdengar di telinganya:

“Kau telah membuka pintu… dan aku akan menunggumu.”

Tubuh Atna menggigil. Kulitnya panas sekaligus dingin, seolah dua kekuatan bertarung di dalam dirinya. Dukun menyelesaikan ritual, menutup titik-titik susuk dengan mantra terakhir.

Efeknya segera terasa: bayangan lebih pekat, angin berdesir membawa aroma tanah basah dan sesuatu yang busuk. Di luar jendela, sekelebat kain putih tampak menunggu, menari di kegelapan.

Atna menunduk, merasakan aura gelap menempel di tubuhnya. Wajahnya tampak lebih segar, matanya bersinar, tubuhnya lebih hidup. Tapi di balik semua itu, ada energi gelap haus korban, menunggu kesempatan untuk bebas.

Ia sadar bahwa dirinya bukan lagi manusia biasa. Ia telah mengikat diri pada sesuatu yang tak bisa dikendalikan—sesuatu yang akan kembali, menuntut darah, menebarkan teror.

Malam itu, rumah dukun kembali sunyi, namun udara masih bergetar oleh energi yang baru dilepaskan. Sekelebat kain putih bergerak di antara bayangan pohon dan rumah, tanpa suara, menunggu saat yang tepat.

Atna duduk terpaku, tubuh bergetar, sadar hidupnya tak akan pernah sama lagi. Di dalam kegelapan, sebuah janji gelap terbentuk: pocong bersusuk akan muncul, membawa teror yang tak terbayangkan bagi desa yang damai itu.

Napasnya tersengal, kulit panas sekaligus dingin. Aura susuk memancar samar di sekeliling tubuhnya, seolah memperingatkan: kekuatan ini melindungi, tapi menuntut harga.

Di luar jendela, bayangan kain putih bergerak semakin dekat, menembus gelap malam. Atna menelan ludah, sadar pocong bersusuk kini siap mengintai, menunggu kesempatan pertama untuk menegakkan terornya.

Setiap langkahnya, setiap gerakan kecil, terasa diawasi oleh energi gelap yang baru saja ia panggil. Tubuhnya lebih hidup, wajahnya tampak segar, tetapi ketegangan di dalam hatinya tak pernah hilang.

Susuk yang menempel bukan sekadar perhiasan magis—ia telah mengikat dirinya pada kekuatan gaib haus korban, yang tak akan pernah benar-benar bisa dikendalikan.

Lilin-lilin yang masih berkedip menebarkan bayangan liar, seolah menyampaikan pesan samar: malam ini baru permulaan.

Atna sadar, hidupnya tak akan pernah sama lagi. Pocong bersusuk akan muncul, dan desa yang damai akan menjadi saksi teror yang tak terbayangkan.

Episodes
1 Prolog
2 Pemasangan Susuk
3 Cibiran, Maksiat dan Sesajen
4 Kekayaan Dan Kemaksiatan
5 Cibiran Di Warung Ce Kinah
6 Bisikan Pocong Penjaga Susuk
7 Ritual Mandi Kembang dan Aura Susuk
8 Pelindung Gaib di Jalanan Malam
9 Pantangan Dan Malam Jumat Kliwon
10 Pagi Yang Tenang
11 Bisikan Pocong dan Peringatan Gaib
12 Tergoda Kekuatan dan Kutukan
13 Pelakor Kampung vs. Satria Si Penengah
14 Puasa Mutih dan Pantangan Susuk
15 Godaan Bule dan Kutukan Susuk
16 Gancet Karena Melanggar Puasa Mutih
17 Gancet, Pocong, dan Peringatan Maut
18 Ritual Penebusan dan Ikatan Abadi
19 Ujian Susuk Atna
20 Pantangan yang Dilanggar dan Konsekuensinya
21 Ritual Tengah Malam dan Jimat Tanah Kuburan
22 Mimpi yang Terhubung ke Kenyataan
23 Perang Batin Sang Pengguna Susuk
24 Teror Pocong dalam Mimpi Dania
25 Balas Dendam Atna dan Pertarungan Gaib
26 Konsekuensi Susuk dan Penyakit yang Menggerogoti
27 Penyakit, Ketakutan, dan Kematian yang Mengintai
28 Janji dan Pengkhianatan Gaib
29 Perang Gaib di Rumah Atna
30 Sakaratul Maut Sang Pengguna Susuk
31 Pemakaman
32 Malam Setelah Pemakaman
33 Teror Pocong Susuk Di Sebuah Desa
34 Ayu Di Culik Pocong Atna
35 Ayu Di temukan Dan Ritual Penangkal
36 Teror Malam Pocong 2
37 Perang Batin dan Perisai Gaib
38 Pocong Atna yang Licik
39 Ce Kinah Di Teror Pocong
40 Fatimah Dan Satria Melakukan Ritual
41 Pembersihan Desa dari Energi Negatif
42 Kebangkitan Pocong Atna
43 Perjuangan Hidup dan Mati Melawan Pocong
44 Misi Dania dan Pak Ustad
45 Rumah Teh Atna
46 Alasan Rumah Teh Atna bisa di buka
47 Semuanya sudah usai
48 Balas Dendam Sang Dukun
49 Pertarungan Melawan Qorin
50 Titik Balik Teror Pocong Atna
51 Badai Teror di Desa
52 Kecerdasan Dania Melindungi Warga
53 Persiapan Menghadapi Ancaman
54 Serangan Balik Pocong Atna
55 Misi Penyelamatan Anak-Anak
56 Pertempuran Melawan Ribuan Pocong
57 Titik Kritis Teror Pocong
58 Misi Menghancurkan Dalang Teror
59 Masa Transisi Menuju Damai
60 Perdamaian untuk Teh Atna
61 Menebus Kesalahan Masa Lalu
62 Kerja Bakti: Membangun Kembali Desa
63 Membangun Kembali Desa dan Hati
64 Telepon Pagi dan Berita Damai
65 Epilog
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Prolog
2
Pemasangan Susuk
3
Cibiran, Maksiat dan Sesajen
4
Kekayaan Dan Kemaksiatan
5
Cibiran Di Warung Ce Kinah
6
Bisikan Pocong Penjaga Susuk
7
Ritual Mandi Kembang dan Aura Susuk
8
Pelindung Gaib di Jalanan Malam
9
Pantangan Dan Malam Jumat Kliwon
10
Pagi Yang Tenang
11
Bisikan Pocong dan Peringatan Gaib
12
Tergoda Kekuatan dan Kutukan
13
Pelakor Kampung vs. Satria Si Penengah
14
Puasa Mutih dan Pantangan Susuk
15
Godaan Bule dan Kutukan Susuk
16
Gancet Karena Melanggar Puasa Mutih
17
Gancet, Pocong, dan Peringatan Maut
18
Ritual Penebusan dan Ikatan Abadi
19
Ujian Susuk Atna
20
Pantangan yang Dilanggar dan Konsekuensinya
21
Ritual Tengah Malam dan Jimat Tanah Kuburan
22
Mimpi yang Terhubung ke Kenyataan
23
Perang Batin Sang Pengguna Susuk
24
Teror Pocong dalam Mimpi Dania
25
Balas Dendam Atna dan Pertarungan Gaib
26
Konsekuensi Susuk dan Penyakit yang Menggerogoti
27
Penyakit, Ketakutan, dan Kematian yang Mengintai
28
Janji dan Pengkhianatan Gaib
29
Perang Gaib di Rumah Atna
30
Sakaratul Maut Sang Pengguna Susuk
31
Pemakaman
32
Malam Setelah Pemakaman
33
Teror Pocong Susuk Di Sebuah Desa
34
Ayu Di Culik Pocong Atna
35
Ayu Di temukan Dan Ritual Penangkal
36
Teror Malam Pocong 2
37
Perang Batin dan Perisai Gaib
38
Pocong Atna yang Licik
39
Ce Kinah Di Teror Pocong
40
Fatimah Dan Satria Melakukan Ritual
41
Pembersihan Desa dari Energi Negatif
42
Kebangkitan Pocong Atna
43
Perjuangan Hidup dan Mati Melawan Pocong
44
Misi Dania dan Pak Ustad
45
Rumah Teh Atna
46
Alasan Rumah Teh Atna bisa di buka
47
Semuanya sudah usai
48
Balas Dendam Sang Dukun
49
Pertarungan Melawan Qorin
50
Titik Balik Teror Pocong Atna
51
Badai Teror di Desa
52
Kecerdasan Dania Melindungi Warga
53
Persiapan Menghadapi Ancaman
54
Serangan Balik Pocong Atna
55
Misi Penyelamatan Anak-Anak
56
Pertempuran Melawan Ribuan Pocong
57
Titik Kritis Teror Pocong
58
Misi Menghancurkan Dalang Teror
59
Masa Transisi Menuju Damai
60
Perdamaian untuk Teh Atna
61
Menebus Kesalahan Masa Lalu
62
Kerja Bakti: Membangun Kembali Desa
63
Membangun Kembali Desa dan Hati
64
Telepon Pagi dan Berita Damai
65
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!