Koji Cen menatap batu emas tersebut dan ia sudah mengetahui
kalau di depannya ialah kitab tanpa tanding yang dimaksud oleh para leluhurnya.
Tanpa pikir panjang Koji Cen yang sudah mengetahui kalau kitab didepannya itu ialah kitab tanpa tanding ia langsung mengambil kitab tersebut namun ia dibuat heran karena kitab tersebut tidak bisa diambil olehnya.
Sudah berkali-kali ia mencoba untuk mengambil kitab tanpa
tanding tersebut tetapi tidak bergerak sekalipun.
'Kenapa kitab ini tidak bisa diambil?' batin koji cen
Ternyata aksara yang ia baca masih ada kelanjutannya
dibawahnya tetapi Koji Cen belum menyadarinya. sementara puncak tersebut gempa ringan dengan waktu yang lebih lama dari sebelumnya, sekitar 1 menit puncak Darah gempa.
Disisi lain jauh dari puncak tersebut di sebelah utara ada
desa yang bernama vengse, desa tersebut agak besar tetapi tidak tergolong sebuah kota.
Desa tersebut banyak pen jual-beli ada yang menjual makan
sampai perlengkapan untuk pendekar. sementara pendekar yang hendak membeli sesuatu perlengkapan yang ia butuh kan, ia merasakan gempa yang cukup lama.
"Gempa!! gempa!!" ucap pendekar
"Anak ku berlindung bersama ibu sini-!" ucap
penjual yang berteriak ke pada anaknya yang sedang bermain.
Setelah selesai gempa tersebut para penduduk desa lega
tetapi ada orang yang dibuat penasaran dari mana asal gempa itu.
"Dari mana penyebabnya gempa tersebut?" ucap
penduduk desa
"Iya, darimana ya gempa itu?" ucap penduduk desa
yang lainnya
"Sudahlah, yang penting sudah berakhir." ucap
pendekar
Di sisi lain, Koji Cen sedang berusaha mengambil kitab tanpa
tanding tersebut setelah berkali-kali, ia memikir dan mengamati sekitar ruangan emas tersebut tetapi tidak ada tanda-tanda petunjuk dari ruangan tersebut.
Seketika Koji Cen membaca aksara kuno dan ia pun dibuat
terkejut karena masih ada kelanjutan dari aksara kuno tersebut, setelah berkali-kali mencoba ternyata ada cara lain dari aksara kuno tersebut.
Petunjuk itu mengatakan,
'Ambil 2 keping emas untuk kunci dari batu ini jika kau
menginginkannya kitab tersebut lewati tantangan ini dahulu'.
Yang dimaksud tantangan tersebut ialah ia harus jalan dari
atas yang dibawahnya ada ratusan kalajengking bermata empat.
Setelah dipikir-pikir, Koji Cen bingung ia melewati jalan
yang mana sedangkan cuma ada jalan 1 setapak lurus yang sebelumnya ia lewati.
Tidak disangka lagi dan lagi ternyata ada aksara kuno dengan
memakai huruf umum yang diketahui oleh koji cen.
Tetapi walaupun huruf dari aksara kuno tersebut sama dari
umumnya tetapi koji cen bingung karena tidak ada arti dari aksara kuno
tersebut.
Koji cen pun membaca aksara kuno terbuat dengan tulisan
seperti ini,
"Weile tiantang, chuangzaole heping" ucap koji cen
dengan meng heja aksara kuno tersebut.
Seketika setelah koji cen membacanya keluar lah jalanan
setapak lurus yang amat sedikit untuk menginjaknya bisa diperkirakan cuma 7 cm. tetapi koji cen tidak mau ambil marabahaya karena tidak logis untuk mengikuti tantangan tersebut ia pun melangkah keluar.
Sebelum melangkah keluar, puncak Darah mengalami gempa lagi
yang membuat nya ketakutan jika di dalamnya, berarti siapa sudah ikut dalam tantangan tersebut tidak boleh keluar sebelum menyelesaikan nya.
Koji Cen pun mengerti arti dari gempa tersebut, ia sampai
berkeringat dingin detak jantung yang tidak beraturan bagai mana tidak ia harus melewati tantangan yang tidak logis tersebut.
...****************...
Hello readers semoga pada suka ya dengan tulisan saya, ini chapter 2 sudah di remake, tinggal para readers koreksi aja jika ada yang kurang pas atau kesalan dalam kata mohon komen saja ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
spooky836
otak kosong xde isi
2024-12-30
0
baca yg gue suka
bahasa amburadul, bikin pusing aja
2024-08-01
0
Ferry Andy
up
2023-05-26
0